Anda di halaman 1dari 9

Nama : Alyssa Anindya Putri

NIM:1705618041
UTS Manajemen Ekspor Impor

1. Jelaskan alur dan mekanisne:


a. Ekspor
b. Impor
c. Re-ekspor

2. Sebutkan dan Jelaskan dokumen-dokumen penting terkait dengan ekpsor and impor

3. Jelaskan hal yang terkait:


a. Bill of lading
b. Packing list
c. Invoice
d. Kontrak dagang ekspor import

4. Bagamaimana mekanisme:
a. Pembukaan wesel inkaso
b. L/C
5. Apa perbedaan mendasar dari:
a. Wesel inkaso, telegraph transfer dan L/C
b. L/C revocable dan L/C irrevocable.

JAWABAN :

1. A. Alur barang ekspor :

- Eksportir dan Importir mengadakan korespondesi / negosiasi. Apabila terjadi


kesepakatan dibuat kontrak dagang (sales contratct).  
- Importir mengajukan permohonan pembukaan L/C kepada Opening Bank di Luar
Negeri.  
- Opening Bank meneruskan L/C kepada Eksportir melalui Correspondent Bank /
Receiving Bank di Indonesia.  
- Correpondent / Receiving Bank meneruskan / memberitahukan L/C kepada
Eksportir.  
- Eksportir melakukan produksi dan penyiapan barang ekspor.  
- Eksportir menghubungi maskapai pelayaran/penerbangan untuk pelaksanaan
pengiriman barang.  
- Apabila barang sudah siap ekspor, dan ada kepastian jadwal pengapalan,
Eksportir mendaftarkan Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) / di Bea & Cukai di
pelabuhan muat (port of loading). Pihak Bea & Cukai akan mem-fiat muat PEB
untuk pemuatan ke atas kapal.  
- Kegiatan pemuatan barang ke kapal. Apabila diwajibkan oleh Importir barang
ekspor harus disertai SKA, maka Eksportir mengurus dokumen Surat Keterangan
Asal / SKA (Certificate of Origin) pada Instansi Penerbit SKA dengan
melampirkan dokumen-dokumen: foto copy PEB yang telah di fiat muat Bea dan
Cukai danfoto copy B/L.  
- Eksportir melakukan negosiasi L/C kepada Correspondent / Receiving Bank,
dengan membawa B/L negotiable, PEB yang difiat muat Bea & Cukai serta
dokumen-dokumen lain yang disyaratkan dalam L/C.  
- Correpondent / Receiving Bank mengirim dokumen-dokumen tersebut pada butir
8 dan melakukan penagihan L/C kepada Opening Bank di Luar Negeri.  
- Opening Bank menyerahkan dokumen tersebut pada butir 8 kepada Importir
untuk keperluan pengurusan pengeluaran barang dari pelabuhan serta
penyelesaian kewajiban / tagihan oleh Importir. 
- Importir melaksanakan pengeluaran barang dari pelabuhan.

B. Alur Import

1. Antara Importir dan Eksportir  : Adanya kontak antara importir dan Eksportir,
Importir menerbitkan Purchase Order (PO) kepada Eksportir,  Eksportir
memberikan penawaran harga kepada Importir,  Terbit Sales Contract  
2. Importir membuka L/C di Bank Pembuka / Opening Bank .
3. Bank Devisa mengkonfirmasi L/C ke Bank Koresponden. 
4. Bank koresponden meneruskan / memberitahukan L/C kepada Eksportir
5. Eksportir menghubungi maskapai pelayaran / Forwarding Agent di Luar
Negeri untuk pelaksanaan pengiriman barang.  
6. Adanya proses di Maskapai Pelayaran 
7. Perusahaan  pelayaran/penerbangan di Luar negeri menerbitkan B/L kepada
Eksportir. 
8. Eksportir menyerahkan Shipping Document berupa : B/L, Invoice, dan
Packing List kepada Bank Koresponden. 
9. Eksportir mengadakan negosiasi L/C dan membeli wesel ke Bank
Koreponden. 
10. Bank Koresponden meneruskan Shipping Document berupa : B/L, Invoice,
dan Packing List kepada Bank Pembuka. 
11. Bank Pembuka melakukan reimburse dokumen L/C ke Importir. 
12.  a. Importir membayar / debit rekening di Bank Pembuka, b. Bank Pembuka
melakukan reimburse / Kredit rekening ke Bank Koresponden 
13. Importir melakukan inclaring barang ke maskapai pelayaran 
14. Dilakukan pengiriman barang.

C. Re-Ekspor

Ada 2 kondisi yaitu jika belum mengajukan PIB dan jika telah mengajukan PIB

Jika belum mengajukan PIB


Prosedur reekspor untuk barang impor yang belum diajukan dokumen
pemberitahuan impor adalah sebagai berikut.

Menyampaikan surat permohonan angkut lanjut luar negeri (BC1.2)ke Loket


Penerimaan Surat Masuk. Setelah mendapat persetujuan angkut lanjut, importir
dapat mengisi formulir angkut lanjut yang tersedia di Loket BC1.2 Seksi Manifest
kemudian berkoordinasi dengan forwarder terkait pengembalian barang ke negara
asal.

Jika telah mengajukan PIB


Prosedur reekspor untuk barang impor yang telah diajukan dokumen
pemberitahuan impor adalah sebagai berikut.

Menyampaikan surat permohonan reekspor ke Loket Penerimaan Surat Masuk


Setelah mendapat persetujuan reekspor, importir dapat menghubungi PPJK
(apabila tidak memiliki modul PEB) kemudian mentransfer data PEB.
Penyelesaian barang untuk diekspor kembali dilakukan sesuai ketentuan di bidang
ekspor.

2. Dokumen Export dan Import


Dokumen Induk

Yang termasuk dalam dokumen ini antara lain :

a. Letter Of Credit (L/C)


Yaitu suatu surat yang dikeluarkan oleh suatu bank atas permintaan importir
yang ditujukan kepada eksportir diluar negeri, yang memberikan hak kepada
eksportir untuk menarik wesel-wesel atas importir yang bersangkutan.
b. Bill Of Landing (B/L)
Yaitu surat tanda terima barang yang telah dimuat ke dalam kapal laut yang
juga merupakan tanda bukti kepemilikan barang. Juga sebagai bukti adanya
kontrak atau perjanjian pengangkutan barang melalui laut..
c. Polis Asuransi
Yaitu surat bukti pertanggung jawaban yang dikeluarkan perusahaan asuransi
atas permintaan eksportir ataupun importir untuk menjamin keselamatan
terhadap barang yang dikirim.
d. Faktur (Invoice)
Yaitu suatu dokumen penting yang dipakai dalam proses perdagangan.
Dalam invoice akan dapat diketahui data-data tentang berapa jumlah wesel yang
akan dapat ditarik, jumlah penutupan asuransi dan penyelesaian urusan bea
masuk.

Dokumen Penunjang

1. Packing List (Daftar Pengepakan)


Dokumen ini dibuat oleh eksportir yang menerangkan uraian dari barang-barang yang dipak,
dibungkus, diikat dalam peti yang biasanya diperlukan oleh bea cukai.
2. Certificate Of Origin (Surat Keterangan Asal)
Merupakan surat pernyataan yang ditanda tangani untuk membuktikan asal dari suatu barang.
3. Certificate Of Inspection (Surat Keterangan Pemeriksaan)
Yaitu surat keterangan tentang keadaaan barang yang dimuat oleh independent surveyor, juru
periksa barang atau badan resmi yang disahkan oleh pemerintah. Berfungsi sebagai jaminan
atas mutu dan jumlah barang, ukuran, berat, kondisi, pengepakan dan kuantitas pengepakan.
4. Certificate Of Quality (Sertifikat Mutu)
Yaitu keterangan yang dibuat berkaitan dengan hasil analisis barang-barang di laboratorium
perusahaan atau badan penelitian independen yang menyangkut mutu barang yang
diperdagangkan.
5. Manufacture’s Quality Certificate (Sertifikat Mutu dari Produsen)
Dokumen ini menguraikan tentang mutu dari barang-barang termasuk penjelasan tentang
kondisi baru atau tidaknya barang dan apakah memenuhi standar barang byang ditetapkan.
6. Weight Note (Keterangan Timbangan)
Yaitu catatan yang berisi perincian berat dari tiap-tiap kemasan barang seperti yang
tercantum dalam commercial invoiceI. Keterangan berat dari barang-barang yang dikapalkan
atas dasar suatu L/C haruslah sama dengan yang tercantum pada dokumen pengapalan.
7. Measurement List (Daftar Ukuran)
Yaitu daftar yang berisi ukuran dan takaran dari tiap-tiap kemasan seperti panjang, tebal,
volume, serta garis tengah. Ukuran dalam dokumen ini haruslah sama dengan syarat-syarat
yang tercantum dalam L/C.
8. Chemical Analysis (Analisa Kimia)
Yaitu pernyataan yang menjelaskan tentang bahan-bahan dan takaran serta kandungan bahan
yang terdapat dalam barang-barang yang diperiksa. Penelitian ini dilakukan oleh badan
analisa obat dan bahan kimia.
9. Bill Of Exchange (Wesel)
Yaitu sebuah alat pembayaran yang memberikan perintah yang tidak bersyarat secara tertulis
yang ditujukan oleh seseorang kepada orang lain.

Dokumen Pembantu Dalam Dokumen Export dan Import

1. Freight Forwarder’s Receipt – Freight Forwarder’s Receipt


Fungsinya sebagai tanda penerimaan barang-barang dan biasanya merupakan kontrak
pengangkutan atau tanda kepemilikan barang-barang selama dalam pengawasan maskapai
pelayaran.
2. Delivery Order
Berfungsi sebagai surat jalan yang dikeluarkan oleh eksportir. 
3. Warehouse Receipt
Tanda terima yang dikeluarkan oleh sebuah gudang atas penerimaan barang-barang disebut
”Warehouse Receipt”. Terkadang bank terpaksa menyimpan barang-barang impor yang tidak
jadi ditebus importir didalam gudang. 
4. Trust Receipt
Suatu dokumen yang digunakan oleh importir untuk mendapatkan atau memiliki dokumen-
dokumen pengapalan sebuah L/C, agar importir tersebut dapat menjual barang-barang yang
bersangkutan sebelum membayar / menebus dokumen-dokumen pengapalan tersebut kepada
bank.

3 A. Bill of lading

Yaitu surat tanda terima barang yang telah dimuat ke dalam kapal laut
yang juga merupakan tanda bukti kepemilikan barang.

a. Packing list
Dokumen ini dibuat oleh eksportir yang menerangkan uraian dari barang-barang yang
dipak, dibungkus, diikat dalam peti yang biasanya diperlukan oleh bea cukai.
b. Invoice
Faktur adalah sebuah perincian pengiriman barang yang mencatat daftar barang, harga
dan hal-hal lain yang biasanya terkait dengan pembayaran. 
c. Kontrak dagang ekspor import
Kesepatakan antara eksportir dan importir untuk melakukan perdagangaan barang
sesuai dengaan persyaratan persyaratan yang telah disepakati bersama sama dan
masing masing pihak saling mengikat diri untuk melaksanakan kewajiban yang
sudah disepakati bersama.

4 Mekanisme Pembayaran Wesel Inkaso


1. Terima slip permintaan inkaso dan warkatnya
2. Periksa kelayakan warkat
3. Cocokan kebenaran pengisian slip permintaan yang didalamnya terdapat; nomor
warkat, tanggal jatuh tempo, nama kota tujuan inkaso, nominal, tujuan
pengkreditan hasil inkaso, tandatangan penyetor
4. Bubuhkan stamp teller dan stamp kas pada slip permintaan inkaso dan pada
lembar belakang warkat
5. Berikan lembar copy nasabah kepada penyetor
6. Sampaikan pesan kepada penyetor bawa +/- 3hari kerja setelah tanggal efektif
agae menghubungi BMI untuk menanyakan hasil inkaso

Mekanisme L/C:

 Importir meminta bank (bank devisa) untuk membuka L/C untuk dan atas nama pihak
eksportir. Dalam hal ini, bank bertindak sebagai opening dan importir bertindak
sebagai opener dan jika mereka sudah memenuhi ketentuan yang berlaku untuk impor.
Pembukaan L/C ini melalui koresponden bank di luar negeri. Koresponden bank akan
bertindak sebagai perantara yang disebut advising bank atau notifying bank. Mereka
memberitahukan ekspotir atas pembukaan L/C tersebut.
 Ekspotir akan menyerahkan barang kepada carrier dan Eksportir mendapatkan bill of
lading.
 Bill of Lading akan diserahkan kepada bank agar mendapatkan pembayaran. Paying
bank selanjutnya akan menyerahkan sejumlah uang agar mendapatkan bill of lading  dari
eksportir dan diberikan kepada importir.
 Importir akan menyerahkan bill of lading kepada carrier agar bisa ditukarkan dengan
barang yang telah dikirimkan eksportir.

5.a. Wesel Inkaso adalah sebuah layanan bank untuk penagihan pembayaran atas
surat/document berharga kepada pihak ketiga di tempat atau kota lain di dalam
negeri. Surat atau dokumen berharga yang dapat diproses adalah wesel, cek, bilyet
giro, kuitansi, surat promes/aksep dan hadiah undian.

TT (Telegraphic Transfer) adalah kiriman sejumlah uang dalam mata uang lain selain
Rupiah (IDR) oleh bank pengirim dengan telex atau SWIFT Message yang
memerintahkan bank pembayar untuk membayarkan jumlah tersebut kepada penerima.

L/C atau Surat kredit adalah sebuah cara pembayaran internasional yang memungkinkan
eksportir menerima pembayaran tanpa menunggu berita dari luar negeri setelah barang
dan berkas dokumen dikirimkan keluar negeri dan akan memudahkan pihak-pihak yang
berada didalamnya.

b.Revocable L/C adalah L/C yang sewaktu-waktu dapat dibatalkan atau diubah
secara sepihak oleh pembeli/importir atau issuing bank tanpa persetujuan atau
pemberitahuan kepada penjual/eksportir atas permintaan Applicant. L/C ini banyak
digunakan dengan anak/cabang perusahaannya atau antara perusahaan yang sudah
saling mempercayai
Irrevocable L/C adalah L/C yang tidak dapat diubah atau dibatalkan tanpa
persetujuan kedua belah pihak dan issuing bank menjamin akan membayarnya asal
saja si eksportir menyerahkan dokumen yang cocok dengan L/C dan diserahkan
tidak melampaui batas waktu yang ditetapkan dalam L/C.

Anda mungkin juga menyukai