Anda di halaman 1dari 7

Contoh Kasus Letter of Credit (L/C) pada CV.

Golden Teak Garden Semarang

Pengertian L/C
Pengertian secara umum Letter of Credit, merupakan suatu pernyataan dari bank atas
permintaan importir yang merupakan nasabah dari bank tersebut, untuk menyediakan dana dan
membayar sejumlah uang tertentu untuk kepentingan pihak ketiga (eksportir). Pembukaan L/C oleh
importir dilakukan melalui bank yang disebut opening bank atau issuing bank.

Profil Perusahaan
CV. Golden Teak Garden berlokasi di Jl. Puri Executive A1/31 Puri Anjasmoro Semarang,
didirikan pada tahun 1996. Hasil produksi dari perusahaan ini telah berhasil menembus pasar dunia
seperti Eropa, Timur Tengah, Amerika Serikat dan Asia. Sejak didirikan perusahaan ini memang
berorientasi ekspor. Agar tidak kalah bersaing dipasar dunia, maka CV. Golden Teak Garden berusaha
menghasilkan produk dengan mutu tinggi. Supaya produk yang diproduksi lebih dikenal dalam dunia
internasional maka CV. Golden Teak Garden mengikuti pameran-pameran baik yang diselenggarakan
di Jakarta maupun di. negara lain seperti di Singapura, Dubai, Jerman, dan Perancis.
CV. Golden Teak Garden adalah suatu perusahaan yang bergerak dibidang industri mebel kayu,
seperti meja, kursi, lemari, style yang dihasilkan adalah antique repro. CV. Golden Teak Garden adalah
salah satu eksportir yang menggunakan Letter of Credit untuk cara pembayaran dalam transaksi ekspor
yang dilakukan.

Skema L/C
Keterangan :
1. Eksportir dan Importir mengadakan kontrak jual beli (sales contract). Dalam Sales Contract
dicantumkan cara pembayaran yang digunakan.
2. Apabila menggunakan L/C maka importir – importir akan meminta bank devisanya untuk
membuka sebuah Letter of Credit (L/C) sebagai dana yang dipersiapkan untuk melunasi hutangnya
kepada eksportir, sejumlah yang disepakati dalam sales contract. Bank devisa yang diminta
eksportir membuka L/C itu disebut Opening Bank. Opening Bank inilah yang bertanggung jawab
melakukan pembayaran atas L/C kepada eksportir penerima L/C. Importir yang meminta
pembukaan L/C disebut applicant.
3. Opening Bank setelah menyelesaikan jaminan dana L/C dengan importir melakukan pembukaan
L/C melalui bank korespondennya di negara eksportir. Pembukaan L/C dilakukan dengan surat,
kawat, teleks, faksimile, atau media elektronik lainnya yang sah. Penegasan pembukaan L/C dalam
bentuk tertulis itu disebut L/C Confirmation yang diteruskan oleh Opening Bank kepada bank
korespondennya untuk disampaikan kepada penerima, yaitu eksportir yang disebut dalam surat itu.
Bank koresponden yang diminta Opening Bank untuk menyampaikan amanat pembukaan L/C
disebut Advising Bank.
4. Advising Bank setelah meneliti keabsahan amanat pembukaan L/C yang diterimanya dari Opening
Bank meneruskan amanat pembukaan L/C itu kepada eksportir yang berhak menerima dengan
surat pengantar dari advising bank. Surat pengantar itu disebut L/C advis, sedangkan eksportir
penerima L/C disebut Beneficiary dari L/C itu. Bila Advising Bank diminta tertulis oleh Opening
Bank untuk turut menjamin pembayaran atas L/C tersebut maka Advising Bank juga disebut
Confirming Bank.
5. Eksportir setelah menerima L/C Confirmation kemudian mempersiapkan barang untuk diekspor,
melakukan pemesanan ruang/tempat kepada perusahaan pelayaran (shipping company) yang
kapalnya akan berangkat ke pelabuhan tujuan yang dimaksud dalam Sales Contract serta sesuai
dengan waktu pengapalan (shippment date) yang disepakati dalam sales contract. Eksportir
kemudian mengurus formalitas ekspor seperti mengisi pemberitahuan ekspor barang, membayar
Pajak Ekspor dan Pajak Ekspor Tambahan melalui advising Bank, mengurus izin muat kepada
Kantor Inspeksi Bea dan Cukai di pelabuhan muat. Setelah semua formalitas ekspor selesai,
eksportir menyerahkan barang kepada perusahaan pelayaran (shipping company) untuk dimuat
pada waktu yang disepakati.
6. Eksportir setelah menerima Bill of Lading dari perusahaan pelayaran, menyiapkan semua dokumen
pengapalan yang disyaratkan dalam Letter of credit seperti faktur/invoice, packing list/daftar
pengepakan, wesel/draft serta surat pengantar negosiasi dokumen secara lengkap dan cermat.
Semua dokumen pengapalan itu diserahkan eksportir kepada negotiating bank yang ditentukan
dalam L/C untuk memperoleh pembayaran. Negotiating bank meneliti dengan seksama semua
dokumen pengapalan yang diminta dalam syarat – syarat L/C. Bila semuanya cocok baik jumlah,
jenis, maupun uraian sebagaimana yang dituntut oleh L/C, maka negotiating bank akan
membayarkan jumlah yang ditagih oleh eksportir dari dana L/C yang tersedia. Formalitas ekspor
seperti mengisi pemberitahuan ekspor barang, membayar Pajak Ekspor dan Pajak Ekspor
Tambahan melalui advising Bank, mengurus izin muat kepada Kantor Inspeksi Bea dan Cukai di
pelabuhan muat. Setelah semua formalitas ekspor selesai, eksportir menyerahkan barang kepada
perusahaan pelayaran (shipping company) untuk dimuat pada waktu yang disepakati.
7. Negotiating Bank meneruskan dokumen pengapalan yang sudah dilunasi itu kepada Opening Bank
yang membuka L/C bersangkutan sebagai penagihan kembali dari uang yang sudah dibayarkan
oleh negotiating bank tersebut kepada eksportir. Opening Bank memeriksa dengan seksama semua
dokumen pengapalan itu dan bila ternyata sesuai dengan syarat – syarat yang dibuka maka Opening
Bank kemudian melunasi uang yang sudah dibayarkan oleh Negotiating Bank. Pembayaran
pelunasan kembali ini disebut reimbursement. Opening bank selanjutnya memberitahukan
penerimaan dokumen pengapalan itu kepada importir. Importir akan mengambil dokumen
pengapalan itu dari opening bank dan menyelesaikan pelunasan dokumen pengapalan tersebut
dengan opening bank yang bersangkutan. Setelah itu Opening Bank akan menyerahkan seluruh
dokumen pengapalan itu kepada importir untuk dipergunakan menerima barang yang bersangkutan
dari perusahaan pelayaran dan Bea cukai setempat.
CV. Golden Teak Garden menyiapkan dokumen – dokumen yang diisyaratkan dalam L/C atas dasar
L/C yang dibuka oleh sebuah bank untuk keperluan importir. Dokumen-dokumen yang diserahkan CV.
Golden Teak Garden kepada Bank untuk dinegosiasikan, yaitu :
a) Full set clean on board Bill of Lading
b) Commercial Invoice
c) Dan dokumen tambahan yang diminta oleh importir, misalkan Cerificate of Origin, Certificate of
Fumigation, Packing List.

Kasus
Dari hasil penelitian diketahui bentuk-bentuk penyimpangan dokumen yang dialami CV. Golden Teak
Garden dalam transaksi ekspor impor dengan cara pembayaran L/C adalah sebagai berikut :
1. Adanya kesalahan penulisan di dalam dokumen yang diisyaratkan dalam L/C (termasuk
penyimpangan dokumen – dokumen yang bersumber pada dokumen yang belum sempurna).
2. Pengiriman barang yang melebihi batas waktu pengapalan (latest shipment dan jumlah dollar /
amount) yang melebihi L/C (penyimpangan atas syarat L/C).
Penyimpangan dokumen (discrepancies) dalam transaksi ekspor impor dapat disebabkan oleh
beberapa faktor. Dalam praktek transaksi ekspor impor yang menggunakan cara pembayaran L/C
di CV. Golden Teak Garden penyimpangan dokumen yang terjadi disebabkan oleh faktor-faktor :
a) Kekurangtelitian staf pegawai sehingga menyebabkan kesalahan pengetikan dalam dokumen-
dokumen yang disyaratkan dalam L/C.
b) Keterbatasan waktu yang diberikan oleh importir dalam pengiriman barang yang
mengakibatkan pengiriman barang melampaui batas waktu pengapalan (latest shipment).
c) Sifat dari barang ekspor (mebel) yang terkadang menyebabkan jumlah (amount) yang tertulis
dalam invoice tidak sesuai dengan jumlah amount yang ada di L/C.
d) Karena adanya prinsip dagang yang tidak jujur yang dilakukan importir.

Solusi
1. Adanya kesalahan penulisan di dalam dokumen yang diketahui pada saat Advising
Bank/Negotiating Bank melakukan pemeriksaan terhadap dokumen dan diketahui ada
penyimpangan terhadap dokumen yang diserahkan. Mengingat penyimpangan dokumen yang
terjadi berupa penyimpangan yang bersifat masih bisa diperbaiki, dalam hal ini CV. Golden Teak
Garden masih bisa memperbaiki.
2. Kesalahan penulisan dalam dokumen yang diisyaratkan dalam L/C ini disebabkan karena adanya
kesalahan pengetikan terhadap dokumen-dokumen yang telah diserahkan tersebut. Hal ini bisa
terjadi mengingat dokumen-dokumen yang diminta oleh importir tidak sedikit sedangkan tenaga
kerja CV. Golden Teak Garden yang mengurusi bagian ekspor impor sangat terbatas.
3. Langkah – langkah yang diambil kemudian oleh CV. Golden Teak Garden setelah adanya
pemberitahuan mengenai kesalahan penulisan dokumen tersebut adalah memperbaiki dokumen-
dokumen yang mengalami kesalahan penulisan tersebut dan menyerahkan kembali kepada
Advising Bank/Negotiating Bank untuk diteliti ulang (sepanjang dokumen yang mengalami
penyimpangan tersebut bersifat correctable).
4. Untuk penyimpangan dokumen seperti ini, CV. Golden Teak Garden tidak bisa begitu saja
memperbaikinya seperti terhadap penyimpangan dokumen yang belum sempurna. Dalam hal
terjadi penyimpangan seperti ini maka Negotiating Bank dengan persetujuan CV. Golden Teak
Garden akan mengirim berita dengan teletransmisi kepada Issuing Bank dan menunjukkan adanya
penyimpangan-penyimpangan serta meminta persetujuan untuk membayar atau mengalihkan
dokumen-dokumen tersebut.
5. Apabila Issuing Bank bisa menerima penyimpangan–penyimpangan yang ada maka Negotiating
Bank akan menyarankan kepada CV. Golden Teak Garden untuk menghubungi importir untuk
penyelesaian atau mengadakan penyesuaian – penyesuaian.
6. Penyimpangan dokumen yang berupa pengiriman barang yang melebihi batas waktu pengapalan
hal ini dapat terjadi karena adanya keterlambatan produksi oleh CV. Golden Teak Garden sehingga
pengiriman barang menjadi terlambat. Upaya yang dilakukan oleh CV. Golden Teak Garden agar
pengiriman barang-barang yang dipesan tidak melampaui batas waktu pengapalan adalah dengan
permintaan amandement (perubahan) atas L/C. Permintaan perubahan atas L/C ini dilakukan agar
importir menerima penyimpangan dalam dokumen yang akan diterima oleh Issuing Bank.
7. Barang yang dikirim rusak atau tidak sesuai dengan permintaan importir yang tercantum dalam
B/L maka importir dapat mengajukan klaim atau pemberitahuan kepada eksportir. Mengingat
komoditi yang diekspor adalah mebel dan pengangkutan yang digunakan melalui laut sehingga
barang dapat mengalami kerusakan. Apabila terjadi penyimpangan B/L, CV. Golden Teak Garden
sebagai eksportir bertanggung jawab. Bentuk pertanggungjawabannya berupa pemberian diskon
kepada importir atau penggantian barang ekspor. Oleh karena itu, dalam menyiapkan dokumen
dibutuhkan ketelitian dan kewaspadaan, dan harus benar-benar sesuai persyaratan L/C.

Sumber:
Nurpatria, Agus Svarnha, 2007, “Perjanjian Jual Beli Dengan Menggunakan L/C (Letter of Credit)
Pada CV. Golden Teak Garden Semarang”. Program Pasca Sarjana Magister Kenotariatan, Universitas
Diponegoro

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2012/03/contoh-kasus-lc/
LETTER OF CREDIT

1. Pengertian
Letter of credit, atau sering disingkat menjadi L/C, LC, atau LOC, adalah sebuah cara
pembayaran internasional yang memungkinkan eksportir menerima pembayaran tanpa
menunggu berita dari luar negeri setelah barang dan berkas dokumen dikirimkan keluar negeri
(kepada pemesan).

2. Contoh Kasus
Kasus 1
Sebelum pecahnya Perang Teluk Kedua, Perusahaan Naijing dijual 2000 ton plastik ethotic
(senilai 2,18 juta USD) untuk sebuah perusahaan Singapura. Setelah kontrak itu disegel, penjual
menerima letter of credit dari pembeli dan kemudian membuat pengiriman menurut artikel
kontrak. Apa yang tak terduga adalah bahwa Perang Teluk tidak mengatur harga dari produk
minyak melonjak, sebaliknya, harga anjlok. Setelah menerima barang, pembeli mengklaim
bahwa barang rusak, karena itu, meminta pemotongan harga 200 dolar. Jika tidak, mereka
akan menolak untuk membayar. Namun, bila pembeli mengajukan surat tersebut ke bank, tidak
ada konsistensi dalam surat kredit. Dan bank tidak menolak dokumen atau menolak membayar
hingga 11 hari kemudian. Dan menurut situasi di atas, pembeli memilih untuk menuntut bank,
dan sebagai hasilnya, Mahkamah Agung aturan Singapura mendukung penjual

Studi Kasus
Dalam hal ini, kontrak ditetapkan bahwa pembayaran akan dilakukan berdasarkan surat
penglihatan yang tidak dapat dibatalkan kredit. Sesuai dengan ketentuan Bea Cukai Uniform
dan Praktek Kredit Dokumenter ", dalam surat bisnis kredit, bank memproses dokumen saja,
barang tidak terkait dan dokumen. Oleh karena itu, sehingga selama dokumen konsisten, bank
harus melakukan pembayaran sesuai dengan voucher. Dalam hal ini, ketika penjual
menyerahkan dokumen ke bank, tidak ada perbedaan sama sekali, oleh karena itu, bank tidak
memiliki alasan untuk menolak untuk membayar harga pembelian.
Menurut praktik umum, ketika dokumen tidak konsisten satu sama lain, bank harus
memberitahu pelanggan secepat mungkin. Menurut jurisprudenc Singapura, bank harus
menolak dokumen dalam 3-4 hari pemberitahuan kepada pelanggan. Dalam hal ini, bank
menolak untuk menerima dokumen dan membayar harga pembelian 11 hari setelah menerima
dokumen, yang jelas tidak konsisten dengan praktek umum dan preseden lokal.
Perlu dicatat bahwa dalam kasus ini pembeli menuntut harga yang lebih rendah dengan alasan
kualitas barang lebih rendah, dan menegaskan bahwa ia akan menolak untuk melakukan
pembayaran jika penjual tidak akan menurunkan harga, di bawah ini keadaan, penjual belum
membawa gugatan dengan pembeli, melainkan memilih untuk menuntut bank. Dan seperti
klaimnya ini juga dibenarkan, hasilnya adalah mendukung penjual. Ini adalah bukti bahwa
keputusannya adalah bijaksana dan pendekatan yang efektif.

Kasus 2
Pada bulan Oktober, sebuah perusahaan Perancis (penjual) dan perusahaan Shanghai (pembeli)
telah menetapkan suatu kontrak penjualan 200 set komputer elektronik (1000 USD masing-
masing), dan pembayaran akan dilakukan berdasarkan surat irrecoverable kredit. Dan
pengiriman harus dilakukan pada Desember di Port de Marseille. Pada tanggal 15 November,
Bank of China Cabang Shanghai (bank penerbit) membuat surat tidak dapat dibatalkan $
200,000 kredit sesuai dengan instruksi pembeli dan menugaskan sebuah bank Perancis di
Marseille untuk memberitahu dan bernegosiasi surat kredit. Pada tanggal 20 Desember penjual
memuat 200 komputer di papan dan mendapatkan bill of lading, polis asuransi, faktur dan
dokumen lain seperti yang dipersyaratkan oleh letter of credit. Dan kemudian ia pergi ke bank
Marseille untuk negosiasi. Setelah meninjau, dokumen konsisten, sehingga bank telah
membayar $ 200.000 langsung ke penjual. Pada saat yang sama, 10 hari kapal kargo
meninggalkan pelabuhan Marseilles, kargo, bersama dengan semua barang, tenggelam ke laut
dalam badai berat. Pada saat itu bank penerbit telah menerima seluruh rangkaian dokumen dan
pembeli sudah tahu total kerugian dari barang. Bank of China Cabang Shanghai berniat untuk
mengganti bank negosiasi untuk membayar harga pembelian sebesar $ 200.000 dengan alasan
bahwa pelanggan tidak bisa mengharapkan barang. Sesuai dengan praktek-praktek
perdagangan internasional, pertanyaan-pertanyaan berikut akan ditanya :
 Kapan risiko kiriman ditransfer dari penjual kepada pembeli ?
 Apakah issuing bank akan dibebaskan dari kewajiban pembayaran karena hilangnya
total barang. Jika demikian, atas dasar apa?
 Bagaimana untuk mengkompensasi hilangnya pembeli?

Studi Kasus
a) Risiko akan dialihkan dari penjual kepada pembeli sejak barang dimuat di atas kapal di
pelabuhan pengiriman.
b) Bank penerbit tidak memiliki hak untuk menolak pembayaran. Menurut International
Chamber of Commerce Seragam Bea dan Praktek Kredit Dokumenter, surat dari transaksi
kredit yang independen dari kontrak penjualan. Dan Bank hanya bertanggung jawab untuk
pemeriksaan dokumen. Selama dokumen tersebut sejalan dengan ketentuan kredit, Bank
diwajibkan untuk mengasumsikan kewajiban pembayarannya.
c) Pembeli dapat mengklaim kompensasi dari perusahaan asuransi Penjual dengan dokumen
asuransi lain yang relevan dan bukti sinkage kapal kargo.

Kasus 3
Pada tanggal 10 Juli, sebuah perusahaan perdagangan luar negeri telah menandatangani
kontrak penjualan (CIF) senilai 150.000 USD dengan investor asing, dan pembayaran akan
dilakukan melalui surat tidak dapat dibatalkan kredit. Berdasarkan kontrak tersebut, barang-
barang kami harus dikirim keluar pada bulan Agustus. Pada tanggal 28 Juli, Bank of China
memberitahu perusahaan bahwa ia telah menerima surat kredit dari pihak lain yang
dikeluarkan oleh bank asing. Dan audisi menemukan bahwa surat persyaratan kredit dan
syarat-syarat kontrak tersebut konsisten satu sama lain. Namun, sebelum shipm ent, perusahaan
menerima modifikasi dari surat kredit, meminta penjual untuk membuat pengapalan sebelum
15 Agustus.Sebagai perusahaan perdagangan telah memesan kapal untuk berlayar pada 25
Agustus dan prosedur perubahan sementara yang rumit, modifikasi surat telah diabaikan. Dan
itu telah membuat pengiriman dan negosiasi untuk pembayaran sesuai dengan surat asli dari
kredit, dan kemudian diserahkan set lengkap dokumen kepada bank penerbit. Tapi bank
penerbit menolak membayar dengan alasan bahwa dokumen Pengiriman tidak konsisten dengan
modifikasi dari surat kredit. Silahkan menganalisa apakah bank penerbit memiliki alasan untuk
menolak pembayaran.

Studi Kasus
Bank penerbit tidak memiliki alasan saja. Dalam hal ini, surat-surat kredit dapat dibatalkan
tanpa persetujuan dari pihak yang bersangkutan, bank penerbit tidak memiliki hak untuk
secara sepihak mengubah atau mencabut itu. Sebagai pemberitahuan dimodifikasi tiba setelah
pemesanan kami liner dan kami tidak setuju untuk mengubah surat kredit, bank penerbit tidak
memiliki hak untuk menolak untuk membayar.

http://sitiekafariyani.blogspot.com/2012/03/contoh-kasus-letter-of-credit-pada.html

Anda mungkin juga menyukai