KELAS 6A
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan Semesta Alam, kita memuji-Nya, memohon
pertolongan dan ampunan kepada-Nya, kita berlindung kepada nya dari kejahatan
diri kita dan kejelekan amalan-amalan kita. Sehingga kami dapat menyelesaikan
penulisan makalah yang sedang anda baca ini. Demikian disusun dalam rangka
memenuhi tugas mata kuliah Hukum Acara Pidana Lanjut .
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Selviany, SE., MH
sebagai Dosen mata kuliah Hukum Perancangan Kontrak Fakultas Hukum
Universitas Pancasakti Tegal yang telah memercayakan dan mengamanatkan
kepada kami penulisan ini, tidak lupa juga sampaikan terima kasih kepada orang
tua kami yang telah memberi motivasi kepada kami untuk senantiasa giat dan
semangat menempuh sisa masa perkuliahan ini, juga kepada teman - teman sekalian
yang membantu dalam proses pengerjaan makalah ini, kami ucapkan terima kasih
sehingga kami mampu konsisten di dalam penulisan. Kami berharap dalam
penulisan ini, semoga Tuhan Yang Maha Esa memberkahi-Nya serta bisa
bermanfaat bagi pribadi penulis maupun bagi pembaca.
Penulis
II
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ................................................................................................................. I
KATA PENGANTAR ......................................................................................... II
DAFTAR ISI ........................................................................................................ III
BAB I. PENDAHULUAN
a. Latar belakang ........................................................................................ i
b. Rumusan Masalah ................................................................................... i
c. Tujuan Penulisan .................................................................................... ii
BAB II. PEMBAHASAN
a. Makna Kontrak Pembiayaan ................................................................ 1
b. Regulasi Kontrak Pembiayaan ............................................................. 3
c. Konsep Kontrak Pembiayaan ............................................................... 4
d. Kelebihan dan Kekurangan .................................................................. 5
BAB III. PENUTUP
a. Kesimpulan ............................................................................................. 20
b. Saran ........................................................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 21
III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kitab Undang – Undang Hukum Perdata atau Burgerlijk wet Boek
adalah rangkaian dari aturan – aturan yang menyangkut dalam urusan privat,
yang mana kemudian terbagi kedalam empat isi pokok, diantara salah satu
nya yaitu tentang Perikatan dalam buku ke-tiga. Perikatan sebagaimana
tertera di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (selanjutanya
disebut KUHPer) Pasal 1233 menyebutkan bahwa “Perikatan, lahir karena
suatu persetujuan atau karena undang-undang”.
Jenis dari perikatan ini tentunya beragam, ada yang tertera di dalam
KUHPer ada juga yang tertera di luar KUHPer, dalam artian diatur dengan
regulasi tersendiri. Sebelumnya perlu disampaikan terlebih dahulu, bahwa
kontrak dan perikatan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Kontrak adalah
salah satu sumber perikatan, disamping Undang-undang.Tanpa kontrak,
atau lazim disebut juga Kontrak / persetujuan, maka tidak akan ada
perikatan. Menyambung kepada alasan penulisan ini, terkait jenis dari
kontrak yang tidak diatur dalam KUHPer tentunya beragam, namun pada
penulisan ini akan membahas mengenai kontrak pembiayaan, salah satu
bentuk dari kontrak pembiayaan yang sudah tidak asing di masyarakat
adalah leasing.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaknai sebagai kontrak pembiayaan?
2. Bagaimana regulasi kontrak pembiayaan?
3. Konsep kontrak pembiayaan?
4. Bagaimana kelebihan dan kekurangan dari masing – masing jenis
kontrak pembiayaan?
i
C. Tujuan penulisan
Dalam penulisan makalah ini, diharapkan untuk para pembaca agar bisa
mengetahui dan memahami:
1. Makna dari kontrak pembiayaan
2. Regulasi dari kontrak pembiayaan
3. Konsep dari kontrak pembiayaan,
4. Prosedur yang harus dipenuhi selama terikat dalam Kontrak
Pembiayaan.
ii
BAB II
PEMBAHASAN
1
Utoyo Widayat, Leasing Sebagai Alternatif Sumber Pembiayaan, Jurnal Akuntansi, Vol,6 No,2.
(2006) hal. 158
2
Editor VOI.ID, Mengenal Apa Itu Leasing dalam Dunia Usaha, Jenis, serta Kekurangan dan
Kelebihannya, https://voi.id/amp/256919/apa-itu-leasing (Diakses pada 15 April 2023, Pukul 15:47
WIB)
3
Endang Prasetyowati, Peraturan Perundang-Undangan Dan Kontrak Pembiayaan Konsumen
Dalam Perspektif Keadilan, Jurnal Ilmu Hukum, Vol,13 No,25 (2017) hal. 85
1
2
4
Editor OJK.GO.ID, Lembaga Pembiayaan, https://www.ojk.go.id/id/kanal/iknb/Pages/Lembaga-
Pembiayaan.aspx (Diakses pada 15 April 2023, Pukul 16:20 WIB)
3
5
Utoyo Widayat, op.cit, hal. 90
4
6
Editor OJK.GO.ID, Pahami Perjanjian Pembiayaannya, Hindari Wanprestasi,
https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/Article/40703#:~:text=Perjanjian%20pembiayaan
%20akan%20memuat%20rincian,tingkat%20suku%20bunga%2C%20dan%20agunan. (Diakses
pada 15 April 2023, Pukul 21:40 WIB)
7
Ibid
5
3. Biaya lainnya
Apabila dalam pelaksanaan kerja sama pembiayaan yang telah
dilakukan terdapat biaya tambahan seperti biaya asuransi, biaya
penjaminan, biaya notaris, dan biaya lainnya, maka informasi terkait
nilai biaya dimaksud dan pihak yang akan menanggungnya harus
dicantumkan dalam perjanjian tersebut.
4. Mekanisme Perselisihan dan Wanprestasi
Dalam hal debitur mengalami wanprestasi, perusahaan
pembiayaan wajib melakukan penagihan dengan memberikan surat
peringatan sesuai dengan ketentuan dalam perjanjian pembiayaan.
5. Eksekusi Agunan
Eksekusi agunan dapat dilakukan oleh perusahaan pembiayaan jika
debitur terbukti mengalami wanprestasi, debitur telah diberikan surat
peringatan, dan perusahaan pembiayaan memiliki sertifikat jaminan
fidusia, sertifikat hak tanggungan dan/atau sertifikat hipotek.
Selanjutnya, perusahaan pembiayaan hanya dapat melakukan
penjualan agunan melalui pelelangan umum serta mengambil
pelunasan piutangnya dari hasil penjualan dan/atau melakukan
penjualan agunan di bawah tangan yang dilakukan berdasarkan
kesepakatan harga perusahaan pembiayaan dan debitur sebelum
agunan dijual.
Lalu bagaimana jika nilai agunan lebih besar dibanding nilai utang?
Apabila terdapat kelebihan uang dari hasil penjualan agunan melalui
pelelangan umum, maka perusahaan pembiayaan wajib
mengembalikan kelebihan tersebut kepada debitur. Aturan detail
terkait eksekusi agunan dimuat dalam pedoman internal masing-
masing perusahaan pembiayaan.
D. Kelebihan dan Kekurangan
Penulis akan memaparkan kelebihan serta kekurangan dari kontrak
pembiayaan dalam bentuk tabel sesuai dengan jenis dari kontrak
6
melimpah
pemasarannya akan
menjadi lebih
maksimal dan lebih
mudah.
3. Keperecayaan dari
BANK, Perusahaan
rintisan akan sulit
mendapatkan
kepercayaan dari bank
karena manajemennya
masih belum efektif
dan juga stabil. Bank
juga tidak mau
mengambil risiko jika
perusahaan tersebut
tidak memiliki
kemampuan
membayar utang atau
cicilan dikarenakan
mengalami
kebangkrutan akibat
manajemen yang
belum stabil tersebut.
Berbeda dengan dana
ventura yang mana
akan terlibat dalam
manajemen sehingga
ketika ada masalah
terjadi maka mereka
juga akan ikut
9
membantu
memecahkannya.
Dengan tergabung
dalam dana ventura,
ini menjadi
nilai plus bagi
perusahaan dalam
mendapatkan
kepercayaan dari bank
yang juga berperan
sebagai pemberian
modal usaha potensial.
4. Likuiditas
membaik, Perusahaan
rintisan yang akan
mendapatkan bantuan
dana dari modal
ventura tidak harus
membayar beban
bunga dan angsuran
utang. Sehingga
penambahan modal
tersebut bisa secara
langsung digunakan
untuk meningkatkan
likuiditas perusahaan.
5. Rentanbilitas yang
semakin membaik,
Perusahaan modal
ventura tidak hanya
membantu dari sisi
10
memperoleh mesin
mesin / peralatan
mutakhir untuk
pengembangan usaha
maupun dalam rangka
modernisasi perusahaan
/ pabrik.
7. Pembayaran angsuran
lease diperlakukan
sebagai biaya
operasional, artinya
pembayaran lease
langsung dihitung
sebagai biaya dalam
penentuan laba / rugi
perusahaan.
Pembayarannya dihitung
sebagal pengurang dan
pendapatan sebelum
pajak, bukan dan laba
kena pajak. Sebagai
pelindung terhadap
inflasi, artinya terhindar
dan resiko penurunan
nilai uang yang
disebabkan oleh inflasi,
karena lessee akan tetap
membayar dengan
satuan moneter yang
telah berjalan terhadap
sisa kewajibannya.
8. Biaya- biaya
tambahan selain
14
perolehan dapat
dianggap sebagai biaya
modal dan dapat
disusutkan berdasarkan
lamanya masa lease.
9. Dapat mengatasi
kekhawatiran terhadap
resiko keusangan serta
tidak memadai
(obsolescence and
inadequacy), artinya
dalam keadaan yang
seba tidak menentu,
lessee tidak perlu
mempertimbangkan
resiko pada tahap dini
yang mungkin terjadi
pada aktiva yang dilease.
10. Kemudahan dalam
penyusunan anggaaran
tahunan bagi lessee,
yaitu karena adanya
pembayaran lease
berkala yang relatif tetap
selama periode leasing,
maka lessee dapat
mengetahul dengan pasti
jumlah ‘lease rental’
nya, sehingga bisa
dihindari resiko naik
turunnya tingkat bunga.
11. Masa laku lease
lebih lama dibandingkan
15
sekalipun, sehingga
pihak lessee tetap berhak
menggunakan barang
modalnya, sedangkan
pihak lessor tetap akan
menerima jumlah uang
yang telah diperjanjikan
sejak semula.
17. Kadang kadang
leasing merupakan satu
satunya cara bagi suatu
perusahaan, terutama
perusahaan kecil, untuk
memenuhi atau
memodernisasi
usahanya, sehingga tetap
bisa memenuhi selera
konsumennya.
18. Biaya untuk
mendapatkan fasilitas
leasing adalah relatif
lebih rendah daripada
biaya untuk
mendapatkan kredit
(ussual financing cost)
jangka panjang, yang
biasanya meliputi
commitment fee, biaya
kontrak, provisi, biaya
hipotik, bea materai, dan
biaya lainnya.
4 Anjak 1.Menurunkan biaya 1. Biaya relatif tinggi Dengan
Piutang produksi. Hal ini terlibatnya pihak lain yaitu pihak
17
5.Pengambilalihan
risiko kerugian dunia
usaha jika ternyata
tagihan tidak bisa
dicairkan.
5 Pembiayaan
1. Tidak terlalu 1. Lembaga ini juga tidak
Konsumen
banyak persyaratan. melalui tiga tahapan kontrak
yaitu pra kontrak, kontrak, dan
2. Tidak berorientasi
pasca kontrak.
pada jaminan.
2. Lebih fleksibel dan moderat
3. Tidak mengganggu
tersebut memerlukan suatu
keuangan konsumen.
payung hukum dalam
4. Pembayaran dan menjalankan aktivitasnya,
jangka waktu bisa sekaligus untuk mengatasi
disesuaikan dengan permasalahan apabila terjadi
kemampuan sengketa di antara pihak.
konsumen. Aturan yang dirujuk untuk
5. Proses Cepat dan mengatur lembaga pembiayaan
Tidak berbelit. menimbulkan kesulitan apabila
terjadi pelanggaran dari salah
satu pihak, karena belum
adanya aturan khusus dalam
lembaga pembiayaan
konsumen.
BAB IV
PENUTUP
a. Kesimpulan
Kontrak pembiayaan adalah suatu bentuk perikatan yang memiliki
beragam jenis. Masing – masing jenis tersebut tentunya terdapat
keunggulan serta kekurangannya. Bentuk atau jenis dari kontrak
pembiayaan yang paling sering digunakan oleh Masyarakat Indonesia
adalah Leasing atau Sewa Guna Usaha.
b. Saran
Bentuk kontrak pembiayaan apapun yang akan digunakan, penulis
menyarankan agar pihak yang hendak mengikatkan diri pada salah satu
bentuk kontrak pembiayaan untuk memahami terlebih dahulu teknis
dan risiko yang ada sebelum melakukan perikatan. Penulis juga
berharap agar debitur serta kreditur tidak menciderai hak dan kewajiban
sebagaimana dalam perjanjian yang telah disepakati bersama
(wanprestasi)
DAFTAR PUSTAKA