Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MATA KULIAH KONTRAK INTERNASIONAL(Analisis

Kontrak Jual Beli Internasional)

DOSEN:

Dr. Raffles, S.H.,M.H

OLEH :

M.KHOIRUR ROZIQ (P2B223040)

FAKULTAS HUKUM

PRODI MAGISTER KENOTARIATAN

UNIVERSITAS JAMBI
A. LATAR BELAKANG MASALAH

Hukum kontrak internasional adalah merupakan bagian dari hukum


perdata internasional yang di dalamnya mengatur mengenai ketentuan transaksi
para pihak dalam hal bisnis yang berasal dari dua atau lebih negara yang berbeda
melalui suatu kontrak atau perjanjian yang dibuat atas kesepakatan oleh para
pihak.
Salah satu dari bentuk kontrak internasional adalah Kontrak Jual Beli
Internasional barang internasional yaitu suatu kegiatan jual beli yang melintasi
batas teritorial negara yang pada dasarnya dimiliki oleh dua pihak yaitu penjual
dan pembeli. Namun dalam praktiknya jual beli juga melibatkan pihak-pihak
lainnya diantaranya adalah bank, perusahaan pelayaran, bea cukai, surveyor,
hingga departemen pemerintahan. Selain pada pihak-pihak yang terlibat,
perdagangan internasional juga memiliki lingkaran dinamika pada tingkat yang
lebih mendasar, yaitu bentuk dan metode jual-beli itu sendiri. Ada beberapa opsi
yang bisa diambil oleh penjual dan pembeli, mulai dari jenis transaksi tanpa
jaminan dari bank (non-L/C), seperti open account, advance payment, konsinyasi,
dan documentary collection, hingga transaksi yang melibatkan bank sebagai
penjamin, seperti Letter of Credit (L/C). 1 Sebelum penjual dan pembeli
melibatkan diri dalam proses perdagangan internasional dengan mengikutsertakan
pihakpihak lain, serta terlibat dalam proses perdagangan yang rumit apa pun
metode yang mereka pilih, mereka terlebih dahulu berpegangan pada perjanjian
yang mereka buat pertama kali sebagai underlying mereka, yaitu Kontrak Jual
Beli.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari apa yang diuraikan dalam latar belakang masalah maka muncul
pokok permasalahan yang akan menjadi pembahasan yang dirumuskan sebagai
berikut:
1. Apa pengertian dari Kontrak Jual Beli Internasional Internasional ?
2. Apa sajakah Klausul Utama dalam Kontrak Jula beli Internasional?

1
Dr. Serlika Aprita,S.H.,M.H.dkk, Hukum Perdagangan Internasional, (Depok: PT.
RajaGrafindo Persada, 2020), hlm. 45.

1
C. KONTRAK JUAL BELI INTERNASIONAL INTERNASIONAL
1. Pengertian Kontrak Jual Beli Internasional Internasional
Kontrak Jual Beli Internasional adalah awal dari proses jual beli dalam
perdagangan internasional. Kontrak Jual Beli Internasional memuat kesepakatan
atau perjanjian antara penjual dan pembeli dalam bentuk dokumen yang pada
prinsipnya menyatakan hak dan kewajiban mereka. Kontrak Jual Beli
Internasional adalah kesepakatan antara eksportir dan importir untuk melakukan
perdagangan barang sesuai dengan persyaratan yang disepakati bersama dan
masing-masing pihak mengikat diri untuk melaksanakan semua kewajibannya,
dan pihak yang ingkar janji akan dikenai sanksi dengan membayar ganti rugi
kepada pihak yang dirugikan. Kontrak Jual Beli Internasional merupakan
kesepakatan antara penjual dan pembeli mengenai hak dan kewajiban eksportir
dan importir. Kontrak Jual Beli Internasional biasa disebut juga contract of sale,
agreement to sale, sales confirmation, dan lain-lain. Kontrak Jual Beli
Internasional merupakan dokumen induk yang akan diikuti oleh kontrak-kontrak
lainnya, seperti a freighment contract, dan lain-lain. Kontrak Jual Beli
Internasional didasarkan pada Hukum Kontrak Internasional.
Kontrak Jual Beli Internasional adalah awal dari transaksi ekspor-impor
dengan L/C, namun bank tidaklah terikat atau berhubungan dengan Kontrak Jual
Beli Internasional di mana dalam transaksi L/C berlaku prinsip pemisahan kontrak
atau disebut juga prinsip independensi L/C. Hal ini ditegaskan dalam UCP 600
Pasal 4 yang menyatakan bahwa kredit (L/C) menurut sifatnya merupakan
transaksi yang terpisah dari kontrak penjualan atau kontrak lainnya yang menjadi
dasar L/C. Dan janji bank untuk penjualan atau kontrak lainnya yang menjadi
dasar L/C dan janji bank untuk membayar menegosiasi, atau memenuhi setiap
kewajiban lainnya berdasarkan L/C tidak tunduk pada tuntutan-tuntutan atau
pembelaan-pembelaan applicant yang berasal dari hubungan dengan issuing bank
atau beneficiary.2
Kontrak Jual Beli Internasional wajib dibuat oleh keduanya karena fungsi
dari Kontrak Jual Beli Internasional itu sendiri adalah untuk memecahkan segala

2
Dr. Serlika Aprita,S.H.,M.H.dkk, Ibid, hlm. 46

2
perbedaan yang mungkin terjadi selama proses perdagangan luar negeri agar
transaksi tersebut tidak keluar dari jalur yang seharusnya, yang nantinya akan
menjadi landasan hukum utama bagi transaksi kedua belah pihak. Karena Kontrak
Jual Beli Internasional secara hukum merupakan landasan utama atas terjadinya
suatu transaksi yang mengikat bagi kedua belah pihak dan akan menjadi pedoman
pokok dalam pelaksanaan transaksi selanjutnya.
Kontrak Jual Beli Internasional sebagai perikatan antara pihak-pihak yang
terkait harus memenuhi tiga landasan utama perjanjian, yaitu:
1. Asas konsensus adalah kesepakatan antara kedua pihak secara sukarela.
2. Asas Obligator yaitu kedua belah pihak Untuk menjalankan semua hak dan
kewajiban masing-masing.
3. Asas Penalti adalah bersedia memberikan ganti rugi kepada pihak lain jika tidak
dapat memenuhi janji dan menjalankan kewajiban.3
Dalam praktiknya bentuk Kontrak Jual Beli Internasional ada berbagai
macam. Mulai dari kontrak yang bersifat notariil, di bawah tangan, sampai cuma
sekadar pesanan berupa faksimile. Atau bahkan pembicaraan per telepon pun
dapat dianggap sebagai suatu Kontrak Jual Beli Internasional. Akan tetapi, untuk
baiknya dan supaya terhindar dari perselisihan di kemudian hari, sebaiknya
Kontrak Jual Beli Internasional dibuat secara tertulis. Mengenai isi, secara umum,
Kontrak Jual Beli Internasional memuat klausul-klausul kesepakatan yang relatif
sama. Itu terlepas dari metode jual-beli yang mereka pilih, apakah L/C atau non-
L/C. Dan klausul-klausul yang dicantumkan umumnya mencakup hal-hal berikut:
1. Syarat tentang Barang (Terms of Goods)
a. Rincian barang, meliputi:
1) Jenis barang (kind of goods).
2) Tipe barang (type of goods).
3) Spesifikasi barang (spesification of goods).
4) Keaslian barang (originality of goods).
5) Asal barang (origin of goods).

3
Huala Adolf, Hukum Perdagangan Internasional Prinsip-Prinsip dan konsepsi dasar,
(Bandung: PT. Rajawali Pers,2004), hlm. 82

3
b. Jumlah dan kualitas barang (quantity and quality of goods).
c. Harga barang (price of goods).
2. Syarat Pengiriman Barang Meliputi:
a. Pelabuhan muat dan pelabuhan tujuan (port of loading and port of
destination).
b. Pengiriman sebagian (partial shipment) diperbolehkan atau tidak.
c. Pindah kapal (transhipment) diperbolehkan atau tidak.
3. Syarat Penyerahan Barang (Tersm of Delivery)
Internatonal Commersial Terms (inconterms) adalah kumpulah istilah
yang dibuat untuk menyamakan pengertian antara penjualan dan pembelian dalam
perdagangan internasional. International Commercial Terms (Incoterms)
dikeluarkan oleh Kamar Dagang Internasional atau International Chamber of
Commerce (ICC), Dalam Incoterms 2010 hanya ada 11 istilah yang
disederhanakan dari 13 istilah Incoterms 2000, yaitu dengan menambahkan 2
istilah baru dan menggantikan 4 istilah lama. Istilah baru dalam Incoterms 2010,
yaitu Delivered at Terminal (DAT) dan Delivered at Place (DAP). Sedangkan 4
istilah lama yang digantikan, yaitu: Delivered at Frontier (DAF), Delivered Ex
Ship (DES), Delivered Ex Quay (DEQ), dan Delivered Duty Unpaid (DDU).4
a. Syarat Penyerahan Barang
Seperti yang telah dijelaskan di atas tentang kategori dalam International
Commercial Terms (Incoterms), kini kita telah mengetahui 4 kategori terms of
delivery. Untuk mengenal lebih rinci masing-masing syarat penyerahan barang
sesuai Incoterms 2000 di atas mengenai siapa saja yang menanggung biaya
pengangkutan, pembagian risiko, dan izin kepabeanan (clearance).
b. Cara penyerahan Barang
Berikut ini adalah macam-macam cara penyerahan barang dan akibat yang
ditimbulkan bagi kegiatan ekspor dan impor:
 EXW-Ex works

4
Cindawati, Analisis Kekuatan Mengikat Kontrak Sebagai Dasar Yuridis dalam bisnis
internasional, Vol. 9, Arena Hukum, 2016, hlm. 398.

4
Penyerahan barang dan peralihan risiko dari penjual kepada
pembeli yang dilakukan di tempat penjual. Penjual mempunyai kewajiban
menyediakan barang di tempatnya (pabrik/gudang). Sementara pembeli
mempunyai kewajiban mengurus pengangkutan.
 FCA-Free Carrier At
Penyerahan barang dan peralihan risiko dari penjual kepada
pembeli dilakukan pada saat barang diserahkan kepada pembeli, dan
dilakukan pada saat barang diserahkan kepada pihak pengangkut yang
ditunjuk oleh pembeli. Penjual mempunyai kewajiban menyiapkan
pengangkutan atas nama pembeli. Sementara pembeli bertugas
menentukan pengangkut (carrier) dan membuat kontrak pengangkutan
(carriage contract). Izin kepabeanan di wilayah penjual(exportclearance)
menjadi tanggung jawab penjual. Sedangkan untuk biaya pengangkutan
dan risiko sejak barang diserahkan oleh penjual kepada pihak pengangkut
(carrier) hingga ke tempat pembeli menjadi tanggung jawab pembeli.
 FAS- Free Alongside Ship
Penyerahan barang dan peralihan risiko dari penjual kepada
pembeli yang dilakukan pada saat barang ditempatkan di samping kapal.
Penjual berkewajiban menempatkan barang di samping kapal, sedangkan
pembeli menentukan pengangkut dan membuat kontrak pengangkutan.
Izin kepabeanan di wilayah penjual (exportclearance) menjadi tanggung
jawab penjual. Sedangkan biaya pengangkutan maupun risiko pengiriman
barang sampai ke pembeli serta (import clearance) menjadi tanggung
jawab pembeli.
 FOB- Free on Board
Penyerahan barang dan peralihan risiko dari penjual kepada
pembeli dilakukan pada saat barang telah dimuat di atas kapal (on board).
 CFR- Cos And Freight
Penjual berkewajiban menentukan pengangkut, membuat kontrak
pengangkutan, menempatkan barang di atas kapal, menanggung biaya
muat dan ongkos angkut hingga pelabuhan tujuan. Sedangkan pembeli

5
berkewajiban menanggung biaya di luar beban penjual sesuai kontrak
pengangkutan.
 CIF-Cos Insurance And Freight
Penyerahan barang dan peralihan risiko dari penjual kepada
pembeli dilakukan pada saat barang telah dimuat di atas kapal (on board).
 CPT- Carriage Paid To
Syarat ini digunakan dalam hal pengangkutan barang yang
dilakukan menggunakan multimoda transpor. Penyerahan barang dan
peralihan risiko dari penjual ke pembeli dilakukan pada saat barang telah
dimuat di atas alat angkut yang pertama.
 CIP- Carriage and Insurance Paid
Syarat ini digunakan dalam hal pengangkutan barang yang
dilakukan menggunakan multimoda transpor. Penyerahan barang dan
peralihan risiko dari penjual kepada pembeli dilakukan pada saat barang
telah dimuat di atas alat angkut yang pertama.
 DAF- Delivered Of Frontier
Syarat ini digunakan dalam hal pengangkutan barang yang
dilakukan menggunakan multimoda transpor. Penyerahan barang dan
peralihan risiko dari penjual kepada pembeli dilakukan di suatu tempat
perbatasan di luar wilayah penjual.
 DES- Delivered Ex Ship
Penyerahan barang dan peralihan risiko dari penjual kepada pembeli
dilakukan di atas kapal (on board) di pelabuhan tujuan. Penjual
berkewajiban menentukan pengangkut, membuat kontrak pengangkutan,
membayar biaya angkut, ongkos angkut, dan menyerahkan barang di atas
kapal kepada pembeli di pelabuhan tujuan. Sedangkan pembeli
berkewajiban membayar biaya bongkar di pelabuhan tujuan.
 DEQ- Delivered Et Quay
Penyerahan barang dan peralihan risiko dari penjual kepada
pembeli yang dilakukan di tempat tujuan bongkar barang.

6
 DDU- Delivered Duty Unpaid
Penyerahan barang dan peralihan risiko dari penjual kepada
pembeli yang dilakukan di tempat tujuan bongkar barang tanpa
penyelesaian import clearance.
 DDP- Deliivered Duty Paid
Penyerahan barang dan peralihan risiko dari penjual kepada
pembeli yang dilakukan di tempat tujuan bongkar barang termasuk
penyelesaian import clearance.5
c. Syarat Inconterms 2000 Berdasarkan Sarana Transfortasi
Seperti yang telah dijelaskan di atas tentang 13 syarat penyerahan barang,
selanjutnya syarat penyerahan barang dapat digolongkan sesuai dengan sarana
transportasi pengangkutan barang.
Dalam praktiknya, tidak semua syarat penyerahan barang dalam Incoterms
2000 digunakan dalam transaksi perdagangan. Apakah itu transaksi dengan
metode open account, advance payment, collection, maupun Letter of Credit
(L/C). Yang paling sering digunakan adalah syarat FOB, CFR, dan CIF.
Ketiganya adalah yang paling moderate dilihat dari siapa yang menanggung biaya
pengangkutan dan risiko barang selama dalam perjalanan.
Klausul-klausul dalam Kontrak Jual Beli Internasional mengenai syarat ini
umumnya mengacu pada International Commercial Terms (Incoterms) 2000 untuk
menyeragamkan penafsiran pelaksanaan syarat penyerahan barang, peralihan
risiko, dan biaya dari penjual kepada pembeli berdasarkan jenis sarana
transportasi yang digunakan.
Pada Incoterm ketentuan FOB, C&F, dan CIF telah diatur tanggung jawab
masing-masing pihak (eksportir dan importir). Harga FOB berarti bahwa eksportir
bertanggung jawab mengurus barang sampai di atas kapal. Semua biaya pemuatan
barang di pelabuhan muat termasuk pajak ekspor dan izin ekspor (bila ada)
menjadi tanggung jawab eksportir. Karena ongkos angkut dibayar oleh importir,
maka maskapai pelayaran akan mengizinkan pemuatan barang bila maskapai

5
Dr. Serlika Aprita,S.H.,M.H.dkk, Hukum Perdagangan Internasional, (Depok: PT.
RajaGrafindo Persada, 2020), hlm. 51-53

7
pelayaran telah mendapat konfirmasi dan jaminan pembayaran dari eksportir.
Harga C&F berarti bahwa eksportir bertanggung jawab mengurus barang sampai
di atas kapal, termasuk membayar ongkos pelayaran, semua biaya pemuatan
barang di pelabuhan muat termasuk pajak ekspor dan izin ekspor menjadi
tanggung jawab eksportir.
Harga CIF berarti bahwa eksportir bertanggung jawab mengurus barang
sampai di atas kapal, termasuk membayar ongkos pelayaran dan membayar premi
asuransi. Semua biaya pemuatan barang menjadi tanggung jawab eksportir. Di
antara FOB, C&F, dan CIF tersebut, manakah yang paling menguntungkan bagi
eksportir adalah FOB, karena pada FOB eksportir hanya bertanggung jawab
mengurus barang sampai di atas kapal. Dimulai dari pemuatan barang di
pelabuhan muat termasuk pajak ekspor dan izin ekspor ditanggung oleh eksportir,
sedangkan ongkos angkut dibayar oleh importir dan importir juga bertanggung
jawab terhadap premi asuransi atas barang yang dikapalkan. Jadi, pada FOB ini
eksportir tidak perlu mengeluarkan biaya lebih banyak dalam melakukan
perdagangan internasional.
d. Syarat Pembayaran
 Pembayaran tanpa L/C (non-L/C), meliputi:
1) Open account
2) Advance Payment
3) Consignment (Konsinyasi)
4) Collection
 Pembayaran dengan L/C, terdiri dari:
1) Sight L/C
2) Usance L/C
3) Red Clause L/C
e. Syarat Dokumen (Documentation)
Klausul ini berisi kesepakatan tentang dokumen-dokumen apa saja yang
diperlukan dalam rangka realisasi Kontrak Jual Beli Internasional, terdiri dari:
 Dokumen finansial, berupa draft/wesel perintah tidak bersyarat untuk
membayar sejumlah uang.

8
 Dokumen komersial, meliputi:
1) Invoice/faktur, sebagai bukti penjualan barang.
2) Dokumen transportasi, sebagai bukti pengiriman barang.
3) Dokumen asuransi, sebagai bukti penutupan risiko/asuransi.
4) Dokumen lainnya, seperti certificate of origin, certificate of analysis,
certificate of inspection, packing list, dan lain-lain.
Kontrak dagang ekspor dapat dilakukan secara lisan. Akan tetapi, karena
eksportir dan importir berdomisili di negara yang berbeda dan mempunyai hukum
yang berbeda, maka untuk menghindari salah pengertian akibat bahasa yang
berbeda, sebaiknya hak kewajiban masingmasing pihak dirumuskan dalam bentuk
tertulis yang dapat dijadikan bukti bila terjadi perbuatan ingkar janji yang
berakibat sengketa di pengadilan.6
2. Klausul Utama dalam Kontrak Jual Beli Internasional Internasional
a. Scope Of Work
Barang yang akan dijual harus jelas disebutkan dalam kontrak. Demikian
pula ruang lingkup pekerjaan yang harus dilakukan oleh eksportir, seperti
instalasi, pelatihan, dan layanan lainnya. Ruang lingkup pekerjaan yang harus
dilakukan biasanya terkandung dalam spesifikasi teknis, yang harus dimasukkan
ke dalam kontrak utama. Jika diperlukan disebutkan pula jasa pendukung lainnya,
seperti izin pemerintah dan izin yang diperlukan untuk pelaksanaan kontrak.
b. Price and Delivery Terms
Total harga dinyatakan pada saat kontrak, dengan toleransi kenaikan harga
jika terdapat kejadian tertentu. Kontrak tersebut juga harus menentukan mata uang
di mana pembayaran harus dilakukan. Fluktuasi valuta asing dapat memengaruhi
keuntungan perusahaan. Klausa yang dimasukkan pula dalam kontrak adalah
tentang tanggal dan cara pengiriman barang.
c. Quality, Performence, and Liability
Ditentukan dalam kontrak, standar barang atau kinerja yang harus
dipenuhi, dan memberikan jaminan dapat diuji secara objektif. Dicantumkan jenis

6
Huala Adolf, Hukum Perdagangan Internasional Prinsip-Prinsip dan konsepsi dasar,
(Bandung: pT. Rajawali Pers,2004), hlm.118-123.

9
kerusakan yang dapat ditanggung oleh penjual. Dijelaskan pembatasan tanggung
jawab dari kualitas produk atau kinerja.
d. Taxes and Duties
Dijelaskan tentang peraturan pajak dan bea yang berlaku di negara
eksportir maupun importir. Dengan demikian, penting untuk mempertimbangkan
implikasi pajak dan bea cukai dari harga barang.
e. Guarantees and Bonds
Jaminan dan obligasi harus dijelaskan dalam Kontrak Jual Beli
Internasional. Jaminan dan obligasi diperlukan untuk menjamin pembayaran oleh
importir dan menjamin kemampuan eksportir untuk memenuhi kewajibannya.
Jaminan dan obligasi menjamin kedua belah pihak, baik importir maupun
eksportir.
f. Applicable Law and Dispute Settlement
Prinsip dasar hukum kontrak internasional adalah kebebasan berkontrak.
Ini berarti bahwa para pihak bebas untuk menyetujui antara mereka, seperti apa
aturan yang digunakan untuk mengatur kontrak mereka.7
D. PENUTUP
KESIMPULAN
1. Kontrak Jual Beli Internasional adalah kesepakatan antara eksportir dan
importir untuk melakukan perdagangan barang sesuai dengan persyaratan yang
disepakati bersama dan masing-masing pihak mengikat diri untuk
melaksanakan semua kewajibannya, dan pihak yang ingkar janji akan dikenai
sanksi dengan membayar ganti rugi kepada pihak yang dirugikan. Dalam
praktiknya bentuk Kontrak Jual Beli Internasional ada berbagai macam. Mulai
dari kontrak yang bersifat notariil, di bawah tangan, sampai cuma sekadar
pesanan berupa faksimile. Atau bahkan pembicaraan per telepon pun dapat
dianggap sebagai suatu Kontrak Jual Beli Internasional.
2. Klausul Utama Dalam Kontrak Jual Beli Internasional ada 6 macam, yaitu
Ruang lingkup Pekerjaan, Total harga dan Mata Uang Pembayaran, Standar

7
Dr. Serlika Aprita,S.H.,M.H.dkk, Hukum Perdagangan Internasional, (Depok: PT.
RajaGrafindo Persada, 2020), hlm. 65-66

10
Barang Kinerja Yang harus Dipenuhi dan Jaminan, Pajak dan bea cukai,
Jaminan dan Obligasi, Hukum yang digunakan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Serlika Aprita.dkk, Hukum Perdagangan Internasional, Depok: PT. RajaGrafindo


Persada, 2020.

Huala Adolf, Hukum Perdagangan Internasional Prinsip-Prinsip dan konsepsi dasar,


Bandung: PT. Rajawali Pers,2004.

Cindawati, Analisis Kekuatan Mengikat Kontrak Sebagai Dasar Yuridis dalam bisnis
internasional, Vol. 9, Arena Hukum, 2016.

12

Anda mungkin juga menyukai