Anda di halaman 1dari 10

108 __Kedudukan Jaminan Fidusia serta Perlindungan Hukum bagi Lembaga Pembiayaan …, Linda Susilo, dkk

KEDUDUKAN JAMINAN FIDUSIA SERTA PERLINDUNGAN HUKUM


BAGI LEMBAGA PEMBIAYAAN KONSUMEN

Oleh:
Linda Susilo1, Rani Apriani2, Rahmi Zubaedah3
1, 2, 3
Universitas Singaperbangsa Karawang
1
1810631010201@student.unsika.ac.id; 2rani.apriani180488@gmail.com;
3
rahmizubaedah@yahoo.com

ABSTRAK: Dalam era globalisasi ini tak dapat dipungkiri bahwa setiap kebutuhan
seluruh lapisan masyarakat khususnya di Indonesia semakin pesat atau dapat dikatakan
meningkat, yang dimana hal ini sangat berbanding dengan pendapatan setiap individu
(masyarakat) untuk memenuhi segala kebutuhannya. Sehingga salah satu cara yang
dilakukan sebagai pemenuh kebutuhan tersebut muncullah jasa lembaga pembiyaan
konsumen, yang terbentuk atas dasar pengajuan hutang pituang atau kredit, dalam
kegiatannta melakukan pengadaan arang/memberikan pembiayaan berdasarkan
kebutuhan konsumen atau masyarakat dengan sistem pembayaran angsuran yang dalam
pelaksanaan kegiatan usaha dan pengelolaan risiko. Sehingga kedudukan jaminan fidusia
disini sebagai salah satu jaminan kebendaan untuk dapat memenuhi segala kebutuhan
masyarakat, sehingga apabila sewaktu-waktu telah terjadi wanprestasi pada salah satu
pihak maka hukum jaminan fidusia ini berperan dalam memberikan kepastian hukum
bagi kedua belah pihak yang berkepentingan terutama pada pihak lembaga pembiayaan
konsumen.

KATA KUNCI: Jaminan Fidusia, Lembaga Pembiayaan, Konsumen

ABSTRACT: In this era of globalization, it is undeniable that every need of all levels of
society, especially in Indonesia is increasing or can be said to increase, which is very
compared to the income of each individual (society) to meet all his needs. So that one of
the ways that is done as a meeting of these needs arises the services of consumer financing
institutions, which are formed on the basis of filing debt pituang or credit, in the
activitiesnta conduct charcoal procurement / provide financing based on the needs of
consumers or the public with an installment payment system in the implementation of
business activities and risk management. So that the position of fiduciary guarantee here
as one of the material guarantees to be able to meet all the needs of the community, so
that if at any time there has been a default on one of the parties then the fiduciary
guarantee law plays a role in providing legal certainty for both interested parties,
especially on the part of consumer financing institutions.

KEYWORDS: Fiduciary Guarantee, Financing Institution, Consumer

PENDAHULUAN mengalami perkembangan dan


pertumbuhan yang begitu pesat, sama
Setiap harinya tidak dapat halnya dengan arus globalisasi yang
dipungkiri bahwa segala sesuatunya begitu pesat pula, tak terkecuali

p-ISSN 1412 – 517X


Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369
Volume XVI Nomor 1, April 2021 (halaman 108 - 117) https://ojs.unm.ac.id/supremasi 109

kebutuhan seluruh masyarakat yang secara kepercayaan adalah sebuah bentuk


semakin bertambah seiring jaminan atas benda-benda bergerak selain
perkembangan zaman untuk memenuhi gadai, yang mempunyai dasar hukum
kebutuhannya dalam segala hal, namun yurispudensi,2 sehingga jaminan fidusia
pada faktanya masyarakat sendiri masih merupakan jaminan yang mengutakan
sulit terkendala dalam memenuhi suatu kepercayaan yang diselingi dengan
kebutuhan hidupnya, perkembangan suatu jaminan, timbul dari hubungan
ekonomi yang begitu pesat ini pula yang manusia sehingga apa yang mereka
sangat berbanding dengan pendapatan rasakan aman untuk memberikan jaminan
masyarakat dalam memenuhi seluruh bagi mereka yang berhutang. Pada
kebutuhannya. Kehidupan manusia selalu umumnya yang dikatakan sebagai
mengalami perubahan sejalan dengan perjanjian ini wajib dibuat dalam bentuk
perkembangan dan peningkatan taraf perjanjian baku yang hanya
hidup masyarakat.1 Maka berbagai diformulasikan kepada satu pihak saja
metode pun telah diupayakan termasuk yaitu pihak pembiayaan konsumen
hadirnya jasa lembaga pembiayaan maupun pihak selaku konsumen.3
konsumen yang dituju untuk Perjanjian pembiayaan bagi konsumen
meringankan konsumen dalam pula selain dibuat dalam bentuk pejanjian
memenuhi kebutuhannya. baku, harus dibuat pula berdasarkan atas
Pembiayaan pada konsumen asas kebebasan berkontrak para pihak
adalah sebagai kegiatan pembiayaan yang memuat rumusan kehendak
untuk pengadaan barang/benda yang berbentuk hak dan kewajiban dari
bersumber pada kebutuhan konsumen perusahaan pembiayaan konsumen
yang muncul dengan sistem pembayaran selaku pihak penyedia dana (fund lender),
angsuran yang dalam penerapan kegiatan serta konsumen selaku pengguna dana
usaha dan pengelolaan risiko, perusahaan (fund user).
pembiayaan konsumen melaksanakan Dalam perjanjian pembiayaan
pengaturan jaminan fidusia atas barang konsumen memuat dokumen hukum
atau benda yang dimiliki konsumen utama yang terbuat secara sah dengan
tersebut. Jaminan fidusia yang pada memenuhi ketentuan-ketentuan
dasarnya merupakan selaku jaminan sebagaimana yang diterapkan dalam
kebendaan untuk memenuhi segala pasal 1320 Kitab Undang-Undang
kebutuhan masyarakat yang dikenal Hukum Perdata, yang dimana digunakan
dalam hukum positif sangat memberikan sebagai syarat sah dalam suatu perjanjian
keuntungan tersendiri bagi para pelaku antara pihak lembaga pembiayaan
konsumen maupun lembaga pembiayaan konsumen dengan konsumen atau
konsumen. Sehingga dapat dilihat adanya debitur, maka akibat hukum dari
kegiatan ini dapat berjalan untuk para perjanjian pembiayaan konsumen adalah
peminjam (konsumen) agar tujuannya bahwa perjanjian pembiayaan konsumen
dalam dikembalikan secara lancar tidak mengikat penuh serta berlaku kepada
melakukan wanprestasi. “Fiduciare para pihak yang menyepakatinya
Eigendomsoverdracht” atau fidusia selayaknya undang-undang yang berlaku.
sering disebut sebagai jaminan hak milik Perjanjian pembiayaan konsumen ini

1 Rustan, Sahban, Andi Risma, “Perlindungan Hukum 2 Yanuar Kukuh, “Perjanjian pembiayaan konsumen”,
Pembelian Kendaraan Dalam Perjanjian Pembiayaan Jurnal Jurist-diction Vol. 1 No.1, 2018 Hal 2
3 D.Y. Witanto, 2019, “Hukum Jaminan Fidusia Dalam
Konsumen dan Pelaksanaan Eksekusi Jaminan
Fidusia” Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Perjanjian Pembiayaan Konsumen (Aspek perikatan,
Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya, Volume Pendaftaran dan Eksekusi) “, Bandung, Hal 119
XVI Nomor 1, April 2021, Hal 1.

p-ISSN 1412 – 517X


Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369
110 __Kedudukan Jaminan Fidusia serta Perlindungan Hukum bagi Lembaga Pembiayaan …, Linda Susilo, dkk

merupakan sebuah perjanjian timbal balik dari itu tujuan dari penulisan jurnal ini
dimana salah satu pihak memberikan adalah untuk mengetahui kedudukan
prestasinya dalam bentuk mengadakan jaminan fidusia terhadap Lembaga
pendanaan untuk mengadakan sebuah pembiayaan konsumen di Indonesia dan
barang-barang yang dibutuhkan oleh untuk mengetahui perlindungan hukum
pihak konsumen, yang memiliki ciri khas bagi Lembaga pembiayaan konsumen di
diantaranya, perjanjian utang pituang, Indonesia.
perjanjian jual beli, perjanjian jaminan
dan perjanjian asuransi.4 METODE
Menurut Prof. Subekti, S.H,
bahwa hubungan antara perikatan dan Penelitian ini merupakan
perjanjian adalah bahwa perjanjian itu penelitian hukum normatif. Penelitian
menerbitkan perikatan. Perjanjian adalah hukum normatif disebut penelitian
sumber perikatan, disamping sumber- hukum doktrinal.6 Dalam penulisan
sumber lain. Suatu perjanjian juga jurnal ilmiah ini penulis menggunakan
dinamakan persetujuan, karena dua pihak penelitian normatif atau penelitian hukum
itu setuju untuk melakukan sesuatu.5 doktriner yang melakukan penelitian
Hal yang sangat menarik pula kepustakaan yang sumbernya banyak
dalam proses pembebanan fidusia dalam didapatkan dari peraturan-peraturan
perjanjian pembiayaan konsumen ialah tertulis atau literatur yang ada
fidusia ini lahir atas dasar pemberian hubungannya dengan objek penelitian,
pembiayaan kepada konsumen atas dasar karena penelitian ini dilakukan hanya
pembelian terhadap suatu barang secara pada peraturan tertulis dan bahan lainnya
angsuran kepada pihak penyedia dana. dan terhadap data yang bersifat sekunder
Sehingga ada hubungan erat antara benda yang kemudian digabungkan secara
yang dijadikan objek jaminan oleh pihak sistematis.
konsumen kepada pihak pemberi dana
atau lembaga pembiayaan konsumen. HASIL DAN PEMBAHASAN
Sehingga sangat diperlukan untuk
pendaftan jaminan yang dilakukan oleh Kedudukan Jaminan Fidusia Pada
lembaga pembiayaan karena jika Lembaga Pembiayaan Konsumen di
sewaktu-waktu hal yang tidak diinginkan Indonesia
terjadi atau dapat dikatakan wanprestasi
pada salah satu pihak maka jaminan Fiduciare Eigendomsoverdracht
fidusia disini sangat berperan dalam atau fidusia sering disebut sebagai
memberikan kepastian hukum bagi kedua jaminan hak milik secara kepercayaan
belah pihak yang berkepentingan untuk adalah sebuah bentuk jaminan atas
menyelesaikan permasalahan yang bendabenda bergerak selain gadai yang
kemungkinan hari terjadi. Karena pihak memiliki dasar hukum yurisprudensi.
lembaga pembiyaan konsumen disini Perbedaan gadai dengan fidusia terletak
dapat dikatakan sangat lemah oleh sebab pada hak milik dan penguasaan
itu pentingnya suatu pendaftaran agar barangnya bahwa dalam fidusia yang
memberikan kekuatan untuk pihak menjadi jaminan untuk diserahkan
lembaga pembiayaan konsumen. Maka kepada kreditor adalah hak milik

4D.Y. Wintanto, Op-cit hal 120 6Aminudin, dan H. Zainal Abidin,” Pengantar
5
Subekti, R. “Hukum Perjanjian”, Intermasa, 2005, Metode Penelitian Hukum”, PT. Raja Grafindo
Hal 1. Persada, Jakarta, 2008, Hal 118.

p-ISSN 1412 – 517X


Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369
Volume XVI Nomor 1, April 2021 (halaman 108 - 117) https://ojs.unm.ac.id/supremasi 111

sedangkan debitor tetap menguasai Terbentuknya lembaga pembia-


barangnya dan berbanding terbalik dalam yaan konsumen ini didasarkan atas
gadai bahwa hak milik tetap ada dan pengajuan hutang piutang atau kredit
melekat pada debitor sedangkan yang ada di Indonesia tidak harus juga
penguasaan barangnya ada pada kreditor. diselingi dengan objek jaminan. Di
Atas dasar hak milik dan penguasaan Indonesia jaminan yang dikenal dalam
barang dalam fidusia menyebabkan sistem hukumnya adalah jamina fidusia,9
terjadinya penyerahan secara constitutum Untuk pertama kalinya lembaga ini
possessorium.7 mendapat pengakuan pada tanggal 18
Dari definisi tersebut sangat jelas Agustus 1932. Dalam suatu sistem
bahwa fidusia dibedakan dari jaminan jaminan yang baik dan yang benar adalah
fidusia, bahwa fidusia adalah suatu proses hukum jaminan yang mengatur asas-asas
pengalihan hak kepemilikan dan jaminan dan norma-norma hukum agar tidak
fidusia adalah jaminan yang diberikan tumpang tindih (overlapping) antara satu
dalam bentuk fidusia. Ini berarti aturan dengan yang lainnya, maka dikeluarkan
jaminan fidusia yang diatur dalam Undang-undang Jaminan Fidusia
Undang-undang Jaminan Fidusia ini merupakan pengakuan resmi yang
adalah aturan jaminan fidusia beroleh dari pengakuan yurispudensi
sebagaimana yang ada dalam “fiducia yang bertujuan untuk memberikan
cum creditore contract”,8 yaitu jaminan perlindungan serta kepastian hukum bagi
yang dibebankan atas suatu benda para pihak yang berkepentingan yang ada
bergerak secara fidusia sebagai bagian didalamnya jaminan fidusia (fiduciare
yang disebut pemberi jaminan dengan eigendoms overdracht) menurut pasal 1
kepercayaan, jaminan fidusia lebih angka 1 Undang-Undang Jaminan
dikedepankan didalam Undang-undang Fidusia adalah pengalihan hak
Jaminan Fidusia daripada pengertian kepemilikan suatu benda atas dasar
fidusia itu sendiri, hal ini didasarkan kepercayaan dengan ketentuan bahwa
bahwa maksud dari perjanjian fidusia benda yang hak kepemilikannya
yang dibuat berdasarkan Undang-undang dialihkan tersebut tetap dalam pemilik
Jaminan Fidusia pada dasarnya adalah benda. 10
proses hubungan hukum dalam dunia Sedangkan menurut Oey Hoey
usaha yang bertumpu pada unsur saling Tiong jaminan fidusia merupakan
membantu dan itikad baik pada masing- “sebagai jaminan hak milik secara
masing pihak, hal ini dapat terlihat kepercayaan, fidusia merupakan suatu
dengan adanya konsep fidusia dan bentuk jaminan atas benda-benda
jaminan dalam proses pencapaian fidusia bergerak dan benda-benda yang tidak
itu sendiri yang dari awal sampai dengan bergerak yang dapat dibebankan hak
sekarang memiliki ciri khas tidak adanya tanggungan dan hipotek”. Ada asas-asas
penguasaan benda jaminan oleh penerima yang dianut dalam undang-undang
fidusia, namun sebenarnya terhadap fidusia, diantaranya adalah asas kepastian
benda bergerak keadaan tersebut hukum, asas pendaftaran, asas
memiliki risiko yang cukup tinggi. perlindungan yang seimbang, asas

7 Itok Dwi Kurniawan, ‘Perlindungan Hukum Bagi 8 Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, “Jaminan
Kreditur Melalui Jaminan Fidusia Dalam Pembiayaan Fidusia”, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2001. Hal
Kredit Kendaraan Bermotor Roda Dua Ditinjau Dari 123.
9 Sunaryo, 2013, “Hukum Lembaga Pembiayaan”,
Prespektif UndangUndang Nomor 42 Tahun 1999
Tentang Jaminan Fidusia dan Peraturan Bidang Sinar Grafika, Jakarta, Hal 4
Keuangan’ Jurnal Repertorium, Volume IV, No.1, 10
Undang-Undang No. 42 Tahun 1999 Tentang
2017, Hal.121 Jaminan Fidusia Pasal 1 Angka 1

p-ISSN 1412 – 517X


Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369
112 __Kedudukan Jaminan Fidusia serta Perlindungan Hukum bagi Lembaga Pembiayaan …, Linda Susilo, dkk

menampung kebutuhan praktik, asas pembiayaan tersebut.13 Dalam proses


tertulis otentik, asas tertulis otentik, dan perjanjian terdapat pula kata sah dalam
asas kedudukan yang kuat kepada menyepakati bentuk-bentuk perjanjian
kreditur11 seperti yang sesuai dengan pasal 1320
Asas-asas tersebut harus selalu KUHPerdata yang meliputi sepakat
berjalan secara harmonisasi dengan asas mereka yang mengikat dirinya,
hukum jaminan dalam bidang hukum kecakapan untuk membuat suatu
jaminan kebendaan lainnya.karena tak perikatan, suatu hal tertentu, suatu sebab
dapat dipungkiri pasa era zaman seperti yang halal.14
ini praktik jaminan fidusia tidak bisa Dari kesepakatan tersebut
dilepaskan dari pengkreditan yang sangat merupakan suatu proses bertemunya para
digemari oleh setiap masyarakat sebagai pihak yang saling mengikat dirinya dalam
salah satu pemenuh kebutuhan. suatu perjanjian yang lahir karena tidak
Jaminan fidusia bersifat ada suatu paksaan dari pihak manapun.
kebendaan yang artinya fidusia Di Inggris pembayaran yang
mempunyai sifat serta kekuatan yang disediakan untuk pengadaan barang
sama dengan gadai, hipotek, dan hak kebutuhan konsumen dinamakan dengan
tanggungan yang sesuai diatur istilah “consumer kredit” tetapi di
berdasarkan 528 KUHPerdata. Beberapa Indonesia sendiri dikenal dengan istilah
ciri bahwa jaminan fidusia berkedudukan “pembiayaan konsumen “ yang
sebagai jaminan hak kebendaan karena pembiayaannya dibiayai oleh perusahaan
mengandung sifat, absolut, droit de suite, pembiayaan (Finnacing Company).
droit de preferen, spesialitas, publisitas. Pembiayaan konsumen
Bentuk dan isi perjanjian merupakan salah satu bidang usaha yang
pembiayaan konsumen merupakan melakukan pembiayaan pengadaan
perjanjian hutang piutang, debitur barang untuk kebutuhan konsumen
(konsumen) diberikan fasilitas dengan sistem pembayaran angsuran atau
pembiayaan objek kredit oleh kreditur secara berkala yang merupakan salah satu
(pelaku usaha).12 Semua bentuk bidang usaha pada lembaga pembiayaan.
perjanjian jaminan bersifat accesoir Berdasarkan Peraturan Menteri
terhadap pokonya, perjanjian jaminan Keuangan No. 84/PMK.012/2006 tentang
disini tidak akan mungkin ada kalau tanpa perusahaan pembiayaan atau lembaga
adanya perjanjian pokok yang pembiayaan adalah pembiayaan
mendasarinya. Perjanjian pembiayaan konsumen (consumer Finance) adalah
yang mengandung unsur utang piutang kegiatan pembiayaan untuk pengadaan
merupakan perjanjian pokok yang barang untuk kebutuhan konsumen
dijaminkan dengan fidusia, dimana pihak dengan sistem pembayar angsuran15
pembiayaan konsumen ini memberikan sehingga dapat dilihat bahwa perjanjian
sejumlah danany untuk membiayai pembiayaan konsumen mengandung
kebutuhan konsumen sehingga dapat beberapa unsur yang antara lain adalah
dibebankan untuk memberikan jaminan sebuah kegiatan pembiayaan, ditunjukan
terhadap utang yang timbul dari untuk mengadakan suatu barang, untuk

11 J. Satrio, 2020 , “Hukum Jaminan dan Hak 13 D.Y. Witanto, Op-cit hal 179
Kebendaan”, Bandung, Hal. 158 14 Kitab Undang-undang Hukum Perdata pasal 1320
12 Greity Silvana J. Weku, “Perlindungan Hukum 15 Peraturan Menteri Keuangan No. 84/PMK. 012/2006

Untuk Konsumen Lembaga Pembiayaan (Leasing) Atas Tentang Perusahaan Pembiayaan Menteri Keuangan,
Pengambilan Paksa Objek Jaminan Kredit’, Lex Pasal 1 Huruf G
Privatum Vol. VII/No. 6/Jul-Sep/2019. Hal 2.

p-ISSN 1412 – 517X


Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369
Volume XVI Nomor 1, April 2021 (halaman 108 - 117) https://ojs.unm.ac.id/supremasi 113

memenuhi kebutuhan konsumen, dimana benda tersebut harus dijadikan


pembayarannya dilakukan secara jaminan secara fidusia oleh pihak
angsuran atau berkala. konsumen kepada pihak lembaga
Sebenarnya bahwa pembiayaan pembiayaan. Sebenarnya dalam fasilitas
konsumen itu sendiri merupakan salah pembiayaan konsuen perjanjian jaminan
satu bidang usaha lembaga pembiayaan, merupakan perjanjian ikutan (assesoir)
dinegara kita badan usaha diluar bank dan dari perjanjian pembiayaan, meskipun
lembaga keuangan bukan bank yang dalam akta perjanjian pembiayaan telah
khusus didirikan untuk melakukan disebutkan bersama-sama dengan
kegiatan yang termasuk dalam atau perjanjian pembiayaan namun untuk
seluruh bidang usaha lembaga memenuhi ketentuan pasal 5 ayat (1) UU
pembiayaan yang disebut lemaga Jaminan Fidusia, maka perjanjian
pembiayaan konsumen atau perusahaan jaminan (fidusia) dibuat lagi secara
pembiayaan (Multi Finance). Secara tersendiri dengan sebuah akta notaris.
substansial pula pembiayaan konsumen Perjanjian jaminan ini merupakan sebuah
akan selalu melibatkan tiga pihak, yang perjanjian obligatoir sehingga sejak awal
terdiri dari, pertama pihak konsumen disepakati atau ditandatangani akta
sebagai pelaku dalam membeli suatu tersebut maka timbullah hak dan
barang atau dapat dikatakan yang tidak kewajiban diantara kedua belah pihak
memiliki suatu dana yang cukup untuk yang saling sepakat.16 Seperti bukti
membeli suatu barang yang dibutuhkan. bahwa perjanjian jaminan fidusia
Kedua, pihak lembaga pembiayaan merupakan perjanjian obligatoir dapat
konsumenyang kedudukannya sebagai dilihat pada klausa yang berbunyi pada
pemberi pinjaman dana kepada akta pemberi fidusia, “pemberi dan
konsumen untuk membeli suatu barang penerima fidusia telah sepakat dan setuju
yang dibutuhkan. Ketiga, penjual atau dengan ini mengadakan perjanjian.”
sebagai pemilik barang. Dalam Seperti contoh dalam hal proses
pembiayaan disini lahirlah hubungan pemberian jaminan fidusia yang objeknya
hukum yang diantaranya, perjanjian jual dalam kendaraan maka terdapat hal yag
beli, perjanjian utang piutang, serta menarik mengingat pada jenis kendaraan
perjanjian penjamin. yang sifat kepemilikannya tida tunduk
Sehingga dapat dikatakan bahwa pada ketentuan didalam pasal 1977 ayat
kedudukan lembaga jaminan fidusia (1) KUHPerdata meskipun kendaraan
dengan pembiayaan konsumen terletak tersebut masuk kedalam benda bergerak,
pada pembiayaan konsumen yang dimana yang artinya bahwa seorang pemilik
peran konsumen disini adalah sebagai benda tersebut secara yuridis adalah
nasabah yang mempunyai hubungan otrangyang tercantum namanya dalam
hukum dalam melakukan suatu perjanjian BPKB. Jaminan fidusia yang membebani
atau hukum kontrak (hubungan kontrak) benda berupa kendaraan bukan hanya
yang memiliki kesamaan dalam prinsip- diikatkan oleh sebuah perjanjian
prinsip dengan perjanjian kredit yang pemberian jaminan, namun ada
mencakup jaminan pokok, jaminan utama kewajiban pula bagi pihak konsumen
dan jaminan tambahan. Adapun hal-hal ytang menyerahkan BPKB kepada pihak
yang sangat menarik dalam proses pemberi jaminan sebagai bentuk retensi
pembebanan jaminan fidusia ada didalam sebelum hutangnya lunas pihak kreditur
perjanjian pembiayaan konsumen yang pun berhak untuk menahan BPKB

16 D.Y. Witanto, Op-cit Hal 124

p-ISSN 1412 – 517X


Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369
114 __Kedudukan Jaminan Fidusia serta Perlindungan Hukum bagi Lembaga Pembiayaan …, Linda Susilo, dkk

tersebut.17 Sehingga objek jaminan dalam memiliki tujuan untuk memberikan suatu
perjanjian pembiayaan ini adalah benda pengaturan yang lebih lengkap dari yang
yang pengadaannya dibiayai atau selama ini ada dan sejalan untuk
diberikan pinjaman oleh pihak lembaga memberikan hak istimewa bagi pihak
pembiayaan yang harus didaftarkan kreditur guna pelunasan hutang-piutang
kepada lemvaga jaminan fidusia agar debitur, bahwasannya setelah pasca
setiap pihak-pihak yang terlibat didalam kontrak posisi kreditur ini sangat lemah
suatu perjanjian tersebut mempunyai maka dari itu pula Undang-Undang
kedudukan yang kuat. Sesuai dengan fidusia ini mengambil satu prinsip seperti
petauran Menteri Keuangan hubungannta yang dijelaskan bahwa pentingnya suatu
terletak pada pasal 1 dimana perusahaan pendaftaran yang dimana sangat
pembiayaan sebagai mana yang telah diharapkan agar dapat memberikan suatu
disebutkan wajib mendaftarkan ke kantor perlindungan hukum yang kuat kepada
jaminan fidusia. pihak penerima jaminan (kreditur).
Dengan lahirnya jaminan ini pula Secara A Contrario dapat
akan mengubah suatu sistematika dikatakan bahwa apabila debitur tidak
kepemilikan yang sebelumnya yang memenuhi kewajiban melakukan
dimana kendaraan tersebut sebagai milik prestasi, maka apat dikatakan debitur
debitur yang dialihkan kepada pihak tersebut waprestasi.18 Karena sering
kreditur, tetapi walaupun sistematika terjadi bahwa lembaga pembiayaan
seperti itu pihak debitur tetap menguasai konsumen merasa telah memiliki semua
dan dapat menggunakan objek hak kebendaan atas objek jaminan ketika
jaminannya itu. Dan kedudukan jaminan telah ditandatangani, sehingga banyak
fidusia merupaka bentuk pengecualian kasus yang terjadi dimana lembaga
dari jaminan gadai dimana pada pembiayaan konsumen (kreditur)
prinsipnya jaminan gadai, benda yang melakukan pengambilan objek jaminan
menjadi objek jaminannya yang dalam bentuk kendaraan dengan cara
diserahkan kepada kreditur dan yang tidak layak/patut yang misalnya
sedangkan fidusia penyerahan hak milik dicegat dijalan raya lalu kendaraan
hanya bersifat atas asas kepercayaan tersebut diambil secara paksa dan pada
dengan memberikan suatu jaminan. saat itu pihak debitur (konsumen) pun
tidak kehabisan akal, ia melapor kepada
Perlindungan Hukum Bagi Lembaga pihak yang berwajib atas tuduhan
Pembiayaan Konsumen pencurian dengan kekerasan ketika
dimana pihak lembaga pembiayaan pun
Tujuan dari pendaftaran jaminan tidak bisa menunjukkan sertifikat fidusia,
fidusia selain untuk melahirkan hak maka ini bisa menjadi boomerang baik
kebendaan yang memenuhi asas pada pihak eksekutor maupun pihak
publisitas, juga sangat efektif dalam lembaga pembiayaan. tetapi beda halnya
memberikan perlindungan bagi jika telah didaftrakan dan lahirlah hak
kepentingan kreditur (lembaga kebendaan dari jaminan fidusia itu, maka
pembiayaan konsumen). Undang- pihak lembaga pembiayaan akan
Undang No. 42 Tahun 1999 tentang diberikan hak untuk memenuhi sendiri
Jaminan Fidusia sebagaimana yang telah pelaksanaan pelunasan piutang baik
menyebutkan bahwa Undang-Undang ini

17
Ibid, Hal 135 18
Tan Kamello, 2019, “Hukum Jaminan Fidusia Suatu
Kebutuhan Yang didambakan”, Bandung, hal 237

p-ISSN 1412 – 517X


Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369
Volume XVI Nomor 1, April 2021 (halaman 108 - 117) https://ojs.unm.ac.id/supremasi 115

secara parate eksekusi, eksekusi grosse Dimana pendaftaran jaminan


berdasarkan ketentuan pasal 224 HIR.19 tersebut menganut pula asas spesialitas
Sesuai dengan pasal 11 UUJF yang dilihat dari syarat-syarat
yang merupakan asas yang paling penting pendaftaran seperti yang disebutkan
adalah pendaftaran yang dimana dalam pasal 13 ayat (2) yang asasnya
pendaftaran tersebut wajib untuk sama pula dengan pasal 6 Undang-
dilakukan pada kantor pendaftaran Undang No. 42 tahun 1999 tentang
jaminan fidusia dilingkup tugas pada Jaminan Fidusia. 21
kantor Kehakiman dan Hak Asasi Serta dalam pasal 15 UUJF yang
Manusia Republik Indonesia. Adapun pada intinya menyebutkan bahwa pada
asas yang dianut tersebut antara lain benda yang dibebani dengan fidusia
adalah asas kepastian hukum, asas wajib didaftarkan dan kemudian dibuat
pendaftaran, asas perlindungan yang sertifikat jaminan fidusia yang
seimbang asas menampung kebutuhan mencantumkan pula “DEMI
praktek, asas tertulis otentik, asas KEADILAN DAN KETUHANAN
pemberian kedudukan yang kuat kepada YANG MAHA ESA.”22 Sehingga dalam
kreditur. pasal 15 tersebut menerangkan bahwa
Didalam suatu perjanjian antara dalam sertifikat jaminan fidusia tersebut
pihak kreditur dengan debitur biasanya mempunyai kekuatan eksekutorial yang
disepakati suatu perjanjian tertentu yang sama dengan halnya putusan pengadilan
dimana maksud dan tujuannya untuk yang telah mempunyai kekuatan hukum
memberikan suatu posisi kuat bagi pihak tetap. Dalam hal melaksanakan
kreditur (lembaga pembiayaan eksekutorial ini kreditur mempunyai hak
konsumen) jika sewaktu-waktu debitur untuk melaksanakannya apabila debitur
tidak melaksanakan prestasinya, adapun wanprestasi sesuai ang tercantum dalam
pendaftaran dilakukan melalui suatu sertifikat jaminan fidusia. Bentuk
permohonan yang ditunjukan kepada wanprestasi pada perjanjian jaminan
kantor jaminan fidusia atau yang dapat fidusia pula wajib disepakati bersama
disingkat menjadi K.P.F. dalam pasal 14 antara para pihak untuk menentukan
UUJF disebutkan bahwa kantor bahwa ketika nantinya debitur cedera
pendaftaran fidusia menerbitkan dan janji, dan tidak boleh dinyatakan secara
menyerahkan kepada penerima fidusia sepihak. Selain itu pula adanya sertifikat
sertifikat jaminan fidusia pada tanggal jaminan fidusia tidak serta merta
yang sama dengan tanggal penerima membuat penerima fidusia dapat
permohonan pedaftaran; sertifikat langsung mengeksekusi objek jaminan.
jaminan fidusia yang merupakan salinan Karena pada dasar mekanisme dan
dari buku daftar fidusia memuat catatan prosedur hukum dalam pelaksanaan
tentang hal-hal sebagaimana dimaksud eksekusi sertifikat harus selayaknya
dalam pasal 13 ayat (2) UUJF; jaminan eksekusi putusan pengadilan yang telah
fidusia lahir pada tanggal yang sama berkekuatan hukum tetap. 23
dengan tanggal dicatatnya jaminan Hal yang lain pula guna melindungi oihak
fidusia dalam buku daftar fidusia.20 lembaga pembiayaan konsumen maka

19 D.Y. Witanto, Op-cit hal 127 Fidusia.”Jurnal Hukum Media Bhakti, Vol. 2 No. 1 Hal
20 Undang-Undang No. 42 Tahun 1999 tentang Jaminan 29
23 Sigar Aji Poerana, 2020. “Perlindungan Kepentingan
Fidusia Pasal 14
21 J. Satrio, Op-cit hal 175 Kreditur dalam Fidusia”
22 Yuoky Surinda, “Perlindungan Hukum Bagi Pihak https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/cl2
Kreditur dalam Perjanjian Kredit Dengan Jaminan 739/perlindungan-kepentingan-kreditur-dalam-fidusia/
diakses pada 03 April 2021 pukul 19.21 WIB

p-ISSN 1412 – 517X


Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369
116 __Kedudukan Jaminan Fidusia serta Perlindungan Hukum bagi Lembaga Pembiayaan …, Linda Susilo, dkk

perusahan pula harus menerapkan PENUTUP


beberapa prinsip umum dalam
pelaksanaan pengkreditan yaitu 4P Dalam suatu sistem jaminan yang
(Personality, Purpose, Prosfect, baik dan benar adalah hukum jaminan
Payment) dan formula 5C (Collateral, yang mengatur asas-asas dan norma-
Capacity, Character, Capital, Condition norma hukum agar tidak tumpang tindih
of Ecomony). Tetapi yang cukup (overlapping) antara satu dengan yang
digunakan dala penerapan prinsip adalah lainnya, maka dikeluarkan pula Undang-
3P yaitu, pertama Personality yang Undang jaminan fidusia merupaka suatu
dimana pihak pembiayaan konsumen pengakuan resmi yang beroleh
harus mencari data secara lengkap pengakuan melalui Yurispudensi yang
mengenai kepribadian calon konsumen, bertujuan untuk memberikan
riwayat hidupnya karena harus perlindungan atau kepastian hukum bagi
dipertanyakan apakah seorang calon para pihak yang berkepentingan yang ada
konsumen tersebut beritikad baik atau didalamnya. Asas-asas tersebut harus
tidak. Kedua Purpose dimana mencari berjalan secara harmonisasi dengan asas
tahu data apa tujuan penggunaan barang hukum jaminan dalam bidang hukum
tersebut oleh pihak konsumen. Ketiga jaminan kebendaan lainnya. Hal-hal yang
Payment pihak lembaga pembiayaan sangat menarik dalam proses
harus mengetahui pula mengenai pembebanan jaminan fidusia ada didalam
kemampuan seseorang dalam perjanjian pembiayaan konsumen yang
melaksanakan pembayaran untuk dimana jaminan fidusia disini lahir atas
melunasi segala hutang dalan jumlah dan dasar pembelian suatu barang, sehingga
jangka waktu yang telah ditentukan. terdapat hubungan erat antara keduanya
Selain prisnip itu pula harus menerapkan yang dimana benda tersebut harus
prinsip 4C yang diantaranya, pertama dijadikan jaminan secara fidusia oleh
Character calon konsumen harus pihak konsumen kepada pihak lembaga
mempunyai watak dan sifat pribadi yang pembiayaan konsumen.
baik, penilaian karakter ini meningkatkan Undang-Undang fidusia sebagai-
kejujuran pada calon konsumen. Kedua mana telah menyebutkan bahwa undang-
Collateral jaminan untuk pengamanan undang ini memiliki tujuan untuk
atas risiko yang mungkin terjadi atas memberikan suatu pengaturan yang lebih
wanprestasinyta seorang konsumen. lengkap dari yang selama ini ada dan
Ketiga Condition of Economy yang sejalan untuk memberikan perlindungan
meliputi pekerjaan atau penghasilan dari hukum yang lebih baik bagi para pihak
calon konsumen dalam pelaksanaan yang berkepentingan. Atau dapat pula
pembayaran sehingga terhindar dari memberikan hak istimewa bagi pihak
risiko yang mungkin akan terjadi. lembaga pembiayaan konsumen guna
Keempat Capacity merupakan pelunasan hutang debitur, karena
kemampuan seorang konsumen untuk bahwasannya setelah pasca kontrak posisi
dapat melunasi hutang sesuai dengan kreditur sangat lemah maka dari itu
jumlah dan jangka waktu yang telah undang-undang fidusia ini mengambil
ditentukan.24 suatu prinsip seperti yang telah dijelaskan
bahwa pentingnya suatu pendaftaran

24 Endang Prasetyawati, “Perlindungan Hukum


Terhadap Para Pihak Pembiayaan Konsumen” Jurnal
Ilmu Hukum DIH, Vol. 8 No. 16, 2012 Hal 65

p-ISSN 1412 – 517X


Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369
Volume XVI Nomor 1, April 2021 (halaman 108 - 117) https://ojs.unm.ac.id/supremasi 117

sangat diharapkan agar dapat Pembiayaan Konsumen. Jurnal


memberikan suatu perlindungan hukum Ilmu Hukum DIH, 8(16), 101-
yang kuat kepada pihak penerima 111.
jaminan. Selain itu pula guna melindungi Itok Dwi Kurniawan, Perlindungan
lembaga pembiayaan, perusahaan harus Hukum Bagi Kreditur Melalui
menerapkan beberapa prinsip umum Jaminan Fidusia Dalam
dalam pelaksaaan pengkreditan yaitu 4P Pembiayaan Kredit Kendaraan
dan 5C. Bermotor Roda Dua Ditinjau
Dari Prespektif UndangUndang
Nomor 42 Tahun 1999 Tentang
DAFTAR PUSTAKA Jaminan Fidusia dan Peraturan
Bidang Keuangan’ Jurnal
Buku Repertorium, Volume IV, No. 1,
Aminudin, dan H. Zainal Abidin, 2017; 121.
”Pengantar Metode Penelitian Rustan, Sahban, Andi Risma,
Hukum”, PT. Raja Grafindo “Perlindungan Hukum
Persada, Jakarta, 2008, 118. Pembelian Kendaraan Dalam
Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, Perjanjian Pembiayaan
“Jaminan Fidusia”, Raja Konsumen dan Pelaksanaan
Grafindo Persada, Jakarta, 2001. Eksekusi Jaminan Fidusia”
123. Supremasi: Jurnal Pemikiran
Kamello, Tan. 2019. Hukum Jaminan dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial,
Fidusia Suatu Kebutuhan Yang Hukum, & Pengajarannya,
Didambakan, Bandung: P.T. Volume XVI Nomor 1, April
Alumni. 2021, 1.
Witanto, D.Y. 2019. Hukum Jaminan Surinda, Y. 2018. Perlindungan Hukum
Fidusia Dalam Perjanjian Bagi Pihak Kreditur Dalam
Pembiayaan Konsumen (aspek Perjanjian Kredit Dengan
perikatan, pendaftaran, dan Jaminan Fidusia, Jurnal Hukum
eksekusi), Bandung: CV Mandar Media Bhakti, 2 (1), 19-31.
Maju.
Satrio, J. 2020. Hukum Jaminan dan Hak Peraturan Undang-Undang
Kebendaan, Bandung: PT Citra Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
Aditya Bakti Undang-undang Republik Indonesia
Subekti, R. “Hukum Perjanjian”, Nomor 42 Tahun 1999 Tentang
Intermasa, 2005, 1. Jaminan Fidusia.
Sunaryo. 2013. Hukum Lembaga Peraturan Menteri Keuangan Republik
Pembiayaan, Jakarta: Sinar Indonesia Nomor 84/PMK.
Grafika 012/2006 tentang Perusahaan
Jurnal Pembiayaan Menteri Keuangan.
Greity Silvana J. Weku, “Perlindungan
Hukum Untuk Konsumen
Lembaga Pembiayaan (Leasing)
Atas Pengambilan Paksa Objek
Jaminan Kredit’, Lex Privatum
Vol. VII/No. 6/Jul-Sep/2019. 2.
Prasetyawati, E. 2012. Perlindungan
Hukum Terhadap Para Pihak

p-ISSN 1412 – 517X


Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369

Anda mungkin juga menyukai