(65 pages)
Tiga hal berikut merupakan garis besar isi dari buku, yaitu:
Derajat kepuasan yang didapatkan berdasarkan pada standar yang telah ditetapkan dan
akan menentukan kemampuan performa pelabuhan tersebut. Tingkatan kinerja pelabuhan
tersebut akan berbeda-beda tergantung pada kapal, barang, dan transportasi darat yang
dilayani. Faktanya, evaluasi dari performa pelabuhan akan membutuhkan beberapa hal sebagai
berikut :
Pengukuran lamanya kapal bersandara dalah indikator yang penting dari kualitas
pelayanan yang ditawarkan untuk mayoritas pengguna pelabuhan.
Periode penting waktu bersandar pada dasarnya merupakan waktu bongkar muat
berjalan maupun tidak. Dan sebagai hasilnya, performa kinerja cargo-handling sebagian besar
akan menentukan kualitas pelayanan terhadap kapal dan oleh karena itu pantas untuk
membutuhkan analisis khusus. Untuk mengefektifkan pengukuran performa cargo handling,
dibutuhkan 2 indikator yaitu,
o Indicators of Output
Menyediakan informasi total jumlah pekerjaan yang telah selesai dalam waktu tertentu
atau tonase yang ditangani dalamwaktu yang telah ditentukan.
Di pelabuhan, indicators of output yang sering digunakanadalah sebagai berikut :
Berth throughput
Mengukur total tonase yang ditangani pada dermaga dalam waktu yang
teah ditentukan.
Ship output
Gang output
Rata-rata tonase yang ditangani oleh suatu regu dalam interval waktu
tertentu, biasanya dalam interval satu jam.
o Indicator of Productivity
Perbandingan antara output yang didapat dengan usaha yang dilakukan dalam segi
keuangan. Hal tersebut berkaitan erat dengan efektivitas biaya bongkar-muat. Walau
bagaimana pun usaha yang lebih besar akan menghasilkan output yang lebih besar pula, hal
tersebut merupakan jaminan dari produktivitas yang lebih tinggi.
Performa dan produktivitas pelabuhan tidak dapat ditentukan hanya dengan satu
indikator. Kompleksitas dari operasi pelabuhan adalah hubungan antara berbagai macam
elemen dalam pelabuhan seperti kapal tipe apa, dermaga, pemakaian fasilitas dan jasa buruh.
Jika suatu pelabuhan ingin mengevaluasi kinerja pelabuhan secara akurat dan bermakna, maka
wajib mengandalkan satu set indikator tersebut.
UNCTAD (1999) mengkatagorikan port performance indicator menjadi dua, yaitu macro
performance indicator mengukur dampak pada aktifitas ekonomi, dan micro performanceindicators
untuk mengevaluasi pengukuran rasio input/output operasi dari sebuah pelabuhan (Bichou dan
Gray, 2004)
Secara tradisonal, performansi dari sebuah pelabuhan telah banyak dievaluasi dengan mengitung
produktifitas cargo-handling di dermaga, dengan mengukur single factor productivity atau dengan
membandingkan specific time period sebenarnya dengan optimum throughput over a specific time
period. Dewasa ini, telah dibuat progres yang signifikan untuk mengukur efisiensi pada produktifitas
danperformansi dari sebuah pelabuhan, yaitu Data Envelopment Analysis (DEA) dan Stochastic
Frontier Analysis (SFA).
Performance indicator pada pelabuhan telah diklasifikasikan menjadi 2 katagori, yaitu finansial, dan
operasional.
Tabel ringkasan performance indicator oleh UNCTAD:
Financial indicator Operational Indicator
Tonnage worked Tanggal kedatangan
Pendapatan per ton dari kargo yang sandar Waktu tunggu
Pendapatan per ton dari kargo yang di B/M Waktu melayani
Pengeluaran untuk pekerja Turn-around time
Pengeluaran modal untuk peralatan per ton Tonnage per kapla
per kargo
Kontribusi per ton dari kargo Fraction of time berthed ship worked
Total kontribusi Number of gangs employed per ship per shift
Tons per ship-hour in port
Tons per ship-hour at berth
Tons per gang hours
Fraction of time gangs idle
Tabel diatas menyajikan cara tradisional untuk mengukur port performance indicator.
a. Rasio kontainer yang dimuat vs kontainer yang dibongkar. Kontainer yg kosong tidak selalu
termasuk pada port statistic, tapi kontainer kosong tetap harus di handle.
b. Gerakan yang tidak produktiv : handling kontainer yang tidak seharusnya dibongkar tetapi harus
dipindah, kebanyakan kontainer kosong dan kontainer yang memuat barang berbahaya, yang di
muat di bagian atas.
c. Level ketepatan dari gantry-crane: waktu yang dibutuhkan untuk menepatkan secara tepat
spreader pada kontainer atau dari kontainer ke trailer.
Kisi at all (1999) mengklasifikasikan port performance indikator menjadi 4 level sebagai berikut
Hasan and et al (1993) and Hassan (1993) menyarankan bahwa complicated interconnected port
operation dibagi menjadi 4 katagori:
a. Ship operation
b. Cargo handling
c. Warehousing
d. Inland Transportation
Model ini dapat digunakan untuk mengevaluasi performance indicator yang berbeda untuk
menunjukan port improvement analysis, untuk mempelajari kemungkinan perluasan pelabuhan
untuk mengestimasi masadepan pelabuhan dan evaluasi dampak ekonomi.
Menurut Trujilo and Nombela 1999, ada cara lain untuk mengukur efisiensi dan produktivitas
pelabuhan, yaitu :
Tomas dan Monie (2000) mengkatagorikan pengukuran dapat diturunkan menjadi 4 katagori:
a. Production Measure
Pengukuran throughput meliputi:
- Ship throughput
- Quay transfer throughput
- Container yard throughput
- Receipt/delivery throughput
Masing masing dari pengukuran throughput diatas, menunjukan pergerakan kontainer per unit
dari waktu. Nilai dari pengukuran sangat penting untuk mengestimasi kebutuhan sumberdaya
dan actual cost dari handling kargo.
b. Productivity Measure
Pengukuran produktivitas penting untuk operator terminal karena hal tersebut terkait pada
biaya operasi terminal. Ada tujuh hal yang harus dihitung oleh operator terminal antara lain:
- Produktivitas kapal
- Produktivitas crane
- Produktivitas dermaga
- Produktivitas daerah terminal
- Produktivitas peralatan
- Produktifitas tenaga kerja
- Efektivitas biaya
c. Utilization Measure
Utilization measure memungkinkan menejemen untuk menentukan seberapa intensiv sumber
daya yang digunakan. Utilization measure yang paling relevan antara lain:
- Quay utilization
- Storage utilization
- Gate utilization
- Equipment utilization
d. Service Measure
Service measure menunjukan kepuasan pelanggan atas layanan yang telah ditawarkandalam hal
kehandalan, keteraturan, dan kecepatan. Pokok dalam service measure termasuk:
- Ship turnaround time
- Road vehicle turnaround time
- Rail service measure
Kesimpulan:
Dalam literatur, banyak alternatif pengukuran yang telah direview dan dijelaskan untuk tujuan
yang berbeda, tetapi ada sedikit konsistensi atas bagaimana hal tersebut harus didefinisikan dan
dihitung. Pengukuranya dapat dibagi menjadi empat katagori antara lain: pengukuran produksi,
produktivitas, utilisasi, dan layanan.
PORT PERFORMANCE INDICATOR
(27 pages)
CHAPTER 1
Mengapa harus mengukur indikator kinerja pelabuhan? Dari bermacam alasan untuk
mengumpulkan data yang berkaitan dengan pelabuhan, terdiri 2 jenis yang berkaitan dengan
otoritas pelabuhan;
1. Data dana digunakan untuk membuktikan kegiatan pelabuhan
2. Dapat membuktikan sesuai dasar untuk masa depan perencanaan pembangunan
pelabuhan.
UNCTAD (United Nation Conference of Trade and Development) menyarankan 2 kategori
untuk indikator kinerja pelabuhan yaitu Macro Performance Indicator (Financial Indicators),
mengukur agregat pengaruh pelabuhan pada aktivitas ekonomi, dan Micro Performance
Indicator (Operational Indicators) mengevaluasi pengukuran rasio input/output pada aktivitas
pelabuhan.
Tujuan utama mengumpulkan informasi untuk menjaga indikator kinerja adalah: untuk
memberikan informasi pengelolaan, perencanaan dan kontrol yang mana indikator kinerja
pelabuhan, untuk mengukur aspek kekurangan pengoperasian pelabuhan.
Sebagai indikator yang harus ada untuk setiap port menyediakan fasilitas yang berbeda
sesuai dengan cara penanganan kargo. Berikut saran sesuai kategori kargo :
Otoritas pelabuhan bertanggung jawab terhadap orang-orang yang ahli dalam bidang
port atau pelabuhan tersebut. Mereka bertanggung jawab berpikir logis untuk menjaga satu set
indikator kinerja. Satu set indikator harus ada untuk setiap kategori cargo di dalam pelabuhan
yang menyediakan fasilitas berbeda sesuai dengan pelaksanaannya. Berikut ini adalah faktor-
faktor untuk perencanaan pengelolaan pelabuhan :
1. Charging Condition
2. Scarcity of Management Perconel
3. Scarcity of Capital Resources
Ketika pelabuhan dalam keadaan control title atas tingkat penggunaan layanan, mereka
harus mencoba untuk mengendalikan permintaan pelabuhan. Kontrol proses dalam
pengoperasi dilakukan jika ada beberapa bentuk umpan balik kinerja atau hasil.
CHAPTER 2
Indikator yang Paling Utama
A. Indikator Keuangan
Otoritas pelabuhan seharusnya mengetahui biaya yang dihasilkan dari operasi
pelabuhannya dan pendapatan yang dihasilkan. Sekretariat UNCTAD memaparkan harga
pelabuhan yang diganakan untuk mengkonversi modal pengeluaran aliran tahunan capital cost.
Sisa umum yang tidak di alokasikan misalnya pengawasan, fasilitas staff, layanan umum
hanya dapat dialokasikan keberbagai luas cargo-handling di pelabuhan di dasar yang berubah-
ubah.
Di setiap kelas muatan terdapat komoditas, berbagai jenis dari packaging, dan berbagai
tipe operasi. Di setiap kasusnya, diusahakan untuk tetap menjaga produktivitas
Indikator yang terpenting dalam pelabuhan.
Financial indicator adalah indikator yang mencakup masalah finansial mulai dari
biaya pengeluaran operasional hingga pendapatan pada suatu pelabuhan atau terminal.
Informasi dalam financial indicator harus melalui seorang akuntan. Financial indicator ini
mencangkup informasi padati apdermaga antara lain:
B. Indikator Operasional
Operational indicator adalah indicator yang mencakup masalah operasional suatu
pelabuhan seperti:
o Arrival time
o Waiting time
o Service time
o Turn-around time
o Tonnage per ship
o Fraction of time berthed ships worked
o Number of gangs employ per ship per shift
o Dan lain-lain
Berisi mengenai informasi mengenai karakter fisik dan biaya investasi fasilitas dermaga
Berisi informasi mengenai karakter teknis tanggal pengerjaan, biaya pembelian, biaya
pemaharuan dan waktu pengiriman peralatan utama pelabuhan.
File ini berisi tentang semua biaya perawatan peralatan yang berada pada dermaga
Berisi tentang informasi dari penanggung jawab perawatan peralatan yang berisi biaya
operasional setiap minggunya
6. Ship File
7. Revenue File