Anda di halaman 1dari 12

1.

Gambaran Umum Perdagangan Ekspor Impor


1.1 Pengertian Perdagangan Ekspor Impor
Kegiatan menjual barang dari daerah pabean atau ke luar negeri. Impor
merupakan kegiatan menjual barang ke dalam daerah pabean atau dalam
negeri, sedangkan ekspor merupakan kegiatan menjual barang dari dalam
negeri ke luar negeri.

1.2 Ciri-ciri Perdagangan Ekspor Impor


1. Perdagangan antar negara
2. Menggunakan mata uang asing
3. Diperjual belikan secara besar-besaran
4. Melibatkan banyak instansi dalam maupun luar negeri.

1.3 Masalah yang Timbul dalam Perdagangan Ekspor Impor


Permasalahan-permasalahan yang sering dihadapi oleh eksportir dan
importir dibedakan menjadi 2 yaitu :
A. Faktor Eksternal :
1. Kepercayaan antara Eksportir Importir
2. Pemasaran
3. Sistem Kuota dan Kondisi Hubungan Perdagangan dengan Negara Lain
4. Keterikata dalam Keanggotaan Organisasi Internasional
5. Kurangnya Pemahaman akan Tersedianya Kemudahan-kemudahan
Internasional.
B. Faktor Internal :
1. Persiapan Teknis
2. Kemampuan dan Pemahaman Transaksi Luar Negeri
3. Pembiayaan
4. Kekurangsempurnaan dalam Mempersiapkan Barang
5. Kebijaksanaan dalam Pelaksanaan Ekspor Impor
1.4 Alur Perdagangan Ekspor Impor
A. Prosedur Ekspor

B. Prosedur Impor

1.5 Menerapkan K3 di Tempat Kerja


Sesuai ketentuan Pemerintah, setiap perusahaan di wajibkan
membentuk P2K3 di perusahaannya. K3 diperlukan di tempat kerja yang dapat
menimbulkan gangguan dan bahaya seperti kebakaran, peledakan. Banyak
pendapat yang mengungkapkan bahwa K3 belum membudaya di
industri/perusahaan di Indonesia, akibatnya sering terjadi diskusi yang
berkepanjangan.
Menurut budaya K3 di perusahaan yang merupakan bagian dari budaya
organisasi ada 3 indikator, yaitu :
1. Aspek Psikologis Pekerja terhadap K3
2. Aspek Perilaku K3 Pekerja
3. Aspek Situasi atau Organisasi dalam kaitan dengan K3
Menurut pandangan ini bila suatu perusahaan mempunyai budaya yang
kuat tentu akan memiliki budaya organisasi yang kuat dan akan berorientasi pada
K3 dalam produksi.
Pekerja atau SDM di perusahaan tentu akan memiliki nilai-nilai K3 dan
persepsi terhadap bahaya secara benar yang serta akan menampilkan perilaku
K3 yang diharapkan secara konsisten. Perusahaan juga akan mempunyai
organisasi dan manajemen, system manajemen K3 yang tepat dan diterapkan
secara konsisten serta mempunyai peralatan dan anggaran yang sesuai.

2. Kontrak Perdagangan
2.1 Definisi Sales Contract
Sales contract adalah awal dari proses jual beli dalam ranah
perdagangan internasional. Sales contract memuat kesepakatan atau perjanjian
antara penjual dan pembeli dalam bentuk dokumen yang pada prinsipnya
menyatakan hak dan kewajiban mereka.

2.2 Siklus Sales Contract

1. Eksportir mempromosikan produk ekspornya melalui pameran atau


mendisplay di internet, kadang kala eksportir langsung mengirimkan
penawaran untuk memancing minat importir potensialnya.
2. Importir yang tertarik akan mengirimkan surat permintaan penawaran /
harga (letter of inquiry) melalui facsimile (fax) / e-mail ke eksportir.
3. Eksportir menjawab dengan mengirimkan surat penawaran (offer sheet)
lengkap, termasuk di dalamnya harga uraian produk, kondisi harga (price
condition / FOB, CRF / CIF), detail kemasan (packaging), syarat
pembayaran, waktu pengapalan, minimum order, dan hal-hal penting lain
yang perlu diketahui oleh importir.
4. Importir yang berminat akan mengirimkan pesanan (order sheet) kepada
eksportir dengan mencantumkannya, selain itu harus dilengkapi pula
dengan persyaratan yang ditetapkan pemerintah dalam bidang impor. Serta
menjelaskan “shipping mark” yang sudah menjadi kebiasaan (usage) dalam
pengiriman barang-barang dalam perdagangan internasional.
5. Eksportir akan mengirimkan konfirmasi penjualan (sales conformation)
yang harus ditandatangani oleh importir sebagai ikatan penguat sebelum
importir membuka L/C dan sebelum produk disiapkan atau diproduksi oleh
eksportir.
6. Eksportir atau importir mengeluarkan kontrak penjualan yang harus ditanda
tangani oleh kedua belah pihak.

2.3 Pembayaran dengan L/C


3. Pembayaran Ekspor Impor dengan Menggunakan Letter of Credit (L/C)
3.1 Pengertian Bank Devisa
Bank yang memperoleh surat penunjukan dari Bank Indonesia untuk dapat
melakukan kegiatan usaha perbankan dalam valuta asing.

3.2 Pengertian L/C


Surat yang dikeluarkan oleh suatu bank atas permintaan importir yang di
tujukan kepada eksportir diluar negeri yang menjadi relasi importir tersebut,
yang memberikan hak kepada eksportir untuk menarik wessel wesel atas
importir bersangkutan.

3.3 Fungsi L/C


1. Merupakan perjanjian bank dalam menyelesaikan transaksi komersial
Internasional.
2. Memberikan pengamanan kepada pihak-pihak yang tersebut di dalam
invoice dalam transaksi tersebut.
3. Memastikan adanya pembayaran asalkan persyaratan yang diminta L/C telah
di penuhi (sebagai jaminan)
4. Merupakan instrumen yang didasarkan hanya atas dokumen-dokumen dan
bukan atas barang dagangan atau jasa-jasa.
5. Membantu Issuing Bank memberikan fasilitas pembiayaan kepada importir
dan memonitor penggunaannya.

3.4 Jenis dan Bentuk L/C


1. Revocable L/C
L/C akan memberikan hal kepada opener untuk merubah atau membatalkan
transaksi sewaktu-waktu tanpa diperlukan persetujuan dari beneficiary.
2. Irrevocable L/C
L/C yang tidak memberikan kebebasan pembatalan bagi kedua belah pihak.
3. Confirmed dan Irrevocable L/C
Dianggap sebagai L/C yang paling aman dibanding yang lainnya jika dilihat
dari sudut pandang penerima L/C.
4. Clean Letter of Credit
Untuk penarikan satu wesel seperti pengambilan uang dari kredit tanpa
perlu mencantumkan syarat-syarat lainnya.
5. Documentary Letter of Credit
Segala bentuk penarikan uang hanya bisa dilakukan jika dokumen-dokumen
dan syarat sudah dilengkapi sesuai dalam L/C.
6. Documentary L/C melalui Red Clause
Merupakan bentuk L/C dari kombinasi documentary L/C dan Open l/C
karena memberikan hak bagi penerima untuk meletakkan sebagian dari
keseluruhan pembayaran melalui kuitansi atau bisa melalui penarikan wesel
tanpa dokumen dan sisa pembayarannya dilakukan seperti biasa dengan
melengkapi dokoumen L/C terlebih dahulu.
7. Revolving L/C
L/C yang bisa dipakai kedepannya tanpa pengajuan dokumen-dokumen
lagi. Dalam hal ini bisa dilakukan kredit untuk jangka waktu tertentu, namun
tidak memperdulikan kredit tersebut digunakan atau tidak.
8. Back to Back L/C
L/C yang bersifat perantara, sehingga penerima harus meminta bantuan
bank negaranya untuk membuka L/C yang diterimanya dari pihak luar
negeri.

3.5 Pokok-pokok yang Terlibat Transaksi L/C


1. Pemohon (Applicant).
2. Bank Penerbit (Issuing Bank).
3. Penerima (Beneficiary).
4. Bank Penerus (Advising Bank).
5. Bank yang ditunjuk (Nominated Bank).
6. Bank Penegosiasi (Negotiating Bank).
7. Bank Pengkonfirmasi (Confirming Bank).

3.6 Dokumen yang Harus Ada Dalam L/C


a. Full set of Bill of Lading (Konosemen)
b. Commercial Invoice (Faktur Perdagangan)
c. Packing List
d. Weight note
e. Measurement list
f. Insurance Certificate
g.Consular Invoice
h.Brochure/leaflet
i. Surveyor Report
j. Manufacture’s Certificate
k. Certificate of Origin
l. Processing License
m.Instruction Manual

4. Macam-macam Penyerahan Barang Terhadap Harga Barang (Nilai


Pabean)
41. Penyerahan Barang dalam Perdagangan Ekspor Impor
Syarat penyerahan barang setiap transaksi yang melibatkan ekspor impor
dan ada syarat yang harus disepakati oleh kedua belah pihak antara eksportir dan
importir.

4.2 Penyerahan Barang Terhadap Harga Barang (Nilai Impor)


Syarat penyerahan barang secara umum menjelaskan tentang satu pihak
yang akan bertanggung jawab dalam menanggung beban angkut pembelian suatu
barang dagang yang akan diangkut dalam perjalanan dari gudang penjual ke gudang
pembeli yang tentunya telah disepakati oleh kedua belah pihak.

4.3 Incoterm versi 1 Januari 2011


Incoterms atau International Commercial Terms adalah kumpulan istilah
yang dibuat untuk menyamakan pengertian antara penjual dan pembeli dalam
perdagangan internasional. Incoterms menjelaskan hak dan kewajiban pembeli dan
penjual yang berhubungan dengan pengiriman barang. Hal-hal yang dijelaskan
meliputi proses pengiriman barang, penanggung jawab proses ekspor-impor,
penanggung biaya yang timbul dan penanggung risiko bila terjadi perubahan
kondisi barang yang terjadi akibat proses pengiriman.

Istilah-istilah dalam Incoterms :


EXW - Ex Works FAS - Free Alongside Ship
FCA - Free Carrier FOB - Free On Board
CPT - Carriage Paid To CFR - Cost and Freight
CIP - Carriage and Insurance Paid to CIF - Cost, Insurance and Freight
DAT – Delivered at Terminal DAF Delivered At Frontier
DAP – Delivered at Place DES Delivered Ex Ship
DDP - Delivered Duty Paid DDU Delivered Duty Unpaid

5. Lembaga-lembaga yang Terkait dalam Ekspor Impor


5.1 Lembaga-lembaga yang Terkait dalam Ekspor Impor
1. Kelompok Identor
a. Para pemakai langsung
b. Pedagang
c. Pengusaha Perkebunan, Industri, Instansi Pemerintah
2. Kelompok Importir
a. Pengusaha Impor
b. Approved Impor
c. Importir Umum
d. Sole Agent Importer
3. Kelompok Promosi
4. Kelompok Eksportir
a. Produsen Eksportir
b. Confirming House
c. Pedagang Ekspor
d. Agen Ekspor
e. Wisma Dagang
5. Kelompok Pendukung / Lembaga Terkait
a. Bank
b. Badan Usaha Transportasi
c. Maskapai Laut/Udara
d. Asuransi
e. Bea Cukai
f. Kedutaan
6. Penjelasan UU no. 17 tahun 2006 tentang Perubahan no. 10 tahun 1995
tentang Kepabeanan
6.1 Pokok Pikiran UU no. 17 tahun 2006 tentang Perubahan no. 10 tahun 1995
Latar Belakang
Adanya tuntutan dan masukan dari masyarakat agar :
1. Memberikan fasilitas dan perlindungan perdagangan dan industri
2. Mempertegas ketentuan mengenai pidana untuk menangkal
penyelundupan
3. Memperberat sanksi terhadap pelanggaran kepabeanan untuk
menimbulkan efek jera
4. Memberikan kewenangan kepada DJBC untuk mengawasi
pengangkutan barang tertentu dalam daerah pabean
5. DJBC yang turut serta dalam pelanggaraan kepabeanan.

6.2 Daerah Kepabeanan


Kepabeanan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan pengawasan
lalu lintas barang yang masuk atau keluar daerah pabean serta pemungutan bea
masuk dan keluar. Daerah pabeanan adalah wilayah RI yang meliputi wilayah darat,
perairan dan ruang udara diatasnya, serta tempat-tempat tertentu di ZEE dan Landas
Kontinen yang di dalamnya berlaku Undang-Undang Kepabeanan.
6.3 Kawasan Pabean
Kawasan Pabean adalah kawasan dengan batas-batas tertentu di pelabuhan
laut, bandar udara, atau tempat lain yang ditetapkan untuk lalu lintas barang yang
sepenuhnya berada di bawah pengawasan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

6.4 Kantor Pabean


Kantor Pelayanan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai tempat dipenuhinya
kewajiban pabean sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Kepabeanan.

6.5 Pos Pengawasan


Tempat yang digunakan oleh pejabat Bea dan Cukai untuk melakukan
pengawasan terhadap lalu lintas barang impor dan ekspor.
RESUME KEPABEANAN DAN CUKAI
(EKSPOR IMPOR)

Oleh :
Bella Listyawardhani Putri
NPM : 1820211702

S1 MANAJEMEN
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA
SURABAYA
2018

Anda mungkin juga menyukai