Anda di halaman 1dari 8

Lex Et Societatis Vol. VII/No.

3/Mar/2019

KAJIAN YURIDIS PENGGUNAAN LETTER OF jauh sehingga satu sama lain bisa saja tidak
CREDIT (L/C) DALAM TRANSAKSI saling bertemu secara langsung dalam
PERDAGANGAN INTERNASIONAL1 bertransaksi. Dalam keadaan demikian
Oleh : Kotambunan Giovanni Billy Hendrik2 tentunya menyulitkan para pihak dalam
melakukan pembayaran dan menerima
ABSTRAK pembayaran. Bahkan bisa saja masing-masing
Tujuan dilakukannya penelitian ini dilakukan pihak mempunyai kesukaan yang berbeda
dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana dalam melakukan pembayaran ataupun
hubungan hukum para pihak dalam menerima pembayaran.
perdagangan internasional dengan Dalam perdagangan internasional
menggunakan L/C dan bagaimana perlindungan kepentingan para pihak baik sebagai penjual
hukum para pihak dalam perdagangan maupun sebagai pembeli pasti berbeda dan
internasional dengan menggunakan L/C. menginginkan mengutamakan kepentingan
Dengan menggunakan metode penelitian sendiri. Sebagai penjual berkepentingan untuk
yuridis normatif, disimpulkan: 1. Didalam menguasai dan mengontrol barangnya sampai
transaksi perdagangan dengan menggunakan ia menerima harga yang disepakat dalam
L/C terdapat para pihak terkait yakni penjual kontrak. Selain itu penjual berkepentingan agar
(eksportir), pembeli (importir), issuing bank pembayaran dapat segera diterimanya tanpa
(Bank penerbit L/C), advising bank/confirming harus menunggu lama walaupun barangnya
bank dimana masing-masing mempunyai masih dalam perjalanan. Di pihak lain pembeli
hubungan hokum satu sama lain. Adapun pihak berkepentingan untuk tidak segera membayar
yang dominan yaitu bank penerbit L/C (issuing sejumlah uang yang dia janjikan sesuai kontrak
bank) yang terkait langsung dengan penjual, selama ia belum memeriksa barangnya apakah
pembeli dan advising bank (bank penerus). 2. sesuai dengan spesifikasi yang dicantumkan
Berdasarkan Uniform Costum of Practice dalam kontrak atau setidaknya ada bukti
Documantary Credit Publikasi (UCPDC) 600 tertulis bahwa barangnya telah dalam
sebagai dasar pelaksanaan L/C, para pihak pengiriman3.
terkait dalam L/C mendapatkan perlindungan Guna menjembatani dua kepentingan yakni
hukum yang memberikan jaminan bagi antara penjual dan pembeli, maka dalam
terpenuhinya hak dan kewajiban masing- perdagangan internasional dibutuhkan peran
masing pihak sehingga penggunaan L/C dalam bank dalam hal pembayaran. Salah satu system
transaksi perdagangan internasional masih pembayaran yang dikenal dalam perdagangan
menjadi pilihan utama para pelaku bisnis internasional adalah system documentary
internasional. credits yang juga dikenal dengan sebutan letter
Kata kunci: Kajian yuridis, penggunaan letter of of credit (L/C)4. Adapun yang menjadi dasar
credit (l/c), transaksi perdagangan hukum berlakunya L/C yaitu diatur dalam
internasional. Uniform Customs & Practice for Documentary
Credits (UCPDC) Publikasi International
PENDAHULUAN Chamber of Commerce (ICC) No.600 yang
A. Latar Belakang Masalah berlaku pada tanggal 1 Juli 2007. Sedangkan di
Salah satu persoalan penting yang terkait Indonesia dasar hukum L/C diatur dalam
dengan keberhasilan transaksi perdagangan Peraturan Pemerintah No.1 Tahun 1982.
internasional adalah tentang penggunaan Pengaturan L/C dalam UCPDC yang
metode pembayaran yang dalam praktik dikeluarkan oleh Kamar Dagang Internasional
biasanya ditentukan dalam kontrak. Dalam (ICC) bertujuan untuk menghindari perselisihan
perdagangan internasional antara pembeli dan menjadi acuan apabila terjadi perselisihan
(importir) dan penjual (eksportir) berada pada mengenai proses dan hukum yang akan
tempat yang berlainan, terpisah oleh jarak yang digunakan serta agar transaksi-transaksi

1 3
Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing: Vecky Yanni Gosal, Huala Adolf. 2006. Hukum Perdagangan Internasional.
S.H.,M.H; Renny Sepang, S.H.,M.H Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,hlm.130
2 4
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM. Amir M.S. Letter of Credit dalam Bisnis Ekspor Impor.
13071101827 Jakarta: PPM, hlm.1

58
Lex Et Societatis Vol. VII/No. 3/Mar/2019

demikian terlaksana tanpa merugikan masing- telah membayar harga pembelian kepada
masing pihak. Dalam kenyataan masih saja penjual.
terjadi kasus-kasus penyalahgunaan L/C yang Hak dan kewajiban pembeli dan penjual
merugikan baik kepada pihak bank maupun tertuang dalam kontrak penjualan (sales
pembeli ataupun penjual misalnya kasus L/C contract) yang dibuat oleh pembeli dan penjual
fiktif yang merugikan bank BNI sebesar 1,7 yang akan menjadi kontrak dasar penerbitan
triliun pada tahun 2003 silam. Berdasarkan L/C. Dengan kata lain L/C diterbitkan karena
permasalahan yang ada berkaitan dengan dalam kontrak penjualan terdapat klausul yang
penggunaan L/C dalam perdagangan mengatur demikian. Walaupun dalam kontrak
internasional sebagaimana diuraikan di atas, penjualan akan tercantum juga pihak bank,
maka penulis tertarik untuk mengkaji persoalan namun pihak bank bukanlah termasuk para
L/C dalam Skripsi ini. pihak dalam kontrak penjualan. Untuk itu jika
terjadi sengketa mengenai barang yang
B. Rumusan Masalah menjadi subyek kontrak penjualan harus
1. Bagaimanakah hubungan hukum para pihak diselesaikan antara pembeli dan penjual
dalam perdagangan internasional dengan dengan merujuk pada kontrak penjualan.
menggunakan L/C ?
2. Bagaimanakah perlindungan hukum para Sangat penting juga untuk dipahami
pihak dalam perdagangan internasional sebagaimana telah disinggung dalam sub bab
dengan menggunakan L/C. terdahulu, bahwa L/C yang diterbitkan atas
dasar kontrak penjualan menurut hukum L/C,
C. Metode Penelitian merupakan kontrak yang terpisah dari kontrak
Penelitian ini merupakan penelitian hukum penjualan, walaupun juga pada kenyataannya
normatif dengan menggunakan pendekatan kadang-kadang terjadi intervensi atas prinsip
Perundang-undangan (statute approach), yaitu pemisahan kontrak (Independent L/C).
suatu pendekatan yang dilakukan dengan Intervensi tersebut dapat dibuktikan dari
mengkaji landasan hokum penggunaan L/C Putusan Sela Pengadilan Negeri Jakarta Selatan
dalam perdagangan internasional. Jenis data No.207/Pdt.G./1994/PN Jak.Sel yang
yang dipakai dalam penelitian ini adalah data memutuskan penangguhan pembayaran atas
sekunder yang diperoleh dari bahan hukum L/C oleh karena terjadinya sengketa atas
primer yang bersifat autoritatif artinya barang yang sebenamya bagian dari kontrak
mempunyai otoritas yang bersumber dari penjualan.
ketentuan yang mengatur tentang L/C yakni
dalam UCPDC Publikasi 600 5. Hubungan Hukum antara Pembeli dengan
Bank Penerbit
PEMBAHASAN Dalam transaksi perdagangan internasional
A. Hubungan Hukum Para Pihak dalam dengan menggunakan L/C, pembeli memohon
Transaksi Perdagangan Internasional pembukaan L/C kepada bank penerbit (issuing
dengan menggunakan L/C bank) atas nama penjual. Jika pembayaran
Hubungan Hukum antara Pembeli dan Penjual telah dilakukan oleh bank penerbit, maka
Dalam perjanjian pembukaan L/C, antara pembeli wajib untuk membayar kepada bank
penjual dan pembeli tampaknya tidak terdapat dan selanjutnya berhak untuk mendapatkan
hubungan langsung karena pembayarannya dokumen-dokumen yang sebelumnya telah
dilakukan oleh bank. Namun demikian hal itu diteliti oleh bank penerbit.
bukan berarti hak penjual atas pembayaran dan Hubungan hukum antara pembeli dan bank
pembeli yang telah membuka L/C melaiui bank penerbit ini dapat dipandang sebagai
akan hapus. Pembukaan L/C tidak akan pemberian kuasa (lastgeving) dengan
menghapus hak penjual atas pembayaran, pemberian upah. Namun ada sebagian ahli
tetapi hak itu baru akan hapus jika pihak bank hukum yang menganggap hubungan hukum itu
lebih tepat dipandang timbul dari suatu
perjanjian yang mempunyai unsur-unsur
5
Peter Mahmud Marzuki.2009. Penelitian Hukum. Jakarta: campuran antara perjanjian pemberian kuasa
Perdana Media Group. hal. 141

59
Lex Et Societatis Vol. VII/No. 3/Mar/2019

dan perjanjian untuk melakukan beberapa dimana penjual berada. Karena itu diperiukan
pekerjaan6. bank lain yang berada di negara tempat penjual
Dalam status sebagai pembeli, maka ia untuk menjadi bank koresponden dan bertugas
disebut sebagai pemohon yang akan memberitahu penjual bahwa telah diterbitkan
mengajukan permintaan penerbitan L/C. L/C baginya.
Dengan demikian dasar dari adanya hubungan Ketentuan UCPDC menunjukkan bahwa
hukum antara pembeli dan bank penerbit hubungan hukum antara bank penerbit dan
adalah kontrak permintaan penerbitan L/C bank penerus didasarkan pada instruksi bank
sebagai realisasi dari cara pembayaran yang penerbit kepada bank penerus yang disetujui
ditentukan dalam kontrak penjualan. Jika bank bank penerus untuk meneruskan L/C. Bank
penerbit setuju atas permintaan pemohon akan penerbit bertindak atas permintaan dan
diikuti dengan penerbitan L/C. instruksi seorang nasabah (applicant/pembeli)
Hubungan hukum antara pembeli dan bank atau atas namanya sendjri untuk memberi
penerbit berdasarkan UCPDC 600 pada kuasa kepada bank lain untuk melakukan
dasarnya terbatas pada pelaksanaan prosedur pembayaran atau untuk mengaksep dan
yang meliputi instruksi penerbitan dan membayar wesel-wesel atau juga untuk
perubahan L/C (Artikel 6, 13, 17, 19). Instruksi- menegosiasi atas penyerahan dokumen-
instruksi untuk penerbitan suatu L/C, L/C itu dokumen yang dietapkan asalkan persyaratan
sendiri, instruksi untuk perubahan suatu L/C dan kondisi L/C sudah dipenuhi (Artikel 2
dan perubahan itu sendiri harus lengkap dan UCPDC 600).
tepat.
Hubungan Hukum Bank Penerus dan
Hubungan Hukum Bank Penerbit dengan Penerima.
Penjual Hubungan hukum antara bank penerus dan
Hubungan hukum antara bank penerbit penerima tergantung dari fungsi yang dilakukan
dengan penjual terjadi karena bank penerbit oleh bank penerus sesuai dengan apa yang
mengambil alih kredibilitas pembeli dalam disyaratkan dalam L/C. Bank penerus dapat
melakukan pembayaran kepada penjual dan berfungsi sebagai bank penerus semata-mata,
menjamin pembayaran dari pembeli. Hubungan bank pengkonfirmasi, bank pembayar, atau
hukum antara bank penerbit dan penjual ini bank pengaksep.
tergantung pada sifat hukum dari L/C tersebut. Ketentuan UCPDC 600 menegaskan bahwa
Hubungan hukum yang tercipta antara bank dalam hal bank penerus murni menjalankan
penerbit dan penjual oleh para ahli hukum fungsinya sebagai bank penerus, maka
mengandung konstruksi hukum yaitu pertama, kewajibannya terhadap penerima hanya
konstruksi hukum yang menganggap bank terbatas pada penerusan L/C dan penerusan
sebagai penjamin (borg) bagi pembeli. Kedua, perubahannya (Artikel 7). Oleh karena itu
menganggap bank sebagai penjamin aval bagi penerima tidak berhak untuk meminta
pembeli, dan ketiga suatu konstruksi hukum pembayaran L/C kepada bank penerus7.
yang menganggap kredit berdokumen sebagai
pemenuhan kewajiban. B. Perlindungan Hukum Para-Pihak Dalam
Transaksi Perdagangan Internasional
Hubungan Hukum Bank Penerbit (Issuing Dengan Menggunakan Letter of Credit
Bank) dengan Bank Penerus (Advising Bank) Perlindungan Hukum terhadap Issuing Bank
Antara bank penerbit dan bank penerus dan Confirming Bank
yang juga bisa berperan sebagai nominated Sebagaimana kita ketahui sesuai pengertian
bank memungkinkan terjadi kerjasama karena suatu Letter of Credit merupakan jaminan
antara penjual (beneficiary) dan bank penerbit pembayaran dari suatu bank dengan syarat
berada pada negara yang berbeda dan bank dokumen yang diserahkan sesuai ketentuan
penerbit tidak mempunyai cabang di negara Letter of Credit. Disini bank memiliki kewajiban
untuk membayar jika syarat Letter of Credit
6
Gunawan Widjaya dan Ahmad Yani. 2001. Transaksi
Bisnis Internasional (Ekspor Impor dan Imbal Beli).Jakarta:
7
GrafindoPersada. Hlm.20 Pang Johnson. Op. cit. hlm.115

60
Lex Et Societatis Vol. VII/No. 3/Mar/2019

dipenuhi oleh beneficiary (penjual). Namun Walaupun demikian keputusan pengadilan


demikian dalam keadaan tertentu issuing bank adalah tetap tidak mengizinkan bank untuk
atau confirming bank berhak menolak melakukan pembayaran karena adanya
pembayaran jika terdapat kondisi-kondisi ketidakbenaran pada dokumen waiaupun
sebagai berikut : pihak presenter tidak terlibat/tidak
a. Dokumen yang diserahkan tidak memenuhi mengetahui sama sekali. Kekecualian dalam
persyaratan L/C. hal ini adalah pada negosiasi yang
Terhadap kondisi yang demikian tidak perlu dilakukan oleh bonafide holder atas L/C
dipertanyakan lagi karena sesuai dengan yang bertipe negotiation L/C.
prinsip dasar dari L/C (pasal 3 dan 4 UCP). d. Jika pembeli (applicant) diberi kuasa oleh
Dalam prakteknya, sebenamya issuing bank Pengadilan untuk melarang bank
dapat saja melakukan pembayaran namun melakukan pembayaran jika terbukti
dengan syarat applicant (pembeli) setuju adanya kecurangan didalam transaksi jual
menerima dokumen yang tidak memenuhi beli.
persyaratan dimaksud. Aiternatif lain Dalam hal ini jika pembeli dapat
adalah beneficiary tetap dibayar namun menunjukkan keputusan pengadilan yang
dengan perjanjian bahwa yang melarang bank melakukan pembayaran,
bersangkutan bersedia mengembalikan maka bank tidak boleh melakukan
jumlah yang dibayar jika tejnyata issuing pembayaran. Dalam hal ini biasanya
bank tidak melakukan pembayaran. pengadilan akan meminta bukti-bukti
b. Terdapat penipuan (fraud) dalam terlebih dahulu dari applicant mepgenai
penyerahan dokumen. adanya kecurangan didalam transaksi jual
Terhadap kasus yang demikian (fraud) belinya dengan penjual.
memang tidak diatur dalam UCP 600, e. Jika terjadi set-off
namun dari kasus-kasus yang diputuskan Secara umum seorang debitur dapat
pengadilan di luar negeri semua menangkis permintaan pembayaran dari
berpendapat yang sama yaitu menjadi kreditumya dengan aiasan bahwa
alasan untuk tidak melakukan pembayaran. krediturnya tersebut juga berhutang
c. Jika dokumen palsu yang memenuhi padanya dan kedua hutang tersebut dapat
ketentuan L/C diajukan oleh presenter yang dikompensasikan satu sama lain (set-off).
beritikad baik. Prinsip yang sama juga dapat diperlakukan
Situasi disini berbeda dengan sebagaimana pada bank sehingga bank tidak
diuraikan sebelumnya di atas. Dalam hal ini berkewajiban untuk melaksanakan
terdapat situasi dimana dokumen pembayaran atas dasar L/C yang dibukanya
mengandung ketidakbenaran, namun pihak atau telah dia confirm.
presenter tidak merupakan pihak yang Dalam hal issuing atau confirming bank
terlibat dalam pembuatan kecurangan menemukan cacat pada dokumen, cacat mana
tersebut. tadinya tidak pernah dikemukakan atau
Contoh disini misalnya terdapat satu set dijadikan alasan saat penolakan pembayaran
dokumen yang diajukan oleh seorang pertama, maka issuing bank atau confirming
presenter kepada bank. Pada Bill of Lading bank berhak menolak untuk melakukan
misalnya tercantum tanggal pengapalan pembayaran. Dalam kasus ini issuing bank atau
adalah 9 April 2005 sedangkan pada saat confirming bank menolak pembayaran karena
perkara diperiksa temyata tanggal cacat (discrepancy) pada dokumen dan setelah
pengapalan sebenamya adalah tanggal 10 cacat tersebut diperbaiki dan dokumen
April 2005. Penelitian pengadilan lebih diajukan lagi, bank tersebut kembali menolak
lanjut menunjukkan bahwa pemalsuan karena menemukan cacat lain pada dokumen
tanggal dilakukan oleh petugas maskapai yang sama.
pelayaran namun presenter sama sekali Beneficiary atau penjual memang
tidak mengetahui dan juga tidak terlibat mempunyai alasan untuk menuntut bank ke
dalam pembuatan kecurangan tersebut. pengadilan berdasarkan pasal 13 UCPDC 600
yang mewajibkan bank memeriksa dokumen

61
Lex Et Societatis Vol. VII/No. 3/Mar/2019

saat diajukan dan jika tidak sesuai, agar secara tunai dimana bank penerus
dijeiaskan apa saja cacat yang dtemukan untuk diinstruksikan untuk melakukan pembayaran
diusahakan perbaikannya oleh beneficiary. Jika atau mengatur pembayaran kepada penerima
dokumen diajukan kembali ke bank maka pada saat pengajuan dokumen-dokumen yang
menurut beneficiary, bank tidak berhak untuk dipersyaratkan L/C walaupun terjadi
menolak pembayaran dengan mengemukakan pelanggaran temadap kewajiban penjual untuk
cacat baru pada dokumen selain yang telah mengirimkan barang sesuai yang diperjanjikan.
disebutkan sebelumnya. Putusan Pengadilan Inggris dalam kasus
United City Merchants (Investments) Ltd
Perlindungan hukum berkaitan dengan melawan Royal Bank of Canada memutuskan
Revocable L/C dan Irrevocable L/C. bahwa bank tidak berhak menolak pembayaran
Menurut UCPDC 600 jika terjadi pembatalan dokumen-dokumen sesuai yang dipersyaratkan
L/C yang mempunyai jenis revocable L/C dari L/C. Penipuan yang dilakukan oleh pihak ketiga
bank penerbit sedangkan bank yang telah yang tidak dikenal oleh penerima, tidak dapat
ditunjuk untuk melakukan pembayaran telah dijadikan alasan pembenaran untuk menolak
melakukan pembayaran terlebih dahulu pembayaran.
sebelum menerima pemberitahuan pembatalap Dalam kasus ini L/C unjuk harus dibayar oleh
L/C, maka kepada bank penerus yang ditunjuk bank pengkonfirmasi karena penipuan yang
untuk melakukan pembayaran tetap dapat terjadi dilakukan oleh agen perusahaan
memperoleh pembayaran kembali dari bank pengangkut tanpa diketahui oleh penerima. Jika
penerbit. pemohon merasa dirugikan, maka ganti rugi
Berdasarkan penggunaan L/C yang bersifat dapat diklaim kepada penerima berdasarkan
irrevocable L/C, maka bagi penerima diberikan kontrak penjualan dan penerima dapat pula
perlindungan untuk tetap mendapatkan mengajukan klaim kepada perusahaan
pembayaran walaupun bank penerbit menolak pengangkut berdasarkan kontrak pengangkutan
untuk melakukan pembayaran kepada (Bill of Lading).
penerima L/C. Hal tersebut berlaku
sebagaimana dalam kasus Hamzeh Malaz & Perlndungan Hukum berkaitan dengan
Sons melawan British Imex Industries Ltd8. Acceptance L/C
Dalam kasus ini dimana pemohon Sebagaimana diketahui bahwa Acceptance
mengklaim bahwa pengiriman barang yang L/C pembayarannya dilakukan secara berjangka
pertama tidak sesuai dengan kualitas barang yaitu pada saat pembayaran jatuh tempo tidak
dalam kontrak penjualan dan meminta pada saat pengajuan dokumen-dokumen.
pengadilan mengeluarkan putusan sela yang Dalam L/C ini akseptasi dilakukan atas wesel
melarang penerima untuk menarik wesel guna berjangka yang ditarik oleh penerima. Akseptasi
pembayaran L/C yang kedua. Pengadilan atas wesel berjangka berarti adanya jaminan
menolak gugatan pemohon untuk pembayaran pada saat jatuh tempo dan wesel
mengeluarkan putusan sela yang melarang dapat dipindahtangankan. Penerima juga
penerima menarik wesel untuk pembayaran memperoleh janji tanpa syarat dari bank untuk
L/C yang kedua. Dalam kasus ini hakim Inggris membayar pada saat wesel berjangka jatuh
telah bertindak sesuai dengan makna tempo.
irrevocable L/C yang diatur UCP. Larangan Putusan Pengadilan Inggris dalam kasus
penarikan wesel dalam rangka implementasi Forestal Mimosa Ltd. melawan Oriental Credit
Irrevocable L/C hanya dapat dilakukan jika atas Ltd memberikan periindungan kepada
sepengetahuan/diterima oleh penerima. penerima selaku penggugat akan haknya untuk
mendapatkan pembayaran. Atas gugatan
Perlindungan Hukum berkaitan dengan Sight penerima L/C yang menggugat bahwa bank
Payment L/C penerus bertanggung jawab atas akseptasi dan
Dalam kaitan dengan Sight payment L/C, juga pembayarannya pada saat jatuh tempo,
yaitu L/C yang pembayarannya dilakukan Pengadilan tingkat banding memutus bahwa
bank penerus bertanggung jawab atas akseptasi
dan pfembayarannya pada saat jatuh tempo
8
Ramlan Ginting. Op. cit. hlm.38

62
Lex Et Societatis Vol. VII/No. 3/Mar/2019

dengan pertimbangan bahwa kedua tindakan penyimpangan atas dokumen-dokumen yang


tersebut merupakan pemenuhan ketentuan diajukan hal ini berarti bank penegosiasi
UCP dalam rangka pelaksanaan L/C. berspekulasi dengan resiko tidak dilakukannya
Dalam kasus ini pengadilan Inggris memutus pembayaran kembali oleh bank penerbit
benar sesuai dengan Article 9 UCPDC 600 temadap negosiasi yang dilakukan oleh bank
karena bank penerus sebagai bank penegosiasi. Oleh karena itu dejmi mencegah
pengkonfirmasi harus bertanggung jawab atas resiko, bank penegosiasi hanya akan melakukan
pembayaran irrevocable L/C bersama-sama negosiasi jika tidak ada penyimpangan daiam
dengan bank penerbit. Karena L/C yang dokumen-dokumen kecuali ada jaminan ganti
diterbitkan adalah L/C berjangka, maka bank kerugian dan penerima.
pengkonfirmasi teriebih dahulu harus Dengan demikian, negosiasi temadap wesel
bertanggung jawab atas akseptasi wesel yang semata-mata tidak akan dilakukan oleh bank
ditarik penerima dan sekaligus berkewajiban penegosiasi karena pembayaran kembali
untuk membayar wesel tersebut pada saat temadap wesel oleh bank penerbit tergantung
jatuh tempo. pada ada atau tidaknya penyimpangan pada
Jika bank pengkonfirmasi menolak dokumen-dokumen yang diajukan. Demikian
melakukan akseptasi wesel, maka bank juga sebaliknya negosiasi hanya temadap
penerbit tetap berkewajiban melakukan dokumen-dokumen tidak akan dilakukan
akseptasi dan membayar wesel pada saat jatuh karena bank penegosiasi memerlukan wesel
tempo. Hal ini oleh karena tanggung jawab sebagai bukti pengembilalihan dan pembayaran
pembayaran bank penerbit sama dengan bank kepada penerima, dan sekaligus sebagai alat
pengkonfirmasi. Namin demikian jika prinsip ini penagihan kembali kepada penerbit.
diterapkan dajam praktek, maka akan Menurut Artikel 18 UCPDC 600 dalam hal
mengurangi kepastian hukum bagi pelaksanaan adanya kasus yang berkaitan dengan
akseptasi oleh bank pengkonfirmasi. negotiation L/C, maka penjual atau penerima
L/C tidak dapat dibebani bunga yang
Perlindungan Hukum berkaitan dengan diakibatkan terjadinya keterlambatan
Negotiation L/C pembayaran kembali oleh bank penerbit
Negotiation L/C merupakan L/C yang kepada bank penegosiasi. Pihak yang hams
pembayarannya dengan cara membeli wesel menanggung biaya pelaksanaan L/C adalah
dan/atau dokumen-dokumen yang diajukan bank penerbit kecuali diperjanjikan lain. Kasus
penerima. Jika negosiasi dilakukan oleh bank seperti ini relatif sering terjadi dalam praktek
penerbit atau bank pengkonfirmasi selalu tanpa perbankan penyebabnya tidak selamanya
disertai hak regres terhadap penerima, pelaksanaan itikad baik berdasarkan
sedangkan negosiasi oleh bank lainnya selalu profesionalisme perbankan berjalan dengan
dengan hak regres terhadap penerima. Tujuan baik dalam praktek perbankan internasional.
negosiasi adalah untuk member! kesempatan
kepada bank untuk menegosiasi (membeli) Perlindungan Hukum berkaitan dengan
wesel dan/atau dokumen-dokumen dari Transferable L/C
penerima dan kemudian mengajukannya Secara terperinci UCPDC 600 mengatur
kepada bank penerbit untuk memperoleh tentang L/C yang dapat dialihkan. L/C dapat
pembayaran sesuai dengan persyaratan L/C. dialihkan oleh penerima kepada pemasok
Negosiasi dapat dilakukan terhadap wesel melalui perantaraan bank jika bank penerbit
dan/atau dokumen-dokumen. Namun dalam menyatakan demikian dalam L/C. Pengalihan ini
praktek pada umumnya negosiasi dilakukan hanya dapat dilakukan satu kali proses kecuali
sekaligus terhadap wesel dan dokumen- L/C menentukan sebaliknya (Artikel 38 UCPDC
dokumen karena bank penegosiasi diwajibkan 600). Pengalihan dapat diakukan terhadap
oleh L/C untuk meneliti kesesuaian antara sebagian atau keseluruhan L/C dan dapat
dokumen-dokumen yang diajukan dan dialihkan kepada satu atau lebih pemasok.
persyaratan L/C. Dalam kasus Bank Negara Indonesia 1946
Jika bank penegosiasi menegosiasi tanpa melawan Lariza sebagai penggugat yang
memperhatikan ada atau tidaknya menggugat BN11946 dengn dalil BNI telah

63
Lex Et Societatis Vol. VII/No. 3/Mar/2019

melanggar janji past! (undertaking) untuk yang membebaskan bank dari tanggung jawab
mengalihkan L/C. Privy Council Singapura atau kewajiban terhadap keberadaan antara
memutus bahwa sebelum bank berkewajiban lain keaslian, pemalsuan atau penipuan atas
melakukan pengalihan L/C berdasarkan UCP, dokumen-dokumen yang diajukan.
bank dimaksud harus telah setuju dengan tegas Kasus menarik yang terjadi berkaitan
untuk mengalihkannya. Persetujuan bank yang dengan Red Clause L/C di Indonesia yaitu kasus
dimohon untuk mengalihkan L/C terebut tidak antara Bapindo melawan Golden Key Group
ditemukan dalam persetujuan untuk yang mengakibatkan kerugian Negara sebesar
menerbitkan transferable L/C. Persetujuan 1,£ triliun. Dalam kasus in! Bapindo
terpisah untuk suatu pengalihan merupakan menerbttkan Red Clause L/C atas permintaan
persyaratan dalam transferable L/C dan ini yang Golden Key Group yang mendapatkan
menjadi dasar BN11946 sehingga tidak pembayaran sebelum barang dikirim yang
berkewajiban mengalihkan L/C tersebut. temyata tidak memenuhi kewajibannya. Secara
intemasional penggunaan Red clause L/C
Perlindungan Hukum berkaitan dengan Red sangat jarang dengan besamya resiko yang ada
Clause L/C pada bank sebagaimana dialami Bapindo
Red Clause L/C memungkinkan L/C dibayar tersebut.
dimuka sebelum dilakukan pengiriman barang
yang memuat suatu klausul yang secara Perlindungan Hukum berkaitan dengan
tradisional dicetak dengan wama merah (red Revolving L/C
clause). Penarikan dapat terhadap seluruh nilai Sebagaimana diketahui Revolving L/C
atau terhadap sebagian nilai. Kasus yang dapat merupakan L/C yang dipakai berulang-ulang
diangkat berkaitan dengan L/C in! adalah kasu§ oleh penerima dalam jumlah tertentu selama
antara Tukan Timber Ltd. melawan Barclays jangka waktu tertentu yang ditetapkan dalam
Bank Pic yang diputus oleh Pengadilan Inggris. L/C yang bersangkutan tanpa pertu
Dalam kasus ini Tukan membei timSh hitam menerbitkan L/C yang baru atau melakukan
dari Brasil dan menerbitkan L/C untuk perubahan L/C yang bersangkutan, Namun
kepentingan pemasok (penerima). L/C demikian beriakunya L/C ini perlu juga
dimaksud memuat Red clause yang memperhatikan jatuh tempo dari L/C
memungkinkan penerima untuk menarik sebagaimana kasus yang terjadi antara Co-op.
pembayaran L/C dengan semata-mata Fisheries Ltd. melawan Canadian Imperial Bank
mengajukan tanda terima yang dicountersign of Commerce.
oleh seorang atau dua orang direktur Tukan. Dalam kasus tersebut Pengadilan Kanada
Pembayaran uang muka merujuk pada barang memutuskan bahwa penolakan bank penerbit
yang akan dikirim. Ketika terjadi sengketa untuk membayar wesel beralasan sebab L/C
antara Tukan dan pemasok, pemasok berupaya telah jatuh tempo dan belum diperpanjang
untuk mengambil keuntungan dari klausul red berdasarkan maksud perbuatan para pihak.
clause tersebut dengan cara mengajukan tanda Tindakan bank dari aspek hukum L/C adalah
terima yang memuat tanda tangan palsu benar sesuai ketentuan UCP bahwa bank
seorang direktur. Bank tidak mau membayar berkewajiban menolak pembayaran wesel jika
sehingga Tukan menggugat untuk melindungi revolving L/C telah jatuh tempo karena kalau
kepentingannya tetapi pengadilan menolak L/C telah jatuh tempo maka janji pembayaran
gugatan tersebut atas dasar bahwa Tukan dari bank penerbit pun dengan sendirinya
mengajukan gugatan yang mengandung unsur berhenti.
penipuan.
Terhadap kasus ini sikap bank dan PENUTUP
pengadilan telah sesuai berdasarkan hukum A. Kesimpulan
L/C. UCP tidak memuat ketentuan yang 1. Didalam transaksi perdagangan dengan
meiarang penipuan karena hal ini merupakan menggunakan L/C terdapat para pihak
materi muatan hukum nasional mengenai atau terkait yakni penjual (eksportir), pembeli
berkaitan dengan L/C. Hal demikian dapat (importir), issuing bank (Bank penerbit
dipahami melalui maksud artikel 15 UCPDC 600 L/C), advising bank/confirming bank

64
Lex Et Societatis Vol. VII/No. 3/Mar/2019

dimana masing-masing mempunyai Huala Adolf. 2006. Hukum Perdagangan


hubungan hokum satu sama lain. Adapun Internasional. Jakarta: PT RajaGrafindo
pihak yang dominan yaitu bank penerbit Persada
L/C (issuing bank) yang terkait langsung Peter Mahmud Marzuki.2009. Penelitian
dengan penjual, pembeli dan advising Hukum. Jakarta: Perdana Media Group
bank (bank penerus). Ramlan Ginting. 2000. Letter of Credit Tinjauan
2. Berdasarkan Uniform Costum of Practice Aspek Hukum dan Kredit. Jakarta:
Documantary Credit Publikasi (UCPDC) Salemba 4.
600 sebagai dasar pelaksanaan L/C, para Roselyne Hutabarat.1991. Transaksi Ekspor
pihak terkait dalam L/C mendapatkan Impor. Jakarta: Erlangga
perlindungan hukum yang memberikan S. Nur. 2000. Pengertian Dasar Letter of Credit.
jaminan bagi terpenuhinya hak dan Jakarta: Wahana Trainindo Perkasa
kewajiban masing-masing pihak sehingga Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji,2001
penggunaan L/C dalam transaksi Penelitian Hukum Normatif Suatu
perdagangan internasional masih Tinjauan Singkat, Jakarta: PT. Radja
menjadi pilihan utama para pelaku bisnis Grafindo,
internasional. Uniform Custom Practice for Documantary
Credit (UCPDC) Publikasi ICC 600
B. Saran
1. Letter of Credit (L/C) sebagai bagian Media Daring :
terpenting dalam keberhasilan suatu https://www.academia.edu/19865465/Makala
transaksi perdagangan internasional h_Perdagangan_Internasional diakses
khususnya dalam hal pembayaran, maka pada tanggal 5 Januari 2019 Pkl. 14.10.
para pihak yang terlibat dalam L/C perlu https://id.wikipedia.org/wiki/Perdagangan_inte
memperhatikan dan melaksanakan rnasional diakses pada Tanggal 5
secara sungguh-sungguh mekanisme Januari Pkl.14.15
penerbitan L/C sehingga para pihak tidak https://slideplayer.info/slide/2385449/ diakses
ada yang dirugikan. pada tanggal 20 Januari 2019 Pkl.17.20
2. Guna menjamin terlaksananya
penggunaan L/C dalam transaksi
perdagangan internasional yang
memberikan perlindungan hukum
kepada para pihak, maka bagi kita di
Indonesia perlu mengatur L/C dalam
perundang-undangan dengan
mengadopsi ketentuan yang ada dalam
UCPDC 600 yang dirasa tidak merugikan
atau berkibat yang tidak baik bagi
kemajuan ekonomi Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
A.G. Walkers. 1987. Export Practice and
Documentation. Sidney:Butterworths.
Amir M.S. 2001. Letter of Credit dalam Bisnis
Ekspor Impor. Jakarta: PPM
_________2002. Kontrak Dagang Ekspor.
Jakarta: PPM
Gunawan Widjaya dan Ahmad Yani. 2001.
Transaksi Bisnis Internasional (Ekspor
Impor dan Imbal Beli).Jakarta:
GrafindoPersada.

65

Anda mungkin juga menyukai