PROPOSAL TESIS
Oleh
KANISHKA BULLER
NIM: 207005038
PASCA SARJANA
MAGISTER ILMU HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan Rahmat dan
Leasing Pada Leasing Adira Finance Kota Binjai” untuk memenuhi salah satu
dukungan dan doa dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Prof Dr. Budiman Ginting, SH., M.Hum, selaku Dekan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara atas semua dukungan yang besar terhadap seluruh
2. Prof. Dr. Ok. Saidin, SH., M.Hum selaku Wakil Dekan I Fakulas Hukum
3. Puspa Melati Hasibuan, SH., M.Hum selaku Wakil Dekan II Fakultas Hukum
4. Bapak Dr. Jelly Leviza SH., M.Hum, selaku Wakil Dekan III Fakultas
5. Prof. Dr. Sunarmi, SH., M.Hum, selaku Ketua Magister Hukum Pasca
Sumatera Utara yang telah membimbing dan membantu penulis selama masa
perkuliahan.
penulis.
telah membantu dan penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi kita
Kanishka Buller
NIM: 207005038
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................... .. 1
E. Keaslian Penulisan.................................................................... 8
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dana yang terbatas. Melihat celah tersebut, kemudian saat ini mulai menjamur
berbagai bentuk perusahaan pembiayaan. Tentu saja hal ini menjadi keuntungan bagi
para nasabah karena akan memudahkan dalam memilih jenis perusahaan yang hendak
1. Leasing
2. Pembiayaan konsumen
3. Usaha kartu kredit
4. Anjak piutang
5. Perdagangan surat berharga
6. Modal ventura.
Perusahaan yang dimaksud dalam hal ini adalah leasing, karena dianggap
merupakan pembiayaan yang paling awam saat ini. Leasing menerapkan sistem
pembiayaan dengan kesepakatan hak milik suatu benda akan diberikan kepada suatu
1
Abdulkadir Muhammad, Hukum Perusahaan Indonesia, Bandung, Citra Aditya Bakti, 2010,
hal. 617
2
Aswin Dewantoro, “6 Jenis Lembaga Pembiayaan dan Contohnya”,
https://gopinjol.com/money/jenis-lembaga-pembiayaan/ diakses pada 22 Maret 2021
1
2
lembaga.3 Hal ini dimaksudkan sebagai jaminan apabila suatu saat debitur tidak dapat
ini dikenal dengan istilah jaminan fidusia. Dalam hal ini, objek jaminan harus bisa
dijadikan alternatif sarana pelunasan utang dengan cara menjualnya secara lelang.
banyak telah memberikan solusi dan kemudahan bagi para calon nasabah (debitor
yang memerlukan dengan jaminan barang bergerak tanpa harus menyerahkan benda
jaminan kepada pihak kreditor. Jaminan fidusia lahir atas dorongan kebutuhan praktik
yang tidak bisa diakomodasi dengan lembaga jaminan gadai, kelemahan pada
jaminan gadai dimana barang jaminan harus diserahkan secara fisik ke tangan
yang diperlukan secara khusus oleh debitor dalam menunjang pekerjaan sehari-
harinya.4
suatu hubungan perasaan antara manusia yang satu dengan manusia lainnya yang
mana mereka merasa aman, sehingga tumbuh rasa percaya terhadap teman
jaminan kepada tempat mereka berhutang. Fidusia jaman romawi disebut juga
3
D.Y Witanto, Hukum Jaminan Fidusia dalam Perjanjian Pembiayaan Konsumen, Bandung,
Mandar Maju, 2015, hal. 6
4
Ibid, hal. 7
3
Fiducia Cum Creditore, artinya adalah penyerahan sebagai jaminan saja bukan
peralihan kepemilikan.5
KUH Perdata tidak diatur secara ekspilit di dalam KUH Perdata, dan
merupakan sesuatu yang lahir dari pelaksanaan asas kebebasan berkontrak yang
diatur dalam Pasal 1338 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang menyatakan
bahwa segala sesuatu perjanjian yang dibuat adalah sah bagi para pihak yang
setiap orang diperbolehkan membuat perjanjian apa saja baik yang sudah diatur
pembiayaan. Fidusia adalah pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar
tersebut tetap dalam penguasaan pemilik benda. Hal tersebut di jelaskan dalam Pasal
Undang Jaminan Fidusia atau UUJF secara bergantian). Jaminan fidusia adalah hak
jaminan atas benda bergerak baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud dan
benda tidak bergerak khususnya bangunan yang tidak dapat dibebani hak tanggungan
5
J. Satrio, Hukum Jaminan Hak Jaminan Kebendaan Fidusia, Bandung, Citra Aditya Bakti,
2002, hal. 64
6
Nurwidiatmo, Kompilasi Bidang Hukum Tentang Leasing, Jakarta, BPHN, 2011, hal. 2
4
dalam penguasaan Pemberi Fidusia, sebagai agunan bagi pelunasan utang tertentu,
kreditor lainnya.7
perjanjian yang muncul akibat adanya perjanjian pokok. Hal ini di jelaskan dalam
perjanjian ikutan dari suatu perjanjian pokok bukan kewajiban bagi para pihak untuk
pembiayaan konsumen (consumer finance) yang dalam kurun waktu satu dasawarsa
ini telah menjadi primadona di masyarakat. Segi kepraktisan dari lembaga jaminan
fidusia merupakan kelebihan yang tidak dimiliki oleh jaminan kebendaan lainnya
seperti, Gadai, Hipotek dan Hak Tanggungan, karena selain pada umumnya jaminan
itu diikat pada benda yang menjadi objek pembiayaan, juga konsumen tidak perlu
melepaskan penguasaan benda tersebut kepada pihak kreditor seperti halnya pada
lembaga gadai.8
11 menentukan bahwa benda yang dibebani dengan jaminan fidusia wajib didaftarkan
guna memberikan kepastian hukum kepada para pihak yang berkepentingan dan
7
Pasal 1 angka (2) Undang-Undang Nomer 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia
8
D. Y. Witanto, Op.Cit, hal. 7
5
kreditor yang lain. Ini disebabkan jaminan fidusia memberikan hak kepada penerima
fidusia untuk tetap menguasai benda yang menjadi objek jaminan fidusia berdasarkan
kepercayaan.9
elektronik sesuai dengan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 9
biasanya ditunjuk oleh bank atau lembaga pembiayaan terkait. Maka dikeluarkannya
Surat Edaran Direktor Jendral AHU No. AHU.06.OT.03.01 Tahun 2013 tentang
hukum, bagi pemberi perlindungan berupa adanya hak pakai atas benda jaminan, dan
wanprestasi pemberi jaminan tidak akan menyebabkan benda jaminan berubah hak
preferen atas piutangnya dan berlakunya asas droit de suite atas benda jaminan, bagi
9
Ni Wayan Indah Junyanitha, “Pendaftaran Fidusia Dalam Praktek Pemberian Kredit Pada
PT. Bank Perkreditan Rakyat Raga Jayatama di Batubulan Gianyar”, Bali, Jurnal Fakultas Hukum,
Universitas Udayana, 2015, hal. 4
10
Ni Wayan Erna Sari, “Pendaftaran Fidusia Online Pada Kantor Wilayah Kementerian
Hukum dan Ham Provinsi Bali”, Bali, Jurnal Fakultas Hukum, Universitas Udayana, 2018, hal. 2
6
pihak ketiga asas publisitas dalam perjanjian jaminan fidusia akan memberikan
informasi terhadap benda-benda yang difidusiakan. Dengan kata lain akan menjadi
Dalam hal ini pihak kreditur sudah siap menanggung resiko jika terjadi kredit macet.
Hal ini tentu saja akan menjadi faktor penghambat perlindungan kepada debitor.
fidusia sangat penting bagi para pihak yang terlibat. Hal ini dapat memberikan
perlindungan hukum baik kepada kreditor maupun debitor. Dengan adanya jaminan
fidusia akan menjadi pegangan bagi kedua pihak apabila terjadi sengketa di kemudian
hari. Dalam pendaftaran jaminan fidusia tentu saja akan menjadi persoalan mengenai
para pihak yang dapat mengakses data fidusia. Hal ini kemudian yang berkaitan
utang. Penelitian ini kemudian dituangkan dalam bentuk tulisan tesis dengan judul:
“Penerapan Asas Publisitas dalam Hal Pendaftaran Jaminan Fidusia Oleh Leasing
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang dan penegasan judul di atas, maka rumusan
C. Tujuan Penulisan
Binjai.
jaminan fidusia oleh leasing pada Leasing Adira Finance Kota Binjai.
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoretis
8
keperdataan, yang terkhusus berkaitan dengan penerapan asas publisitas dalam hal
2. Manfaat Praktis
leasing.
c. Dapat dijadikan sebagai rujukan bagi atau materi dalam hal penerapan
E. Keaslian Penulisan
beberapa Universitas yang ada di Indonesia baik secara fisik maupun online
khususnya Fakultas Hukum, tidak didapati bahwa judul tesis Penerapan Asas
Publisitas dalam Hal Pendaftaran Jaminan Fidusia Oleh Leasing Pada Leasing Adira
Finance Kota Binjai. Namun ada beberapa judul penelitian yang berkaitan dengan
dengan judul penelitian Legalitas Hukum Atas Penarikan Kendaraan Bermotor Yang
kendaraan bermotor;
leasing;
dengan Jaminan Fidusia dalam Perspektif Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2009
Tentang Lembaga Pembiayaan Pada PT. Astra Credit Companies Surakarta. Adapun
adalah:
perbankan.
Tangerang.
Penelitian yang dilakukan saat ini berjudul “Penerapan Asas Publisitas dalam
Hal Pendaftaran Jaminan Fidusia Oleh Leasing Pada Leasing Adira Finance Kota
Finance Kota Binjai dan penerapan asas publisitas dalam hal pendaftaran jaminan
Tesis ini belum ditulis dan diteliti dalam bentuk yang sama, sehingga tulisan
ini asli, atau dengan kata lain tidak ada judul yang sama dengan tulisan yang telah
11
dilakukan di Fakultas Hukum manapun. Maka dari itu, keaslian tesis ini dapat
1. Kerangka Teori
thesis mengenai suatu kasus atau permasalahan yang menjadi dasar perbandingan,
pegangan teoritis.11 Fungsi teori dalam penelitian ini adalah untuk memberikan
pihak dan juga memberikan perlindungan hukum yang seimbang, walaupun terdapat
memberikan keadilan, perlindungan hukum bagi semua orang. Teori yang digunakan
kepemilikan terhadap suatu benda hak milik atas suatu benda mengikuti kemanapun
atau ditangan siapapun benda itu berada. Teori kepemilikan benda/barang ini dikenal
dengan istilah droit de suit. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hak
kepemilikan dari suatu benda yang dijadikan objek jaminan fidusia tetap melekat
pemiliknya bahkan sekalipun benda/barang tersebut berada ditangan orang lain. Oleh
karena itu pemilik barang/benda yang sah tersebut perlu memperoleh perlindungan
hukum agar hak-haknya tidak dirugikan karena perlakuan yang tidak adil dari pihak
yang menguasai barang atau benda yang dijadikan objek jaminan fidusia tersebut.
Hadjon perlindungan hukum meliputi 2 (dua) jenis bagi masyarakat yaitu :12
perjanjian sewa beli, mobil sebagai objek jaminan fidusia masih merupakan milik
dari perusahaan pemberi kredit (kreditur) sampai debitur (konsumen penerima kredit)
melunasi seluruh angsuran yang telah diperjanjikan dalam perjanjian sewa beli mobil
tersebut. Setelah harga keseluruhan dari mobil tersebut dibayar lunas debitur
(penerima kredit) maka terjadilah momentum peralihan hak kepemilikan dari kreditur
12
R. Soeroso, Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta, Sinar Grafika, 2008, hal.57
13
Riswanto Anwar, Asas Keseimbangan dalam Suatu Perjanjian Timbal Balik, Jakarta, Citra
Ilmu, 2012, hal.7
13
kwitansi tanda pelunasan, dokumen-dokumen yang terkait dengan mobil tersebut dari
harga barang tersebut belum dibayar lunas oleh konsumen tersebut. Namun hak
kepemilikan atas barang yang telah diserahkan oleh perusahaan pembiayaan selaku
kreditur kepada konsumen selaku debitur masih tetap berada ditangan kreditur hingga
harga barang tersebut dibayar lunas secara keseluruhan oleh konsumen. Momentum
peralihan hak kepemilikan atas barang dari kreditur kepada debitur dalam suatu
perjanjian sewa beli secara angsuran adalah dengan diberikannya kuitansi pelunasan
harga barang secara keseluruhan oleh perusahaan pembiayaan selaku kreditur kepada
bertujuan:
1. Sebagai agunan
Jaminan Fidusia).
Menurut ketentuan yang terdapat dalam Pasal 24 UUJF No. 42 Tahun 1999
tindakan atau kelalaian pemberi fidusia baik yang timbul dari hubungan kontraktual
atau yang timbul dari perbuatan melanggar hukum sehubungan dengan penggunaan
dan pengalihan benda yang menjadi objek jaminan fidusia”. Dari ketentuan Pasal 24
UUJF No. 42 Tahun 1999 tersebut di atas dapat dikatakan bahwa penerima fidusia
tidak menanggung akibat atas perbuatan melanggar hukum dari pemberi fidusia
terhadap objek jaminan fidusia tersebut. Apabila ternyata dikemudian hari objek
jaminan fidusia yang diberikan oleh pemberi fidusia diperoleh dengan melanggar
ketentuan hukum pidana maka penerima fidusia tidak ikut menanggung akibat
jaminan fidusia yang telah disita tersebut dan bagaimana pula perlindungan hukum
terhadap perusahaan pembiayaan selaku kreditur dimana objek jaminan fidusia yang
telah dirampas / disita oleh negara melalui putusan pengadilan tersebut yang masih
jaminan fidusia sekaligus juga merupakan objek perjanjian sewa beli yang belum
pembiayaan selaku kreditur karena objek jaminan fidusia yang disita oleh negara
melalui putusan pengadilan tersebut bukan merupakan milik konsumen selaku pelaku
2. Teori Konsep
15
diterjemahkan sebagai usaha membawa sesuatu dari abstrak menjadi suatu yang
mendua (dubius) dari suatu istilah yang dipakai. Oleh karena itu untuk menjawab
permasalahan dalam penelitian ini harus didefinisikan beberapa konsep dasar, agar
secara operasional diperoleh hasil penelitian yang sesuai dengan tujuan yang telah
ditentukan, yaitu :
14
Sutan Reny Sjahdeini, Kebebasan Berkontrak dan Perlindungan Yang Seimbang Bagi Para
Pihak Dalam Perjanjian Kredit di Indonesia, Jakarta, Institut Bankir Indonesiai, 1993, hal. 10
16
G. Metode Penelitian
secara sistematis, metode, dan konsisten. Melalui proses penelitian tersebut diadakan
analisa dan konstruksi terhadap data yang telah dikumpulkan dan diolah. Oleh karena
dan teknologi, maka metode penelitian yang diterapkan harus senantiasa disesuaikan
dengan ilmu pengetahuan yang menjadi induknya.15 Penulisan tesis ini, menggunakan
1. Spesifikasi Penelitian
a. Jenis Penelitian
didalam tujuan penyusunan bahan analisis, maka dalam penulisan tesis ini
bersifat normatif belaka, melainkan hukum harus dilihat sebagai perilaku masyarakat
15
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif-Suatu Tinjauan Singkat,
Jakarta, Rajawali Pers, 1990, hal. 1
17
bersifat individual atau kelompok akan dijadikan bahan utama dalam mengungkapkan
b. Sifat Penelitian
Sifat penelitian dalam tesis ini adalah bersifat deskriptif yaitu penelitian yang
hukum.17
c. Pendekatan Penelitian
2. Lokasi Penelitian
ini adalah pegawai Adira Finance Kota Binjai yang berkaitan dengan pendaftaran
jaminan fidusia.
3. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam suatu penelitian merupakan hal yang sangat penting
dalam penulisan tesis, karena melalui pengumpulan data ini akan diperoleh data yang
selanjutnya bisa dipergunakan untuk analisa sesuai yang diharapkan berkaitan dengan
16
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta, UI Pers, 2010, hal. 45
17
Ibid, hal. 6
18
Mukti Fajar, Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan Empiris, Yogyakarta, Pustaka
Pelajar, 1999, hal. 36
18
hal tersebut, maka dalam penelitian ini menggunakan pengumpulan data sebagai
berikut:
a. Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden, bukan
dari bahan kepustakaan.19 Dalam tesis ini dilakukan wawancara terhadap staf dan
pegawai yang bekerja di leasing Adira Finance Kota Binjai. Sistem wawancara yang
dimungkinkan adanya variasi pertanyaan yang disesuaikan dengan situasi pada saat
wawancara dilakukan.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari bahan kepustakaan, bukan dari
yang artinya mempunyai otoritas, bahan hukum primer ini terdiri dari
19
Anshari Siregar, Tampil, Metode Penelitian Hukum, Medan, Pustaka Bangsa Press, 2005,
hal. 74
20
Ibid, hal.74
19
a. Studi Dokumen
b. Wawancara
c. Dokumentasi
21
Ibid, hal. 141
20
fidusia.
5. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan metode induktif yaitu suatu cara penelitian
A. Buku
Anwar, Riswanto. 2012. Asas Keseimbangan dalam Suatu Perjanjian Timbal
Balik, Jakarta, Citra Ilmu
Fajar, Mukti. 1999. Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan Empiris,
Yogyakarta, Pustaka Pelajar
Lubis, M. Solly. 1994. Filsafat Ilmu dan Penelitian, Bandung, Mandar Maju
Muhammad, Abdulkadir. 2010. Hukum Perusahaan Indonesia, Bandung, Citra
Aditya Bakti
Nurwidiatmo. 2011. Kompilasi Bidang Hukum Tentang Leasing, Jakarta, BPHN
Satrio, J. 2002. Hukum Jaminan Hak Jaminan Kebendaan Fidusia, Bandung,
Citra Aditya Bakti
Siregar, Anshari. 2005. Tampil, Metode Penelitian Hukum, Medan, Pustaka
Bangsa Press
Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudji. 1990. Penelitian Hukum Normatif-Suatu
Tinjauan Singkat, Jakarta, Rajawali Pers
Soekanto, Soerjono. 2010. Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta, UI Pers
Soeroso, R. 2008. Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta, Sinar Grafika
Witanto, D.Y. 2015. Hukum Jaminan Fidusia dalam Perjanjian Pembiayaan
Konsumen, Bandung, Mandar Maju
B. Jurnal
21
22
C. Internet
Dewantoro, Aswin. “6 Jenis Lembaga Pembiayaan dan Contohnya”,
https://gopinjol.com/money/jenis-lembaga-pembiayaan/ diakses pada 22
Maret 2021
D. Perundang- undangan
Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia