TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Magister Hukum
JAMHARI KUSNADI
2002190055
HALAMAN PENGESAHAN
USULAN PENELITIAN PADA SEMINAR PRA TESIS
JUDUL
Pembimbing 2
Mengetahui
Program Studi Hukum Program Magister
Halaman
HALAMAN JUDUL....................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
2. Rumusan Masalah...................................................................15
a. Kerangka Teori................................................................16
b. Kerangka Konsep.............................................................22
5. Metode Penelitian...................................................................24
6. Sistematika Penulisan..............................................................26
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
kebutuhannya, terlebih dijaman modern dan globalisasi saat ini, muncul bentuk-
tersebut merupakan lembaga penyandang dana yang lebih fleksibel dan moderat
dibanding dengan lembaga perbankan, yaitu berupa lembaga keuangan non bank
lembaga keuangan non bank (LKNB) ini, yaitu: lembaga pembiayaan, lembaga
perasuransian, lembaga dana pensiun, lembaga pegadaian dan lembaga pasar modal
(capital Market)
Pembiayaan adalah badan usaha yang khusus didirikan untuk melakukan Sewa Guna
1
Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 9 tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan,
Pasal 1.
2
Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 9 tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan,
Pasal 1.
3
Sunaryo, Hukum Lembaga Pembiayaan, Sinar Grafika, Jakarta, 2009, hlm. 1.
1
2
oleh perusahaan financial, di samping kegiatan seperti leasing, factoring, kartu kredit
dan sebagainya. Target pasar dari model pembiayaan konsumen ini sudah jelas yaitu
para konsumen. Suatu istilah yang dipakai sebagai lawan dari kata produsen. 4
produktif atau dagang. Kredit ini dapat mengandung resiko yang lebih besar daripada
kredit dagang biasa.5 Pembiayaan konsumen merupakan kegiatan yang mirip sewa
guna usaha dengan hak opsi, dengan tetap memperhatikan unsur resiko dan keamanan
konsumen pada prinsipnya memiliki kesamaan dengan sewa beli karena sama-sama
membayar barang konsumen dengan cara angsuran, hanya perbedaannya dalam sewa
beli tidak ada pihak ketiga yang ikut serta dalam pembiayaan. 7
cukup menarik untuk dibahas dan dikaji, yaitu bagaimana keberadaan lembaga
pembiayaan konsumen dalam industri jasa keuangan Indonesia dan kriteria yang
hukum Indonesia sehingga lembaga ini dikatakan sebagai salah satu sumber dana
alternatif bagi pribadi ataupun badan usaha yang memerlukan dana untuk memenuhi
4
Munir Fuady, Hukum Tentang Pembiayaan, PT.Citra Aditya Bakti, Bandung, 2014, hal.
161.
5
Juli Irmayanto dkk, Bank & Lembaga Keuangan, Universitas Trisakti, Jakarta, 2009, hlm.
175.
Endang Purwaningsih, Hukum Bisnis, Ghalia Indonesia, Bogor, 2010, hlm. 18.
6
Zaeni Asyhadie, Hukum Bisnis Prinsip dan Pelaksanaannya di Indonesia, PT. Raja
7
saja dengan pengertian kredit konsumsi yang diberikan oleh bank, yaitu kredit yang
seperti yang dibedakan dari pinjaman yang digunakan untuk tujuan-tujuan produktif.
tumbuh sejak lama sebagai bagian dari trading. Namun baru diakui sejak
Pembiayaan, yang secara resmi mengakui lembaga pembiayaan konsumen ini sebagai
Badan hukum meliputi sesuatu yang menjadi pendukung hak dan kewajiban.
Meijers menambahkan, badan hukum itu merupakan suatu realitas konkret, riil,
8
Richard Burton Simatupang, Aspek Hukum Dalam Bisnis, Rieka Cipta, Jakarta, 2003,
hlm.117
.
4
walaupun tidak dapat diraba, bukan khayal, atau merupakan suatu juridische realiteit
Selanjutnya, E. Utrecht menjelaskan, badan hukum itu adalah setiap pendukung hak
yang tidak berjiwa, atau lebih tepat yang bukan manusia. R.Subekti mengatakan
badan hukum pada pokoknya adalah suatu badan atau perkumpulan yang dapat
memiliki hak-hak dan melakukan perbuatan seperti seorang manusia, serta memiliki
Menurut ketentuan Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 Tentang
Perseroan Terbatas, organ perseroan adalah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS),
Direksi, dan Dewan Komisaris. RUPS adalah organ perseroan yang memegang
kekuasaan tertinggi dalam perseroan dan memegang segala wewenang yang tidak
diserahkan kepada Direksi atau Dewan Komisaris. Direksi adalah organ perseroan
yang bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk kepentingan dan
tujuan perseroan serta mewakili perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan
sesuai dengan ketentuan anggaran dasar. Dewan Komisaris adalah organ perseroan
yang bertugas melakukan pengawasan secara umum dan atau khusus serta
Perseroan sebagai makhluk atau subjek hukum artifisial disahkan oleh negara
menjadi badan hukum memang tetap tidak dapat dilihat dan diraba (invicible and
intangible). Eksistensinya riil ada sebagai subjek hukum yang terpisah (separate) dan
bebas (independent) dari pemiliknya atau pemegang sahamnya maupun dari pengurus
9
Mulhadi, Hukum Perusahaan, Bentuk-Bentuk Badan Usaha di Indonesia, Ghalia
Indonesia, Bogor, 2010, hlm.73.
10
Abdulkadir Muhammad, Hukum Perusahaan Indonesia, Bandung: PT.Citra Aditya
Bakti, bandung, 2010), hlm.115.
5
dalam hal ini Direksi Perseroan. Secara terpisah dan independen perseroan melalui
melakukan kegiatan untuk dan atas nama perseroan membuat perjanjian, transaksi,
menjual aset dan menggugat atau digugat serta dapat hidup dan bernapas
sebagaimana layaknya manusia (human being) selama jangka waktu berdirinya yang
ditetapkan dalam anggaran dasar belum berakhir. Namun tidak dapat dipenjarakan,
akan tetapi dapat menjadi subjek perdata maupun tuntutan pidana dalam bentuk
hukuman “denda”.11
Dalam realitasnya perusahaan pembiayaan sampai saat ini masih dikuasai oleh
perusahaan pembiayaan yang berbentuk Perseroan Terbatas. Hal ini disebabkan oleh
pembiayaan mengingat modal yang dibutuhkan sangat besar. Selain itu untuk
bergerak di bidang ini diperlukan pula keahlian dan keuletan serta pengelolaan
menjadi tiga (3) jenis, yaitu perusahaan pembiayaan konsumen yang merupakan anak
perusahaan dari pemasok barang dan jasa yang akan dibeli oleh debitor, perusahaan
pembiayaan konsumen yang merupakan satu grup usaha dengan pemasok barang dan
jasa yang akan dibeli oleh debitor, dan perusahaan pembiayaan konsumen yang tidak
mempunyai kaitan kepemilikan dengan pemasok barang dan jasa yang akan dibeli
oleh debitor.13
11
M.Yahya Harahap, Hukum Perseroan Terbatas, Sinar Grafika, Jakarta, 2011, hlm.37.
12
Sunaryo, Hukum Lembaga Pembiayaan, Sinar Grafika, Jakarta, 2009), hlm. 5.
13
Sigit Triandaru dan Totok Budisantoso, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Salemba
Empat, Jakarta, 2008, hlm. 204.
6
(biasanya dalam jumlah kecil) yang terutama ditujukan bagi kebutuhan konsumen
dan bisnis. Proses intermediasi keuangan dari perusahaan pembiayaan yaitu nasabah
meminjam dalam jumlah besar namun dengan memberikan pinjaman dalam jumlah
pinjaman kepada konsumen (yang juga meminjam ke bank umum) dan perusahaan
pembiayaan tidak tunduk pada regulasi seperti halnya bank umum atau komersial.
institusi perbankan.15
Pembiayaan konsumen ini merupakan salah satu model lembaga keuangan yang
masih baru berkembang bila dibandingkan lembaga keuangan bank, sehingga hal ini
juga menjadi bahan pertanyaan yang perlu dibahas dan dikaji, yaitu bagaimana dalam
praktiknya bentuk pengaturan dan pengawasan yang dilakukan oleh Otoritas Jasa
Keuangan, yang sekarang ini kewenangannya berada pada Otoritas Jasa Keuangan,
dan apakah pengaturan dan pengawasan yang dilaksanakan tersebut sudah dapat
pembiayaan konsumen.
produk yang semakin canggih dan beragam. Kelebihan-kelebihan atas suatu produk
14
Ahmad Muqorrobin, Pasar Uang, diakases dari
http://warungekonomiislam.blogspot.com/2013/10/pasar-uang.html, pada tanggal 27 Des 2021,
pukul. 21.20
15
Ktut Silvanita Mangani, Bank Dan Lembaga Keuangan Lain, Erlangga, Jakarta, 2009),
hlm.55.
7
secara finansial dana untuk membelinya tidak mencukupi. Bagi masyarkat kelas
menengah ke bawah yang berpenghasilan rendah hal ini tentu merupakan suatu
problem tersendiri. Kondisi inilah yang antara lain menyebabkan tumbuh dan
tadinya kesulitan untuk membeli barang secara tunai, akan dapat teratasi dengan
mudah dan cepat. Hal ini akan menimbulkan tingginya tingkat persaingan bisnis
menjadi nasabahnya.
bidang teknologi informasi serta inovasi finansial telah menciptakan sistem keuangan
yang sangat kompleks, dinamis, dan saling terkait antar-subsektor keuangan baik
dalam hal produk maupun kelembagaan. Lembaga jasa keuangan yang memiliki
terguncang, tentunya
16
Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Kencana Prenada Media Group,
Jakarta, 2005, hlm. 214.
8
dalam menanganinya.
bergerak di bidang keuangan dilakukan oleh dua (2) lembaga yang ditunjuk
Indonesia (BI). Artinya semua aktivitas perbankan sepenuhnya dilakukan oleh Bank
Indonesia, termasuk dalam hal memberi izin, menindak, atau membubarkan bank. 2.
Lembaga keuangan bukan bank seperti pasar modal, perasuransian, dana pensiun,
lembaga pembiayaan, dan lembaga jasa keuangan lainnya, kegiatannya diawasi oleh
keresahan dari beberapa pihak dalam hal fungsi pengawasan Bank Indonesia. Ada
sektoral industri jasa keuangan, dan amanat Undang-Undang No.3 Tahun 2004
Tentang Bank Indonesia (Pasal 34). Pasal 34 Undang-Undang No.3 Tahun 2004
Tentang Bank Indonesia merupakan respon dari krisis Asia yang terjadi pada 1997-
1998 yang berdampak sangat berat terhadap Indonesia, khususnya sektor perbankan.
Berdasarkan Pasal 34 Undang- Undang No.3 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas
selambat-lambatnya akhir tahun 2010 dengan nama Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
17
Kasmir, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya, PT.RajaGrafindo Persada, Jakarta,
2014, hlm.323.
9
industri perbankan, asuransi, dana pensiun, pasar modal, modal ventura, dan
Jasa Keuangan yang disahkan pada 22 November 2011. Dalam peraturan itu
disebutkan defenisi dari Otoritas Jasa Keuangan adalah lembaga yang independen
dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas dari campur tangan pihak lain,
kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam undang-undang Otoritas Jasa
Keuangan ini.
Oleh karena itu, dengan adanya OJK, pengawasan atas semua industri jasa
keuangan akan disatukan ke dalam satu atap, yaitu perbankan, pasar modal, asuransi,
dana pensiun, lembaga keuangan nonbank. 18 Selain itu, latar belakang didirikannya
OJK juga karena makin rumitnya produk keuangan serta pemasaran atas produk ini
dilakukan lintas industri seperti produk pasar modal (seperti reksadana) ditawarkan
juga oleh bank atau produk asuransi juga ditawarkan bank (bancaassurance). Otoritas
lembaga pembiayaan, dan lembaga jasa keuangan lainnya, antara lain melakukan
terhadap lembaga jasa keuangan, pelaku, dan/atau penunjang kegiatan jasa keuangan
18
Adrian Sutedi, Aspek Hukum Otoritas Jasa Keuangan, Raih Asa Sukses, Jakarta, 2014),
hlm.36.
10
yang masih baru berdiri di Indonesia sebagai badan yang mempunyai kewenangan
sektor industri jasa keuangan, sehingga bagaimana dalam praktiknya Otoritas Jasa
pembiayaan konsumen dengan nasabahnya serta jenis sanksi yang diberikan atas
penelitian tesis ini akan difokuskan mengenai kewenangan Otoritas Jasa Keuangan
konsumen sebagai perusahaan yang bergerak di bidang industri jasa keuangan yang
Pembiayaan Konsumen”.
memerlukan dana segar agar menjalankan perusahaannya, salah satunya dengan jalan
meminjam dana usaha kepada lembaga keuangan yaitu bank. Lembaga pembiayaan
meminjam dana usaha dari Bank dengan menyajikan data-data dari nasabahnya yang
dijadikan sebagai data dari lembaga pembiayaannya membutuhkan dana segar untuk
satunya adalah dengan menjual data nasabahnya yang tidak valid. Perusahaan
banyak agar pihak bank melihat kebutuhan dana dari perusahaan tersebut besar,
memperkaya diri sendiri dengan jalan menggelapkan dana usaha yang akan didapat
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah lembaga pengawas untuk industri jasa
keuangan baik berupa Bank atau Non Bank yang bertujuan melindungi kepentingan
konsumen dan masyarakat serta menjaga agar industri tersebut dapat berjalan secara
setiap orang yang dengan sengaja mengabaikan dan/atau tidak melaksanakan perintah
tertulis maka dipidana dengan pidana penjara paling singkat dua tahun dan pidana
denda paling sedikit Rp. 5.000.000.000,- (lima miliar rupiah).atau pidana penjara
paling lama enam tahun dan pidana denda paling banyak Rp. 15.000.000.000,- (lima
belas miliar rupiah). Lebih lanjut, dalam ayat 2 nya dinyatakan apabila pelanggaran
dilakukan korporasi maka korporasi dipidana dengan pidana denda paling sedikit Rp
pidana penjara dan pidana denda bagi pihak yang tidak melaksanakan perintah OJK
tersebut.
12
Terkait dengan yang telah diutarakan diatas mengenai tindak pidana turut serta
mengabaikan perintah dari Otoritas Jasa Keuangan perihal pelarangan bagi Pemegang
Saham, Dewan Komisaris dan Direksi PT. Sunprima Nusantara Pembiayaan (SNP)
dilakukan oleh Leo Chandra dengan pada tahun 2018 yang telah diputus pada
karena telah terbukti dengan secara sah dan meyakinkan telah melakukan “Tindak
Jasa Keuangan (OJK) dalam hal pengawasan terhadap Lembaga Jasa Keuangan
secara berlanjut” dan menjatuhkan pidana kepada Leo Chandra oleh karena itu
dengan pidana penjara selama 5 (lima) tahun dan 6 (enam) bulan dan denda sebesar
beberapa inti permasalahan dengan pembahasan mengenai tindak pidana turut serta
(OJK) dalam hal pengawasan terhadap Lembaga Jasa Keuangan secara berlanjut
K/PID.SUS/2020”.
13
2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tindak pidana serta pidana terhadap pelaku yang melanggar peraturan
a. Maksud Penelitian
lembaga pembiayaan.
Keuangan.
b. Tujuan Penelitian
1. Aspek Teoretis
2. Aspek Praktis
a. Kerangka Teoretis
“perenungan”, yang pada gilirannya berasal dari kata “thea” dalam bahasa
realitas. Dari kata dasar thea ini pula datang kata modern “theater” yang
simbolis.19
19
H.R.Otje Salman S, Anthon F.Susanto, Teori Hukum (Mengingat, Mengumpulkan dan
Membuka Kembali), PT.Refika Aditama, Bandung, 2004, hlm.21.
15
kriteria:20
1. Pernyataan itu harus abstrak yaitu, harus dipisahkan dari praktik-praktik sosial
kuat;
boleh saling berlawanan satu sama lain dan jika mungkin dapat ditarik
4. Pernyataan itu harus dijelaskan. Teori harus mengungkapkan suatu tesis atau
5. Pernyataan itu harus umum pada prinsipnya, pernyataan itu harus dapat
digunakan dan menerangkan semua atau contoh fenomena apapun yang akan
6. Pernyataan itu tidak boleh dikurangi hingga penjelasan yang ditawarkan para
konsisten tentang apa yang diketahui tentang dunia sosial oleh partisipan dan
20
Ibid., hlm.22-23.
16
tertentu terjadi.22
analitis.
dalam arti perintah dari yang memegang kekuasaan tertinggi atau dari
adalah
21
M.Solly Lubis, Filsafat Ilmu dan Penelitian, CV.Mandar Maju, Bandung, 2004), hlm.
27.
22
J. J. J. M.Wuisma, Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, UI Press, Jakarta, 2006, hlm. 203.
17
logis, tetap dan bersifat tertutup (closed logical system), hukum secara
tegas dipisahkan dari keadilan dan tidak didasarkan pada nilai-nilai yang
a. Hukum dalam arti yang sebenarnya atau hukum yang tepat untuk
disebut hukum. Jenis hukum ini disebut juga sebagai hukum positip.
pengampuan.
23
Lili Rasjidi, Ira Rasjidi, Dasar-Dasar Filsafat Dan Teori Hukum, PT.Citra Aditya
Bakti, Bandung, 2001, hlm.58.
24
Ibid., hlm.58
18
unsur itu kaitannya satu dengan yang lain dapat dijelaskan sebagai berikut: unsur
perintah ini berarti satu pihak menghendaki agar orang lain melakukan
kehendaknya, pihak yang diperintah akan mengalami penderitaan jika perintah itu
terhadap yang diperintah, dan yang terakhir ini hanya dapat terlaksana jika yang
memerintah itu adalah pihak yang berdaulat. Pihak yang memiliki kedaulatan itu
dikenakan sanksi.
25
Lili Rasjidi, Ira Thania Rasjidi, Pengantar Filsafat Hukum, CV.Mandar Maju, Bandung,
2002, hlm.57.
19
Dalam hal ini, untuk menjawab rumusan masalah tesis ini, digunakan
juga teori Pragmatic Legal Realism, yaitu teori hukum yang dikemukakan oleh
Rescoe Pound, yang mengatakan hukum dilihat dari fungsinya dapat berperan
Supaya dalam pelaksanaan untuk pembaharuan itu dapat berjalan dengan baik,
menjadi inti pemikiran Sociological Jurisprudence yaitu hukum yang baik adalah
hukum yang hidup di dalam masyarakat, sebab jika ternyata tidak, maka
dengan adanya Otoritas Jasa Keuangan sebagai lembaga pengatur dan pengawas
b. Kerangka Konsep
26
Abdul Manan, Aspek-Aspek Pengubah Hukum, Kencana Prenada Media, Jakarta, 2006,
hlm. 20.
20
pengolahan, analisis, dan kontruksi data.27 Oleh karena itu untuk menjawab
dasar, agar secara operasional diperoleh hasil penelitian yang sesuai dengan
tertentu. Roeslan Saleh mengartikan pidana sebagai reaksi atas delik, dan ini
berwujud suatu nestapa yang dengan sengaja ditimakan negara pada pelaku
delik itu.28
5. Otoritas Jasa Keuangan adalah lembaga yang independen dan bebas dari
campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas dan wewenang
27
Soerjono Soekanto dan Purnadi Purbacaraka, Perihal Kaedah Hukum, Citra Aditya
Bhakti, Bandung, 2003, hlm. 137.
28
Mahrus Ali, Dasar-Dasar Hukum Pidana, Sinar Grafika, Jakarta, 2012, hal. 186.
29
Ateng Syafrudin, Menuju Penyelenggaraan Pemerintahan Negara yang Bersih dan
Bertanggung Jawab, Jurnal Pro Justisia, Edisi IV, Universitas Parahyangan, Bandung, 2000), hlm.
22.
30
Sujamto, Beberapa Pengertian di Bidang Pengawasan, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2006),
hlm. 17.
21
5. Metode Penelitian
Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan analisa dan
Sifat dari penelitian ini adalah bersifat deskriptif analisis, bersifat deskriptif
analisis maksudnya dari penelitian ini diharapkan diperoleh gambaran secara rinci
berdasarkan gambaran, fakta yang diperoleh akan dilakukan analisis secara cermat
hukum yuridis normatif, yaitu penelitian hukum yang mempergunakan data sekunder
yang dimulai dengan analisis terhadap permasalahan hukum yang baik berasal dari
31
Undang-Undang No. 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan, Pasal 1 angka 1.
32
Peraturan Presiden No. 9 Tahun 2009 Tentang Lembaga Pembiayaan, Pasal 1 angka 7.
33
Bambang Waluyo, Penelitian Hukum Dalam Praktek, Sinar Grafika, Jakarta, 2006, hlm.
2.
34
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta 2007, hlm. 14.
35
Sunaryati Hartono, Penelitian Hukum Indonesia Pada Akhir Abad ke-20, Alumni,
Bandung, 2004, hlm. 101.
36
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, PT.RajaGrafindo Persada, Jakarta,
2010, hlm. 37.
22
Data yang dikumpulkan dalam penulisan tesis ini meliputi data sekunder yang
terdiri dari:
bahan hukum yang bersifat autoritatif, yakni bahan hukum yang mempunyai
Bahan hukum primer yang dipakai dalam rangka penelitian adalah yakni
bahan hukum yang mengikat dengan penelitian tesis ini terdiri dari bahan utama
Pembiayaan
Bahan hukum sekunder berupa jurnal ilmiah, hasil seminar/hasil karya serta
buku- buku ilmiah yang berhubungan dengan dan hukum pidana yang berkaitan
Pembiayaan.
penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. Bahan
yang
37
I Ketut Suardita, Pengenalan Bahan Hukum, Universitas Udayana, Bali, 2017, hlm. 2.
23
Penelitian ini dalam hal analisis data dilakukan dengan cara kualitatif, yaitu
data-data yang diperoleh oleh penulis kemudian disusun secara sistematis sesuai
dengan metodologi penelitian, setelah itu dianalisa secara kualitatif untuk mencapai
sementara itua nalisis data kualitatif adalah suatu cara penelitian yang menghasilkan
6. Sitematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dijelaskan tentang Tinjauan Umum Mengenai Undang-
Pembiayaan.
38
Soerjono Soekanto, Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat,
PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2001, hlm.13.
24
Pada bab ini diuraikan tentang tindak pidana serta pidana terhadap pelaku
BAB V PENUTUP
BAB II
KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN DALAM MELAKUKAN
PENGAWASAN DALAM LEMBAGA KEUANGAN
Undang No 21 tahun 2011 akan diberlakukan mulai tahun 1 Januari 2013, dengan
tugas untuk mengawasi lembaga keuangan baik bank maupun non bank. Lembaga
ini didirikan sesuai dengan amanat pasal 34 UU No 23 tahun 1999 tentang Bank
Indonesia. Sesuai dengan bunyi pasal 34 tersebut bahwa yang dialihkan adalah
perbankan juga diambilalih, berarti tidak sesuai dengan bunyi pasal tersebut.
ketika timbul masalah dengan perbankan, Bank Indonesia sudah tidak berhak
koordinasi di negeri ini masih relatif mahal dan penanganan harus dilakukan
secara cepat.
1
Jurnal, Otoritas Jasa Keuangan (Ojk) Pengawas Lembaga Keuangan Baru Yang Memiliki Kewenangan
Penyidikan Value Added, Vol.8, No.2, Maret 2012 T Agustus 2012.
27
keuangan;
Eksekutif;
dan tindakan lain terhadap Lembaga Jasa Keuangan, pelaku, dan/atau penunjang
tertentu;
1. izin usaha;
6. pengesahan;
8. penetapan lain,
Hal yang baru dalam UU OJK ini adalah bahwa OJK berwenang untuk
melakukan penyidikan. Wewenang ini tidak dimiliki oleh Bank Indonesia sebagai
28
pengawas bank selama ini. Wewenang yang lebih luas dalam konteks
pemeriksaan
ini seperti wewenang aparat penegak hukum. OJK dapat bertindak lebih tegas
hukum/ketentuan dan sisi lain yakni agar perbankan nasional terus tumbuh
dengan sehat, sehingga harus punya strategi agar apabila menemukan pelanggaran
ibarat menangkap ikan, jangan sampai airnya keruh. Hal ini agak berbeda dengan
aparat penegak hukum lainnya. Selain hal tersebut, anggaran operasional OJK
akan dibiayai melalui APBN dan dipungut dari institusi yang diawasi (lembaga
keuangan & perbankan) (Pasal 37 UU OJK). Hal ini agak aneh, di satu sisi OJK
diberi wewenang lebih luas (sampai proses penyidikan), di lain sisi biaya
ini.
pada tahun 1997 dan mengikuti trend Bank Sentral di beberapa negara antara lain
Inggris (1997), Jerman (1949), Jepang (1998) yang menginginkan agar bank
England
Preparing for the Prudential Regulation Authority (RPA) RPA adalah bagian
bergerak di bidang investasi. Tujuan pembentukan model regulasi ini untuk men-
kondisi yang tidak diingatkan dapat diketahui sejak dini, bahkan seandainya
OJK atau FSA (Financial Supervisory Agency) di beberapa Negara di bawah ini:
1. Negara Inggris, Efektivitas OJK di Inggris sangat kurang, oleh karena Inggris
Bank sampai dengan penutupan 12 bank lain. Tepatnya pada 1 Juni 1998
Northern Rock Bank pada September 2008 menjadi bom waktu yang menjadi
bukti kegagalan FSA di negara ini. Perlu diketahui bahwa kejatuhan Northern
Rock Bank kemudian diikuti intitusi keuangan lain, seperti Bradford Bingley
dan Royal Bank of Scotland Lloyds. (Saat ini FSA posisinya tidak jelas.
yang diperoleh BOJ tersebut sangat bermanfaat bagi BOJ, baik dalam hal
dalam hal perumusan kebijakan moneter. Hingga saat ini, kinerja FSA di
Jepang belum efektif, dibuktikan karena hingga saat ini masih dihantui resiko
sistemik yang tinggi, dan penerapan prinsip prudensial yang belum ketat.
tersebut tidak
Melihat dari beberapa kenyataan yang terjadi di berbagai negara di atas, dapat
malahan selalu bermasalah dalam hal independensi dan koordinasi selama tidak
ada Good Corporate Governance dalam dunia keuangan dan perbankan. Terdapat
Governance secara konsisten terbukti dapat meningkatkan kualitas dan juga dapat
Governance di Indonesia masih sangat rendah. Melihat dari berbagai konflik yang
32
mungkin akan timbul nantinya, melihat kenyataan kondisi politik dan ekonomi di
OJK/FSA kurang efektif, maka ada baiknya jika pembentukan OJK dikaji ulang,
fungsi pengawasan itu bukan terletak dari dibentuknya lembaga baru atau tidak.
23 tahun 1999 yang paling lambat akhir tahun 2002. Dalam kenyataan baru
terbentuk tahun 2010, sudah begitu terlambat sehingga kondisi makro dan mikro
sudah jauh berbeda baik di dalam negeri maupun di luar negeri, contohnya di
Wewenang baru yang diemban oleh OJK sesuai dengan pasal 9(c) adalah
melakukan penyidikan. Berbeda dengan Bank Indonesia selama ini yang punya
d. memanggil, memeriksa, serta meminta keterangan dan barang bukti dari Setiap
33
Orang yang disangka melakukan, atau sebagai saksi dalam tindak pidana di sektor
jasa keuangan;
penyitaan terhadap barang yang dapat dijadikan bahan bukti dalam perkara tindak
g. meminta data, dokumen, atau alat bukti lain, baik cetak maupun elektronik
undangan;
j. meminta keterangan dari bank tentang keadaan keuangan pihak yang diduga
k. memblokir rekening pada bank atau lembaga keuangan lain dari pihak yang
diduga melakukan atau terlibat dalam tindak pidana di sektor jasa keuangan;
l. meminta bantuan ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana
penyidikan.
pegawainya bukan termasuk Pegawai Negeri Sipil (PNS), maka apabila OJK
memiliki hak untuk melakukan penyidikan atau dengan POLRI. Hal ini juga
keuangan baik bank maupun non-bank di Indonesia akan mulai beroperasi per 1
yang selama ini tidak dimiliki oleh Bank Indonesia sebagai pengawas bank
sebelumnya. Kiranya perlu dibuat aturan main yang jelas apa itu kewenangan
otoritas yang mengawasinya. Anggaran operasional OJK berasal dari APBN dan/
atau hasil pungutan dari lembaga keuangan yang diawasi. Hal ini juga merupakan
diawasi memungut fee dari lembaga yang diawasi. Sekalipun hal ini dikatakan
elegant dan berwibawa kalau anggaran operasional OJK dibebankan pada APBN
gravitasi.
35
Sesuai dengan Pasal 44 UU No 21/2011 tentang OJK, untuk menjaga
dimaksud pada ayat (3) tidak tercapai maka pengambilan keputusan dilakukan
berdasarkan suara terbanyak. Sementara dalam Pasal 45 diatur pula bahwa dalam
keuangan; dan
mengindikasikan adanya potensi krisis atau telah terjadi krisis pada sistem
36
keuangan, masing-masing dapat mengajukan ke Forum Koordinasi Stabilitas
mengambil dan melaksanakan keputusan untuk dan atas nama institusi yang
Sistem Keuangan, dalam kondisi tidak normal sebagaimana dimaksud pada ayat
masing.
anggotanya terdiri dari 3 orang yaitu 2 orang dari Menteri yang membidangi
Dan 1 orang dari Gubernur Bank Indonesia. Bertindak selaku ketua Dewan
Forum koordinasi ini, anggotanya tidak melibatkan Menteri lain, namun Ketua
Koordinasi harus melakukan rapat paling sedikit 3 (tiga) bulan sekali. Dengan
leader maka sangat tipislah kriteria independen yang disandang baik oleh Bank
kebijakan yang diperlukan dalam rangka pencegahan dan penanganan krisis pada
sistem
kesejahteraan bangsa tentu tidak ada yang salah, tergantung bagaimana political
will yang akan dibangun. Namun tentunya kata-kata manis independensi juga
BAB III
PEMBIAYAAN
Jasa Keuangan diatur dalam Pasal 52, Pasal 53 dan Pasal 54 akan diuraikan
sebagai berikut:
(1) Setiap orang perseorangan yang menjabat atau pernah menjabat sebagai
atau mengungkapkan informasi apapun yang bersifat rahasia kepada pihak lain,
(2) Setiap Orang yang bertindak untuk dan atas nama OJK, yang dipekerjakan
(3) Setiap Orang yang mengetahui informasi yang bersifat rahasia, baik karena
tersebut kepada pihak lain, kecuali dalam rangka pelaksanaan fungsi, tugas, dan
termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto,
teleks, telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol, atau
perforasi yang telah diolah yang memiliki arti atau dapat dipahami oleh orang
yang mampu memahaminya. Rahasia, geheim, secret ialah: hal yang dipercayakan
kepada orang, untuk tidak diberitahukan kepada orang lain yang tidak berwenang
perbuatan yang sengaja dan melawan hukum mengumumkan rahasia orang karena
perbuatan yang sengaja dan melawan hukum mengumumkan rahasia orang karena
van geheim, ialah: perbuatan yang sengaja dan melawan hukum mengumumkan
rahasia orang karena jabatannya.5 Informasi atau fakta material, informasi atau
fakta penting dan relevan mengenai peristiwa kejadian atau fakta yang dapat
mempengaruhi harga efek pada bursa efek dan atau keputusan pemodal, calon
pemodal atau pihak lain yang berkepentingan atau informasi atau fakta tersebut
3
Ibid, hlm. 129.
4
Ibid, hlm. 130.
5
ibid
41
(pasar modal).6
Penyalahgunaan hak (misbruik van recht, abus de droit) terjadi apabila seseorang
mempergunakan haknya secara tidak sesuai dengan tujuannya atau dengan kata
dalam Pasal 9 huruf f. Pasal 9 huruf (d) memberikan perintah tertulis kepada
Lembaga Jasa Keuangan dan/atau pihak tertentu dan huruf (f) menetapkan
Bilamana suatu perbuatan dapat disebut sebagai suatu tindak pidana, maka
(wetterlijkeomshrijving);
3. Kelakuan itu adalah kelakuan tanpa hak (melawan hukum); 4. Kelakuan itu
ancaman pidana sehingga memungkinkan hukum ini dipatuhi dan ditaati oleh
tiap-tiap individu atau subjek hukum yang lain. Dalam hal ini dapat dilihat dalam
8
Roni Wiyanto, Asas-Asas Hukum Pidana, Cetakan ke-l. Mandar Maju, Bandung, 2012, hlm. 163-164.
43
kehidupan nyata bahwa hukum pidana tidak mengadakan kaidah-kaidah baru, ia
dengan
kepentingan orang dalam pergaulan hidup. Dalam hal ini hukum pidana
(fungsi preventif/pencegahan);
2. Untuk mendidik orang yang telah melakukan perbuatan pidana agar menjadi
orang yang baik dan dapat diterima kembali dalam masyarakat (fungsi represif)
kekerasan. Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan hukum pidana adalah untuk
9
Sudarsono, Pengantar Ilmu Hukum, Cetakan Kelima, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2007, hlm. 211.
10
Ibid, hlm. 211-212.
44
melindungi masyarakat. Apabila seseorang takut untuk melakukan perbuatan tidak
baik, karena takut dihukum, semua orang dalam masyarakat akan tenteram dan
orang tertentu yang sudah menjalankan kejahatan, agar dikemudian hari tidak
agar menjadi orang yang baik tabiatnya, sehingga bermanfaat bagi masyarakat;
4. Untuk membimbing agar terpidana insaf dan menjadi anggota masyarakat yang
Pasal 52 ayat:
(1) Setiap orang perseorangan yang melanggar ketentuan Pasal 33 ayat (1), ayat
(2), dan/atau ayat (3), dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam)
miliar rupiah).
(2) Apabila pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 33 ayat (2) dan/atau ayat (3)
11
Siswantoro Sunarso, Penegakan Hukum Psikotropika, Dalam Kajian Sosiologi Hukum, PT. RajaGrafindo
Persada, Jakarta, 2004. hlm. 73.
45
dilakukan oleh korporasi, dipidana dengan pidana denda paling banyak Rp
Pasal 53 ayat:
(1) Setiap Orang yang dengan sengaja mengabaikan, tidak memenuhi, atau
Pasal 9 huruf c, huruf d, huruf e, huruf f, huruf g, dan/atau Pasal 30 ayat (1)
huruf a,
dipidana dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan pidana denda
paling sedikit Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) atau pidana penjara paling
lama 6 (enam) tahun dan pidana denda paling banyak Rp15.000.000.000,00 (lima
(2) Apabila pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh
(lima belas miliar rupiah) atau paling banyak Rp45.000.000.000,00 (empat puluh
lima miliarrupiah).
Pasal 54 ayat:
perintah tertulis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf d atau tugas untuk
dipidana dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan pidana denda
paling sedikit Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) atau pidana penjara paling
lama 6 (enam) tahun dan pidana denda paling banyak Rp15.000.000.000,00 (lima
46
belas miliar rupiah).
(2) Apabila pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh
Korporasi juga disebut dalam bidang hukum perdata sebagai badan hukum
dalam bahasa Latin. Seperti kata-kata lainnya berakhiran dengan “tio”, maka
korporasi sebagai kata benda (substantium), berasal dari kata kerja “corporare”
yang banyak dipakai orang pada abad pertengahan sesudah itu. “corporare” itu
sendiri berasal dari kata “corpus” yang berarti memberikan badan atau
membadankan atau dengan kata lain, badan yang dijadikan orang, badan yang
diperoleh dengan perbuatan manusia sebagai lawan terhadap badan manusia yang
terjadi menurut alam12 Pada awalnya korporasi atau biasa disebut sebagai
perseroan perdata hanya dikenal dalam hukum perdata. Dalam Pasal 1654 Kitab
sebagai: “perseroan perdata adalah suatu persetujuan antara dua orang atau lebih,
yang berjanji untuk memasukkan sesuatu ke dalam perseroan, itu dengan maksud
supaya keuntungan yang diperoleh dari perseroan itu dibagi di antara mereka. 13
12
Mahmud Mulyadi dan Feri Antoni Surbakti, Politik Hukum Pidana Terhadap Kejahatan Korporasi,
Cetakan Pertama, PT. Sofmedia, Jakarta. 2010, hlm. 11.
13
Muhammad Yamin, Tindak Pidana Khusus, Cet. 1. Pustaka Setia, Bandung, 2012, hlm. 89.
47
lebih berhasil. Keberadaan korporasi sebagi suatu badan hukum, bukan muncul
dengan begitu saja. Maksudnya, munculnya suatu korporasi sebagai badan hukum
formulasi yakni tahap penegakan hukum in abtracto oleh badan pembuat undang-
undang (tahap legislatif). Tahap kedua, tahap aplikasi yakni tahap penerapan
hukum
pidana oleh para aparat penegak hukum mulai dari kepolisian, kejaksaan sampai
ancaman pidana sehingga memungkinkan hukum ini dipatuhi dan ditaati oleh
tiap-tiap individu atau subjek hukum yang lain. Dalam hal ini dapat dilihat dalam
anggota Dewan Komisioner, pejabat atau pegawai OJK atau yang bertindak
untuk dan atas nama OJK atau dipekerjakan di OJK, atau sebagai staf ahli di
OJK atau yang mengetahui informasi yang bersifat rahasia, baik karena
berupa pidana penjara bagi perseorangan dan pidana denda terhadap korporasi
sesuai dengan tindak pidana yang telah terbukti secara sah berdasarkan peraturan
BAB IV
A. Kronologi Kasus
Terdapat sanksi pidana penjara dan pidana denda bagi pihak yang tidak
melaksanakan perintah OJK tersebut Terkait dengan yang telah diutarakan diatas
mengenai tindak pidana turut serta mengabaikan perintah dari Otoritas Jasa
Direksi PT.
melakukan penggantian pengurus tanpa persetujuan OJK yang dilakukan oleh Leo
Chandra dengan pada tahun 2018 yang telah diputus pada tingkatan Kasasi
terbukti dengan secara sah dan meyakinkan telah melakukan “Tindak pidana turut
Keuangan (OJK) dalam hal pengawasan terhadap Lembaga Jasa Keuangan secara
berlanjut” dan menjatuhkan pidana kepada Leo Chandra oleh karena itu dengan
pidana penjara selama 5 (lima) tahun dan 6 (enam) bulan dan denda sebesar Rp.
Lembaga Pembiayaan
pasar modal, dan sektor jasa keuangan non-bank seperti Asuransi, Dana Pensiun,
Secara lebih lengkap, OJK adalah lembaga independen dan bebas dari campur
51
tangan pihak lain yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan,
pasar modal secara resmi beralih dari Kementerian Keuangan dan Bapepam-LK
beralih ke OJK pada 31 Desember 2013 dan Lembaga Keuangan Mikro pada
2015. Pasal 4 UU Nomor 21 Tahun 2011 tentang OJK menyebutkan bahwa OJK
dibentuk dengan tujuan agar keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan
sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil, serta mampu
daya saing perekonomian. Selain itu, OJK harus mampu menjaga kepentingan
positif globalisasi. OJK dibentuk dan dilandasi dengan prinsip-prinsip tata kelola
Nilai-nilai OJK
Integritas
Bertindak objektif, adil, dan konsisten sesuai dengan kode etik dan kebijakan
Profesionalisme
Bekerja dengan penuh tanggung jawab berdasarkan kompetensi yang tinggi untuk
Sinergi
Inklusif
Visioner
Memiliki wawasan yang luas dan mampu melihat kedepan (Forward looking)
pelaksanaan fungsi, tugas, dan wewenang OJK, dengan tetap sesuai peraturan
53
perundang-undangan yang berlaku;
masyarakat
untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang
perlindungan atas hak asasi pribadi dan golongan, serta rahasia negara, termasuk
6. Asas integritas, yakni asas yang berpegang teguh pada nilai-nilai moral
dan hasil akhir dari setiap kegiatan penyelenggaraan Otoritas Jasa Keuangan harus
Maka bagi yang tidak menjalankan tugasnya seperti yang di harapkan oleh
ojk maka akan di berikan sanksi sesuai dengan Pasal 54 ayat (1) Undang-Undang
21 Tahun 2011 tentang OJK menyatakan setiap orang yang dengan sengaja
54
mengabaikan dan/atau tidak melaksanakan perintah tertulis maka dipidana dengan
pidana penjara paling singkat dua tahun dan pidana denda paling sedikit Rp.
5.000.000.000,- (lima miliar rupiah).atau pidana penjara paling lama enam tahun
dan pidana denda paling banyak Rp. 15.000.000.000,- (lima belas miliar rupiah).
korporasi maka korporasi dipidana dengan pidana denda paling sedikit Rp Rp.
No.851K/PID.SUS/2020
Dalam asas ius coriat novi adalah hanya hakim yang tau apa hukumnya pada
pancasila dan undang-undang dasar negara republik indonesia tahun 1945, demi
merupakan suatu beban kepada Hakim untuk menegakkan dari tujuan keadilan
persidangan jika sudah sesuai menurut hukum dan ditambah dengan keyakinan
Namun dalam putusan tersebut kepada Leo Chandra yang di berikan pidana
penjara selama 5 (lima) tahun dan 6 (enam) bulan dan denda sebesar Rp.
pertimbangkan oleh Hakim di karenakan Leo Chandra hanya sebagai turut serta
55
bukan otak dari kejahatan dan ini diperlukan dengan logika hukum untuk
Roscoe Pound15 menganggap bahwa hukum sebagai alat rekayasa sosial (Law as
a tool of social engineering and social controle) ini yang ditakutin jika hanya di
jadikan hukuman ini sebagai alat rekayasa hanya untuk memenuhi kepastian
dalam hukum pidana modern dan saya mengutip pada determinasi hukum dari
Satjipto Rahardjo dengan mengatakan kita hidup dalam hukum pidana modern
namun sayang yang menang belum tentu benar dan yang kalah belum tentu salah
15
Hukum Menurut Ahli, https://redlineindonesia.org/hukum-menurut-roscoe-pound/#:~:text=Roscoe
%20Pound%20menganggap%20bahwa%20hukum,dan%20kepentingan%20manusia%20dalam
%20masyarakat..
56
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
simpulkan :
lembaga pembiayaan?
serta untuk melakukan bukan otak dari perbuatan tersebut dan ini
B. Saran
Ini menjadi catatan bagi Leo Chandra agar kedepan semakin berhati-hati
dan ini juga menjadi pembelajaran bagi yang lain agar tida mengikutin
tugas OJK
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Ali, Mahrus, Dasar-Dasar Hukum Pidana, Sinar Grafika, Jakarta, 2012
Asyhadie, Zaeni, Hukum Bisnis Prinsip dan Pelaksanaannya di Indonesia, PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2005
Burton Simatupang, Richard, Aspek Hukum Dalam Bisnis, Rieka Cipta, Jakarta, 2003
Fuady, Munir, Hukum Tentang Pembiayaan, PT.Citra Aditya Bakti, Bandung, 2014
Hartono, Sunaryati, Penelitian Hukum Indonesia Pada Akhir Abad ke-20, Alumni,
Bandung, 2004
Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Kencana Prenada Media Group,
Jakarta, 2005
Irmayanto, Juli dkk, Bank & Lembaga Keuangan, Universitas Trisakti, Jakarta, 2009
Johan Nasution, Bahder, Metode Penelitian Hukum, Mandar Maju, Bandung, 2008
Kasmir, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta,
2014
Ketut Silvanita Mangani, I, Bank Dan Lembaga Keuangan Lain, Erlangga, Jakarta,
2009
Ketut Suardita, I, Pengenalan Bahan Hukum, Universitas Udayana, Bali, 2017
Manan, Abdul, Aspek-Aspek Pengubah Hukum, Kencana Prenada Media, Jakarta,
2006
Muhammad, Abdulkadir, Hukum Perusahaan Indonesia, PT.CitraAditya Bakti,
Bandung, 2010
Mulhadi, Hukum Perusahaan, Bentuk-Bentuk Badan Usaha di Indonesia, Ghalia
Indonesia, Bogor, 2010
M.Wuisma, J.J.J, Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, UI Press, Jakarta, 2006
Otje Salman S, H.R, Anthon F.Susanto, Teori Hukum (Mengingat, Mengumpulkan
dan Membuka Kembali), PT.Refika Aditama, Bandung, 200
Purwaningsih, Endang, Hukum Bisnis, Ghalia Indonesia, Bogor, 2010
Rasjidi dan Ira Thania Rasjidi, Pengantar Filsafat Hukum, CV.Mandar Maju,
Bandung, 2002
Rasjidi, Lili dan Ira Rasjidi, Dasar-Dasar Filsafat Dan Teori Hukum, PT.Citra Aditya
Bakti, Bandung, 200
Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta 2007
Soekanto, Soerjono dan Purnadi Purbacaraka, Perihal Kaedah Hukum, Citra Aditya
Bhakti, Bandung, 2003
Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan
Singkat, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2001
Solly Lubis, M, Filsafat Ilmu dan Penelitian, CV.Mandar Maju, Bandung, 2004
Sujamto, Beberapa Pengertian di Bidang Pengawasan, Ghalia Indonesia, Jakarta,
2006
Sunaryo, Hukum Lembaga Pembiayaan, Sinar Grafika, Jakarta, 2009
Sunggono, Bambang, Metodologi Penelitian Hukum, PT.RajaGrafindo Persada,
Jakarta, 2010
Sutedi, Adrian, Aspek Hukum Otoritas Jasa Keuangan, Raih Asa Sukses, Jakarta, 2014
Syafrudin, Syafrudin, Menuju Penyelenggaraan Pemerintahan Negara yang Bersih
dan Bertanggung Jawab, Jurnal Pro Justisia, Edisi IV, Universitas Parahyangan,
Bandung, 2000
Triandaru, Sigit, dan Totok Budisantoso, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Salemba
Empat, Jakarta, 2008
Waluyo, Bambang, Penelitian Hukum Dalam Praktek, Sinar Grafika, Jakarta, 2006
Yahya Harahap, M, Hukum Perseroan Terbatas, Sinar Grafika, Jakarta, 2011
B. Jurnal
Usman, Analisis Perkembangan Teori Hukum Pidana, Jurnal Ilmu Hukum, Vol.2
No. 1,Universitas Jambi, 2011.
C. Peraturan Perundang-undangan
Undang-Undang No. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan
Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 9 tahun 2009 tentang Lembaga
Pembiayaan
Keputusan Presiden No. 61 Tahun 1988 Tentang Lembaga Pembiayaan yang diikuti
dengan dikeluarkannya
Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1988 Tentang Ketentuan
Dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan
D. Putusan Pengadilan
Putusan Mahkamah Agung No. 851/K/Pid.Sus/2020
E. Web
Ahmad Muqorrobin, Pasar Uang, diakases dari
http://warungekonomiislam.blogspot.com/2013/10/pasar-uang.html, pada tanggal 27
Des 2021, pukul. 21.20.