PENDAHULUAN
kebutuhan mereka, terlebih dijaman modern dan globalisasi saat ini, maka
dana yang lebih fleksibel dan moderat dibanding dengan lembaga perbankan,
yaitu berupa lembaga keuangan non bank (LKNB) dan lembaga pembiayaan.
dana pensiun, lembaga pegadaian dan lembaga pasar modal (capital Market)
1 Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 9 tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan,
Pasal 1.
2 Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 9 tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan,
Pasal 1.
1
2
disediakan.3
factoring, kartu kredit dan sebagainya. Target pasar dari model pembiayaan
konsumen ini sudah jelas yaitu para konsumen. Suatu istilah yang dipakai
dengan hak opsi, dengan tetap memperhatikan unsur resiko dan keamanan
perbedaannya dalam sewa beli tidak ada pihak ketiga yang ikut serta dalam
pembiayaan. 7
yang cukup menarik untuk dibahas dan dikaji, yaitu bagaimana keberadaan
dikatakan sebagai salah satu sumber dana alternatif bagi pribadi ataupun
pengertian kredit konsumsi yang diberikan oleh bank, yaitu kredit yang
jasa-jasa seperti yang dibedakan dari pinjaman yang digunakan untuk tujuan-
tujuan produktif.
sudah tumbuh sejak lama sebagai bagian dari trading. Namun baru diakui
7 Zaeni Asyhadie, Hukum Bisnis Prinsip dan Pelaksanaannya di Indonesia, PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2005, hlm. 126.
4
pembiayaan konsumen ini sebagai salah satu lembaga pada sektor jasa
keuangan.8
realitas konkret, riil, walaupun tidak dapat diraba, bukan khayal, atau
menjelaskan bahwa badan hukum itu adalah setiap pendukung hak yang tidak
berjiwa, atau lebih tepat yang bukan manusia. R.Subekti mengatakan badan
hukum pada pokoknya adalah suatu badan atau perkumpulan yang dapat
8 Richard Burton Simatupang, Aspek Hukum Dalam Bisnis, Rieka Cipta, Jakarta, 2003,
hlm.117.
5
Saham (RUPS), Direksi, dan Dewan Komisaris. RUPS adalah organ perseroan
negara menjadi badan hukum memang tetap tidak bisa dilihat dan diraba
(invicible and intangible). Eksistensinya riil ada sebagai subjek hukum yang
sahamnya maupun dari pengurus dalam hal ini Direksi Perseroan. Secara
untuk dan atas nama perseroan membuat perjanjian, transaksi, menjual aset
dan menggugat atau digugat serta dapat hidup dan bernapas sebagaimana
besar. Selain itu untuk bergerak di bidang ini diperlukan pula keahlian dan
yang merupakan anak perusahaan dari pemasok barang dan jasa yang akan
12 M.Yahya Harahap, Hukum Perseroan Terbatas, Sinar Grafika, Jakarta, 2011, hlm.37.
13 Sunaryo, Hukum Lembaga Pembiayaan, Sinar Grafika, Jakarta, 2009), hlm. 5.
7
grup usaha dengan pemasok barang dan jasa yang akan dibeli oleh debitor,
kepemilikan dengan pemasok barang dan jasa yang akan dibeli oleh debitor.14
perusahaan pembiayaan tidak tunduk pada regulasi seperti halnya bank umum
sehingga hal ini juga menjadi bahan pertanyaan yang perlu dibahas dan dikaji,
14 Sigit Triandaru dan Totok Budisantoso, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Salemba
Empat, Jakarta, 2008, hlm. 204.
15 Ahmad Muqorrobin, Pasar Uang, diakases dari
http://warungekonomiislam.blogspot.com/2013/10/pasar-uang.html, pada tanggal 27 Des 2021,
pukul. 21.20
16 Ktut Silvanita Mangani, Bank Dan Lembaga Keuangan Lain, Erlangga, Jakarta, 2009),
hlm.55.
8
berada pada Otoritas Jasa Keuangan, dan apakah pengaturan dan pengawasan
konsumen.
tadinya kesulitan untuk membeli barang secara tunai, akan dapat teratasi
dengan mudah dan cepat. Hal ini akan menimbulkan tingginya tingkat
(masa krisis ekonomi pada tahun 1997-1998), khususnya pada saat stabilitas
perusahaan yang bergerak di bidang keuangan dilakukan oleh dua (2) lembaga
sepenuhnya dilakukan oleh Bank Indonesia, termasuk dalam hal memberi izin,
beberapa pihak dalam hal fungsi pengawasan Bank Indonesia. Ada tiga hal
Tahun 2004 Tentang Bank Indonesia merupakan respon dari krisis Asia yang
tahun 2010 dengan nama Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Lembaga ini
November 2011. Dalam peraturan itu disebutkan bahwa defenisi dari Otoritas
dan wewenangnya, bebas dari campur tangan pihak lain, kecuali untuk hal-hal
yang secara tegas diatur dalam undang-undang Otoritas Jasa Keuangan ini.
Oleh karena itu, dengan adanya OJK, pengawasan atas semua industri jasa
11
keuangan akan disatukan ke dalam satu atap, yaitu perbankan, pasar modal,
serta pemasaran atas produk ini dilakukan lintas industri seperti produk pasar
modal (seperti reksadana) ditawarkan juga oleh bank atau produk asuransi
dan tindakan lain terhadap lembaga jasa keuangan, pelaku, dan/atau penunjang
tesis ini, dikarenakan keberadaan Otoritas Jasa Keuangan yang masih baru
19 Adrian Sutedi, Aspek Hukum Otoritas Jasa Keuangan, Raih Asa Sukses, Jakarta, 2014),
hlm.36.
12
lembaga keuangan yaitu bank. Mereka meminjam dana usaha dari Bank
dengan menyajikan data-data dari nasabah mereka yang dijadikan sebagai data
yang dilakukan oleh perusahaan pembiayaan tersebut dan salah satunya adalah
terlihat banyak agar pihak bank melihat bahwa kebutuhan dana dari
sebanyak yang disajikan dan hutang piutang mereka tidak seperti yang mereka
13
jasa keuangan baik berupa Bank atau Non Bank yang bertujuan melindungi
singkat dua tahun dan pidana denda paling sedikit Rp. 5.000.000.000,- (lima
miliar rupiah).atau pidana penjara paling lama enam tahun dan pidana denda
paling banyak Rp. 15.000.000.000,- (lima belas miliar rupiah). Lebih lanjut,
Terdapat sanksi pidana penjara dan pidana denda bagi pihak yang tidak
Terkait dengan yang telah diutarakan diatas mengenai tindak pidana turut
Chandra dengan pada tahun 2018 yang telah diputus pada tingkatan Kasasi
terbukti dengan secara sah dan meyakinkan telah melakukan “Tindak pidana
Keuangan secara berlanjut” dan menjatuhkan pidana kepada Leo Chandra oleh
karena itu dengan pidana penjara selama 5 (lima) tahun dan 6 (enam) bulan
undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan yang penulis
2. Rumusan Masalah
dilembaga pembiayaan?
a. Maksud Penelitian
dilembaga pembiayaan.
16
lembaga pembiayaan.
berlaku?
b. Tujuan Penelitian
1. Aspek Teoritis
2. Aspek Praktis
a. Kerangka Teori
gan”, yang pada gilirannya berasal dari kata “thea” dalam bahasa Yunani
yang secara hakiki menyiratkan sesuatu yang disebut dengan realitas. Dari
kata dasar thea ini pula datang kata modern “theater” yang berarti “pertun-
17
nakan kata ini untuk menunjukkan bangunan berfikir yang tersusun sis-
kriteria:21
tertentu;
tidak boleh saling berlawanan satu sama lain dan jika mungkin dapat
5. Pernyataan itu harus umum pada prinsipnya, pernyataan itu harus dapat
harus konsisten tentang apa yang diketahui tentang dunia sosial oleh
pengetahuan lain.
meyakinkan, tetapi harus didukung oleh fakta empiris untuk dapat diny-
atakan benar.22
pat, teori, tesis, mengenai suatu kasus atau permasalahan (problem) yang
tentu terjadi.23
22 M.Solly Lubis, Filsafat Ilmu dan Penelitian, CV.Mandar Maju, Bandung, 2004), hlm.
27.
23 J. J. J. M.Wuisma, Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, UI Press, Jakarta, 2006, hlm. 203.
19
bangkan oleh Jhon Austin, yaitu teori positivisme hukum yang analitis.
dalam arti bahwa perintah dari mereka yang memegang kekuasaan tert-
hukum sebagai suatu sistem yang logis, tetap dan bersifat tertutup (closed
logical system), hukum secara tegas dipisahkan dari keadilan dan tidak di-
a. Hukum dalam arti yang sebenarnya atau hukum yang tepat untuk
disebut hukum. Jenis hukum ini disebut juga sebagai hukum positip.
pengampuan.
moral positif. Keempat unsur itu kaitannya satu dengan yang lain dapat
dijelaskan sebagai berikut: unsur perintah ini berarti bahwa satu pihak
diperintah, dan yang terakhir ini hanya dapat terlaksana jika yang
digunakan juga teori Pragmatic Legal Realism, yaitu teori hukum yang
26 Lili Rasjidi, Ira Thania Rasjidi, Pengantar Filsafat Hukum, CV.Mandar Maju, Bandung,
2002, hlm.57.
22
adalah hukum yang hidup di dalam masyarakat, sebab jika ternyata tidak,
masyarakat.
b. Kerangka Konsep
Oleh karena itu untuk menjawab perumusan masalah dalam penelitian ini
diperoleh hasil penelitian yang sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan,
yaitu:
27 Abdul Manan, Aspek-Aspek Pengubah Hukum, Kencana Prenada Media, Jakarta, 2006,
hlm. 20.
28 Soerjono Soekanto dan Purnadi Purbacaraka, Perihal Kaedah Hukum, Citra Aditya
Bhakti, Bandung, 2003, hlm. 137.
23
dan ini berwujud suatu nestapa yang dengan sengaja ditimakan negara
rencana.32
29 Bahder Johan Nasution, Metode Penelitian Hukum, Mandar Maju, Bandung, 2008,. hlm.
83.
30 Mahrus Ali, Dasar-Dasar Hukum Pidana, Sinar Grafika, Jakarta, 2012, hal. 186.
31 Ateng Syafrudin, Menuju Penyelenggaraan Pemerintahan Negara yang Bersih dan
Bertanggung Jawab, Jurnal Pro Justisia, Edisi IV, Universitas Parahyangan, Bandung, 2000),
hlm. 22.
32 Sujamto, Beberapa Pengertian di Bidang Pengawasan, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2006),
hlm. 17.
24
dari campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas dan
5. Metode Penelitian
pengetahuan.36
gambaran secara rinci dan sistematis tentang permasalahan yang akan diteliti.
analisis terhadap permasalahan hukum yang baik berasal dari literatur maupun
peraturan perundang-undangan.38
sebagai bahan hukum yang bersifat autoritatif, yakni bahan hukum yang
yakni bahan hukum yang mengikat dengan penelitian tesis ini terdiri dari
serta buku-buku ilmiah yang berhubungan dengan dan hukum pidana yang
Lembaga Pembiayaan.
penelitian.40
Penelitian ini dalam hal analisis data, penulis melakukan dengan cara
akan dibahas dalam penelitian ini, sementara itua nalisis data kualitatif adalah
6. SitematikaPenulisan
BAB I PENDAHULUAN
Sistematika Penulisan.
LEMBAGA KEUANGAN
40 Soerjono Soekanto, Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat,
PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2001, hlm.13.
27
LEMBAGA PEMBIAYAAN
Pembiayaan
K/PID.SUS/2020
K/PID.SUS/2020.
28
BAB V PENUTUP
Pada bab ini diuraikan tentang Kesimpulan dan Saran dari Hasil
Analisa Penelitian.