Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

Kontrak Pembiayaan : Jenis, Regulasi, dan Kelebihan serta KekuranganNya

KELAS 6A

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Perancangan Kontrak


Dosen Pengampu : Selviany, SE., MH

Abix Zaenul Abidin 5120600191


Achamd Luthfil Chakim 5120600052
Adam Fauzan Hakim 5120600211
Fatah Rafi Ardiansyah 5120600102
Fariz Albbirr 5120600153
Ziedane Yuhi Syaula 5120600212

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan Semesta Alam, kita memuji-Nya, memohon
pertolongan dan ampunan kepada-Nya, kita berlindung kepada nya dari kejahatan
diri kita dan kejelekan amalan-amalan kita. Sehingga kami dapat menyelesaikan
penulisan makalah yang sedang anda baca ini. Demikian disusun dalam rangka
memenuhi tugas mata kuliah Hukum Acara Pidana Lanjut .

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Selviany, SE., MH
sebagai Dosen mata kuliah Hukum Perancangan Kontrak Fakultas Hukum
Universitas Pancasakti Tegal yang telah memercayakan dan mengamanatkan
kepada kami penulisan ini, tidak lupa juga sampaikan terima kasih kepada orang
tua kami yang telah memberi motivasi kepada kami untuk senantiasa giat dan
semangat menempuh sisa masa perkuliahan ini, juga kepada teman - teman sekalian
yang membantu dalam proses pengerjaan makalah ini, kami ucapkan terima kasih
sehingga kami mampu konsisten di dalam penulisan. Kami berharap dalam
penulisan ini, semoga Tuhan Yang Maha Esa memberkahi-Nya serta bisa
bermanfaat bagi pribadi penulis maupun bagi pembaca.

Tegal, 15 April 2023

Penulis

II
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ................................................................................................................. I
KATA PENGANTAR ......................................................................................... II
DAFTAR ISI ........................................................................................................ III
BAB I. PENDAHULUAN
a. Latar belakang ........................................................................................ i
b. Rumusan Masalah ................................................................................... i
c. Tujuan Penulisan .................................................................................... ii
BAB II. PEMBAHASAN
a. Makna Kontrak Pembiayaan ................................................................ 1
b. Regulasi Kontrak Pembiayaan ............................................................. 3
c. Konsep Kontrak Pembiayaan ............................................................... 4
d. Kelebihan dan Kekurangan .................................................................. 5
BAB III. PENUTUP
a. Kesimpulan ............................................................................................. 20
b. Saran ........................................................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 21

III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kitab Undang – Undang Hukum Perdata atau Burgerlijk wet Boek
adalah rangkaian dari aturan – aturan yang menyangkut dalam urusan privat,
yang mana kemudian terbagi kedalam empat isi pokok, diantara salah satu
nya yaitu tentang Perikatan dalam buku ke-tiga. Perikatan sebagaimana
tertera di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (selanjutanya
disebut KUHPer) Pasal 1233 menyebutkan bahwa “Perikatan, lahir karena
suatu persetujuan atau karena undang-undang”.
Jenis dari perikatan ini tentunya beragam, ada yang tertera di dalam
KUHPer ada juga yang tertera di luar KUHPer, dalam artian diatur dengan
regulasi tersendiri. Sebelumnya perlu disampaikan terlebih dahulu, bahwa
kontrak dan perikatan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Kontrak adalah
salah satu sumber perikatan, disamping Undang-undang.Tanpa kontrak,
atau lazim disebut juga Kontrak / persetujuan, maka tidak akan ada
perikatan. Menyambung kepada alasan penulisan ini, terkait jenis dari
kontrak yang tidak diatur dalam KUHPer tentunya beragam, namun pada
penulisan ini akan membahas mengenai kontrak pembiayaan, salah satu
bentuk dari kontrak pembiayaan yang sudah tidak asing di masyarakat
adalah leasing.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaknai sebagai kontrak pembiayaan?
2. Bagaimana regulasi kontrak pembiayaan?
3. Konsep kontrak pembiayaan?
4. Bagaimana kelebihan dan kekurangan dari masing – masing jenis
kontrak pembiayaan?

i
C. Tujuan penulisan
Dalam penulisan makalah ini, diharapkan untuk para pembaca agar bisa
mengetahui dan memahami:
1. Makna dari kontrak pembiayaan
2. Regulasi dari kontrak pembiayaan
3. Konsep dari kontrak pembiayaan,
4. Prosedur yang harus dipenuhi selama terikat dalam Kontrak
Pembiayaan.

ii
BAB II
PEMBAHASAN

A. Makna Kontrak Pembiayaan


Merupakan suatu kontrak antara pemilik aktiva (segala aset
kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang dapat dialihkan
menjadi uang tunai) yang disebut dengan lessor (kreditur) dan pihak lain
yang memanfaatkan aktiva tersebut yang disebut lessee (debitur) untuk
jangka waktu tertentu.1
Kontrak pembiayaan memiliki banyak padanan kata, dalam
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2009 Tentang
Lembaga Pembiayaan kontrak pembiayaan disebut dengan sewa guna
usaha (SGU), yang pengertiannya dijelaskan dalam Perpres tersebut.
Sewa guna usaha diartikan sebagai kegiatan pembiayaan berbentuk
penyediaan barang modal, baik secara guna usaha dengan hak opsi
(finance lease) atau sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease),
untuk dipakai oleh penyewa (lessee) dengan jangka waktu yang
disesuaikan dengan pembayaran berkala.2
Dengan makna lain, kontrak pembiayaan adalah kontrak dimana
satu pihak, pemilik aktiva, setuju untuk memberikan hak penggunaan
aktiva tersebut kepada pihak lain, penyewa sebagai pertukaran atas
pembayaran sewa periodik.

A.1 Jenis Kontrak Pembiayaan


Lembaga pembiayaan ada lima jenis usaha pembiayaan,3 yaitu:

1
Utoyo Widayat, Leasing Sebagai Alternatif Sumber Pembiayaan, Jurnal Akuntansi, Vol,6 No,2.
(2006) hal. 158
2
Editor VOI.ID, Mengenal Apa Itu Leasing dalam Dunia Usaha, Jenis, serta Kekurangan dan
Kelebihannya, https://voi.id/amp/256919/apa-itu-leasing (Diakses pada 15 April 2023, Pukul 15:47
WIB)
3
Endang Prasetyowati, Peraturan Perundang-Undangan Dan Kontrak Pembiayaan Konsumen
Dalam Perspektif Keadilan, Jurnal Ilmu Hukum, Vol,13 No,25 (2017) hal. 85
1
2

a. Perusahaan modal ventura (venture capital company) adalah


badan usaha yang melakukan usaha pembiayaan/penyertaan modal ke
dalam suatu perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan (Investee
Company) untuk jangka waktu tertentu dalam bentuk penyertaan
saham, penyertaan melalui pembelian obligasi konversi, dan/atau
pembiayaan berdasarkan pembagian atas hasil usaha.
b. Perusahaan pembiayaan infrastruktur adalah badan usaha yang
didirikan khusus untuk melakukan pembiayaan dalam bentuk
penyediaan dana pada proyek infrastruktur;
c. Sewa guna usaha (leasing) adalah kegiatan pembiayaan dalam
bentuk penyediaan barang modal baik secara sewa guna usaha dengan
hak opsi (finance lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi
(operating lease) untuk digunakan oleh penyewa guna usaha (lessee)
selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara
angsuran;
d. Anjak piutang (factoring) adalah kegiatan pembiayaan dalam
bentuk pembelian piutang dagang jangka pendek suatu perusahaan
berikut pengurusan atas piutang tersebut;
e. Pembiayaan konsumen (consumers finance) adalah kegiatan
pembiayaan untuk pengadaan barang berdasarkan kebutuhan konsumen
dengan pembayaran secara angsuran;
f. Usaha kartu kredit (credit card) adalah kegiatan pembiayaan untuk
pembelian barang dan/atau jasa dengan menggunakan kartu kredit.

A.2 Sektor Kontrak Pembiayaan


Kontrak pembiayaan meliputi beberapa sektor, diantaranya4:

4
Editor OJK.GO.ID, Lembaga Pembiayaan, https://www.ojk.go.id/id/kanal/iknb/Pages/Lembaga-
Pembiayaan.aspx (Diakses pada 15 April 2023, Pukul 16:20 WIB)
3

1. Perusahaan Pembiayaan, adalah badan usaha yang khusus didirikan


untuk melakukan Sewa Guna Usaha, Anjak Piutang, Pembiayaan
Konsumen, dan/atau usaha Kartu Kredit.
2. Perusahaan Modal Ventura, adalah badan usaha yang melakukan usaha
pembiayaan/penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan yang
menerima bantuan pembiayaan (investee Company) untuk jangka
waktu tertentu dalam bentuk penyertaan saham, penyertaan melalui
pembelian obligasi konversi, dan atau pembiayaan berdasarkan
pembagian atas hasil usaha, dan
3. Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur, adalah badan usaha yang
didirikan khusus untuk melakukan pembiayaan dalam bentuk
penyediaan dana pada proyek infrastruktur.

B. Regulasi Kontrak Pembiayaan


Regulasi dari kontrak pembiayaan sendiri untuk saat ini hanya terdapat
pada5 :
1). Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1988 tentang Lembaga
Pembiayaan, yang kemudian dicabut dengan Peraturan Presiden Nomor
9 tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan;
2). Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia
No.1251/KMK.013/1988 tentang Ketentuan dan Tata cara Pelaksanaan
Lembaga Pembiayaan juncto Keputusan Menteri Keuangan Repubik
Indonesia No. 468/KMK.017/1995 tentang Perubahan Keputusan
Menteri Keuangan No. 1251/KMK.013/1988;
3). Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK.012/2006 tentang
Perusahaan Pembiayaan;
4). Peraturan Menteri Keuangan Nomor 30/PMK.010/2010 tentang
Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah Bagi Lembaga Keuangan Non
Bank.

5
Utoyo Widayat, op.cit, hal. 90
4

C. Konsep Kontrak Pembiayaan


Kontrak pembiayaan antara perusahaan pembiayaan dengan
debitur wajib dibuat secara tertulis dan ditandatangani di atas meterai.
Perusahaan pembiayaan juga wajib menyerahkan salinan Kontrak
tersebut kepada debitur paling lambat tiga bulan sejak tanggal Kontrak
pembiayaan. Ketentuan terkait Kontrak pembiayaan diatur dalam
Peraturan OJK Nomor 35/POJK.05/2018 tentang Penyelenggaraan
Usaha Perusahaan Pembiayaan6. Tentunya ada hal – hal yang harus
dipahami dalam kontrak pembiayaan, hal – hal tersebut yaitu7 :
1. Rincian Pembiayaan
Perjanjian pembiayaan akan memuat rincian pembiayaan seperti
tujuan pembiayaan dan jenis kegiatan usaha maupun barang atau jasa
yang mendapatkan pembiayaan. Surat ini juga memuat nilai
pembiayaan, jumlah utang, nilai angsuran pembiayaan, jangka waktu
pembiayaan, tingkat suku bunga, dan agunan. Sebelum pelaksanaan
penandatanganan perjanjian, perusahaan pembiayaan wajib
menjelaskan ilustrasi perhitungan pokok utang pembiayaan dan bunga
selama jangka waktu pembiayaan serta ilustrasi pengenaan denda dan
biaya eksekusi agunan apabila terjadi wanprestasi. Dengan demikian
proses pelunasan pembiayaan maupun penanganan wanprestasi akan
dilakukan sesuai dengan perjanjian pembiayaan yang telah disepakati.
2. Identitas Perusahaan dan Keterangan Perjanjian
Untuk memastikan legalitas perjanjian, Sobat juga harus
memastikan identitas pihak yang melakukan kerja sama pembiayaan
dan informasi pendukung lainnya seperti nomor maupun tanggal
perjanjian pembiayaan yang tercantum dengan jelas dalam perjanjian.

6
Editor OJK.GO.ID, Pahami Perjanjian Pembiayaannya, Hindari Wanprestasi,
https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/Article/40703#:~:text=Perjanjian%20pembiayaan
%20akan%20memuat%20rincian,tingkat%20suku%20bunga%2C%20dan%20agunan. (Diakses
pada 15 April 2023, Pukul 21:40 WIB)
7
Ibid
5

3. Biaya lainnya
Apabila dalam pelaksanaan kerja sama pembiayaan yang telah
dilakukan terdapat biaya tambahan seperti biaya asuransi, biaya
penjaminan, biaya notaris, dan biaya lainnya, maka informasi terkait
nilai biaya dimaksud dan pihak yang akan menanggungnya harus
dicantumkan dalam perjanjian tersebut.
4. Mekanisme Perselisihan dan Wanprestasi
Dalam hal debitur mengalami wanprestasi, perusahaan
pembiayaan wajib melakukan penagihan dengan memberikan surat
peringatan sesuai dengan ketentuan dalam perjanjian pembiayaan.
5. Eksekusi Agunan
Eksekusi agunan dapat dilakukan oleh perusahaan pembiayaan jika
debitur terbukti mengalami wanprestasi, debitur telah diberikan surat
peringatan, dan perusahaan pembiayaan memiliki sertifikat jaminan
fidusia, sertifikat hak tanggungan dan/atau sertifikat hipotek.
Selanjutnya, perusahaan pembiayaan hanya dapat melakukan
penjualan agunan melalui pelelangan umum serta mengambil
pelunasan piutangnya dari hasil penjualan dan/atau melakukan
penjualan agunan di bawah tangan yang dilakukan berdasarkan
kesepakatan harga perusahaan pembiayaan dan debitur sebelum
agunan dijual.
Lalu bagaimana jika nilai agunan lebih besar dibanding nilai utang?
Apabila terdapat kelebihan uang dari hasil penjualan agunan melalui
pelelangan umum, maka perusahaan pembiayaan wajib
mengembalikan kelebihan tersebut kepada debitur. Aturan detail
terkait eksekusi agunan dimuat dalam pedoman internal masing-
masing perusahaan pembiayaan.
D. Kelebihan dan Kekurangan
Penulis akan memaparkan kelebihan serta kekurangan dari kontrak
pembiayaan dalam bentuk tabel sesuai dengan jenis dari kontrak
6

pembiayaan dari berbagai sumber sebagaimana yang telah disebutkan


diatas.
Jenis Kontrak pembiayaan
No Kontrak
Kelebihan Kekurangan
pembiayaan
1 Perusahaan 1. Meningkatkan 1. Pembiayaan modal ventura
Modal Kegiatan Dan Potensi termasuk pembiayaan yang
Ventura Usaha, Perusahaan cukup mahal jika dilihat dari
modal ventura ini sudut pandang jangka
tidak hanya berperan waktunya. Hal ini disebabkan
sebagai investor saja modal ventura yang
namun mereka juga menggunakan sistem bagi
akan ikut terlibat hasil sehingga return yang
dalam manajemen dan didapatkan oleh perusahaan
menjadikan pasangan usaha bisa dalam
perusahaan yang angka yang besar,
diberikan dana terkhususnya bisnis yang
tersebut sukses.
sebagai partnernya. 2. Modal akan diberikan kepada
Perusahaan yang perusahaan tertentu saja dan
menjadi partner ini memang cukup selektif
biasanya usaha kecil mengingat resiko kegiatan
atau rintisan yang usaha yang lumayan tinggi.
tentunya Singkatnya, orang mana yang
membutuhkan modal tidak akan was-was saat
dan dana cukup besar memberikan uang kepada
untuk bisa perusahaan yang baru lahir?
meningkatkan Biasanya suntikan dana akan
usahanya. Investor diberikan pada perusahaan
dana ventura akan dengan prospek bagus saja.
menjadi rekan yang
7

membantu dalam 3. Para pengusaha dari


pengembangan perusahaan pasangan usaha
produk, bisa jadi kehilangan kontrol
pengembangan ide, dan kepemilikan karena
maupun bisnis supaya manajemen dan saham
menjadi lebih besar perusahaan yang dipegang
lagi. Oleh sebab itu, langsung oleh pihak modal
bisa dipastikan bahwa ventura. Saat perusahaan
dengan adanya mulai menunjukkan
keterlibatan dari kegagalan, maka perusahaan
pemberi dana ventura akan langsung dilikuidasi
ini kegiatan dan dari perusahaan modal
potensi usaha akan ventura.
menjadi jauh lebih
meningkat.
2. Pemasaran Produk
Lebih Efisien, Pada
perusahaan kecil atau
UMKM umumnya
menghadapi kendala
pemasaran yang belum
maksimal, namun
dengan dana ventura
maka kredibilitas
perusahaan akan
meningkat, kemudian
proses produksi
UMKM akan menjadi
lebih besar lagi
sehingga dengan
produk yang
8

melimpah
pemasarannya akan
menjadi lebih
maksimal dan lebih
mudah.
3. Keperecayaan dari
BANK, Perusahaan
rintisan akan sulit
mendapatkan
kepercayaan dari bank
karena manajemennya
masih belum efektif
dan juga stabil. Bank
juga tidak mau
mengambil risiko jika
perusahaan tersebut
tidak memiliki
kemampuan
membayar utang atau
cicilan dikarenakan
mengalami
kebangkrutan akibat
manajemen yang
belum stabil tersebut.
Berbeda dengan dana
ventura yang mana
akan terlibat dalam
manajemen sehingga
ketika ada masalah
terjadi maka mereka
juga akan ikut
9

membantu
memecahkannya.
Dengan tergabung
dalam dana ventura,
ini menjadi
nilai plus bagi
perusahaan dalam
mendapatkan
kepercayaan dari bank
yang juga berperan
sebagai pemberian
modal usaha potensial.
4. Likuiditas
membaik, Perusahaan
rintisan yang akan
mendapatkan bantuan
dana dari modal
ventura tidak harus
membayar beban
bunga dan angsuran
utang. Sehingga
penambahan modal
tersebut bisa secara
langsung digunakan
untuk meningkatkan
likuiditas perusahaan.
5. Rentanbilitas yang
semakin membaik,
Perusahaan modal
ventura tidak hanya
membantu dari sisi
10

pendanaan saja namun


sekaligus membantu
dari sisi manajemen,
dengan begitu biaya
pemasaran dan juga
biaya produksi bisa
lebih efisien sehingga
kemampuan bagi
perusahaan untuk bisa
mendapatkan
keuntungan atau
rentabilitas akan
semakin meningkat.
2 Perusahaan 1. Melakukan 1. Tidak melalui tiga tahapan
Pembiayaan pembiayaan dalam kontrak yaitu pra kontrak,
Infrastruktur bentuk penyediaan kontrak, dan pasca kontrak.
dana pada proyek 2. Aturan yang dirujuk untuk
infrastruktur. mengatur lembaga pembiayaan
2. Prasarana yang
menimbulkan kesulitan apabila
dapat memperlancar terjadi pelanggaran dari salah
mobilitas arus barang
satu pihak, karena belum adanya
dan jasa aturan khusus dalam lembaga
pembiayaan konsumen

3 Sewa Guna 1. Flexible / luwes, 1. Pembiayaan secara leasing


Usaha artinya struktur kontrak merupakan sumber pembiayaan
(Leasing) dapat disesuaikan yang relaif mahal bila
dengan kebutuhan
dibandingkan dengan kredit
perusahaan yaitu
investasi dan bank, karena
besarnya pembayaran
sumber daya lessor pada
11

atau periode lease dapat umumnya berasal dan bank atau


diukur sedeinikian rupa lembaga keuangan bukan bank.
sesuai kondisi 2. Barang modal yang di’lease’
perusahaan.
tidak dapat dicantumkan sebagal
2. Tidak diperlukan
unsure aktiva lessee untuk
agunan / jaminan, karena
tujuan ‘collateral credit’ dan
hak kepemilikan sah atas
bank, sehingga kreditor
aktiva yang di ‘lease’
serta pengaturan
mungkin akan menilai

pembayaran lease sesuai perusahaan tersebut memiliki


dengan pendapatan yang posisi keuangan yang lemah.
dihasilkan oleh aktiva 3. Bagi para pengusaha tertentu
yang di ‘lease’ sudah kadang kadang timbul masalah
merupakan jaminanbagi prestise antara memiliki sendiri
lease itu sendiri. barang modal atau lease.
3. On / Off Balance
4. Resiko yang lebih besar
Sheet, artinya barang
berada di pihak lessor, artinya
modal dapat ditampilkan
adanya tanggung jawab atas
atau tidak ditampilkan
tuntutan pihak ketiga jika terjadi
dalam neraca
kecelakaan / kerusakan atas
perusahaan. Jadi
seandainya merupakan barang orang lain yang
pembiayaan ‘off balance disebabkan oleh ‘lease property’
sheet’, maka angsuran tersebut. Pihak lessor juga
lease dapat daianggap belum tentu yakin bahwa barang
sebagai biaya operasi lease tersebut bebas dan
dan rasio perbandingan berbagai ikatan seperti gadai
hutang dengan modal
dan kepentingan kepentingan
sendiri tidak
lainnya.
terpengaruh.
4. Capital saving, dalam
arti tidak perlu
menyediakan dana yang
12

besar, maksimum hanya


down payment yang
biasanya jumlahnya
tidak terlalu besar. Jadi
dalam hal ini merupakan
suatu penghematan
modal bagi pihak lessee,
dan pihak lessee dapat
mengalihkannya untuk
keperluan yang lain,
karena perusahaan
leasing pada umumnya
membiayai 100 %
barang modal yang
dibutuhkan.
5. Keuntungan cash
flow, artinya besarnya
pembayaran lease serta
saat pembayaran dapat
disesuaikan dengan
kondsisi cash flow
perusahaan.
6. Cepat dalam
pelayanan, artinya
secara prosedur leasing
lebih sederhana dan
relatif lebih cepat dalam
realisasi pembiayaan
bila dibandingkan
dengan kredit investasi
dan bank. Perusahaan
pengguna jasa leasing
lebih dipermudah dalam
13

memperoleh mesin
mesin / peralatan
mutakhir untuk
pengembangan usaha
maupun dalam rangka
modernisasi perusahaan
/ pabrik.
7. Pembayaran angsuran
lease diperlakukan
sebagai biaya
operasional, artinya
pembayaran lease
langsung dihitung
sebagai biaya dalam
penentuan laba / rugi
perusahaan.
Pembayarannya dihitung
sebagal pengurang dan
pendapatan sebelum
pajak, bukan dan laba
kena pajak. Sebagai
pelindung terhadap
inflasi, artinya terhindar
dan resiko penurunan
nilai uang yang
disebabkan oleh inflasi,
karena lessee akan tetap
membayar dengan
satuan moneter yang
telah berjalan terhadap
sisa kewajibannya.
8. Biaya- biaya
tambahan selain
14

perolehan dapat
dianggap sebagai biaya
modal dan dapat
disusutkan berdasarkan
lamanya masa lease.
9. Dapat mengatasi
kekhawatiran terhadap
resiko keusangan serta
tidak memadai
(obsolescence and
inadequacy), artinya
dalam keadaan yang
seba tidak menentu,
lessee tidak perlu
mempertimbangkan
resiko pada tahap dini
yang mungkin terjadi
pada aktiva yang dilease.
10. Kemudahan dalam
penyusunan anggaaran
tahunan bagi lessee,
yaitu karena adanya
pembayaran lease
berkala yang relatif tetap
selama periode leasing,
maka lessee dapat
mengetahul dengan pasti
jumlah ‘lease rental’
nya, sehingga bisa
dihindari resiko naik
turunnya tingkat bunga.
11. Masa laku lease
lebih lama dibandingkan
15

dengan cara pembiayaan


lainnya dan kerapkali
mendekati masa daya
guna alat penlengkapan
yang bersangkutan,
sehingga memungkinkan
perusahaan dapat
membiayai peralatan
sesuai dengan usia
ekonomisnya.
12. Adanya hak opsi
bagi leesee pada ahir
masa lease.
13. Hak kepemilikan
tetap pada lessor sampai
lessee mempergunakan
hak opsinya.
14. Dapat diatur
pembiayaannya, baik
untuk proyek besar
maupun kecil.
15. Mengurangi resiko
ketinggalan mode dan
memungkinkan masa
coba pemakaian.
16. Adanya kepastian
hukum, artinya suatu
perjanjian leasing tidak
dapat dibatalkan (non
cancelable) dan tetap
berlaku dalam keadaan /
kondisi keuangan /
moneter yang sulit
16

sekalipun, sehingga
pihak lessee tetap berhak
menggunakan barang
modalnya, sedangkan
pihak lessor tetap akan
menerima jumlah uang
yang telah diperjanjikan
sejak semula.
17. Kadang kadang
leasing merupakan satu
satunya cara bagi suatu
perusahaan, terutama
perusahaan kecil, untuk
memenuhi atau
memodernisasi
usahanya, sehingga tetap
bisa memenuhi selera
konsumennya.
18. Biaya untuk
mendapatkan fasilitas
leasing adalah relatif
lebih rendah daripada
biaya untuk
mendapatkan kredit
(ussual financing cost)
jangka panjang, yang
biasanya meliputi
commitment fee, biaya
kontrak, provisi, biaya
hipotik, bea materai, dan
biaya lainnya.
4 Anjak 1.Menurunkan biaya 1. Biaya relatif tinggi Dengan
Piutang produksi. Hal ini terlibatnya pihak lain yaitu pihak
17

dikarenakan perusahaan factor (domestik dan


pembayaran yang luar negeri) dalam hubungan
dilakukan lebih cepat, antara klien dengan nasabah,
sehingga kegiatan maka bisa jadi akan menambah
usaha dapat beban biaya terhadap bisnis yang
memanfaatkan price bersangkutan.
discount dan quantity
2. Bisnis rentan resiko Karena
discount dari suatu
hakikat yang inheren dalam
produk.
institusi factoring, seperti

2.Membantu absennya collateral, maka dapat


menimbulkan anggapan bahwa
meningkatkan sumber
bisnis dari
kredit, yakni dengan
adanya perusahaan factor mengandung
risiko yang tinggi terhadap
fasilitas advanced
keberhasilan dalam menagih
payment dari
piutang.
perusahaan
3. Menurunkan Reputasi Bagi
3.Meningkatkan daya negara-negara dimana
saing dari dunia usaha, institusi factoring belum
yaitu dengan memasyarakat, maka dapat
timbulnya menimbulkan kesan seolah-olah
kemungkinan klien yang menyerahkan
melakukan piutangnya kepada
perdagangan perusahaan factor dalam
secara open account. keadaan kesulitan dan tidak
sanggup menagih sendiri
4.Membantu
piutangnya.
peningkatan perolehan
laba dari dunia usaha
18

5.Pengambilalihan
risiko kerugian dunia
usaha jika ternyata
tagihan tidak bisa
dicairkan.
5 Pembiayaan
1. Tidak terlalu 1. Lembaga ini juga tidak
Konsumen
banyak persyaratan. melalui tiga tahapan kontrak
yaitu pra kontrak, kontrak, dan
2. Tidak berorientasi
pasca kontrak.
pada jaminan.
2. Lebih fleksibel dan moderat
3. Tidak mengganggu
tersebut memerlukan suatu
keuangan konsumen.
payung hukum dalam
4. Pembayaran dan menjalankan aktivitasnya,
jangka waktu bisa sekaligus untuk mengatasi
disesuaikan dengan permasalahan apabila terjadi
kemampuan sengketa di antara pihak.
konsumen. Aturan yang dirujuk untuk
5. Proses Cepat dan mengatur lembaga pembiayaan
Tidak berbelit. menimbulkan kesulitan apabila
terjadi pelanggaran dari salah
satu pihak, karena belum
adanya aturan khusus dalam
lembaga pembiayaan
konsumen.

6 Usaha Kartu 1. Praktis dibawa dan 1. Terdapat biaya iuran


Kredit digunakan pertahun
2. Memiliki berbagai 2. Terdapat beban bunga saat
promo menarik tarik tunai
19

3. Dapat melakukan 3. Beban bunga yang lebih


transaksi dengan besar saat melakukan transfer
mudah walaupun antar bank
belum memiliki uang 4. Bunga pinjaman tinggi
4. Terhindari dari 5. Memiliki denda
risiko kehilangan uang keterlambatan pembayaran
5. Mempermudah yang besar
dalam membayar 6. Membuat seseorang boros
tagihan
6. Dapat
menggunakan dana
yang lebih besar dari
yang dimiliki
20

BAB IV
PENUTUP
a. Kesimpulan
Kontrak pembiayaan adalah suatu bentuk perikatan yang memiliki
beragam jenis. Masing – masing jenis tersebut tentunya terdapat
keunggulan serta kekurangannya. Bentuk atau jenis dari kontrak
pembiayaan yang paling sering digunakan oleh Masyarakat Indonesia
adalah Leasing atau Sewa Guna Usaha.
b. Saran
Bentuk kontrak pembiayaan apapun yang akan digunakan, penulis
menyarankan agar pihak yang hendak mengikatkan diri pada salah satu
bentuk kontrak pembiayaan untuk memahami terlebih dahulu teknis
dan risiko yang ada sebelum melakukan perikatan. Penulis juga
berharap agar debitur serta kreditur tidak menciderai hak dan kewajiban
sebagaimana dalam perjanjian yang telah disepakati bersama
(wanprestasi)
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai