Anda di halaman 1dari 15

“RINGKASAN MATERI”

Materi :
A. Lembaga Pembiayaan Dalam Bisnis
B. Bank
C. Modal Ventura
D. Factoring ( Anjak Piutang )
E. Leasing ( Sewa Guna Usaha )
F. Credit Card ( Usaha Kartu Kredit )

Disusun oleh :

Rinaldi Cristinus Manihuruk (2210117987)

Melani vandora tarigas (2210118016)

Rayhan Akmal askarie (2210118061)

Felix Fajar Sanjaya (22101159)

Hukum bisnis & ekonomi

Ilmu Hukum

Fakultas Hukum

UNIVERSITAS PANCA BHAKTI PONTIANAK

‘‘2023’’
1
A. Lembaga Pembiayaan Dalam Bisnis
Lembaga pembiayaan adalah badan usaha yang melakukan urusan pembiayaan
dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal. Dalam Peraturan Presiden RI Nomor 9
Tahun 2009 menjelaskan bahwa lembaga pembiayaan sebagai badan usaha uang melakukan
kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal. Lembaga
pembiayaan merupakan salah satu bentuk usaha yang mempunyai peran sangat penting dalam
pembiayaan.
Kegiatan lembaga pembiayaan ini dilakukan dalam bentuk penyediaan dana atau
barang modal dengan tidak menarik dana secara langsung dari masyarakat dalam bentuk giro,
deposito, tabungan dan surat sanggup bayar. Oleh karena itu, lembaga pembiayaan juga
berperan sebagai salah satu lembaga sumber pembiayaan alternatif yang potensial untuk
menunjang perekonomian nasional.
Lembaga pembiayaan adalah badan usaha yang dilakukan kegiatan pembiayaan dalam
bentuk penyediaan dana atau modal dengan tidak menarik dana secara langsung dari
masyarakat.
Dari pengertian tersebut di atas terdapat beberapa unsur-unsur:
a. Badan usaha, yaitu perusahaan pembiayaan yang khusus didirikan untuk melakukan
kegiatan yang termasuk dalam bidang usaha lembaga pembiayaan.
b. Kegiatan pembiayaan, yaitu melakukan kegiatan atau aktivitas dengan cara membiayai
pada pihak-pihak atau sektor usaha yang membutuhkan.
c. Penyediaan dana, yaitu perbuatan menyediakan dana untuk suatu keperluan.
d. Barang modal, yaitu barang yang dipakai untuk menghasilkan sesuatu.
e. Tidak menarik dana secara langsung.
f.Masyarakat, yaitu sejumlah orang yang hidup bersama di suatu tempat

Lembaga pembiayaan mempunyai peranan yang penting, yaitu


1. sebagi salah satu lembaga sumber pembiayaan alternatif yang potensial untuk menunjang
pertumbuhan perekonomian nasional .
2. disamping peran tersebut di atas, lembaga pembiayaan juga mempunyai peran penting
dalam hal pembangunan yaitu menampung dan menyalurkan aspirasi dan minat masyarakat,
berperan aktif dalam pembangunan.
3. dimana lembaga pembiayaan ini diharapkan masyarakat atau pelaku usaha dapat mengatasi
salah satu faktor yang umum dialami yaitu faktor permodalan.

II. Jenis Lembaga Pembiayaan Menurut Pasal 2 Peraturan Presiden RI No. 9 Tahun 2009
Tentang Lembaga Pembiayaan, Lembaga Pembiayaan meliputi :
1. Perusahaan Pembiayaan;
Perusahaan Pembiayaan adalah badan usaha yang khusus didirikan untuk melakukan Sewa
Guna Usaha, Anjak Piutang, Pembiayaan Konsumen, dan/atau usaha Kartu Kredit.
2. Perusahaan Modal Ventura;
2
Perusahaan Modal Ventura (Venture Capital Company) adalah badan usaha yang melakukan
usaha pembiayaan/penyertaan modal ke dalam suatu Perusahaan yang menerima bantuan
pembiayaan (investee Company) untuk jangka waktu tertentu dalam bentuk penyertaan
saham, penyertaan melalui pembelian obligasi konversi, dan/atau pembiayaan berdasarkan
pembagian atas hasil usaha.

3. Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur.


Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur adalah badan usaha yang didirikan khusus untuk
melakukan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana pada proyek infrastruktur.

Perusahaan Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, dan Perusahaan Pembiayaan


Infrastruktur berbentuk Perseroan Terbatas atau Koperasi. Saham Perusahaan Pembiayaan,
Perusahaan Modal Ventura, dan Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur yang berbentuk
Perseroan Terbatas dapat dimiliki oleh:
a. Warga Negara Indonesia dan/atau Badan Hukum Indonesia;
b. Badan Usaha Asing dan Warga Negara Indonesia atau Badan Hukum Indonesia (usaha
patungan).
c. Pemilikan saham oleh Badan Usaha Asing ditentukan paling besar 85% (delapan puluh
lima per seratus) dari Modal Disetor.

B. Bank
A. Pengertian Bank
Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan
menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau yang dikenal
sebagai banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca yang berarti tempat penukaran
uang.

Sedangkan menurut undang-undang perbankan bank adalah badan usaha yang menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam
bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak. Industri perbankan telah mengalami perubahan besar dalam beberapa tahun terakhir.

Industri ini menjadi lebih kompetitif karena diregulasi peraturan. Saat ini, bank memiliki
fleksibilitas pada layanan yang mereka tawarkan, lokasi tempat mereka beroperasi, dan tarif
yang mereka bayar untuk simpanan deposan.

Bank dapat diartikan juga sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit ataupun
bentuk-bentuk lain nya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Digitalisasi juga mendisrupsi sektor perbankan, di mana kita melihat transisi dari jaringan
distribusi: kantor cabang (fisik), layanan telepon perbankan (analog) dan layanan internet dan
mobile banking (digital).

3
Untuk membantu Grameds lebih memahami bank dan ruang lingkupnya serta berbagai
lembaga keuangan lainnya, buku Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya hadir untuk
membantu dalam penyelesaian permasalahan tersebut.

B. Pengertian Bank Menurut Ahli


1. Pierson
Menurut Pierson, seorang ahli ekonomi dari Belanda, bank adalah badan atau lembaga yang
menerima kredit. Bank menerima simpanan dari masyarakat dalam bentuk giro, deposito
berjangka dan tabungan.
Simpanan dari masyarakat tersebut kemudian dikelola dengan cara menyalurkannya dalam
bentuk investasi dan kredit kepada badan usaha swasta atau pemerintah.
Dari kegiatan tersebut, bank memperoleh keuntungan berupa deviden atau pendapatan bunga
yang dapat digunakan untuk membayar biaya operasional dan mengambangkan usaha.
2. UU No. 10 Tahun 1998

Pengertian Bank Menurut UU No.10 Thn 1998 ialah badan usaha yang menghimpun dana
dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan juga menyalurkannya kepada masyarakat dalam
bentuk kredit atau juga bentuk-bentuk lainnya dalam rangka untuk meningkatkan taraf hidup
rakyat banyak.
3. Thomas Mayer, James D. Duesenberry dan Z. Aliber

Bank adalah lembaga keuangan yang sangat penting bagi kita, menciptakan beberapa uang
dan mempunyai berbagai aktivitas yang lainnya.
Frederic S. Mishkin, mengemukakan dalam bukunya The Economics Of Money, Banking,
And Financial Markets, bahwa Bankers are financial institution that accept money deposits
and make loans.
Included under the term banks are firms such as commercial banks, savings and loan
associations, mutual savings banks, and credit unions.
4. RG. Howtery dalam bukunya Currency on Credit

Menyatakan bahwa uang di tangan masyarakat berfungsi sebagai alat penukar (medium
exchange) dan sebagai alat pengukur nilai (standard on value).
Masyarakat memperoleh alat penukar (uang) berdasarkan kredit yang diperoleh oleh badan
perantara utang dan piutang, yaitu bank. Dari pendapat ini, dapat disimpulkan suatu definisi
bank, yaitu badan perantara kredit.
5. Menurut F.E. Perry
Bank adalah suatu badan usaha yang transaksinya berkaitan dengan uang, menerima
simpanan (deposito) dari nasabah, menyediakan dana atas setiap penarikan, melakukan
penagihan cek-cek atas perintah nasabah, memberikan kredit dan atau menanamkan kelebihan
simpanan tersebut sampai dibutuhkan untuk pembayaran kembali.
6. Menurut Hasibuan (2005:2)
Pengertian bank adalah: “Bank adalah badan usaha yang kekayaannya terutama dalam bentuk
aset keuangan (financial assets) serta bermotif profit juga sosial, jadi bukan hanya mencari
keuntungan saja”.

4
7. Selain itu Kasmir (2008:2)
Berpendapat bahwa “Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatannya menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan kemudian menyalurkan kembali ke masyarakat,
serta memberikan jasa-jasa bank lainnya”.

8. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002 : 31.1)


Bank adalah lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary)
antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang memerlukan dana, serta lembaga yang
berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran”.

9. Menurut J.D Parera (2004 : 137)


Defenisi bank adalah sebagai berikut : Di Indonesia, sebagaimana diatur dalam undang-
undang yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan dana tersebut kembali kepada
masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf
hidup rakyat banyak.

10. Menurut Sommary


Bank adalah suatu badan yang berfungsi sebagai pengambil dan pemberi kredit, baik untuk
jangka pendek maupun jangka panjang.

Menurut Dendawijaya“Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga
perantara keuangan yang menyalurkan dana dari pihak yang berkelebihan dana pada waktu
yang ditentukan”.

11. A. Abdurracham
Dalam bukunya Ensiklopedi Ekonomi Keuangan dan Perdagangan, A. Abdurrachman
merumuskan definisi bank sebagai suatu lembaga keuangan yang melaksanakan berbagai
macam jasa, seperti pinjaman, mengedarkan mata uang, bertindak sebagai tempat
penyimpanan benda-benda berharga, membiayai usaha perusahaan, dan lain-lain.
Menurutnya bank adalah suatu usaha perdagangan yang menjual jasa penyimpanan uang dan
pemberian kredit dengan tujuan mencari keuntungan yang wajar dari bermoral.

C. Fungsi Perbankan
Beberapa manfaat perbankan dalam kehidupan:

 Sebagai model investasi, yang berarti, transaksi derivatif dapat dijadikan sebagai salah
satu model berinvestasi. Walaupun pada umumnya merupakan jenis investasi jangka
pendek (yield enhancement).
 Sebagai cara lindung nilai, yang berarti, transaksi derivatif dapat berfungsi sebagai salah
satu cara untuk menghilangkan risiko dengan jalan lindung nilai (hedging), atau disebut
juga sebagai risk management.

5
 Informasi harga, yang berarti, transaksi derivatif dapat berfungsi sebagai sarana mencari
atau memberikan informasi tentang harga barang komoditas tertentu dikemudian hari
(price discovery).
 Fungsi spekulatif, yang berarti, transaksi derivatif dapat memberikan kesempatan
spekulasi (untung-untungan) terhadap perubahan nilai pasar dari transaksi derivatif itu
sendiri.
 Fungsi manajemen produksi berjalan dengan baik dan efisien, yang berarti, transaksi
derivatif dapat memberikan gambaran kepada manajemen produksi sebuah produsen
dalam menilai suatu permintaan dan kebutuhan pasar pada masa mendatang.
Seperti yang dijelaskan diatas, dimana bank memiliki banyak fungsi ditengah masyarakat,
Grameds dapat memperdalam mengenai konsep dasar mengenai perbankana serta lembaga
keuangan lainnya melalui buku Bank Dan Lembaga Keuangan Edisi 2.

D. Jenis Jenis Bank


Secara sederhana, cara kerja bank berawal dari tabungan yang disetorkan oleh nasabahnya.
Dana yang terkumpul dari tabungan nasabah akan dipinjamkan ke pihak yang memerlukan
modal dengan bunga yang lebih tinggi. Dana yang dikumpulkan tadi juga bisa diinvestasikan
kembali ke instrumen investasi yang lain seperti surat utang pemerintah (obligasi). Bunga
yang didapat dari selisih peminjam atau hasil investasi dengan yang diberikan kembali ke
nasabah inilah yang nantinya akan menjadi keuntungan pihak bank.

1. Jenis-jenis Bank Menurut Fungsinya


a. Bank Perkreditan Rakyat
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah jenis bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasarkan prinsip-prinsip syariah, yang dalam kegiatannya tidak
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Kegiatan BPR ini jauh lebih sempit jika
dibandingkan dengan kegiatan bank umum.

Hal ini dikarenakan BPR dilarang menerima simpanan giro, kegiatan valas, dan perasuransian
seperti yang dilakukan pada jenis bank secara umum. Tugas Bank Perkreditan Rakyat:

 Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka,
tabungan, dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
 Memberikan kredit.
 Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan Prinsip Syariah, sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
 Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito
berjangka, sertifikat deposito, dan atau tabungan pada bank lain.
Dengan adanya potensi usaha pembiayaan mikro seperti BPR saat ini, banyak orang berlomba
untuk mendirikan lembaga ini tanpa adanya pembelajaran komprehensif dan mendasar. Buku
Pintar Pengelolaan BPR & Lembaga Keuangan Pembiayaan Mikro ini disusun dalam rangka
memberikan salah satu alternatif panduan kepada seluruh pihak yang terlibat dalam lembaga
keuangan mikro.

6
b. Bank Sentral
Bank sentral di suatu negara, pada umumnya adalah sebuah instansi yang bertanggung jawab
atas kebijakan moneter di wilayah negara tersebut. Fungsi dan peran bank sentral berusaha
untuk menjaga stabilitas nilai mata uang, stabilitas sektor perbankan, dan sistem finansial
secara keseluruhan.

Di Indonesia, fungsi bank sentral diselenggarakan oleh Bank Indonesia (BI). Sebagai bank
sentral, BI mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai
rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang
terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain.

Untuk mencapai tujuan tersebut BI didukung oleh tiga pilar yang merupakan tiga bidang
tugasnya. Ketiga bidang tugas ini adalah menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter,
mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta mengatur dan mengawasi
perbankan di Indonesia. Tugas Bank Indonesia:

 Melaksanakan dan menetap kebijakan moneter.


 Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran.
 Mengatur dan mengawasi kinerja bank-bank.
Dalam pelaksanaannya sendiri, dalam bank sentral terdapat kebijakan yang termasuk ke
dalam dasar-dasar teori dan empiris kebijakan Moneter serta prinsip dan praktik yang berlaku.
Pelajari itu semua dalam buku Kebijakan Bank Sentral : Teori & Praktik.

c. Bank Umum
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau
berdasarkan prinsip syariah, yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat
jasa yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang
ada. Begitu pula dengan wilayah operasinya dapat dilakukan di seluruh wilayah. Bank umum
sering disebut bank komersial (commercial bank). Tugas Bank Umum:
 Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan.
 Menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman.
 Menerbitkan uang melalui pembayaran kredit dan investasi.
 Menawarkan jasa-jasa keuangan seperti kartu kredit, cek perjalanan, ATM, transfer uang
antar bank, dan lain sebagainya.
 Menyediakan fasilitas untuk perdagangan antar negara atau internasional.
 Melayani penyimpanan barang berharga.
Grameds dapat mempelajari cara kerja yang ada pada bank umum serta penjelasan lainnya
mengenai bank umum yang pastinya penting melalui buku Manajemen Bank Umum oleh
Julius R. Latumaerissa.

2. Jenis-Jenis Bank Berdasarkan Kepemilikannya


a. Bank Campuran
Bank campuran adalah jenis bank yang kepemilikan sahamnya bercampur antara pihak asing
dan pihak swasta nasional. Saham bank ini sebagian besar dimiliki oleh warga negara
Indonesia, namun sebagian juga dimiliki oleh pihak asing.
7
Contoh Bank Campuran Bank ANZ Indonesi, Bank Commonwealth, Bank Agris, Bank BNP
Paribas Indonesia, Bank Capital Indonesia, Bank Sumitomo Mitsui Indonesia dan Bank
Windu Kentjana International

b. Bank Asing
Bank asing merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik milik swasta asing atau
pemerintahan negara asing. Kepemilikannya dimiliki oleh pihak luar negeri secara utuh.
Contoh Bank Asing: Bank of America, Bangkok Bank, Bank of China, Citibank, Deutsche
Bank,, HSBC, The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ.

c. Bank Pemerintah
Bank pemerintah adalah bank yang sebagian atau seluruh sahamnya dimiliki oleh Pemerintah
Indonesia. Contoh Bank Pemerintah Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia (BNI), Bank
Rakyat Indonesia (BRI), Bank Tabungan Negara (BTN).

d. Bank Swasta Nasional


Bank swasta adalah bank dimana sebagian besar sahamnya dimiliki oleh swasta nasional serta
akta pendiriannya pun didirikan oleh swasta, pembagian keuntungannya juga untuk swasta
nasional.

Bank swasta dibedakan menjadi dua, yaitu bank swasta nasional devisa dan bank swasta
nasional nondevisa. Contoh Bank Swasta Nasional Bank Muamalat, Bank Central Asia
(BCA), Bank Danamon, Bank Duta, Bank Nusa Internasional, Bank Niaga, Bank Universal,
Bank Mega, Bank Bumi Putra

f. Bank Koperasi
Bank milik koperasi adalah jenis bank yang kepemilikan sahamnya dimiliki oleh perusahaan
yang berbadan hukum koperasi. Bank ini menerapkan asas-asas dan prinsip koperasi pada
umumnya. Contoh Bank Koperasi adalah Bank Umum Koperasi Indonesia.

3. Jenis-Jenis Bank Berdasarkan Kegiatan Operasionalnya


a. Bank Konvensional
Bank konvensional adalah jenis bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional
yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran secara umum
berdasarkan prosedur dan ketentuan yang telah ditetapkan.

Bank konvensional pada umumnya beroperasi dengan mengeluarkan produk-produk untuk


menyerap dana masyarakat, menyalurkan dana yang telah dihimpun dengan cara
mengeluarkan kredit, pelayanan jasa keuangan, dan jasa-jasa lainnya.

b. Bank Syariah
Bank syariah merupakan jenis perbankan yang segala sesuatu yang menyangkut tentang bank
syariah dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses
dalam melaksanakan kegiatan usahanya.
8
Berkaitan dengan bank syariah, ada dua konsep dalam hukum agama Islam, yaitu: larangan
penggunaan sistem bunga, karena bunga (riba) adalah haram hukumnya. Sebagai pengganti
bunga digunakan sistem bagi hasil. Prinsip-prinsip yang berlaku pada Bank Syariah:

 Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah).


 Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah).
 Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah).
 Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah).
 Pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain
(ijarah wa iqtina).
Miliki buku berjudul “Mengelola Bank Syariah (Cover Baru)” berikut ini untuk
mempelajari lebih dalam mengenai institusi jasa keuangan syariah khususnya bagi para
praktisi, akademisiserta stakeholder.

c. Jenis-Jenis Bank Berdasarkan Bentuk Badan Usaha


a. Bank berbentuk Koperasi
Bank jenis ini merupakan bank yang memiliki badan usaha berbentuk koperasi. Segala
struktur dan susunan organisasi dalam bank dibentuk seperti sebuah koperasi pada umumnya.

b. Bank berbentuk Perusahaan Perseorangan


Bank jenis ini merupakan bank yang memiliki badan usaha berbentuk perusahaan
perseorangan.

c. Bank berbentuk Perseroan Terbatas (PT)


Bank jenis ini memiliki badan usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas atau PT. Segala
struktur dan susunan organisasi dalam bank dibentuk seperti sebuah Perseroan Terbatas pada
umumnya.

d. Bank berbentuk Firma


Bank jenis ini merupakan bank yang memiliki badan usaha berbentuk firma. Segala struktur
dan susunan organisasi dalam bank dibentuk seperti sebuah firma pada umumnya.

e. Jasa Perbankan
Jasa perbankan diberikan untuk mendukung kelancaran menghimpun dan menyalurkan dana,
baik yang berhubungan langsung dengan kegiatan simpanan dan kredit maupun tidak
langsung. Jasa perbankan lainnya antara lain sebagai berikut:

 Jasa setoran seperti setoran listrik, telepon, air, atau uang kuliah
 Jasa pembayaran seperti pembayaran gaji, pensiun, atau hadiah
 Jasa pengiriman uang (transfer)
 Jasa penagihan (inkaso)
 Kliring
 Penjualan mata uang asing
 Penyimpanan dokumen

9
 Jasa cek wisata
 Kartu kredit
 Kredit Jasa-jasa yang ada di pasar modal, seperti pinjaman emisi dan pedagang efek.
 Jasa Letter of Credit (L/C)
 Bank garansi dan referensi bank
 Jasa bank lainnya.

C. Kegiatan usaha Perusahaan Modal Ventura

Kegiatan usaha Perusahaan Modal Ventura Menurut Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun
2009, Perusahaan Modal Ventura (Venture Capital Company) adalah badan usaha yang
melakukan usaha pembiayaan/penyertaan modal ke dalam suatu Perusahaan yang menerima
bantuan pembiayaan (Investee Company) sebagai pasangan usahanya untuk jangka waktu
tertentu dalam bentuk penyertaan saham, penyertaan melalui pembelian obligasi konversi,
dan/atau pembiayaan berdasarkan pembagian atas hasil usaha. Investasi modal ventura ini
biasanya memiliki suatu resiko yang tinggi, meskipun resiko yang dihadapi tinggi, pihak
modal ventura mengharapkan suatu keuntungan yang tinggi pula dari penyertaan modalnya
berupa capital gain atau deviden. Kegiatan usaha Perusahaan Modal Ventura meliputi :
a. Penyertaan saham (equity participation);
b. Penyertaan melalui pembelian obligasi konversi (quasi equity participation); dan/atau
c. Pembiayaan berdasarkan pembagian atas hasil usaha (profit/ revenue sharing) .

Modal Ventura
 Menurut Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2009, Perusahaan Modal Ventura (Venture
Capital Company) adalah badan usaha yang melakukan usaha pembiayaan/penyertaan modal
ke dalam suatu Perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan (Investee Company) sebagai
pasangan usahanya untuk jangka waktu tertentu dalam bentuk penyertaan saham, penyertaan
melalui pembelian obligasi konversi, dan/atau pembiayaan berdasarkan pembagian atas hasil
usaha. Investasi modal ventura ini biasanya memiliki suatu resiko yang tinggi, meskipun
resiko yang dihadapi tinggi, pihak modal ventura mengharapkan suatu keuntungan yang
tinggi pula dari penyertaan modalnya berupa capital gain atau deviden.
 Kapitalis ventura atau dalam bahasa asing disebut (venture capitalist) adalah seorang
investor yang berinvestasi pada perusahaan modal ventura dan perusahaan yang
pembiayaannya dari modal ventura disebut Perusahaan Pasangan Usaha (PPU) atau (investee
company). Dana ventura ini mengelola dana investasi dari pihak ketiga (investor) yang
tujuan utamanya untuk melakukan investasi pada perusahaan yang memiliki resiko tinggi
sehingga tidak memenuhi persyaratan standar sebagai perusahaan terbuka ataupun guna
memperoleh modal pinjaman dari perbankan. Investasi modal ventura ini dapat juga
mencakup pemberian bantuan manajerial dan teknikal. Dana ventura ini adalah berasal dari
sekelompok investor yang mapan keuangannya, bank investasi, dan institusi keuangan
lainnya yang melakukan pengumpulan dana ataupun kemitraan untuk tujuan investasi
tersebut.
 Penyertaan modal yang dilakukan oleh modal ventura ini kebanyakan dilakukan terhadap
perusahaan-perusahaan baru berdiri sehingga belum memiliki suatu riwayat operasionil yang
dapat menjadi catatan guna memperoleh suatu pinjaman. Sebagai bentuk kewirausahaan,
pemilik modal ventura biasanya memiliki hak suara sebagai penentu arah kebijakan
perusahaan sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya.
Kegiatan Modal Ventura dilakukan dalam bentuk penyertaan modal ke dalam suatu
perusahaan pasangan usaha untuk :
10
 Pengembangan suatu penemuan baru.

 Pengembangan perusahaan yang ada pada tahap awal usahanya mengalami kesulitan dana.

 Membantu perusahaan yang berada pada tahap pengembangan.

 Membantu perusahaan yang berada pada tahap kemunduran usaha.

 Pengembangan proyek penelitian dan rekayasa.

 Pengembangan pelbagai penggunaan teknologi baru dan alih teknologi baik dari dalam
maupun luar negeri.

 Membantu pengalihan perusahaan.

Penyertaan modal dalam setiap perusahaan pasangan usaha bersifat sementara dan tidak boleh
melebihi jangka waktu 10 tahun Penarikan kembali penyertaan modal (divestasi) oleh
Perusahaan Modal Ventura dalam segala bentuknya dilaporkan kepada Menteri selamba-
lambanya 3 (tiga) bulan setelah dilaksanakan.

D. Factoring ( Anjak Piutang )


 Anjak Piutang (Factoring) menurut Perpres No. 9 Tahun 2009 adalah anjak kegiatan
pembiayaan dalam bentuk pembelian piutang dagang jangka pendek suatu Perusahaan berikut
pengurusan atas piutang tersebut.

 Menurut Kasmir anjak piutang atau yang lebih dikenal dengan factoring adalah perusahaan
yang kegiatannya melakukan penagihan atau pembelian atau pengambilalihan atau
pengelolaan hutang piutang suatu perusahaan dengan imbalan atau pembayaran tertentu dari
perusahaan (klien).

 Pengertian anjak piutang menurut Keputusan Menteri Keuangan Nomor 125/KM.013/1988


adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian dan atau
pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari
transaksi perdagangan dalam dan luar negeri.

 Dari definisi tersebut, setidaknya dapat disimpulkan sebagai berikut:

 Dalam kegiatan factoring ada tiga pihak yang terkait, yaitu: (1) Perusahaan Factoring
(factoring company), atau disebut dengan factor sebagai suatu badan usaha yang melakukan
kegiatan lembaga pembiayaan dengan bentuk pembelian dan/atau pengalihan serta
pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek perusahaan; (2) Perusahaan penjual piutang

11
atau disebut klien (client), adalah perusahaan yang menjual atau mengalihkan piutang atau
tagihannya kepada factor; (3) Nasabah (customer), sebagai pihak yang berutang (debitur)
kepada klien, dan piutang tersebut oleh klien dijual atau dialihkan kepada factoring.

 Istilah klien (client) dan nasabah (customer) dalam mekanisme anjak piutang memiliki
pengertian yang sangat berbeda. Lain halnya dengan bank yang memiliki nasabah atau
customer, sedangkan perusahaan anjak piutang hanya memiliki

klien dalam hal ini supplier. Selanjutnya, klien yang memiliki nasabah atau customer.

E. Leasing (Sewa Guna Usaha)

Sewa guna usaha di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan leasing. Leasing berasal
dari bahasa inggris, yaitu lease yang berarti menyewakan. Menurut Keputusan Menteri
Keuangan No. 1169/KMK.01/1991, sewa guna usaha (leasing) adalah kegiatan pembiayaan
dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi
(finance lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan
oleh lessee selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala. Finance
lease adalah kegiatan sewa guna usaha di mana lesse pada akhir masa kontrak mempunyai
hak opsi untuk membeli objek sewa guna usaha berdasarkan nilai sisa yang disepakati.
Sebaliknya operating lease tidak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna
usaha.

Maka leasing dapat diartikan sebagai perusahaan yang melakukan aktivitas


pembiayaan dalam bentuk peminjaman modal dan sudah melakukan perjanjian/kesepakatan
terlebih dahulu. Jadi bagi perusahaan yang modalnya kurang atau menengah, dengan
melakukan perjanjian leasing akan membantu untuk menjalankan perusahaannya.
Perusahaan dapat memperoleh barang-barang modal untuk operasional dengan mudah dan
cepat. Setelah leasing selesai, perusahaan dapat membeli barang modal atau
mengembalikannya pada akhir jangka waktu perjanjian leasing.Dalam perjanjian leasing,
terdapat 3 pihak yang akan terlibat, yaitu :

1. Lessor (Perusahaan Leasing)


Lessor merupakan perusahaan leasing yang membiayai keinginan para
nasabahnya untuk memperoleh barang-barang modal.
2. Lessee (Nasabah), Supplier
Lessee merupakan perusahaan atau perorangan yang memperoleh barang
modal dengan pembiayaan dari pihak perusahaan leasing. Supplier adalah
pihak penyedia barang dan termasuk juga pihak penyedia jasa asuransi yang
digunakan.
3. Perusahaan Asuransi.
Perusahaan Asuransi merupakan perusahaan yang akan menanggung risiko
terhadap perjanjian antara lessor dan lessee dengan dikenakannya biaya
asuransi kepada lessee.

12
Selanjutnya menurut Keputusan Menteri Keuangan No. 1169/KMK.01/1991 tanggal
27 Nopember 1991 kegiatan leasing dapat dilakukan dengan cara berikut:

a. Sewa guna usaha dengan hak opsi (finance lease)adalah perjanjian leasing di mana
pihak penyewa guna usaha (lessee) tidak diberikan opsi untuk membeli barang
modal tersebut. Perlakuannya disamakan dengan jual beli pada saat selesainya
sewa
b. Sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease)
adalah perjanjian leasing di mana pihak penyewa guna usaha (lessee) tidak
diberikan opsi untuk membeli barang modal tersebut. Perlakuannya disamakan
dengan sewamenyewabiasa.

F. Credit Card (Usaha Kartu Kredit)

Usaha kartu kredit (Credit Card) adalah kegiatan pembiayaan untuk pembelian barang
dan/atau jasa dengan menggunakan kartu kredit.

Pengertian Kartu Kredit Pengertian kartu kredit adalah suatu kartu yang dapat dipakai
untuk membayar secara kredit dengan membukan suatu credit account (rekening koran),
open credit (rekening terbuka), charge credit (rekening ongkos) yang diangsur secara
bulanan.Menurut Soedjono Dirjosisworo berpendapat bahwa kartu kredit adalah uang plastik
yang diterbitkan oleh suatu institusi yang memungkinkan pemegang kartu untuk memperoleh
kredit atas transaksi yang dilakukannya dan pembayarannya dapat dilakukan secara angsuran
dengan membayar sejumlah bunga (finance charge) atau sekaligus pada waktu yang telah
ditentukan.Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, ada beberapa pihak yang terlibat yaitu
pihak pertama merupakan lembaga keuangan bank atau bukan bank yang bertindak sebagai
penerbit kartu kredit (issuer), pihak kedua merupakan pengguna jasa bank yang berlaku
sebagai pemegang kartu kredit (card holder) dan pihak ketiga yang menerima pembayaran
dengan menggunakan kartu kredit (merchant).

Pihak-pihak dalam usaha Kartu Kredit :

1. Penerbit (Issuer), yaitu pihak yang mengeluarkan dan mengelola kartu kredit

2. Pemegang kartu (Card Holder), yaitu pihak yang namanya tercantum dalam perjanjian
penerbitan kartu kredit. Terdapat Basic Card Holder dan Supplementary Card Holder

3. Penjual/Pengusaha Dagang (Merchant), yaitu pihak yang menerima pembayaran dari


transaksi perdagangan barang/jasa yang dilakukan dengan menggunakan kartu kredit.

4. Acquirer, yaitu pihak perantara dalam pengelolaan penggunaan kartu kredit terutama
dalam hal penagihan dan pembayaran yang terjadi antara penjual dan pembeli

13
Dalam prakteknya, penggunaan kartu kredit tidak jarang menimbulkan
permasalahanpermasalahan yang melibatkan pihak bank maupun pihak pemegang kartu
kredit itu sendiri. Kendala yang sering timbul dalam penggunaan kartu kredit yang terjadi
dan

penyelesaiannya yaitu :

1. Kendala dalam penggunaan kartu kredit


Sebagai alat transaksi penggunaan kartu kredit tidak lepas dari kekeliruan yang
bersifat teknis maupun kesalahan yang bersifat yuridis yang berhubungan dengan
pelaksanaan hak dan kewajiban para pihak yang terkait dengan transaksi
menggunakan kartu kredit. Terkait kesalahan teknis, para pihak dapat melakukan
klarifikasi. Biasanya pihak bank
tidak bertanggungjawab terhadap kerugian yang disebabkan oleh pemegang kartu
maupun pihak lain yang tidak berwenang dalam
penggunaan kartu kredit tersebut. Akan tetapi pihak ban bertanggungjawab jika
kerugian yang diderita disebabkan kesalahan atau kelalaian dari pihak Bank, misal
kesalahan dalam lembar penagihan yang diterima oleh pemegang kartu kredit
2. Upaya hukum yang dilakukan dalam rangka mengatasi kendala yang terjadi dalam
penggunaan kartu kredit
Secara umum upaya perlindungan hukum dari bank terhadap produknya berupa kartu
kredit beserta pemegangnya dapat terwujud jika terjalin kerjasama yang baik diantara
keduanya. Faktor keamanan adalah salah satu keunggulan kart kredit dibanding uang
tunai. Secara umum, resiko yang bisa terjadi pada kartu kredit adalah penyalahgunaan
oleh pihak yang tidak bertanggungjawab.Selain permasalahan seperti ini, juga ada
permasalahan yang menimbulkan akibat hukum bagi para pihak yaitu jika terjadi
wanprestasi oleh nasabah pemegang kartu kredit. Maka dalam hal ini pihak bank dapat
menempuh upaya penyelesaian dengan :
a. penagihan kredit kepada pemegang kartu
b. gugatan perdata ke pengadilan, akan tetapi jarang ditempuh karena jalur ini
memiliki kelemahan yaitu besarnya biaya yang harus dikeluarkan serta lamanya waktu
yang diperlukan untuk mendapat kepastian dari penyelesaian sengketa
c. arbitrase, jalur penyelesaian sengketa apabila terjadi wanprestasi baik melalui
pengadilan maupun arbitrase dilakukan apabila upaya damai dan musyawarah sudah
tidak dapat ditempuh lagi karena bagaimanapun upaya damai lebih diutamankan.
3. Jika terjadi sengketa karena tidak terpenuhinya hak dan kewajiban masing-masing
pihak dapat diselesaikan berdasarkan kesepakatan yang ada di dalam perjanjian atau
jika tidak terdapat upaya penyelesaian sengketa di dalam perjanjian maka dapat
ditempuh upaya damai, jika gagal dapat dibawa ke pengadilan.

14
15

Anda mungkin juga menyukai