Anda di halaman 1dari 22

SYARAT SYARAT KELENGKAPAN DOKUMEN DAN PROSEDUR EXPORT KE LUAR NEGERI

Proses customs clearance untuk pengurusan keberangkatan barang-barang ekspor secara


umum memerlukan beberapa dokumen-dokumen dari perusahaan eksportir sebagai berikut
:
  1. Surat Ijin Usaha Perusahaan ( SIUP )
  2. Nomor Pokok Wajib Pajak ( NPWP )

  3. Invoice / Packing List Barang Ekspor

  4. NIK

SYARAT SYARAT KELENGKAPAN DOKUMEN DAN PROSEDUR IMPORT

Proses customs clearance untuk pengurusan pengeluaran barang-barang impor secara


umum memerlukan beberapa dokumen-dokumen dari perusahaan importir sebagai berikut :

• Angka Pengenal Impor ( API )


• Ni Induk Kepabeanan ( NIK )
• Nomor Pokok Wajib Pajak ( NPWP )
• Invoice / Packing List Barang Impor
• Purchasing Order ( PO) / Sales Contract
• Surat Kuasa
• Dokumen Pengiriman Barang Impor ( AWB / Bill of Lading )

Perusahaan kami melayani pengurusan proses pengeluaran barang – barang impor yang
memerlukan dokumen – dokumen khusus dari Instansi Pemerintah terkait sebagai berikut :

• Impor Tanaman Hidup / Binatang Hidup / Ikan Hidup.


• Impor Kendaraan Bermotor / Mobil
• Impor Barang yang memperoleh fasilitas dari Pemerintah.
• Impor Barang – Barang Pindahan ( Personal Effects )
• Impor Barang – Barang Diplomatik ( Diplomatic Cargo ) .
• Impor Sementara yang akan di Re-ekspor kembali ke Luar Negeri.
• Impor Barang – Barang khusus untuk Pameran.
• Impor Barang – Barang Dangerous Goods.
• Impor Barang – Barang khusus untuk Kawasan/ Gudang Berikat.
• Impor Barang – Barang Perishables Cargo.
• Impor Barang – Barang Valuable Cargo.
• Impor Barang – Barang Khusus Angkut Lanjut ke seluruh Wilayah Indonesia.

PROJECT CARGO

Di samping Cargo normal, Perusahaan kami juga melayani  penanganan pengurusan barang
– barang Project Cargo yang menggunakan transportasi peralatan berat seperti : Mobil
Crane, Lowbed, Flatbed, Top Loader, Forklift, dll.
Untuk mendukung layanan  dalam penanganan Project Cargo, kami  menjalin kerja sama 
dengan beberapa perusahaan yang terkait antara lain:

• Pemilik Kapal dan Barang Project


• Pencharter & Broker Kapal / Pesawat Cargo
• Bidang Industri dan Perdagangan
• Pelayaran
PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENARIKAN JAMINAN CUSTOM BOND 1. PENGAJUAN
JAMINAN CUSTOM BOND

1 BAB IV PEMBAHASAN Pengajuan Jaminan Custom Bond adalah fasilitas yang


disediakan oleh Pemerintah untuk meningkatkan kegiatan ekspor non-migas dengan
penangguhan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas barang dan bahan asal impor yang
dipergunakan dalam pembuatan komoditi ekspor berdasarkan Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 615/KMK.01/1997 tentang Pelaksanaan Custom Bond. Pengajuan
dan penarikan jaminan Custom Bond merupakan jenis penjaminan yang diberikan
oleh Perusahaan Asuransi Penjamin (Surety Company), untuk kepentingan pihak
Terjamin (Principal) yang terikat untuk memenuhi suatu kewajiban kepada pihak lain
yakni Penerima Jaminan (Obligee) dibawah suatu Perjanjian. Terdapat 3 (tiga) pihak
dalam suatu kontrak Bonding khususnya dalam Custom Bond yang berguna untuk
pembebasan Bea Masuk, ketiga pihak tersebut beserta kedudukannya yaitu: 1.
Importir dan atau prodesen Eksportir yang telah memperoleh pembahasan dari
Direktorat Jendral Bea dan Cukai (DJBC)berkedudukan sebagai Terjamin
(PRINCIPAL) 2. Menteri keuangan Direktorat Jendral Bea dan Cukai (DJBC) yang
telah memberikan keputusan pembebasan / penangguhan Bea Masuk atas pungutan
negara kepada principal dan menyetujui jaminan Custom Bond, yang mempunyai
kedudukan sebagai penerima jaminan (OBLIGE) 3. Perusahaan asuransi penerbit
Custom Bond yang menyetujui menjamin produsen eksportir / importer dan
menerbitkan Custom Bond. Berkedudukan sebagai SURETY. Ruang Lingkup Custom
Bond itu sendiri merupakan perjanjian antara 3 pihak yang saling terkait yaitu: 1.
Pihak pertama disebut sebagai Penjamin (Surety Company) dalam perusahaan
asuransi. 35

2 36 2. Pihak kedua disebut sebagai Terjamin (Principal) dalam hal ini adalah
perusahaan penerima fasilitas impor dari pemerintah 3. Pihak ketiga disebut sebagai
penerima jaminan (Oblige) dalam hal ini adalah Bapeksta keuangan atau Ditjen Bea
Cukai. A. PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENARIKAN JAMINAN CUSTOM
BOND 1. PENGAJUAN JAMINAN CUSTOM BOND Pengajuan jaminan Custom
Bond merupakan pengajuan jaminan berupa sertifikat perusahaan yang dibuat oleh
perusahaan asuransi yang telah ditunjuk oleh kantor pabean. Prosedur pengajuan
jaminan Custom Bond itu sendiri terdiri dari: a. Principal (Terjamin) datang ke Kantor
Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Surakarta untuk
menyerahkan Jaminan Custom Bond asli serta dokumen-dokumen pelengkap lainnya
kepada bagian Front Office yang kemudian diserahkan kepada bagian Perbendaharaan
di Kantor Pabean. b. Principal (Terjamin) menunggu selagi dokumen-dokumen
pengajuan jaminan di teliti oleh pegawai kantor Pabean. c. Jika semua dokumen sudah
sesuai dengan peraturan Direktorat Jendral Bea dan Cukai Nomor Per-2/BC/2012
maka dokumen tersebut akan diserahkan kepada Principal dan pihak Principal akan
mendapatkan Bukti Penerimaan Jaminan (BPJ) dari pihak Kantor Pabean yang dapat
digunakan untuk mengeluarkan barang pada kawasan berikat. Jika dokumen belum
sesuai maka akan dikembalikan lagi untuk diperbaiki dan dapat diajukan lagi pada
hari berikutnya.

3 37 2. PROSEDUR PENARIKAN JAMINAN CUSTOM BOND Prosedur Penarikan


Jaminan Custom Bond merupakan penarikan jaminan yang dilakukan oleh Principal
untuk menarik jaminan yang telah diserahkan kepada pihak KPPBC. Prosedur penarik
Jaminan itu sendiri prosesnya sama dengan Pengajuan jaminan hanya saja yang beda
adalah Jaminan yang dibawa yaitu jaminan Custom Bond fotocopy beserta dokumen
pendukung, jika sudah diteliti dan sesuai maka Jaminan Custom Bond asli akan
dikembalikan kepada Principal. 3. KONFIRMASI CUSTOM BOND a. Pejabat Bea
dan Cukai di Kantor Pabean 1) Melakukan konfirmasi penerbitan jaminan kepada
perusahaan asuransi penerbit Custom Bond (Surety) dengan cara sebagai berikut: a)
Lisan: I. Melakukan konfirmasi secara lisan kepada pegawai tertentu yang telah di
percaya oleh perusahaan asuransi itu sendiri dengan menggunakan saluran khusus
yang telah ditentukan pihak perusahaan asuransi itu sendiri. II. Melakukan pencatatan
pelaksanaan kegiatan dari hasil konfirmasi pada Tanda terima jaminan sementara
lembar ke-1 b) Tertulis: I. Membuat konsep surat konfirnmasi jaminan kemudian
menyerahkan surat tersebut kepada kantor Bea dan Cukai yang kemudian surat
tersebut akan di serahkan kepada kepala kantor pabean untuk ditandatangi. II.
Mengirimkan surat konfirmasi jaminan kepada perusahaan asuransi.

4 38 III. Menatausahakan surat konfirmasi jaminan sesuai dengan ketentuannya. IV.
Menerima surat jawaban dari Surety (perusahaan asuransi) atas surat konfirmasi
jaminan yang telah dikirimkan. V. Melakukan pencatatan hasil konfirmasi pada tanda
terima sementara jaminan lembar ke-1. 2) Dalam hal hasil konfirmasi jika kedapatan
yang tidak sesuai maka: a) Jaminan Custom Bond asli dikembalikan kepada Principal
disertai alasan kenapa Custom Bond itu dikembalikan atau b) Menentukan hasil
konfirmasi kepada: I. Pejabat Bea dan Cukai yang mengelola pengajuan keberatan
dalam hal jaminan digunakan dalam rangka pengajuan keberatan dan / atau II. Pejabat
Bea dan Cukai yang menangani pengawasan dilampiri dengan Custom Bond asli
dalam hal terdapat indikasi terjadi pelanggaran mengenai ketentuan perundang-
undangan. 3) Jika dalam hasil konfirmasi sudah sesuai maka pejabat Bea dan Cukai
akan menerbitkan Bukti Penerimaan Jaminan. Customs Bond diterbitkan oleh
Perusahaan Asuransi Penjamin berdasarkan Proforma Pemberitahuan Import Barang
(PIB), yang disampaikan oleh produsen Eksportir/ Importir berkenaan dengan adanya
realisasi Impor. Customs Bond adalah dokumen sah bagi Produsen Eksportir /
Importir untuk memperoleh pengesahan PIB dari Bank Devisa.. Jaminan Custom
Bond merupakan jaminan yang digunakan untuk menjamin pungutan negara yang
terutang oleh pengguna jasa kepabeanan dalam melaksanakan kegiatan dibidang
kepabeanan itu sendiri. Pengguna jasa yang di maksud yaitu beberapa perusahaan
asuransi yang sudah ditetapkan menurut keputusan Menteri Keuangan Nomor
461/KMK.05/1997. Setiap perusahaan yang

5 39 akan melakukan ekspor maupun impor barang diwajibkan untuk mendapatkan
surat ijin masuk atau keluar dari Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai
Tipe Madya Pabean B Surakarta. Terbitnya jaminan ini diharapkan mampu
meringankan beban suatu perusahaan yang akan melakukan ekspor maupun import
barang, dengan adanya jaminan ini maka perusahaan hanya perlu melampirkan
sertifikat perusahan terlebih dahulu beserta surat-surat sebagai lampiran yang falid.
Fasilitas Bea dan Cukai yang dapat dijamin dengan Customs Bond ada beberapa
macam diatarannya : Fasilitas KITE (Kemudahan Impor Tujuan Ekspor), Ordonansi
Bea 23 (OB.23) atau Impor Sementara, Vooruitslag (Ijin Pengeluaran Dahulu),
Kawasan Berikat /EPTE, PPJK (Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan), dan
SPKPBM (Surat Pemberitahuan Kekurangan Pembayaran Bea Masuk). Dari berbagai
fasilitas tersebut, penulis mengamati Custom Bond Kawasan Berikat.Pengusaha
Kawasan Berikat menyerahkan beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam
mengajukan pengeluaran barang impor yaitu dengan menyiapkan Custom Bond dan
beberapa dokumen penting yang disertakan untuk keluarnya barang. Kegiatan
pengurusan dokumen pengajuan dan penarikan jaminan pada Kantor Pengawasan dan
Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Surakarta di urus pada bagian
perbendaharaan. Pemrosesan jaminan Custom Bondsemua di proses pada bagian
Perbendaharaan. Di KPPBC Tipe Madya Pabean B Surakarta pemrosesan dokumen-
dokumen jaminan Custom Bond dilakukan dengan cara modern atau dengan cara
otomtisasi. Dengan menggunakan cara ini dapat mempermudah KPPBC jika sewaktu-
waktu membutuhkan dokumen tersebut. Semua dokumen yang sudah di input dalam
komputer secara otomatis juga menjadi arsip tersendiri untuk bagian Perbendaharaan.
Semua dokumen-dokumen yang dibutuhkan tinggal dicetak sesuai dengan yang di
inginkan menurut perusahaan apa yang mengajukan jaminan Costom Bond yang di
ajukan. Dokumen-dokumen yang sudah dilengkapi dengan tanda terima namun dalam
pencocokan / mengkroscek dokumen-dokumenya itu masi menggunakan cara manual,
sebab dibutuhkan ketelitian untuk pengecekan setiap

6 40 nominal-nominal yang tertulis, karena salah sedikitpun nominal yang ditulis /
dicantumkan tidak sesuai dengan jumlah jaminan maka dokumen jaminan tersebut
akan dikembaliakan kepada pihak perusahaan yang mengajukan jaminan.tidak hanya
nominal yang perlu penelitian khusus, semua dokumen perlu diteliti dengan jelas dari
tanggal pengajuan, tanggal jatuh tempo pelunasan jaminan, nama perusahaan yang
terjamin serta nama penjamin jaminan, bentuk jaminan, nomor jaminan dalam Custom
bond serta nomor BPJ. Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan, ada dua pihak
yang ada dalam Pembahasan ini, yaitu Principal yang harus memenuhi dokumen/
berkasberkas yang harus diserahkan kepada KPPBC Surakarta dan Pegawai/Pejabat
Bea Cukai yang menerima serta meneliti Dokumen tersebut untuk persetujuan
keluarnya Barang Impor. Hal ini bisa dilihat pada gambar 1 tenteng Principal
(Terjamin) menyerahkan jaminan kepada Kantor Pelayanan.

7 41 Gambar 1 4. PRINCIPAL (TERJAMIN) MENYERAHKAN JAMINAN


KEPADA KANTOR PELAYANAN Mulai Mengajuka n Custom Dokumen Custom
Bond Menerima dan Lengkap? Bukti Penerimaan Jaminan Melengkapi atau Disetuju i
Selesai Bagan 1.1: Prosedur pengajuan dan penarikan jaminan Custom Bond

8 42 a. Principal (Terjamin) 1) Menyerahkan jaminan Custom Bond asli beserta PIB
(Pemberitahuan Impor Barang) dan disertai dokumen-dokumen pelengkap lainnya
yang telah disahkan oleh bank devisa dan kemudian semua dokumen yang sudah
lengkap di serahkan kepadabagian Front Office di Kantor Pengawasan dan Pelayanan
Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Surakarta 2) Setelah Dokumen jaminan
diserahkan ke pegawai Bea dan Cukai yang ada di Front Office maka pegawai bagian
Front Office akan menyerahkan jaminan beserta dokumen-dokumen pelengkap ke
bagian Perbendaharaan. 3) Salah satu pegawai di bagian perbendaharaan setelah
menerima dokumen dari Front Office akan menginput data yang berkaitan dengan
jaminan kedalam computer. Data yang dimasukkan berupa Tanggal penerimaan
Dokumen, Nama Perusahaan yang akan mengajuakn jaminan, nama perusahaan
asuransi yang bekerjasama dengan Principal (Terjamin), jumlah pungutan negara yang
harus dibayar, serta tanggal jatuh tempo pembayaran Bea Masuk, setelah terisi semua
maka pegawai akan mencetak Bukti Penerimaan Jaminan (BPJ) dengan 3 (tiga)
rangkap/ lembar. Lembar ke-1 diserahkan untuk Principal (Pengusaha), lembar ke-2
digunakan untuk bukti pengeluaran barang pada kawasan berikat dan lembar ke-3
diberikan kepada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya
Pebean B Surakarta atau untuk pejabat bead an cukai. 4) Setelah itu, Pegawai Bea dan
Cukai menerima dokumen yang berkenaan berkas-berkas yang harus dilampirkan
yaitu Surat Izin Kepala Kantor Pabean, Custom Bond asli, Identitas Principal
(Perusahaan), Identitas Surety Company (Perusahaan Asuransi)

9 43 untuk diteliti lebih lanjut apakah dokumen-dokumen pelengkap untuk


mengajukan jaminan tersebut sudah sesuai dengan Peraturan Direktorat Jenderal Bea
dan Cukai Nomor Per- 2/ BC/ 2012 atau belum, peraturan tersebut mengenai kawasan
berikat. 5) Apabila dalam penelitian dokumen terdapat kesalahan maka semua
dokumen akan di kembalikan ke Principal agar dapat diperbaiki lagi, sebab jika ada
kesalahan dalam hal sepele dapat merugikan kedua belah pihak, contohnya tanggal
jatuh tempo atau nominal selisih satu rupiahpun maka semua harus diulang dari awal
lagi, namun jika semua sudah sesuai dengan ketentuan Peraturan Direktorat Jenderal
Bea dan Cukai Nomor Per-2/BC/2012 tentang kawasan berikat maka dokumen akan
di serahkan kepada Principal beserat Bukti Penerimaan Jaminan (BPJ) dengan disertai
tanda tangan Kepala Seksi Perbendaharaan. b. Pejabat Bea dan Cukai di Kantor
Pabean 1) Meneliti identitas Principal atau surat kuasa dalam hal Principal diwakili. 2)
Menerima dokumen jaminan asli Custom Bond yang diserahkan oleh Pricipal dan
dokumen sumber terkait sebagai dasar diserahkannya jaminan. 3) Meneliti: a) Surety
yang menerbitkan Custom Bond sesuai dengan daftar perusahaan asuransi umum yang
dapat memasarkan produk Custom Bond berdasarkan keputusan Menteri. Peraturan
yang mendasari Perusahaan yang disetujui untuk membuat fasilitas impor tertuang
dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 461/KMK.05/1997.

10 44 b) Format Custom Bond yang diserahkan sama dengan format yang telah
ditetapkan oleh Menteri. c) Isi Custom Bond meliputi kebenaran pengisian format
jaminan sesuai dengan dokumen sumber terkait. Dalam jaminan Custom Bond itu
sendiri berisi jumlah pungutan negara yang sesuai dengan barang impor yang
ditangguhkan pembayarannya, sedangkan tanggal masuknya jaminan harus sama
dengan tanggal jatuh tempo dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari sejak
diserahkannya jaminan beserta dokumen-dokumen pelengkapnya ke Kantor
Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Surakarta. Setelah
lengkap maka akan mendapatkan ijin dari Kepala kantor pabean mengenai
pengeluaran barang import. d) Jumlah Custom Bond yang diterima paling sedikit
sesuai dengan jumlah pungutan negara yang terutang atau jumlah pungutan tertentu
yang diatur dalam peraturan kepabeanan yang mensyaratkan penyerahan jaminan itu
sendiri harus sesuain dengan dokumen-dokumen yang terkait. Apabila jumlah
pungutan negara ada 5 (lima) sampai 10 (sepuluh) maka principal juga harus
menyediakan dokumen terkait jaminan sesuai dengan jumlah banyaknya jaminan
yang diajukan. e) Jangka waktu Custom Bond itu sendiri mengacu pada sumber
dokumen terkait sebagai dasar diserahkannya jaminan. Waktu yang di anjurkan untuk
menangguhkan pembayaran pungutan negara ini adalah 30 (tiga puluh) hari sesuai
dengan apa yang tertulis dalam isi Costom Bond itu sendiri dan ditambah hari
penangguhan 30 (tiga puluh) hari lagi sesuai PIB (Pemberitahuan Impor Barang)
sesuai dengan peraturan

11 45 perundang-undangan, jadi 60 (Enam puluh) hari tersebut merupakan batasan


pembayana Bea Masuk bagi perusahaan yang telah mendapatkan fasilitas impor dari
Kantor Bea Cukai itu sendiri. 4) Menerbitkan TTPJ (Tanda Terima Penerima
Jaminan) sementara, menandatangi dan memintakan tanda tangan serta nomor kontak
dari Principal yang menyerahkan Custom Bond asli. Tanda terima sementara
mempunyai 2 rangkap/lembar, lembar ke-2 Principaldiserahkan ke Principal. 5)
Penerimaan tanda terima sementara jaminan lembar ke-2 dari Principal dalam hasil
konfirmasi penerbitan Jaminan yang telah diterima oleh Kantor Pabean. 6)
Mengembalikan jaminan Custom Bond asli atau memberitahukan penelitian lebih
lanjut oleh unit pengawas kepada Principal dalam hal hasil konfirmasi penerbitan
jaminan sudah sesuai atau belum, kemudian jika sudah sesuia maka pejabat Bea dan
Cukai menerbitkan BPJ (Bukti Penerima Jaminan) setelah kantor Bea dan Cukai
menerbitkan BPJ maka pegawai Bea dan Cukai menandatangani dan memintakan
tanda tanggan kepada Principalyang kemudian Principal menyerahkan Custom Bond
ke pihak KPPBC jika konfirmasi penerbitan jaminan tersebut sudai sesuai dan
memenuhi syarat. 7) Membukukan Bukti Penerimaan Jaminan ke daftar jaminan yang
berada di Kantor Bea dan Cukai. Dengan menyerahkan jaminan Costum Bond
tersebut maka dokumen atau berkas dapat di gandakan untuk pengarsipan di kantor
Pabean, setelah digandakan maka pegawai Bea dan Cukai melampirkan Lembar
Penelitian Jaminan dengan konsep sesuai / tidak sesuai pada hal yang dilakukan
penelitian, yaitu antara lain terdapat Nama perusahaan yang dijaminkan, Kantor
tujuan,

12 46 Nomor dan tanggal persetujuan Subkontrak, berapa banyak nilai jaminan,
tanggal jatuh tempo jaminan, Lembaga penerbit jaminan, Nomor dan tanggal jaminan,
tanggal jaminan dan jangka waktu jaminan. Dari hasil Wawancara dengan Bapak
Fajar Patriawan selaku staff Perbendaharaan di Kantor Pengawasan dan Pelayanan
Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Surakarta tentang ketentuan dalam Jaminan
Custom Bond, Jumlah yang dijamin sebesar nilai pungutan Negara yang terhutang
dari barang atau bahan yang mendapatkan fasilitas impor, sudah mendapatkan izin
Kepala Kantor Pabean untuk mendapatkan Tanda Terima Jaminan, dan Periode
Jaminan sama dengan periode pembebasan bea masuk serta mendapatkan surat
Konfirmasi dari Kantor Bea dan Cukai.

13 47 5. PENGELUARAN BARANG DARI KAWASAN BERIKAT KE


PERUSAHAAN INDUSTRI / TEMPAT LAIN DALAM DAERAH PABEAN
(TLDD) MULAI Mengajuka n Perjanjian Subkontrak Menerima dan Lengka p?
Melengkapi atau Disetuj ui Membubuhkan cap SELESAI KELUAR SELESAI Surat
Tanda Terima Jaminan Persetujua n keluar

14 48 Bagan 1.2 : Prosedur Pengeluaran Barang dari Kawasan Berikat ke TLDDP
Penjelasan alur untuk mendapatkan persetujuan pengeluaran barang impor yaitu
sebagai berikut: a. Pengusaha Kawasan Berikat, PDKB, atau kuasanya mengajukan
permohonan persetujuan subkontrak kepada Kepala Kantor Pabean yang mengawasi
Kawasan Berikat dan dilampir dengan persyaratan sebagai berikut: 1) Fotocopy izin
usaha perusahaan industry atau badan usaha ditempat lain dalam daerah pabean yang
akan menerima pekerjaan subkontrak 2) Perjanjian Subkontrak b. Dalam hal
permohonan sebagaimana butir 1 disetujui, maka kepala kantor Pabean yang
mengawasi kawasan berikat menerbitkan surat persetujuan kontrak. c. Pengusaha
Kawasana Berikat, PDKB atau kuasanya melakukan penghitungan Bea Masuk dan
PDRI untuk dijaminkan dalam rangka subkontrak dan menyerahkan jaminan yang
dimaksud kepada bendahara penerimaan atau pejabat bea dan Cukai yang ditunjuk.
Penghitungan Pajak dalam rangka Impor telah dituangkan dalam Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 147/ PMK.04/ 2011 tentang Kawasan Berikat. d. Bendahara
penerimaan atau Pejabat Bea dan Cukai yang ditunjuk melakukan penelitian terhadap
jaminan sebagaimana butir 3, apabila sesuai memberikan Surat Tanda Terima
Jaminan kepada Pegusaha Kawasan Berikat, PDKB atau kuasanya dan menyimpan
Surat Tanda Terima Jaminan dimaksud untuk ditatausahakan. e. Pengusaha Kawasan
Berikat, PDKB atau kuasanya yang akan mengeluarkan barang dan/ atau bahan dalam
rangka pekerjaan subkontrak ke perusahaan industri/ badan usaha di tempat lain
dalam daerah pabean menyerahkan dokumen pemberitahuan pengeluaran barang dari
Tempat Penimbunan Berikat dengan jaminan yang telah diisi secara lengkap dan

15 49 benar kepada Pejabat Bea dan Cukai di Kawasan Berikat dengan dilampiri: 1)
Surat Persetujuan subkontrak; 2) Dokumen pelengkap Pabean, antara lain :Copy Bill
of Lading (B/L), Packing List, dan Invoice. 3) Perjanjian subkontrak; dan 4) Surat
Tanda Terima Jaminan dari bendahara penerimaan atau Pejabat Bea dan Cukai yang
ditunjuknya. f. Pejabat Bea dan Cukai di Kawasan Berikat menerima dan memberi
nomor pendaftaran, tanggal dan stempel jabatan pada dokumen pemberitahuan
dimaksud butir 1 kemudian menunjuk Petugas Bea dan Cukai agar dilakukan
pemeriksaan fisik berdasarkan manajemen resiko. g. Petugas Bea dan Cukai di
Kawasan Berikat melakukan pemeriksaan fisik berdasarkan manajemen resiko dan
pengawasan stuffing serta mencatat hasil pemeriksaan pada dokumen pemberitahuan
dimaksud butir 1 dan selanjutnya menyerahkan kembali dokumen yang dimaksud
kepada pejabat Bea dan Cukai yang mengawasi Kawasan Berikat. h. Pejabat Bea dan
Cukai yang mengawasi Kawasan Berikat meneliti hasil pemeriksaan, memberikan
persetujuan keluar pada dokumen pemberitahuan dimaksud butir 1, kemudian
menyerahkan dokumen pemberitahuan tersebut kepada Pengusaha Kawasan Berikat,
PDKB atau keuasanya, untuk pengekuaran barang. i. Petugas Bea dan Cukai di pintu
Kawasan Berikat mencocokkan terhadap peti kemas/ kemasan atau sarana
pengangkut. Selanjutnya membubuhkan cap SELESAI KELUAR dan mencantumkan
nama, tanda tangan, tanggal, dan jam pengeluaran pada dokumen pemberitahuan
tersebut untuk perusahaan industry/ badan usaha di tempat lain dalam daerah pabean
penerima pekerjaan subkontrak sekaligus sebagai dokumen pelindung pengangkutan.

16 50 j. Pejabat Bea dan Cukai yang mengawasi kawasan berikat menyimpan
fotocopyan dokumen pemberitahuan seperti yang dimaksud pada butir 1 untuk
dipergunakan kembali pada waktu pemasukan barang hasil pekerjaan subkontrak ke
kawasan berikat dan menyerahkan berkas dokumen pemberitahuan tersebut kepada
Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB untuk diarsipkan. Hasil Wawancara dengan
Bapak Fajar Patriawan selaku pegawai di bagian Perbendaharaan Kantor Bea dan
Cukai Surakarta tentang menaruh Jaminan, dalam pengeluaran barang, apabila barang
yang ada di Tempat Penimbunan Berikat tidak segera dikeluarkan maka sanksinya
adalah Jaminan tidak dapat diberikan, dicairkan dimasukkan dalam rekening Kas
Negara dan Perusahaan juga harus membayar denda administrasi sebesar 100 %
(seratus persen) sesuai besarnya Bea masuk yang dibayar. 6. DOKUMEN
PELENGKAP PABEAN Dokumen Pelengkap Pabean adalah dokumen penyertaan
dalam PIB (Pemberitahuan Impor Barang) dan dokumen-dokumen tersebut adalah
sebagai berikut : a. Copy Bill of Lading (B/L) MenurutCapt. R. P. Suyono(2003:309),
Bill of Lading (B/L) adalah dokumen pengangkutan barang yang didalamnya memuat
informasi lengkap mengenai nama pengirim, nama kapal, data muatan, pelabuhan
muat, dan consignee (penerima/ pemesan), jumlah B/L yang harus ditandatangani.
MenurutAmir M. S.(2003:172), Tanda terima barang yang dikeluarkan oleh maskapai
pelayaran barang-barang yang

17 51 akan dimuat ke atas kapal tertentu, atau untuk barangbarang yang telah dimuat
di atas kapal tertentu. b. Packing List Adalah dokumen ekspor yang memuat daftar
informasi mengenai impor yang akan dikirim ke importir (buyer) di Luar Negeri. c.
Invoice Adalah dokumen ekspor/ impor yang mengenai nilai barang yang akan
diekspor/ impor. 7.
JANGKAWAKTUJAMINANDANWAKTUPEKERJAANSUBKONT RAK a.
Jangka Waktu untuk Jaminan Custom Bond Jangka waktu jaminan adalah
penangguhan waktu yang diberikan oleh Kantor Bea dan Cukai kepada pengusaha
importir yang digunakan untuk membayar pungutan negara dalam jangka waktu yang
telah ditentukan. Jangka waktu jaminan itu sendiri adalah 30 (tiga puluh) hari sebagai
penangguhan pembayaran pungutan negara yang terdiri dari Bea Masuk dan pajak
dalam rangka impor, selain itu dokumen yang diserahkan adalah dokumen
pemberitahuan Impor barang dengan jangka waktu 30 (tiga puluh) hari. Jadi total
waktu yang dimiliki perusahaan untuk membayar pungutan negara adalah 60 (enam
puluh) hari. Dalam jangka waktu tersebut perusahaan diharuskan sudah melunasi
biaya yang ditangguhkan untuk pembayaran pungutan negara sesuai dengan jumlah
yang tertera pada Custom Bond, jika pungutan negara tersebut belum terbayarkan
maka perusahaan akan mendapat sangsi dari pihak kantor pabean yang sangsinya
barang impor tersebut masi ditahan di tempat penimbunan barang dan belum bisa di
bongkar.

18 52 b. Waktu Pekerjan Subkontrak Subkontrak merupakan kerjasama suatu


perusahaan dengan perusahaan lain atau penyerahan sebagai order (pesanan) kepada
perusahaan lain dalam perjanjian kontrak dikarenakan adanya kendala teknis seperti
masih terbatasnya kapasitas produksi perusahaan yang memberikan sub kontrak
sedangkan permintaan melebihi kapasitas produksi perusahaan yang bersangkutan.
Perusahaan dikawasan berikat berhak meneriman subkontrak dari perusahaan
manapun baik diperusahaan kawasan berikat maupun perusahaan didalam maupun
yang berada diluar daerah pabean, akan tetapi prosedur dan perlakuan dari kedua
tempat ini berbeda satu sama lain. Perbedaan yang mendasar dari keduanya adalah
penyerahan jaminan oleh Perusahaan Fasilitas Kawasan Berikat (PDKB) yang
melakukan subkontrak jika kontrak yang diberikan perusahaan berasad dari Tempat
Lain di Dalam Daerah Pabean (TLDDP) atau perusahaan yang tidak mendapatkan
fasilitas kawasan berikat. Hal ini terjadi karena terhadap barang yang akan
disubkontrakkan ke TLDDP yang tidak mendapat fasilitas kawasan berikat masi
terutang Bea Masuk, PPN, PPh dan Pungutan Lainnya yang belum dibayar wajib
dilunasi. Dengan berlakunya sistem self assesment,perusahaan pada kawasan berikat
yang mengikat kontrak perusahaan lain di TLDDP menghitung sendiri besarnya Bea
Masuk, PPN, PPNBM dan PPh yang seharusnya dibayar sebagai dasar pembayaran
jaminan ke Bank Devisa Persepsi yang telah ditunjuk Menteri Keuangan dan
melakukan pembayaran sesuai dengan perhitungannya. PDKB cukup melampirkan
bukti setor (surat setor Pabean, Cukai dan Pajak) yang telah di validasi Bank tempat
bayar sebagai bukti bahwa jaminan telah diselesaikan pembayarannya. Untuk
pengurusan dokumen perijinan subkontrak PDKB ke TLDDP ke Kantor Pabean tidak
dipungut biaya apapun, jika PDKB merasa ada pelanggaran prosedur, PDKB dapat
mengajukan pengaduan keseluruh pengaduan

19 53 yang telah disediakan di seluruh Kantor Pabean di seluruh Indonesia atau
melalui website Permohonan Subkontrak dari PDKB ke TLDDP pada umumnya
hanya berlaku untuk kontrak yang masa berlakunya kurang dari 60 (enam puluh) hari,
jika masa kontraknya melebihi 60 hari maka surat permohonan harus disertai alasan
yang jelas. Sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 147/ PMK.04/ 2011,
Pengolahan sebagian Kegiatan Pengolahan yang bukan merupakan kegiatan proses
produksinya kepada Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB di tempat lain dalam
daerah pabean yang disebut juga Pekerjaan Subkontrak.Pelaksanaan pekerjaan
subkontrak paling lama jangka waktunya 60 (enam puluh) hari terhitung sejak tanggal
persetujuan subkontrak sampai dengan barang hasil subkontrak dimasukkan kembali
ke Kawasan Berikat.

20 54 8. PENARIKAN JAMINAN DARI PRINCIPAL (TERJAMIN) KEPADA


KANTOR PABEAN Mulai PenyerahanFotoco py Custom Bond Dokumen Custom
Bond Menerima dan Melengkapi atau Lengkap? Disetuju Bukti Pembayaran dari bank
Selesai Bagan 1.3 : Prosedur Penarikan Jaminan Custom Bond dari kantor Pabean a.
Principal (Terjamin) 1) Menyerahkan jaminan Custom Bond fotocoy beserta dokumen
pendukung lainnya kepada Pegawai Bea dan Cukai di front Office
21 55 2) Pegawai Bea dan Cukai di bagian Front Office akan menyerahkan berkas
tersebut kepada Bagian Perbendaharaan. 3) Setelah diterima maka Pegawai yang
berada dibagian perbendaharaan akan menginput data penarikan jaminan pada
computer 4) Selesai di input pada computer maka pegawai bea dan cukai akan
melampirkan dokumen Tanda Terima Pengembalian Jaminan serta Custom Bond
kemudian diserahkan kepada pegawai Bea dan Cukai yang bertugas untuk meneliti
dokumen tersebut sudah sesuai atau belum dengan jumlah Pungutan Negara yang
harus dibayar. 5) Apabila dari penelitian tersebut sudah sesuai maka dokumen tersebut
akan diserahkan kepada Principal (Perusahaan) dengan melampirkan LPJ (Lembar
Penelitian Jaminan) beserta Custom Bond asli. Jika semua berkas sudah sesuai dengan
pungutan Negara yang harus dibayar maka tugas Pegawai Bea dan Cukai
mengembalikan semua Dokumen serta Custom Bond asli kepada Principal karena
Principal telah menyelesaikan urusan mengenai pembayaran pungutan Negara kepada
Bank Devisa, jika belum sesuai maka akan dikembalikan kepada Principal agar dapat
dibenarkan terlebih dahulu kemudian menyerahkannya lagi kepada kantor Bea dan
Cukai. B. Diskripsi Lokasi 1. PERANAN BEA CUKAI DALAM PELAYANAN
JAMINAN Kantor Pengawasan dan pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B
Surakarta adalah salah satu kantor yang mempunyai Tugas dan Kewajiban untuk
melayani dan Mengawasi Perusahaan yang akan melakukan ekspor maupun impor
barang yang berada di wilayah Se-Ekskarisidenen Surakarta yang meliputi daerah
Solo, Karanganyar, Sragen, Sukoharjo, Klaten dan Boyolali. Semua perusahaan yang
telah mendapatkan izin dari Kawasan Berikat dan melakukan

22 56 proses ekspor maupun impor diwajibkan untuk melaporkan dan


memberitahukan kepada kantor Bea dan Cukai Surakarta, dengan melaporkan semua
aktifitas ekspor atau impor maka perusahaan akan mendapat fasilitas dari Kantor Bea
Cukai yaitu dapat melancarkan aktifitas bisnis dan melindungi perusahaan tersebut
dari hal-hal yang bisa merugikan perusahaan. Fasilitas impor atau ekspor yang
dilayani oleh Pihak Obligee adalah Fasilitas KITE (Kemudahan Impor Tujuan
Ekspor), Ordonansi Bea 23 (OB.23) atau Impor Sementara, Vooruitslag (Ijin
Pengeluaran Dahulu), Kawasan Berikat /EPTE, PPJK (Pengusaha Pengurusan Jasa
Kepabeanan), dan SPKPBM (Surat Pemberitahuan Kekurangan Pembayaran Bea
Masuk). Untuk Fasilitas lain yaitu bidang Cukai adalah Penerimaan, penatausahaan,
penyimpanan, pengurusan permintaan dan pengembalian Pita Cukai untuk Rokok dan
Pita Cukai untuk minuman yang mengandung etil alkohol yang disediakan bagian
seksi Perbendaharaan di Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe
Madya Pabean B Surakarta. Hasil Wawancara dengan Bapak Fajar Patriawan selaku
pegawai di bagian Perbendaharaan Kantor Bea dan Cukai Surakarta tentang fungsi
Jaminan, Jaminan berguna untuk mengcover agar Perusahaan tidak lari dari dari
pembayaran Bea Masuk, Pajak Penghasilan (PPh) dan lain-lain yang belum dibayar
atau masih terhutang. Maka dari itu, barang yang akan keluar harus mengajukan
jaminan Custom Bond untuk penagguhan pembayaran bea masuk. 2. TUGAS
PERUSAHAAN ASURANSI PENERBIT CUSTOM BOND (SURETY) a.
Menjawab konfirmasi penerbitan jaminan secara lisan kepada Pejabat Bea dan Cukai
dari kantor Pabean yaitu salah satu pegawai yang telah ditunjuk secara khusus untuk
menerima konfirmasi penerbitan jaminan yang telah ditentukan. b. Menerima Surat
konfirmasi jaminan dari Kantor Pabean, setelah surat konfirmasi diterima perusahaan
asuransi (Surety) maka Surety akan mengirimkan surat jawaban mengenai konfirmasi
jaminan

23 57 kepada Kantor Pabean dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari sejak
diterimanya surat konfirmasi Jaminan. c. Dalam hal Custom Bond, jaminan ini
digunakan dalam rangka pengajuan keberatan, dengan cara surat jawaban konfirmasi
Jaminan dari Surety dikirim kepada KPPBC dalam jangka waktu paling lama 2 (dua)
hari sejak tanggal diterimanya surat Konfirmasi jaminan. Setelah mendapatkan Bukti
Penerimaan Jaminan dan tanda terima jaminan, maka Principal harus membuat surat
izin Persetujuan Subkontrak agar barang yang ditimbun di tempat penimbunan barang
bisa keluar, sebab jika tidak membuat surat izin maka barang akan ditahan di tempat
penimbunan barang karena dianggap barang illegal. Syarat-syarat yang harus di
siapkan oleh Principal sebagai berikut: a. Surat Permohonan persetujuan subkontrak
kurang dari 60 (enam puluh) hari ke TLDDP (Tempat Lain Dalam Daerah Pabean). b.
Surat perjanjian kontrak kerja yang telah ditandatangani kedua belah pihak diatas
materai. Kedua perusahaan yang mengadakan perjanjian pekerjaan Subkontrak
tersebut. c. Surat Penetapan sebagai PDKB (Pengusaha Dalam Kawasan Berikat) dari
Menteri Keuangan yang masih berlaku. d. Perhitungan Besarnya Bea Masuk, PPN
(Pajak Perhitungan Nasional), PPh (Pajak Penghasilan), PPNBM (Pajak Perhitungan
Barang Mewah), yang harus dibayar sebagai dasar perhitungan Jaminan. Sesuai
barang, merk, jumlah, dan jenis barang dengan ketentuan pajak yang telah ditetapkan.
e. Konversi Bahan Baku terhadap barang jadi. Konversi adalah bahan baku yang
perhitungannya harus sesuai dengan beratnya dari hasil produksi dari perhitungan
berat tersebut. Misal berat barang adalah satu ton akan menjadi 500 buah setelah
diproduksi.

24 58 f. Flow Chart/ Alur Produksi Perusahaan. Perusahaan harus memberikan bagan
atau gambar dengan alur produksi yang sesuai ketentuan sebuah Perusahaan. 3.
MANFAAT DAN FASILITAS IMPOR YANG DIJAMIN CUSTOM BOND a.
Manfaat Custom Bond Custom Bond merupakan suatu jaminan alternative dari bank
Garansi yang merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam memperoleh
fasilitas impor dari pemerintah. Adapun fasilitas impor dapat berupa pembebasan atau
penangguhan pajak-pajak Bea Masuk, Bea Masuk Tambahan, PPN dan Sanksi
Administrasi (denda) b. Fasilitas Impor yang Dijamin Oleh Custom Bond. 1)
Pungutan Negara untuk impor barang yang ada kaitannya dengan fasilitas Bapeksta
(Badan Pelayanan Kemudahan Ekspor dan Pengolahan Data) keuangan. 2) Pungutan
negara untuk barang yang diimpor sementara. 3) Pungutan negara untuk impor barang
yang diberikan ijin pengeluaran lebih dahulu dengan penangguhan Bea Masuk dan
pungutan impor lainnya. 4) Pungutan negara yang kurang dibayar sebagai akibat
penetapan oleh pejabat bea cukai mengenai tariff dan/ atau nilai pabean yang diajukan
keberatan. 5) Sanksi administrasi berupa denda yang ditetapkan oleh pejabat bea cukai
yang diajukan keberatan. 6) Pungutan negara atas pengeluaran barang dari KABER
(Kawasan Berikat) maupun EPTE ( Entrepot Produksi Untuk Tujuan Ekspor)yaitu
berupa subkontrak
Proses Customs Clearance
Indonesia
Posted on 5TH SEPTEMBER 2019  by ADMIN

Customs clearance Indonesia. Seperti telah kita ketahui bersama bahwa


keberadaan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai ( Bea dan Cukai ) tidak jauh –
jauh dari pelabuhan.
Bisa pelabuhan laut maupun pelabuhan udara. Misalkan di pelabuhan udara,
Institusi ini ada bersama dengan institusi lain seperti Imigrasi, Perhubungan,
Penerbangan (Sarana Pengangkut ) serta pergudangan.

Ketika sebuah barang akan dikirimkan atau dibongkar dipelabuhan antar


negara, tentu akan melalui proses di bea dan cukai indonesia (customs
clearance).
Customs clearance adalah rangkaian proses penyelesaian dokumen
administratif dan pajak dalam rangka ekspor/impor barang dengan tujuan
dikeluarkannya Nota Pelayanan Ekspor/persetujuan pengeluaran barang oleh
pihak bea dan cukai.

Pada kesempatan kali ini kita akan membahas customs clearance untuk
barang impor umum dan ekspor yang pemberitahuannya menggunakan
modul Pemberitahuan Impor Barang ( PIB ) dan modul Pemberitahuan Ekspor
Barang ( PEB ).

Customs Clearance Impor

1.Persiapan Kedatangan Sarana Pengangkut


Pengangkut disini didefinisikan sebagai orang yang berkuasa dan
bertanggungjawab atas pengoperasian Sarana Pengangkut yang mengangkut
barang dan/atau orang

Sedangkan sarana pengangkut adalah kendaraan/angkutan yang digunakan


untuk menbawa barang/orang baik melalui jalur laut, udara ataupun darat.

Kewajiban yang harus ditunaikan ketika sarana pengangkut tiba di daerah


pabean ( tiba disini ketika sebuah kapal lego jangkar di pelabuhan dan
pesawat udara landing di bandara udara) :

 Memberitahukan rencana kedatangan sarana pengangkut (RKSP) ke


Kantor bea dan cukai tujuan sebelum kedatangan sarana pengangkut,
dikecualikan untuk sarana pengangkut darat.
 Wajib mencantumkan barang impor, barang ekspor, dan/atau barang
asal daerah pabean yang diangkut ke tempat lain dalam daerah pabean
melalui luar daerah pabean yang diangkut oleh sarana pengangkutnya dalam
manifestnya.
 Wajib menyerahkan pemberitahuan pabean mengenai barang yang
diangkutnya sebelum melakukan pembongkaran.
 Jika tidak dilakukan pembongkaran segera, kewajiban pemberithauan
kepada bea dan cukai adalah maksimal 24 jam untuk sarana pengangkut laut,
8 jam untuk sarana pengangkut udara dan pada saat kedatangan untuk sarana
pengangkut darat.

Kewajiban pemberitahuan ini tidak berlaku bagi kapal yang berlabuh <= 24
jam dan tidak melakukan pembongkaran.

Pembongkaran dapat dilakukan tanpa pemberitahuan pabean kepada pihak


bea cukai terlebih dahulu.

Hal ini dilakukan hanya ketika dalam keadaan darurat seperti mengalami
kebakaran, kerusakan mesin yang tidak dapat diperbaiki, terjebak dalam cuaca
buruk, atau hal lain yang terjadi di luar kemampuan manusia.
Tetapi sarana pengangkut wajib melapor terlebih dahulu ketika “kejadian” dan
tidak melepas kewajiban pemberitahuan pabean maksimal 72 jam setelah
pembongkaran barang.

2. Pengajuan Dokumen PIB

PIB adalah dokumen pemberitahuan oleh importir/PPJK kepada pihak bea


cukai atas barang impor, berdasarkan dokumen pelengkap pabean sesuai
prinsip self assessment.

Dokumen pelengkap PIB :

 Invoice
 Packing List
 Bill of lading/airway bill
 Bill Asuransi
 dst

Mekanisme penyampaian PIB dilakukan secara elektronik.

Pertama – tama Importir/PPJK memasukkan data ke dalam modul PIB dan


mengirimkannya secara elektronik ke Sistem Aplikasi Impor Bea dan cukai
(SKP Impor).

Dari komunikasi ini akan terbit respon respon dari reject samapai SPPB.

3. Pemeriksaan ( Dokumen dan Fisik Barang )

Ketika Importir/PPJK mendapatkan respon Surat Pemberitahuan Jalur Merah


(SPJM) dari SKP Impor, maka tahap selanjutnya yang harus dilakukan adalah
sebagai berikut :

 Importir/PPJK menyerahkan Hard Copy PIB dan dokumen pelengkap


dan menerima tanda terima dokumen dari petugas pemeriksa dokume
 Importir/PPJK menyerahkan dokumen kesiapan barang dan petugas bea
cukai melakukan perekaman ke SKP Impor, menerbitkan instruksi pemeriksaan
barang dan penunjukan pemeriksa barang.
 Petugas pemeriksa barang melakukan pemeriksaan barang bersama
pemilik barang berdasarkan dokumen PIB.
 Petugas pemeriksa barang merekam hasil laporan pemeriksaan barang (
LHP ) dan mengupload foto barang ke SKP Impor

LHP ini sangat penting terutama bagi Pejabat Fungsional Pemeriksa Dokumen
(PFPD) dalam rangka menetapkan klasifikasi barang dan menentukan nilai
pabean.

4. Pembayaran Pajak dan Pemenuhan Dokumen

 Pajak terdiri dari Bea Masuk, Cukai, Denda Administrasi, Bunga, Dan
Pajak dalam rangka impor
 Pembayaran pajak bisa melalui Bank devisa Persepsi, kantor pabean dan
PT. Pos

Pemenuhan dokumen ijin impor untuk barang larangan/pembatasan bisa


melalui Portal INSW ( indonesia National Single Window ).

5. Surat Perintah Pengeluaran Barang (SPPB)

SPPB adalah produk akhir bea cukai dari rangkain proses yang harus di jalani
oleh Importir.

Jadi pemilik barang sudah bisa mengeluarkan barang dari daerah pabean dan
di bawa ke gudang sendiri.

Customs Clearance Ekspor


1.Jadwal Sarana Pengangkut

Kewajiban pihak pengangkut yang harus ditunaikan ketika sarana pengangkut


berangkat :
 Menyerahkan pemberitahuan pabean kepada bea dan cukai atas barang
yang dibawa sebelum sarana pengangkut berangkat.
 Mencantumkan barang impor, barang ekspor, dan /atau barang asal
daerah pabean yang diangkut melalui luar daerah pabean yang diangkut oleh
sarana pengangkutnya dalam manifesnya.

Jenis pemberitahuan pabean untuk sarana pengangkut


( kedatangan/keberangkatan) dapat disimpulkan terdiri dari :

 Dokumen BC 1.0 :
Pemberitahuan Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut (RKSP)/ Jadwal
Kedatangan Sarana Pengangkut (JKSP)
 Dokumen BC 1.1 :
Pemberitahuan Manifes Kedatangan/Keberangkatan Sarana Pengangkut
 Dokumen BC 1.2 :
Pemberitahuan pengeluaran barang impor dari kawasan pabean untuk
diangkut ke tempat penimbunan sementara di kawasan pabean lainnya
 Dokumen BC 1.3 :
Pemberitahuan Pengangkutan barang asal daerah pabean dari satu tempat ke
tmpat lain melalui luar daerah pabean

2. Pengajuan Dokumen PEB

Sama halnya dengan PIB, PEB adalah dokumen pemberitahuan oleh


Eksportir/PPJK kepada pihak bea cukai atas barang ekspor, berdasarkan
dokumen pelengkap pabean sesuai prinsip self assessment.

3. Pembayaran Bea Keluar dan Pemenuhan Dokumen

Barang ekspor yang dikenakan bea keluar harus melakukan pembayaran


paling lambat pada saat Pemberitahuan Pabean Ekspor disampaikan ke Kantor
Pabean.

Pemenuhan dokumen ijin Ekspor untuk barang larangan/pembatasan bisa


melalui Portal INSW ( indonesia National Single Window ).

4. Pemberitahuan Kesiapan Barang (PKB) dan Pemeriksaan Fisik Barang Ekspor


PKB adalah pemberitahuan yang dibuat oleh Eksportir kepada pejabat Bea
Cukai yang ditujukan untuk memberi tahu bahwa barang ekspor siap untuk
dilakukan pemeriksaan fisik.

Dalam pemberitahuan ini, eksportir harus melengkapi dengan dokumen –


dokumen :

 Pemberitahuan Pemeriksaan Barang (PPB)


 Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) yang telah ditanda tangani dan
dibumbuhi cap perusahaan
 Pemberitahuan Pembetulan PEB (PP PEB) yang telah ditanda tangani
dan dibubuhi cap perusahaan jika ada pembetulan untuk PEB yang diajukan
 Fotocopy Invoice dan Packing List

Tata cara pemberitahuan kesiapan barang :

 Eksportir datang kebagian pelayanan ekspor di kantor bea cukai yang


bersangkutan
 Eksportir mengambil nomor antrian
 Eksportir menyerahkan dokumen serta kelengkapannya
 Dokumen diterima oleh Pejabat Pemeriksa dokumen ekspor, diteliti,
diberi catatan, ditanda tangani dan ditunjuk Pejabat pemeriksa barang
 Dokumen diserahkan kepada Pejabat Pemeriksa Barang untuk diteliti
kelengkapannya dan dipelajari isinya
 Pejabat Pemeriksa Barang menuju lokasi dan melakukan
pemeriksaan barang didampingi eksportir.
 Pejabat Pemeriksa Barang menyalin Laporan Hasil Pemeriksaan ke SKP
Ekspor.

5. Nota Persetujuan Ekspor (NPE)

Setelah semua rangkain proses dilalui, maka bea cukai akan menerbitkan Nota
Persetujuan Ekspor (NPE).
Dengan lembar NPE ini, ekportir bisa membawa barang ke gudang di
pelabuhan dan selanjutkan dikirimkan ke negara tujuan baik via darat, laut
maupun udara.

Demikian adalah pembahasan seputar customs clearance Indonesia. Sebuah


proses release barang di bea dan cukai yang masih dianggap rumit dan
berbelit

Anda mungkin juga menyukai