Oleh:
Linda Susilo1, Rani Apriani2, Rahmi Zubaedah3
1, 2, 3
Universitas Singaperbangsa Karawang
1
1810631010201@student.unsika.ac.id; 2rani.apriani180488@gmail.com;
3
rahmizubaedah@yahoo.com
ABSTRAK: Dalam era globalisasi ini tak dapat dipungkiri bahwa setiap kebutuhan
seluruh lapisan masyarakat khususnya di Indonesia semakin pesat atau dapat dikatakan
meningkat, yang dimana hal ini sangat berbanding dengan pendapatan setiap individu
(masyarakat) untuk memenuhi segala kebutuhannya. Sehingga salah satu cara yang
dilakukan sebagai pemenuh kebutuhan tersebut muncullah jasa lembaga pembiyaan
konsumen, yang terbentuk atas dasar pengajuan hutang pituang atau kredit, dalam
kegiatannta melakukan pengadaan arang/memberikan pembiayaan berdasarkan
kebutuhan konsumen atau masyarakat dengan sistem pembayaran angsuran yang dalam
pelaksanaan kegiatan usaha dan pengelolaan risiko. Sehingga kedudukan jaminan fidusia
disini sebagai salah satu jaminan kebendaan untuk dapat memenuhi segala kebutuhan
masyarakat, sehingga apabila sewaktu-waktu telah terjadi wanprestasi pada salah satu
pihak maka hukum jaminan fidusia ini berperan dalam memberikan kepastian hukum
bagi kedua belah pihak yang berkepentingan terutama pada pihak lembaga pembiayaan
konsumen.
ABSTRACT: In this era of globalization, it is undeniable that every need of all levels of
society, especially in Indonesia is increasing or can be said to increase, which is very
compared to the income of each individual (society) to meet all his needs. So that one of
the ways that is done as a meeting of these needs arises the services of consumer financing
institutions, which are formed on the basis of filing debt pituang or credit, in the
activitiesnta conduct charcoal procurement / provide financing based on the needs of
consumers or the public with an installment payment system in the implementation of
business activities and risk management. So that the position of fiduciary guarantee here
as one of the material guarantees to be able to meet all the needs of the community, so
that if at any time there has been a default on one of the parties then the fiduciary
guarantee law plays a role in providing legal certainty for both interested parties,
especially on the part of consumer financing institutions.
1 Rustan, Sahban, Andi Risma, “Perlindungan Hukum 2 Yanuar Kukuh, “Perjanjian pembiayaan konsumen”,
Pembelian Kendaraan Dalam Perjanjian Pembiayaan Jurnal Jurist-diction Vol. 1 No.1, 2018 Hal 2
3 D.Y. Witanto, 2019, “Hukum Jaminan Fidusia Dalam
Konsumen dan Pelaksanaan Eksekusi Jaminan
Fidusia” Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Perjanjian Pembiayaan Konsumen (Aspek perikatan,
Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya, Volume Pendaftaran dan Eksekusi) “, Bandung, Hal 119
XVI Nomor 1, April 2021, Hal 1.
merupakan sebuah perjanjian timbal balik dari itu tujuan dari penulisan jurnal ini
dimana salah satu pihak memberikan adalah untuk mengetahui kedudukan
prestasinya dalam bentuk mengadakan jaminan fidusia terhadap Lembaga
pendanaan untuk mengadakan sebuah pembiayaan konsumen di Indonesia dan
barang-barang yang dibutuhkan oleh untuk mengetahui perlindungan hukum
pihak konsumen, yang memiliki ciri khas bagi Lembaga pembiayaan konsumen di
diantaranya, perjanjian utang pituang, Indonesia.
perjanjian jual beli, perjanjian jaminan
dan perjanjian asuransi.4 METODE
Menurut Prof. Subekti, S.H,
bahwa hubungan antara perikatan dan Penelitian ini merupakan
perjanjian adalah bahwa perjanjian itu penelitian hukum normatif. Penelitian
menerbitkan perikatan. Perjanjian adalah hukum normatif disebut penelitian
sumber perikatan, disamping sumber- hukum doktrinal.6 Dalam penulisan
sumber lain. Suatu perjanjian juga jurnal ilmiah ini penulis menggunakan
dinamakan persetujuan, karena dua pihak penelitian normatif atau penelitian hukum
itu setuju untuk melakukan sesuatu.5 doktriner yang melakukan penelitian
Hal yang sangat menarik pula kepustakaan yang sumbernya banyak
dalam proses pembebanan fidusia dalam didapatkan dari peraturan-peraturan
perjanjian pembiayaan konsumen ialah tertulis atau literatur yang ada
fidusia ini lahir atas dasar pemberian hubungannya dengan objek penelitian,
pembiayaan kepada konsumen atas dasar karena penelitian ini dilakukan hanya
pembelian terhadap suatu barang secara pada peraturan tertulis dan bahan lainnya
angsuran kepada pihak penyedia dana. dan terhadap data yang bersifat sekunder
Sehingga ada hubungan erat antara benda yang kemudian digabungkan secara
yang dijadikan objek jaminan oleh pihak sistematis.
konsumen kepada pihak pemberi dana
atau lembaga pembiayaan konsumen. HASIL DAN PEMBAHASAN
Sehingga sangat diperlukan untuk
pendaftan jaminan yang dilakukan oleh Kedudukan Jaminan Fidusia Pada
lembaga pembiayaan karena jika Lembaga Pembiayaan Konsumen di
sewaktu-waktu hal yang tidak diinginkan Indonesia
terjadi atau dapat dikatakan wanprestasi
pada salah satu pihak maka jaminan Fiduciare Eigendomsoverdracht
fidusia disini sangat berperan dalam atau fidusia sering disebut sebagai
memberikan kepastian hukum bagi kedua jaminan hak milik secara kepercayaan
belah pihak yang berkepentingan untuk adalah sebuah bentuk jaminan atas
menyelesaikan permasalahan yang bendabenda bergerak selain gadai yang
kemungkinan hari terjadi. Karena pihak memiliki dasar hukum yurisprudensi.
lembaga pembiyaan konsumen disini Perbedaan gadai dengan fidusia terletak
dapat dikatakan sangat lemah oleh sebab pada hak milik dan penguasaan
itu pentingnya suatu pendaftaran agar barangnya bahwa dalam fidusia yang
memberikan kekuatan untuk pihak menjadi jaminan untuk diserahkan
lembaga pembiayaan konsumen. Maka kepada kreditor adalah hak milik
4D.Y. Wintanto, Op-cit hal 120 6Aminudin, dan H. Zainal Abidin,” Pengantar
5
Subekti, R. “Hukum Perjanjian”, Intermasa, 2005, Metode Penelitian Hukum”, PT. Raja Grafindo
Hal 1. Persada, Jakarta, 2008, Hal 118.
7 Itok Dwi Kurniawan, ‘Perlindungan Hukum Bagi 8 Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, “Jaminan
Kreditur Melalui Jaminan Fidusia Dalam Pembiayaan Fidusia”, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2001. Hal
Kredit Kendaraan Bermotor Roda Dua Ditinjau Dari 123.
9 Sunaryo, 2013, “Hukum Lembaga Pembiayaan”,
Prespektif UndangUndang Nomor 42 Tahun 1999
Tentang Jaminan Fidusia dan Peraturan Bidang Sinar Grafika, Jakarta, Hal 4
Keuangan’ Jurnal Repertorium, Volume IV, No.1, 10
Undang-Undang No. 42 Tahun 1999 Tentang
2017, Hal.121 Jaminan Fidusia Pasal 1 Angka 1
11 J. Satrio, 2020 , “Hukum Jaminan dan Hak 13 D.Y. Witanto, Op-cit hal 179
Kebendaan”, Bandung, Hal. 158 14 Kitab Undang-undang Hukum Perdata pasal 1320
12 Greity Silvana J. Weku, “Perlindungan Hukum 15 Peraturan Menteri Keuangan No. 84/PMK. 012/2006
Untuk Konsumen Lembaga Pembiayaan (Leasing) Atas Tentang Perusahaan Pembiayaan Menteri Keuangan,
Pengambilan Paksa Objek Jaminan Kredit’, Lex Pasal 1 Huruf G
Privatum Vol. VII/No. 6/Jul-Sep/2019. Hal 2.
tersebut.17 Sehingga objek jaminan dalam memiliki tujuan untuk memberikan suatu
perjanjian pembiayaan ini adalah benda pengaturan yang lebih lengkap dari yang
yang pengadaannya dibiayai atau selama ini ada dan sejalan untuk
diberikan pinjaman oleh pihak lembaga memberikan hak istimewa bagi pihak
pembiayaan yang harus didaftarkan kreditur guna pelunasan hutang-piutang
kepada lemvaga jaminan fidusia agar debitur, bahwasannya setelah pasca
setiap pihak-pihak yang terlibat didalam kontrak posisi kreditur ini sangat lemah
suatu perjanjian tersebut mempunyai maka dari itu pula Undang-Undang
kedudukan yang kuat. Sesuai dengan fidusia ini mengambil satu prinsip seperti
petauran Menteri Keuangan hubungannta yang dijelaskan bahwa pentingnya suatu
terletak pada pasal 1 dimana perusahaan pendaftaran yang dimana sangat
pembiayaan sebagai mana yang telah diharapkan agar dapat memberikan suatu
disebutkan wajib mendaftarkan ke kantor perlindungan hukum yang kuat kepada
jaminan fidusia. pihak penerima jaminan (kreditur).
Dengan lahirnya jaminan ini pula Secara A Contrario dapat
akan mengubah suatu sistematika dikatakan bahwa apabila debitur tidak
kepemilikan yang sebelumnya yang memenuhi kewajiban melakukan
dimana kendaraan tersebut sebagai milik prestasi, maka apat dikatakan debitur
debitur yang dialihkan kepada pihak tersebut waprestasi.18 Karena sering
kreditur, tetapi walaupun sistematika terjadi bahwa lembaga pembiayaan
seperti itu pihak debitur tetap menguasai konsumen merasa telah memiliki semua
dan dapat menggunakan objek hak kebendaan atas objek jaminan ketika
jaminannya itu. Dan kedudukan jaminan telah ditandatangani, sehingga banyak
fidusia merupaka bentuk pengecualian kasus yang terjadi dimana lembaga
dari jaminan gadai dimana pada pembiayaan konsumen (kreditur)
prinsipnya jaminan gadai, benda yang melakukan pengambilan objek jaminan
menjadi objek jaminannya yang dalam bentuk kendaraan dengan cara
diserahkan kepada kreditur dan yang tidak layak/patut yang misalnya
sedangkan fidusia penyerahan hak milik dicegat dijalan raya lalu kendaraan
hanya bersifat atas asas kepercayaan tersebut diambil secara paksa dan pada
dengan memberikan suatu jaminan. saat itu pihak debitur (konsumen) pun
tidak kehabisan akal, ia melapor kepada
Perlindungan Hukum Bagi Lembaga pihak yang berwajib atas tuduhan
Pembiayaan Konsumen pencurian dengan kekerasan ketika
dimana pihak lembaga pembiayaan pun
Tujuan dari pendaftaran jaminan tidak bisa menunjukkan sertifikat fidusia,
fidusia selain untuk melahirkan hak maka ini bisa menjadi boomerang baik
kebendaan yang memenuhi asas pada pihak eksekutor maupun pihak
publisitas, juga sangat efektif dalam lembaga pembiayaan. tetapi beda halnya
memberikan perlindungan bagi jika telah didaftrakan dan lahirlah hak
kepentingan kreditur (lembaga kebendaan dari jaminan fidusia itu, maka
pembiayaan konsumen). Undang- pihak lembaga pembiayaan akan
Undang No. 42 Tahun 1999 tentang diberikan hak untuk memenuhi sendiri
Jaminan Fidusia sebagaimana yang telah pelaksanaan pelunasan piutang baik
menyebutkan bahwa Undang-Undang ini
17
Ibid, Hal 135 18
Tan Kamello, 2019, “Hukum Jaminan Fidusia Suatu
Kebutuhan Yang didambakan”, Bandung, hal 237
19 D.Y. Witanto, Op-cit hal 127 Fidusia.”Jurnal Hukum Media Bhakti, Vol. 2 No. 1 Hal
20 Undang-Undang No. 42 Tahun 1999 tentang Jaminan 29
23 Sigar Aji Poerana, 2020. “Perlindungan Kepentingan
Fidusia Pasal 14
21 J. Satrio, Op-cit hal 175 Kreditur dalam Fidusia”
22 Yuoky Surinda, “Perlindungan Hukum Bagi Pihak https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/cl2
Kreditur dalam Perjanjian Kredit Dengan Jaminan 739/perlindungan-kepentingan-kreditur-dalam-fidusia/
diakses pada 03 April 2021 pukul 19.21 WIB