daya kreasi di bidang alat-alat pembayaran oleh J.F. Glastra Van Loon dalam bukunya
yang ada di dalam masyarakat. Dirdjosisworo disebutkan yaitu :
Di Indonesia penggunaan Kartu 1. Penertiban (penataan) masyarakat
Kredit mulai diperkenalkan tahun 1980-an dan pengaturan pergaulan hidup
oleh bank-bank tertentu. Perkembangan 2. Penyelesaian pertikaian.
penggunaan Kartu Kredit boleh dikatakan 3. Memelihara dan mempertahankan
sangat pesat. Perkembangan tersebut tata tertib dan aturan-aturan dan
sebenarnya didorong oleh berbagai faktor jika perlu dengan kekerasan.
yang berkenaan dengan pengunaan 4. Pengertian atau memelihara dan
kemudahan, kepraktisan dan citra diri mempertahankan hal tersebut.
pemegang kartu. 3 5. Pengubahan tata tertib dan aturan-
Kartu kredit mempunyai aturan dalam rangka penyesuaian
kelebihan-kelebihan tertentu dibandingkan pada kebutuhan-kebutuhan dari
dengan alat pembayaran tunai. masyarakat.
Penggunaan Kartu Kredit dalam fungsinya 6. Pengaturan tentang pengubahan
sebagai alat atau sarana pembayaran, telah tersebut, agar dapat memenuhi
memberikan suatu substitusi alat tuntutan keadilan
pembayaran yang sah. Oleh karena itu (rechsvaardigheid), hasil guna
dapat dikatakan bahwa Kartu redit (doelmatigheid) dan kepastian
merupakan instrumen baru dalam dunia hukum (rechtzekerheid)4
perdagangan dan merupakan surat-surat Penggunaan kartu kredit
berharga yang mempunyai nilai uang. berkembang setelah deregulasi perbankan
Kartu Kredit mirip dengan surat dengan diterbitkannya Surat Keputusan
berharga, tetapi dalam pengertian hukum Menteri Keuangan
belumlah dapat dipandang sebagai surat No.1251/KMK.013/1988 tanggal 20
berharga. Sebab kartu kridit hanya Desember 1988, tentang Tata Cara
berfungsi sebagai alat pembayaran Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan,
(pengganti uang kontan), walaupun secara dimana bisnis kartu kredit ini digolongkan
tidak langsung hak tagih tersebut dapat sebagai kelompok usaha jasa pembiayaan.
dipenuhi oleh pihak ketiga tetapi bukan Perjanjian Kartu Kredit adalah
oleh pemegang kartu kredit, melainkan perjanjian untuk menerbitkan kartu kredit
oleh slip pembayaran yang telah yang dapat dimanfaatkan pemegangnya
ditandatangani oleh pemegang kartu untuk membayarkan barang atau jasa
kredit. perjanjian kartu kredit ini mengacu pada
Pemegang Kartu Kredit di perjanjian piunjam meminjam yang diatur
masyarakat berhubungan dengan hukum, dalam pasal 1754 KUH Perdata.5
maka hukum dipandang sebagai sesuatu Mekanisme penggunaan kartu kredit
yang esensial bagi penciptaan dan melibatkan empat pihak yaitu sebagai
pembinaan pasar Sifat esensial hukum di bertikut : Penerbit (Issure), pemegang
sini disebabkan oleh karena mampu kartu (Card holder), pengusaha atau
memberikan prediktabilitas kepada para pedagang (Merchant) pengelola
pelaku ekonomi, dalam memberikan (Acquirer), hubungan hukum diantara
kepastian hukum dalam rangka mereka pihak timbul karena adanya perjanjian,
menjalankan usahanya.
Dalam melaksanakan perannya di 4
.Soedjono Dirdjojosisworo,
tengah kehidupan bersama, hukum Pemanfaatan Ilmu-ilmu Sosial Bagi Pengembang
memiliki fungsi yang sangat penting, yang Ilmu Hukum, Alumni, Bandung, 1997, halaman
147-148
3
.Abdul Kadir Muhammad, Segi 5
. Soebekti, Hukum Perjanjian, Cetakan
Hukum Lembaga Keuangan dan Pembiayaan, ke-2. Penerbit Alumni Bandung, 1996.
CitraAditya Bakti, Jakarta, 2000 , halaman 265 halaman .35.
Volume 7 Nomor I. Bulan Januari Tahun 2015 2
3
dengan demikian penyalahgunaan kartu Tujuan dari ruang lingkup ini atau
kredit ditinjau dari aspek perjanjian adalah pembatasan dalam pembahasan yang
wanprestasi.6 sesuai dengan permasalahan dengan tujuan
Banyak manfaat yang didapat dari adalah untuk memfokuskan pada
penggunaan kartu kredit antara lain pembahasan nantinya yang sesuai dengan
sebagai alat pembayaran pengganti uang permasalahan sehingga akhirnya
tunai atau cek. Kartu ini memungkinkan si mendapatkan suatu kesimpulan.
pemegang memperoleh pelayanan jasa
yaitu di hotel-hotel, di rumah makan, pasar D. Metode Penelitian
swalayan dan sebagainya. Disamping
aman penggunaannya, kartu kredit juga Metode pendekatan yang
dianggap lebih efisien.7 digunakan penulis adalah metode
Bertitik tolak dari uraian diatas penelitian normatif. penelitian yang
tersebut, maka penulis tertarik untuk dipergunakan dalam penelitian ini adalah
meneliti dan menngkaji tulisan ini dengan berupa deskriptif analitis yaitu penelitian
Judul : ” Perlindungan Hukum yang menggambarkan peraturan
Terhadap Pemegang Kartu Kredit perundang-undangan yang berlaku dan
Sebagai Alat Pembayaran Dalam dikaitkan dengan teori- teori hukum positif
Transaksi Perdagangan ‘’ yang menyangkut permasalahan
Perlindungan Hukum Terhadap Pemegang
B. Permasalahan Kartu Kredit Sebagai Alat Pembayaran
Dalam Transaksi Perdagangan.
Berdasarkan uraian di atas, maka Data yang diperoleh melalui studi
permasalahannya dapat dirumuskan kepustakaan dengan cara mencari
sebagai berikut : konsepsi, teori-teori, dan pendapat-
1. Bagaimana hubungan hukum pendapat yang terdapat dalam buku-buku,
antara penerbit dan pemegang majalah serta peraturan perundang-
kartu kredit ? undangan (UU No. 10 tahun 1998 tentang
2. Bagaimanakah bentuk Perbankan). Kitab Undang-Undang
perlindungan hukum terhadap Hukum Perdata (KUH Perdata) dan
pemegang kartu kredit sebagai alat peraturan yang berhubungan dengan
pembayaran dalam transaksi permasalahan.
perdagangan?
C. R uang Lingkup
PEMBAHASAN
Untuk mendapatkan gambaran yang
jelas dan menyeluruh maka kajian dalam A. PENGERTIAN KARTU KREDIT
penulisan bidang hukum perbankan
tentang kartu kredit yang dititik beratkan PADA UMUMNYA
pada Perlindungan Hukum Terhadap
Pemegang Kartu Kredit Sebagai Alat Perjanjian kartu kredit termasuk ke
Pembayaran Dalam Transaksi dalam perjanjian tidak bernama, karena
Perdagangan perjanjian ini tidak diatur secara jelas
dalam KUH Perdata. Perjanjian penerbitan
kartu kredit dibuat berdasarkan pada Pasal
6
. Johannes Ibrahim, dkk. Kartru Kredit 1338 KUH Perdata. Perjanjian kartu kredit
Dilematis Antara Kontrak dan Kejahatan. PT. merupakan perjanjian menerbitkan kartu
Refika Aditama, Bandung, 2004, halaman 20. kredit yang dilakukan oleh pihak bank dan
7
. Mariam Darus Badrulzaman,
nasabah, dimana kartu kredit ini dapat
Perjanjian Kredit Bank, Alumni,
Bandung, 1995. halaman 28
Volume 7 Nomor I. Bulan Januari Tahun 2015 3
4
kredit paling tidak mengenai dua aspek pengambilan uang tunai, dengan
sekaligus. Pertama aspek hukum publik, mengunakan kartu kredit dikenal
termasuk pidana dan aspek hukum perdata. suatu bagian yang ada pada bank,
Aspek hukum publik dalam rangka yaitu bagian otorisasi. Istilah
memberikan perlindungan peraturan otorisasi itu sendiri berarti
tentang syarat-syarat pendirian perusahaan mekanisme pemberian persetujuan
kartu kredit peraturan tentang syarat-syarat bank untuk setiap transaksi kartu
pendirian perusahaan kartu kredit syarat yang nilainya melampaui floor limit
operasional dan sebagainya. Sedangkan yang ditetapkan bank kepada
aspek perdatanya adalah mengatur tentang merchant. Bagian otorisasi ini
hubungan hukum para pihak. merupakan alat kontrol dari
Perlindungan hukum tersebut mekanisme transaksi yang
diberikan baik kepada para pihak sebagai menentukan disetujui atau tidaknya
pihak sebagai pihak yang melakukan semua transaksi. Mengingat bagian
kegiatan yang sah. Dan juga kepada publik otorisasi harus melayani permintaan
yang langsung atau tidak langsung akan otorisasi dari semua transaksi di
merasakan dampak penggunaan kartu dalam maupun di luar negeri, maka
kredit. Penggunaan kartu kredit bagian otorisasi harus bekerja 24 jam
mempunyai pengaruh terhadap peredaran secara terus menerus.
uang di dalam masyarakat. Pemegang
kartu kredit memperoleh barang atau jasa 2. Pemegang Kartu
dari merchant adalah berdasarkan
perjanjian tiga pihak yaitu perjanjian Card Holder atau card member
antara penerbit dengan pemegang kartu diartikan Pemegang kartu yang
mengenai pemberian kesempatan namanya tercetak di kartu dan yang
menggunakan fasilitas, dan perjanjian berhak menggunakan kartu pada
antara penerbit dengan Merchant jaminan merchant/ pedagang. Card Holder
pembelian dengan pembayaran dibelakang adalah orang yang memegang kartu
oleh pihak ketiga yaitu pemegang kartu. kredit secara sah. Kartu kredit tidak
Hubungan di dalam perjanjianKartu Kridit dapat dipindahtangankan dan harus
dan penggunaannya ada beberapa pihak ditandatangani oleh pemegang
yang terkait secara langsung yaitu : kartu kredit tersebut, disinilah letak
perbedaan secara prinsip dengan
surat berharga lain, yang dapat
1. Bank pihak yang mengeluarkan kartu dipindahkan sesuai dengan
klausula yang terkandung dalam
kredit surat tersebut. Seorang yang
memeperoleh kartu kredit disebut
Bank yang mengeluarkan kartu pemegang kartu kredit, tetapi
kredit merupakan pihak yang harus bukan pemilik kartu kredit.
didahului membayar kepada
merchant, atas semua baiaya akibat 3. Pengusaha/pedagang
penggunaan kartu kredit oleh
pemegang kartu. Setelah jatuh Penggunaan istilah merchant
tempo, pihak bank baru menagih diberikan kepada tempat-tempat
kepada pemegang kartu dengan dimana kartu kredit dapat
mengirimkan tagihan penggunaan digunakan, seperti hotel, restoran,
kartu kredit atau Billing Statement. tempat hiburan, dan lain-lain.
Dalam Mekanisme transaksi Merchant adalah pihak- pihak yang
pembelian barang atau jasa maupun menerima pembayaran dengan
Volume 7 Nomor I. Bulan Januari Tahun 2015 10
11