Anda di halaman 1dari 15

BAB II

KONTRAK DAGANG EKSPOR

Perdagangan internasional kini semarak karena pengusaha telah banyak


belajar mengelola dan mengatasi berbagai risiko yang mungkin terjadi seperti
risiko peristiwa tak terduga, risiko investasi, risiko transportasi, risiko mutu barang,
dan risiko hukum. Pengelolaan risiko ekspor impor didasarkan pada sistem dan
kebiasaan dokumen yang menjabarkan hak-hak, biaya dan tanggung jawab dari
proses ekspor ke dalam bentuk dokumen. Proses ekspor tersebut sesungguhnya
terdiri dari dua bagian yaitu (a) pengapalan barang secara fisik, (b) penukaran
dokumen pelengkap.
Sistem dokumentasi ini telah dikembangkan sejak berabad yang lalu
melalui transaksi yang disebut sebagai Penjualan Berdokumen (Documentary
Sales) sesuai syarat pengapalan yang sudah klasik seperti FOB dan CIF.
Penjualan berdokumen sudah diakui oleh pengadilan sebagai suatu transaksi
dokumen yang dipersamakan dengan transaksi barang dalam hal tertentu. Karena
itu sangatlah penting bagi seorang eksportir untuk mendapatkan dokumen yang
benar yang memungkinkannya memperoleh barang yang benar pula.
Aktivitas antara 2 (dua) badan hokum atau lebih yang menyangkut bisnis
terus menerus, seringkali terjadi kesalahpahaman yang meluas yang berakibat
perselisihan dan merugikan kedua belah pihak maupun masyarakat yang
menggunakan produk/jasa aktivitas badan hokum tersebut. Untuk menghindari hal
tersebut, salah satu jalan keluar adalah membuat suatu perjanjian, misalnya suatu
‘Trade Agreement’ antara dua negara atau ‘Sales Contract’ antara dua
perusahaan yang berjangka waktu.
Membiasakan dalam jual beli dalam ikatan kontrak adalah kewajiban bagi
pengusaha kita agar lambat laun mengerti hukum dan melaksanakan dalam suatu
perjanjian, dengan tujuan menghindari kesalahan

2.1. Pengertianexport sale’s contract(kontrak dagang ekspor)


Kontrak dagang ekspor adalah kesepakatan antara eksportir dan importir
untuk melakukan perdagangan barang sesuai dengan persyaratan yang disepakati
bersama dan masing-masing pihak mengikat diri untuk melaksanakan semua
kewajiban yang ditimbulkannya. Pihak yang ingkar janji akan dikenai sanksi
dengan membayar ganti rugi kepada pihak yang dirugikan.

A. Syarat sahnya perjanjian


Kontrak dagang ekspor sebagai suatu perikatan antara pihak-pihak yang terkait
harus memenuhi adanya tiga landasan utama suatu perjanjian, yaitu :
a. Azas konsensus : adanya kesepakatan antara kedua belah pihak
secara sukarela
b. Azas obligatoir : mengikat kedua belah pihak untuk menjalankan
semua hak dan kewajiban masing-masing
c. Azas penalty : bersedia memberikan ganti rugi kepada pihak lain jika
tidak dapat memenuhi janji dalam menjalankan kewajibannya.
Sedangkan berdasarkan Pasal 1320 KUHP, syarat sahnya perjanjian adalah :
1. Kesepakatan
Persetujuan untuk mengikat diri dalam perjanjian tidak terjadi karena
paksaan, kekhilafan atau penipuan
2. Kecakapan
Menurut hokum, pihak manapun mampu untuk melakukan perbuatan
hukum mengikatkan dirinya dalam suatu perjanjian; dewasa/memiliki kuasa
yang cukup
3. Ada hal tertentu :
Perjanjian yang bersangkutan ada objeknya
4. Sebab yang halal :
Tidak bertentangan dengan hukum yang bersifat memaksa
Tidak terpenuhinya syarat 1 dan 2 menyebabkan perjanjian dapat dibatalkan
Tidak terpenuhinya syarat 3 dan 4 menyebabkan perjanjian batal demi hukum

B. Ketentuan dan pelaksanaan ekspor


Ketentuan Perizinan Ekspor
Ketentuan perizinan ekspor adalah persyaratan izin yang wajib dimiliki oleh
perusahaan yang akan melaksanakan ekspor
Persyaratan ekspor yang wajib dimiliki oleh perusahaan yang akan
melaksanakan ekspor dibedakan sebagai berikut :
a. Persetujuan ekspor secara umum
Sesuai surat keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No.
182/MPP/KEP/4/98 tanggal 20 April 1998; setiap perusahaan atau
eksportir yang akan melakukan ekspor harus sudah memiliki :
1. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dari Departemen
Perindustrian dan Perdagangan
2. Surat Izin Usaha dari Departemen Teknis dan Lembaga
Pemerintah non Departemen berdasarkan peruaturan
perundang-undangan yang berlaku
b. Persetujuan ekspor secara khusus
Persetujuan ekspor ini berlaku secara khusus untuk mata dagangan
yang diatur tata niaganya dan diawasi ekspornya
c. Barang yang dilarang ekspornya
Ekspor barang tersebut tidak diperbolehkan dengan pertimbangan
komoditas tersebut diproses menjadi barang jadi, untuk meningkatkan
nilai tambahnya di dalam negeri menjamin pengadaan bahan baku di
dalam rangka pengembangan industri hilir di dalam negeri dan untuk
melindungi kelestarian alam

2.2 Terminologi penting

1. Quality terms
Barang yang dipesan kepada seller umumnya sesuai dengan
kehendak pembeli. Sudah mengikat atau mengikuti kualitas dari pembeli dalam
bentuk :
- Penjualan sesuai contoh
- Penjualan sesuai ketentuan pembeli
i. Penjualan sesuai merk dagang
ii. Penjualan sesuai kualitas dari pembeli
iii. Penjualan sesuai spesifikasi pembeli
iv. Penjualan sesuai standar yang berlaku terutama produksi
agricultural
Dimana kualitas itu sendiri diperiksa pada saat pemberangkatan dan
pemeriksaan kembali pada saat tempat tujuan

Beberapa sertifikat dikeluarkan sesuai mengenai keadaan suatu barang. Adapun


jenis-jenis sertifikat tersebut yaitu :
a. Certificate of Quality : suatu keterangan yang menyebutkan tentang kualitas
barang. Terhadap ekspor barang yang harus memenuhi standar mutu
barang –barang ekspor. Certificate of quality diterbitkan oleh laboratorium
yang ditetapkan Departemen teknis yang membidangi produsen yang
ditetapkan
b. Certificate of Analysis : keterangan yang menyebutkan tentang uraian
kimiawi sesuatu barang. Diterbitkan oleh Badan Penelitian /Laboratorium
resmi yang ditetapkan DEPPERINDAG
c. Certificate of Health (sanitary) : keterangan yang menyebabkan tentang
kondisi kesehatan dari suatu barang. Diterbitkan oleh Departemen
Kesehatan atau perwakilannya atau instansi yang berwenang lain
d. Certificate of Inspection : keterangan yang menyebutkan bahwa barang-
barang tersebut telah diperiksa
e. Certificate of Origin : keterangan mengenai asal barang. Diterbitkan oelh
Kanwil Depperindag atau perusahaan asosiasi yang ditunjuk oleh
Depperindag atau badan lain yang dikuasakan instansi yang berwenang
f. Export Quote Certificate : keterangan mengenai barang-barang tertentu
yang dikenakan pembatasan ekspor
g. Certificate of fumigation/certificate of phitosanitary. Diterbitkan oleh badan
yang berwenang yang berisi keterangan mengenai penyemprotan zat anti
hama atas barang-barang yang diekspor
h. Assay Certificate : keterangan mengenai keadaan kadar timah

2. Price Terms
Sesuai dengan uraian barang, harga ditentukan dalam satuan dan jumlah
keseluruhan, dengan ketentuan harga di pabrik (exwork) di kapal (FOB) atau
CIF. Beberapa parameter mengenai harga perlu dimengerti karena
menyangkut biaya angkutan dan asuransi dimana ketentuan internasional
berlaku pada angkutan (incoterms) dan Marine Insurance, mana yang dicover
atau yang tidak bisa ditanggung.

2.3 INCOTERMS

Tujuan dari Incoterms :


1. Menciptakan seperangkat peraturan internasional agar tidak terjadi
kesalahan dalam mengartikan istilah-istilah yang umum dipergunakan
dalam perdagangan internasional. Supaya tidak terjadi interpretasi yang
berbeda di negara-negara yang berbeda, hingga tidak akan terjadi
kesalahpahaman
2. ICC menerbitkan INCOTERMS pertama pada tahun 1936,
penambahan dan perbaikan tahun 1953, 1967, 1980 dan 1990 yang
berlaku semenjak 1 Juli 1990, sejalan dengan praktek perdagangn
internasional masa kini

Alasan pembaharuan Incoterms 1990


1. Keinginan untuk mengesahkan istilah dengan semakin meningkatknya
penggunaan EDI (Electronic Data Interchange). Versi Incoterms 1990
memungkinkan hal tersebut bila pihak-pihak yang terkait akan menyiapkan
dokumen seperti commercial invoices, dokumen yang diperlukan untuk
custom clearance atau dokumen transport
2. Adanya perubahan teknik transportasi, khususnya dengan digunakannya
peti kemas/container, multimodal transportation, roll on roll traffic dengan
kereta api angkutan darat, angkutan laut jarak dekat

Khusus mengenai incoterms akan dibahas lebih mendalam pada masalah


transportasi dan cargo.

2.4 Asuransi
Suatu dokumen yang dikeluarkan oleh Maskapai Asuransi atau Underwriter
yang berisikan suatu perjanjian pertanggungan antara tertanggung dan
penanggung. Dalam setiap polis harus mencantumkan :
1. Tanggal ditutupnya pertanggungan
2. Nama dan alamat tertanggung
3. Uraian yang cukup jelas mengenai objek pertanggungan
4. Jumlah nilai pertanggungan
5. Bahaya atau risiko dan kondisi pertanggungan yang diminta tertanggung
6. Jangka waktu pertanggungan
7. Semua keadaan atau keterangan lain yang penting diketahui penanggung
dan syarat-syarat yang diperjanjikan antar kedua belah pihak.

Cover note adalah nota penutupan sementara yang dikeluarkan Maskapai


Asuransi mendahului penerbitan asli polis, sebagai bukti bahwa pertanggungan
telah berjalan
Jenis risiko yang dipertanggungkan :
1. General average losses : kerugian akibat usaha penyelamatan kapal yang
ditanggung bersama oleh pemilik barang atau perusahaan transportasi
2. Total Loss Only : suatu kerugian yang diakibatkan oleh tenggelamnya kapal
3. Free From Particular Average Loss : suatu kerugian yang diakibatkan
kandasnya kapal, tubrukan kapal atau terdamparnya kapal, yang pada
batas kerugian tertentu tidak diganti
4. Strike, Roit, Civil Commotion : kerugian yang diakibatkan oleh pemogokan,
huru hara dan demonstrasi
5. All risk : asuransi kerugian yang menutup sebagian besar risiko yang
merugikan yang lzim terjadi
6. Special condition risk : suatu kondisi khusus yang diminta oleh tertanggung
disamping risiko utamanya (extended of cover)

Yang tidak dipertanggungkan


Arti sesungguhnya daripada “all risk” adalah suatu yang mungkin terjadi dan
bukan sesuatu yang mesti terjadi. Dengan kata lain ialah kejadian yang tak
terduga, bukan hal-hal yang tak dapat dihindarkan.
Sesuatu hal yang mesti terjadi ialah, misalnya dalam kondisi yang normal
banyak yang mesti ‘busuk sendiri’. Hal ini tidak dapat diikutsertakan dalam
pertanggungan. Hal lain yang tidak dapat diikutsertakan karena keterlambatan
dalam penyerahan

Good description
Uraian atas barang memakai bermacam satuan yang masih tetap
digunakan dalam perdagangan internasional seperti satuan metric maupun ponds.
Dianjurkan untuk menyederhanakan istilah ataupun keterangan untuk menghindari
salah pengertian
Singkat
Goods Description sesingkat mungkin sesuai UCP 500 article 5
Uraian berlebihan
Goods description jangan terlalu berlebihan (co excessive detail)
Kurang proteksi
Permintaan memasukkan uraian berlebihan sering membuat pendapat
keliru bahwa applicant justru melindungi dirinya
Mass is mess
Kenyataannya, setiap bertambah komplikasi L/C, akan lebih cenderung
menimbulkan masalah. Jalan untuk menghindari penipuan adalah
menghindari kesepakatan dengan kelicikan yang mencoba membuat uraian
yang bersifat amat luas.
Dasar Pikiran Sehat (Common Sense)
Secara bersama-sama dengan bank untuk menghindari L/C dari hal yagn
mengganggu semua pihak atau hal yang tidak berguna bagi beneficiary
karena L/C meminta dokumen yang tidak dapat diperoleh atau uraian yang
tidak dapat dipenuhi dalam dokumen yang diterapkan
Ketentuan UCP 500 Article 39 yang mengatur :
10% kelonggaran (leeway), jika ada kata “about”, “approximately”, “circa”
atau ungkapan yang sama artinya dalam hubungan dengan quantity dan
atau unit price. Kata-kata di atas dapat juga berlkau atas “amount”.
5% kelonggaran, pada quantity akan diperbolehkan, kecuali L/C
mensyaratkan lain kecuali quantity ditetapkan dalam satuan unit kemasan
(misalnya kolli) atau sebutan satuan barang (misalnya unit, pallet) namun
jumlah penarikan tidak diperbolehkan melampaui nilai L/C

Perdagangan Internasional merujuk United Nations Convention on Contracts for


The International Sale of Goods dan beberapa diantaranya dari 101 clausul,
dalam tulisan ini, dimasukkan sebagai bahan yang dapat disambung
ketentuan Delivery of Goods (art. 7,8,11,12,25,30,33,35,41,51) dan
kewajiban pembeli (article 53, 56) atau ketentuan batas mengambil barang
(art. 85) pada pembuatan kontrak.

Berikut ini adalah beberapa article (disingkat art) tersebut :


Article 7
(1) In the interpretation of this convention, regard is to be had to
its international character and to the need to promote uniform in its
application and the observance of good faith in international trade
(2) Questions concerning matters governed by this convention
which are not expressly settled in it are to be settled in conformity with the
general principles on which it is based or, in the absence of such principles,
in conformity with the law applicable by virtue of the rules of private
international law

Article 8
(1) For the purpose of this convention statements made by and other conduct
of a party are to be interpreted according to this intent where the other party
knew of could not have been unaware what that intent was.
(2) If the preceding paragraph is not applicable, statements made by and other
conduct of a party are to interpreted according to the understanding that a
reasonable person of the same kind as the other party would have had in
the same circumstances.
(3) In determining the intent of a party or the understanding a reasonable
person would have had, due consideration is to be given to all relevant
circumstances of the case including the negotiations, any practices which
the parties have established between themselves, usages and any
subsequent conduct of the parties.

Article 11
A contract of sale need not be concluded in or evidenced by writing and is not
subject to any other requirement as to form. It may proved by any means, including
witnesses

Article 12
Any provision of article 11, article 29 or Part II of this Convention that allows a
contract of sale or its modification or termination by agreement of any offer,
acceptance or other indication of intention to be made in any form other than in
writing does not apply where any party has his place of business in a Contracting
State which has made a declaration under article 96 of this Convention. The
parties many not derogate from or vary the effect of this article

Article 25
A breach of contract commited by one of the parties is fundamental if it results in
such detriment to the other party as substantially to deprive him of what he is
entitled to expect under the contract, unless the party in breach did not foresee
and reasonable person of the same kind in the same circumstances would not
have foreseen such a result

Article 30
The seller must deliver the goods, hand over any documents relating to them and
transfer the property in the goods, as required by the contract and this convention

Article 33
The seller must deliver the goods :
(a) if a date is fixed by on determinable from the contract,
on that data;
(b) if a period of time is fixed by or determinable from the
contract, at any time within that period unless circumstances indicate that the
buyer is to choose a date; or
(c) in any other case, within a reasonable time after the
conclusion of the contract

Article 35
(1) The seller must deliver goods which are of the quantity, quality and
description required by the contract and which are contained or packaged in
the manner required by the contract
(2) Except where the parties have agreed otherwise, the goods do not confirm
with the contact unless they :
(a) are fit for the purpose for which goods of the same description would
ordinarily be used
(b) are fit for any particular purpose expressly or impliedly made known
to the seller at the time of conclusion of the contract, except where the
circumstances show that the buyer did not rely , or that it was
unreasonable for him to rely, on the seleer’s skill and judgement
(c) are contained or package in the manner usual for such goods or,
where there is not such manner, in a manner adequate to preserve and
protect the goods
(3) The seller is not liable under subparagraphs (a) to (d) of the preceding
paragraph for any lack of conformity of the goods if at the time of the
conclusion of the contract the buyer knew or could not have been unaware
of such lack conformity

Article 41
The seller must deliver goods which are free from any right or clain of a third
party, unless the buyer agreed to take the goods subject to that right or claim.
However, if such right or claim is based on industrial property or other
intellectual property, the seller’s obligation is governed by article 42

Article 46
(1) The buyer may require performance by the seller of this obligation unless
the buyer has resorted to a remedy which is inconsistent with this
requirement
(2) If the goods do not confirm with the contract, the buyer may require delivery
of substitute goods only if the lack or conformity constitutes a fundamental
breach of contract and a request for substitute goods is made either in
conjunction with notice given under article 39 or within a reasonable time
thereafter
(3) If the goods do not confirm with the contract, the buyer may require the
seller to remedy the lack of conformity by repair, unless this is unreasonable
having regard to all circumstances. A request for repair must be made
either in conjunction with notice given under article 39 or within a
reasonable time thereafter

Hukum negara mana yang berlaku bila terjadi sengketa?


Masing-masing pihak sebenarnya bebas menentukan hukum negara mana
yang akan dipakai untuk setiap kontrak. Boleh memakai hukum yang berlaku di
negara eksportir, boleh pula memakai hokum yang berlaku di negara importir.
Tetapi seringkali kontrak tunduk pada Hukum Asbitrasi Internasional. Karena itu
dalam persyaratan kontrak dagang ekspor harus disebutkan dengan tegas
mengenai ketentuan hukum ini.
Namun demikian, karena tujuan melakukan bisnis bukan untuk mencari
perkara atau mencari kemenagan dalam berperkara, melainkan membina saling
kepercayaan untuk mendapatkan laba, maka dapat ditempuh tahapan sebagai
berikut :
a. Tahap pertama melakukan musyawarah langsung antara pihak eksportir
dengan pihak importir yang disebut amicable solution
b. Bila cara pertama tidak berhasil barulah ditempuh cara arbitrasi
(perwasitan) atau melalui sidang pengadilan di negara yang ditentukan
dalam kontrak dagang ekspor

Mengapa export sale’s contract sebaiknya tertulis?


Kontrak dagang ekspor dapat dilakukan dengan cara lisan, namun karena
eksportir dan imporitr keduanya berdomisili di negara yang berbeda yang
mempunyai hukum yang berbeda pula, dan untuk menghindari salah pengertian
akibat bahasa yang berbeda maka sebaiknya hak dan kewajiban masing-masing
pihak dirumuskan dalam bentuk tertulis yang kelak dapat dijadikan bukti bila terjadi
perbuatan ingkar janji yang berakibat sengketa di pengadilan.

2.5 Langkah –langkah Sale’s Contract selengkapnya


a. Eksportir mempromosikan komoditas yang akan diekspornya melalui media
promosi seperti pameran dagang, iklan di Koran, majalah, radio, maupun
televisi, baik di luar negeri maupun di dalam negeri, atau melalui badan-
badan khusus urusan promosi ekspor seperti Badang Pengembangan
Ekspor Nasional (BPEN), Dewan Penunjang Ekspor (DPE), Kamar Dagang
dan Industri (KADIN Indonesia).
b. Importir yang berminat mengirimkan surat permintaan harga atau letter of
Inquiry kepada eksportir. Letter fo Inquiry lazimnya berisikan permintaan
penawaran harga dengan memberitahukan mutu barang yang diinginkan,
kuantum yang ingin dibeli, harga satuan dan total harga dalam valuta asing
(US$ atau lainnya), waktu pengiriman (shipment date) dan nama pelabuhan
tujuan yang diingini.
c. Eskportir memenuhi permintaan importir dengan mengirimkan surat
penawaran harga yang lazim disebut Offersheet. Offersheet berisikan
keterangan sesuai permintaan importir seperti uraian barang, mutu
kuantum, waktu penyerahan, harga dan tempat penyerahan barang, syarat
pembayaran, waktu pengapalan, cara pengepakan barang, brosur dan bila
perlu contoh barang yang ditawarkan. Penawaran itu juga menyebutkan
apakah penawaran bersifat free offer ataukah firm offer.
d. Importir, setelah mempelajari dengan seksama offersheet dari eksportir
menempatkan surat pesanan dalam bentuk ordersheet atau purchase order
kepada eksportir
e. Eksportir menyiapkan kontrak jual beli ekspor (sale’s contract) sesuai
dengan data dari offersheet dan order sheet ditambah dengan keterangan
seperti force majeur clause, klaim, syarat pengapalan seperti partial
shipment, transhipment, vessel age dan lain-lain.
f. Importir mempelajari sale’s contract dengan seksama, dan bila dapat
menyetujuinya kemudian ia menandatangani dan mengembalikannya
kepada eksportir. Satu orginal copy ditahan oleh importir sebagai dokumen
asli transaksi yang lazim disebut sebagai sale’s confirmation. Kedua sale’s
confirmation copy yang asli ini mempunyai kekuatan hukum yang sama.
Berikut ini contoh salah satu bentuk kontrak dagang ekspor (dalam bahasa
Indonesia) :

KONTRAK DAGANG EKSPOR


No. 001/EXP/20..

DAIMEN KABUSHIKI KAISHA PT. KERAJINAN KAYU INDONESIA


15, Chioda-ku Jl. Pahlawan No. 10
Tokyo –Japan Jepara-Indonesia

Penjual menetapkan telah mengikat perjanjian dengan Pembeli meliputi barang-


barang seperti di bawah ini sesuai syarat-syarat seperti tersebut di bawah ini dan
halaman berikutnya.
Pembeli dengan ini diminta untuk menandatangani dan mengembalikan asli yang
terlampir ini, dan sekiranya terdapat perbedaan oleh Pembeli, Penjual supaya
diberitahu segera dengan kawat.

No. Barang & Uraian Kuantum Harga Satuan Total Harga

1. Mobil Kayu 100 buah US$ 5 US$ 500


2. Kucing Kayu 100 buah US$ 5 US$ 500
3. Kendi Kayu 100 buah US$ 10 US$ 1000

Total FOB Tj. Priok US$ 2000

Harga : FOB Tj. Priok US$ 2000


Premi asuransi US$ 40
Ongkos angkut Yokohama US$ 160
CIF Yokohama US$ 2200

Pengepakan :
No. 1 Tiap mobil dibungkus dalam kotak karton gelombang
10 kotak dimasukkan dalam sebuah peti kayu

No. 2 Tiap kucing dibungkus dalam kotak karton gelombang


10 kotak dimasukkan dalam sebuah peti kayu
No. 3 Satu set terdiri dari 2 buah kendi, dibungkus dalam sebuah peti kayu

1. Pengapalan
1.1Tanggal pengapalan : paling lambat 31 Desember 20..
1.2 Pengepakan sebagian :DILARANG
1.3 Pindah kapal : DILARANG
1.4 Tujuan : Yokohama-Japan
1.5 Merek pengapalan : DKK
Order No.
L/C No.
Yokohama-Japan
2. Pembayaran : dengan pembukaan satu “Irrevocable Letter of Credit” atas
nama Penjual pada Bank Mandiri Cabang Jepara selambatnya tanggal 15
Desember 20..
3. Syarat khusus : Dokumen berikut ini wajib diserahkan Penjual dalam rangkap
tiga ditambah copy yang harus dikirimkan dengan pos udara kepada Pembeli :
1. Seperangkat lengkap konosemen “muat” ( On Board) yang
bersih
2. Faktur niaga yang ditandatangani
3. Sertifikat Pemeriksaan yang diterbitkan oleh PT. Sucofindo
4. Surat Keterangan Negara Asal yang diterbitkan oleh
Depperindag
4. Syarat lainnya : Pengapalan selain dari peti kemas tidak diperbolehkan
5. Rujukan : Surat Anda No. 039/Ind/20..
Surat kami No. 01/Exp/IX/20..

Disetujui oleh : Disetujui oleh


Pembeli Penjual
Tgl & tempat Tgl & tempat
Tokyo, 15 Oktober 20.. Jepara, 5 Oktober 20..

Anda mungkin juga menyukai