Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN


“SEWA GUNA USAHA (LEASING)”

MA.21.C.04

Di Susun Oleh kelompok 7 :


Mutia Hasti Hildani 112110441
Mu`mina Najmi 112110899
Abdul Azis 112111410

Dosen Pengampu :
Afif Mustafid T., S.Tp., M.Si.

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS (FEBIS)


UNIVERSITAS PELITA BANGSA
KATA PENGANTAR

Assalamu`alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT karena berkat karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Sewa Guna Usaha (Leasing)”
dengan lancar dan baik.
Makalah yang berjudul “Sewa Guna Usaha (Leasing)” ini berisi tentang
bagaimana perusahaan asuransi dan dana pensiun beroperasi serta
bagaimana pengaruhnya terhadap perekonomian di Indonesia.
Demikian sepatah kata dari kami, saran dan kritik sangat penulis butuhkan demi
lebih baiknya makalah yang penulis susun ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi yang membaca. Atas perhatiannya, penulis ucapkan
terimakasih.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Bekasi, 5 Mei 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................3
1.1 Latar Belakang.........................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................4
2.1 Pengertian Sewa Guna Usaha (Leasing)..................................................4
2.2 Manfaat Sewa Guna Usaha......................................................................4
2.3 Jenis Leasing............................................................................................5
2.4 Pihak-pihak yang terlibat dalam Preses Pemberian Fasilitas Leasing.....6
2.5 Perjanjian Sewa Guna Usaha...................................................................7
2.6 Pelaksanaan Hak Opsi Pada saat berakhirnya masa sewa guna usaha
dengan hak opsi,................................................................................................7
2.7 Perbedaan Pembiayaan Leasing Dengan Pembiayaan Lainnya...............8
2.8 Fleksibelitas dalam leasing......................................................................9
2.9 Perusahaan Leasing di Indonesia...........................................................10
2.10 Kelebihan dan Kekurangan Leasing......................................................10
BAB III PENUTUP............................................................................................13
1.2 Kesimpulan............................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................14

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada masa ini perkembangan kehidupan semakin tinggi, terutama dalam
perkembangan dunia usaha. Berbagai usaha pun banyak dilakukan guna
meningkatnya dunia usaha. Untuk menghadapi perkembangan usaha yang
semakin maju, setiap aspek yang sekiranya berkaitan dengan perkembangan
usaha harus memiliki suatu tujuan agar dapat membuat perusahaan semakin
hidup. Untuk mengembangkan usaha, perusahaan biasanya menentukan
berapa jangka tertentu sebagai targetan untuk mengembangkan usahanya.
Program perusahaan tersebut salah satunya yaitu program jangka panjang,
artinya perusahaan harus mempertahankan stabilitas usahanya melalui
pencapaian tujuan.

Keterbatasan dana untuk memenuhi kebutuhan finasial dapat menjadi


suatu permasalahan yang serius bagi perusahaan yang sangat membutuhkan
barang-barang, baik barang yang berkaitan dengan produksi, maupun barang
yang tidak memiliki kaitan secara langsung dengan unit produksi. Pada
hakikatnya perusahaan memerlukan biaya yang cukup bersar untuk
mendapatkan peralatan atau yang sangat dibutuhkan oleh perusahaan.
Sehingga, hal tersebut akan memaksa perusahaan untuk mencari sebuah
alternatif lain guna dapat menyelasaikan permasalahan yang berkaitan dengan
seumber pendanaan atau untuk mendapatkan barang-barang yang berkaitan
dengan produksi

Dengan begitu peran leasing cukup penting bagi perusahaan. Untuk itu,
sehubungan peran leasing cukup penting dalam pengembangn perusahaan,
maka dari itu, penulis bermaksud untuk membuat sebuah makalah yang
berjudul. “Sewa Guna Usaha (Leasing)”.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sewa Guna Usaha (Leasing)


Sewa guna usaha secara umum adalah perjanjian antara lessor (perusahaan
leasing) dengan lassee (nasabah) dimana pihak lesor menyediakan barang
dengan hak penggunaan oleh leasee dengan imbalan pembayaran sewa
untuk jangka waktu tertentu. Pengertian sewa guna usaha menurut
Keputusan Menteri Keuangan No.1169/KMK.01/1991 tanggal 21 Nopember
1991 tentang Kegiatan Sewa Guna Usaha, sewa guna usaha adalah kegiatan
pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara guna usaha
dengan hak opsi (finance lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi
(operating lease), untuk digunakan oleh leasee selama jangka waktu tertentu
berdasarkan pembayaran secara berkala.
Sementara itu, yang dimaksud dengan finance lease adalah kegiatan
sewa guna usaha dimana leasee pada akhir masa kontrak mempunyai hak opsi
untuk membeli objek sewa guna usaha berdasarkan nilai sisa yang
disepakati. Sebaliknya, operating lease tidak mempunyai hak opsi untuk
membeli objek sewa guna usaha.

2.2 Manfaat Sewa Guna Usaha


Ada tiga manfaat yang akan diperoleh perusahaan jika
menggunakan leasing. Berikut adalah penjelasannya:
1. Dilindungi oleh Hukum
Dalam kesepakatan yang dilakukan oleh pihak leasing dan perusahaan
tentunya sudah dilindungi oleh hukum. Peraturan yang sudah berjalan tidak
dapat dibatalkan meskipun kondisi ekonomi dalam keadaan sulit.
Pihak leasing dan penyewa tentu akan memperoleh kepastian di mata hukum.
2. Capital Saving
Manfaat capital saving ini dapat dirasakan perusahaan jika menggunakan
sewa guna usaha. Pasalnya, pihak lembaga leasing akan memberi anggaran
modal sebesar 100% bagi perusahaan yang membutuhkan. Sehingga modal

4
tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan lain dengan tujuan
meningkatkan produktivitas perusahaan. 
3. Terhindar dari Inflasi
Sistem pembayaran cicilan leasing tidak akan bertambah atau berkurang.
Sehingga hal ini menjadi keuntungan penggunaan leasing yang paling
diminati. Ketika terjadi inflasi, pembayaran cicilan menyesuaikan dengan
satuan keuangan yang sudah disepakati di awal.

2.3 Jenis Leasing


Kegiatan sewa-guna-usaha (leasing) dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara
yaitu :

1. Finance Lease
Finance lease adalah kegiatan sewa guna dimana lessee (nasabah)
pada akhir masa kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa
guna usaha berdasarkan nilai sisa yang disepakati. Sebaliknya operating
lease tidak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna usaha.
Kegiatan sewa-guna-usaha digolongkan sebagai sewa-guna-usaha
dengan hak opsi apabila memenuhi semua kriteria berikut :

1. Jumlah pembayaran sewa-guna-usaha selama masa sewa-guna-


usaha pertama ditambah dengan nilai sisa barang modal, harus
dapat menutup harga perolehan barang modal dan keuntungan
lessor;
2. Masa sewa-guna-usaha ditetapkan sekurang-kurangnya
 2 (dua) tahun untuk barang modal Golongan I,
 3 (tiga) tahun untuk barang modal Golongan II dan III,
 7 (tujuh) tahun untuk Golongan bangunan.
Penggolongan jenis barang modal ini mengacu kepada ketentuan
dalam Undang-undang Pajak Penghasilan. Perjanjian sewa-guna-usaha
memuat ketentuan mengenai opsi bagi lessee.
Kegiatan sewa-guna-usaha dengan hak opsi ditetapkan sebagai
kegiatan lembaga keuangan lainnya.

5
2. Operating lease
Operating lease adalah kegiatan sewa guna dimana lessee
(nasabah) pada akhir masa kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli
objek sewa guna usaha.
Kegiatan sewa-guna-usaha digolongkan sebagai sewa-guna-usaha
tanpa hak opsi apabila memenuhi semua kriteria berikut :

 Jumlah pembayaran sewa-guna-usaha selama masa sewa-guna-usaha


pertama tidak dapat menutupi harga perolehan barang modal yang
disewa-guna-usahakan ditambah keuntungan yang diperhitungkan
oleh lessor;
 Perjanjian sewa-guna-usaha tidak memuat ketentuan mengenai opsi
bagi lessee.

2.4 Pihak-pihak yang terlibat dalam Preses Pemberian Fasilitas Leasing


Pihak-pihak yang terlibat dalam proses pemberian fasilitas leasing adalah:

1. Lessor adalah perusahaan yang melakukan kegiatan usaha leasing dengan


menyediakan berbagai macam barang modal. Perusahaan pembiayaan
atau perusahaan sewa-guna-usaha (Lessor) dapat melakukan kegiatan
sewa-guna-usaha setelah memperoleh izin usaha dari Menteri Keuangan.
Perusahaan leasing tidak boleh melakukan kegiatan yang dilakukan oleh
bank seperti memberikan simpanan dan kredit dalam bentuk uang. Lessor
hanya diperkenankan memberikan pembiayaan barang modal kepada
lessee yang telah memiliki NPWP, mempunyai kegiatan usaha dan atau
pekerjaan bebas
2. Lessee adalah nasabah yang mengajukan permohonan leasing kepada
lessor untuk memperoleh barang modal yang diinginkan. lessee dilarang
menyewa-guna-usahakan kembali barang modal yang disewa-guna-usaha
kepada pihak lain.
3. Supplier adalah pedagang yang menyediakan barang yang akan dileasing
sesuai perjanjian antara lessor dengan lessee dan dalam hal ini supplier
juga dapat bertindak sebagai lessor.
4. Asuransi adalah perusahaan yang akan menanggung risiko terhadap
perjanjian antara lessor dengan lessee. Dalam hal ini lessee dikenakan

6
biaya asuransi dan apabila terjadi sesuatu, maka perusahaan akan
menanggung risiko sebesar sesuai dengan perjanjian terhadap barang
yang dileasingkan

2.5 Perjanjian Sewa Guna Usaha


Setiap transaksi sewa-guna-usaha wajib diikat dalam suatu perjanjian
sewa-guna-usaha (lease agreement). Perjanjian tersebut sekurang-kurangnya
harus memuat hal-hal sebagai berikut :

1. Jenis transaksi sewa-guna-usaha


2. nama dan alamat masing-masing pihak
3. nama, jenis, type dan lokasi penggunaan barang modal
4. harga perolehan, nilai pembiayaan, pembayaran sewa-guna-usaha,
angsuran pokok pembiayaan, imbalan jasa sewa-guna-usaha, nilai sisa,
simpanan jaminan, dan ketentuan asuransi atas barang modal yang
disewa-guna-usahakan
5. masa sewa-guna-usaha
6. ketentuan mengenai pengakhiran transaksi sewa-guna-usaha yang
dipercepat, dan penetapan kerugian yang harus ditanggung lessee dalam
hal barang modal yang disewa-guna-usaha dengan hak opsi hilang, rusak
atau tidak berfungsi karena sebab apapun
7. opsi bagi penyewa-guna-usaha dalam hal transaksi sewa-guna-usaha
dengan hak opsi
8. tanggung jawab para pihak atas barang modal yang disewa-guna-usaha.
Perjanjian sewa-guna-usaha itu wajib dibuat dalam bahasa Indonesia, dan
apabila dipandang perlu dapat diterjemahkan kedalam bahasa asing.

2.6 Pelaksanaan Hak Opsi Pada saat berakhirnya masa sewa guna
usaha dengan hak opsi,
Lessee dapat melaksanakan opsi yang telah disetujui bersama pada
permulaan masa sewa-guna-usaha. Opsi untuk membeli dilakukan dengan
melunasi pembayaran nilai sisa barang modal yang disewa-guna-usaha. Dalam
hal lessee menggunakan opsi membeli maka dasar penyusutannya adalah nilai
sisa barang modal.

7
Lessee dapat juga memilih untuk memperpanjang jangka waktu
perjanjian sewa-guna-usaha. Jika Lessee memilih untuk memperpanjang jangka
waktu perjanjian sewa-guna-usaha, maka nilai sisa barang modal yang disewa-
guna-usahakan digunakan sebagai dasar dalam menetapkan piutang sewa-guna-
usaha.

2.7 Perbedaan Pembiayaan Leasing Dengan Pembiayaan Lainnya


Pembiayaan melalui perusahaan leasing memiliki beberapa pokok dengan
metode pembiayaan yang diberikan melalui Lembaga-lembaga keuangan lain
misalnya bank atau dengan Teknik-teknik pembiayaan lain seperti sewa
menyewa.

1. Leasing dengan sewa menyewa


Dalam suatu transaksi leasing, lessor adalah pemilik atas objek
leasing. Sementara lesse hanyalah pemakai saja. Disamping itu kontrak
leasing bersifat Non-cancelled artinya kontrak tidak dapat dibatalkan
kecuali terdapat hal-hal yang berupa kelainan. Lesse memiliki hak opsi
untuk membeli objek leasing sesuai dengan nilai sisa barang. Sedangkan
sewa menyewa terlihat pada perbedaan prinsipil sewa menyewa dengan
leasing yang terletak pada tidak adanya hak opsi bagi penyewa untuk
membeli barang yang disewanya tersebut. Namun penyewa diberikan
suatu hak opsi apabila dalam perjanjian dicantumkan ketentuan-ketentuan
khusus.
2. Leasing dengan sewa beli
Perbedaan leasing sewa beli adalah pada sewa beli hak milik secara
mutlak beralih kepada penyewa pada akhir perjanjian dan semua
pembayaran telah dibayar penuh. Sementara dalam leasing hak
kepemilikan tidak mutlak langsung beralih kepada penyewa (lessee)
tetapi terdapat hak opsi yaitu apakah penyewa akan memiliki barang
tersebut dengan cara membelinya sseharga nilai sisia atau
memperpanjang penggunaan barang tersebut dengan memperbarui
perjanjian leasing atau akan membalikannya kepada pemilik atau lessor.
3. Leasing jual beli dengan cicilan
Perbedaan leasing jual beli dengan cicilan adalah dalam hal jual
beli dengan cicilan kepemilikan barang beralih pada saat dilakukannya
transaksi, sedangkan dalam leasing hak-hak kepemilikan tetap ada lessor.
Pada prinsipnya jual beli dengan cicilan sama dengan jual beli. Jual beli
adalah suatu persetujuan dimana pihak yang satu mengikatkan dirinya
8
untuk menyerahkan suatu kebendaan, dan pihak yang membayar harga
sesuai yang telah dijanjikan. Jaminan atas barang yang dijual dalam
metode ini, terutama kelangsungan pembayaran cicilan secara teratur
selama periode yang disepakati, maka kedua belah pihak mengadakan
ikatan secara notarial penyerahan hal milik secara fiduca.

2.8 Fleksibelitas dalam leasing

Sewa guna usaha merupakan metode pembiayaan yang fleksibel dalam


memenuhi berbagai kebutuhan pihak lessee. Fleksibelitas leasing sebagai
sumber pembiayaan antara lain dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Step Lease
Adalah suatu kontrak leasing yang memungkinkan pihak lessee
melakukan pembayaran baik dalam rangka untuk meningkatkan (step-up
lease) maupun untuk mengurangi atau menurunkan (step-down lease)
jangka waktu leasing, guna mengatasi keterbatasan arus kas lessee.
2. Slipped Payment lease
Yaitu suatu perjanjian atau kontrak leasing yang menghendaki
pihak lessee untuk melakukan pembayaran pada selama periode tau
bulan-bulan tertentu tiap tahunnya. Slipped payment lease distruktur
untuk memenuhi kebutuhan musiman atau untuk mengatasi masalah arus
kas yang sedang dihadapi oleh lessee.
3. Swap Lease
Swap lease memungkinkan lease untuk melakukan penukaran atas
barang yang di lease apabila barang tersebut mengalami kerusakan dan
atau memerlukan perbaikan dengan penggantian komponen tertentu
4. Upgrade Lease
Leasing dengan cara ini memberikan pilihan yang lebih fleksibel
bagi lease yang memungkinkan meminta tambahan barang leasing guna
meningkatkan kapasitas atau efisiensi. Upgrade lease dapat pula
dilakukan dengan menukar barang atau peralatan yang di lease dengan
peralatan yang sejenis tetapi lebih canggih akibat terjadinya
perkembangan teknologi.
5. Master lease
Merupakan suatu cara leasing dimana lessor memberikan lease line
credit yang memungkinkan lessee untuk menambah barang atau peralatan
untuk di lease (sampai maksimum jumlah dan periode tertentu), dengan

9
persyaratan yang sama seperti kontrak sebelumnya tanpa perlu dilakukan
negosiasi dan perjanjian kontrak leasing baru.
6. Short-term or Experimental Lease
Terkadang perjanjian atau kontrak leasing dilakukan dengan jangka
waktu yang relatif pendek atau diberikan masa percobaan penggunaan
barang yang di lease. Selama jangka waktu percobaan tersebut lessee
akan memutuskan apakah barang yang bersangkutan akan di lease sampai
jangka waktu yang diinginkan dan yang lebih penting apakah barang
tersebut memberikan dan meningkatkan keuntungan lessee. Hal tersebut
akan menghilangkan risiko spekulasi bagi lessee dalam usaha
memperoleh suatu barang

2.9 Perusahaan Leasing di Indonesia

Jumlah perusahaan leasing di Indonesia yang berdiri sudah cukup banyak


dan dengan variasi layanan yang ditawarkan. Berikut ini beberapa rekomendasi
perusahaan leasing di Indonesia yang dapat menjadi pilihan, yaitu:

1. PT. BCA Finance


2. PT. Federal International Finance
3. PT. Adira Dinamika Multi Finance, Tbk
4. PT. Oto Multi Artha
5. PT. Summit Oto Finance
6. PT. Wahana Ottomitra Multiartha, dan masih banyak lagi.

2.10 Kelebihan dan Kekurangan Leasing


Sebagai bentuk pembiayaan yang memberikan kemudahan suatu usaha
atau individu dalam mendapatkan bantuan modal, ternyata adanya leasing juga
memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Berikut ini beberapa
kelebihan dan kekurangan leasing adalah sebagai berikut:
Kelebihan Leasing
1. Tidak Membutuhkan Jaminan
Kelebihan atau keuntungan leasing adalah tidak membutuhkan jaminan di
awal atau di muka. Tetapi kepemilikan sah atas barang modal atau pembayaran
yang telah dilakukan sebelumnya dapat dijadikan jaminan transaksi.
10
2. Lebih Fleksibel
Menggunakan leasing dinilai lebih fleksibel dibanding dengan perbankan.
Karena bila dilihat dari segi perjanjian, leasing dapat menyesuaikan dari kondisi
keuangan pihak lessee. Jadi, proses pembayaran yang dilakukan secara
angsuran pun dilakukan berdasarkan pendapatan yang dihasilkan oleh lessee.
3. Pelayanan Cepat
Umumnya proses leasing memakan waktu yang relatif cepat, mulai dari
sistem pengajuan hingga realisasinya. Dengan prosesnya yang lebih cepat ini
membuat banyak lesse yang memilih untuk menggunakan leasing dalam
kelancaran kebutuhannya.
4. Capital Saving
Pihak lessor biasanya akan memberikan anggaran hingga 100% pada
lessee yang membutuhkan, sehingga lessee dapat memanfaatkan anggaran
tersebut untuk kebutuhan lain yang bertujuan meningkatkan produktivitas dan
penghasilan perusahaan.
5. Terhindar Dari Inflasi
Leasing adalah bentuk pembayaran yang dapat membantu suatu usaha
atau individu terhindar dari inflasi karena pembayarannya dilakukan sesuai
dengan satuan keuangan atas perjanjian yang dilakukan sebelumnya.
6. Dilindungi Oleh Hukum
Pada saat proses leasing, baik pihak lessor dan pihak lessee telah
menjalani kontrak yang telah disepakati dan membuat adanya kepastian hukum.
Dengan begitu dari kontrak yang telah dibuat tidak dapat dibatalkan walaupun
sedang mengalami kondisi keuangan yang sulit.
7. Dapat Memperoleh Aktiva atau Aset
Keuntungan leasing yang terakhir adalah dapat memperoleh aset. Suatu
usaha yang sedang memerlukan barang modal atau aset untuk meningkatkan
kegiatan produksinya tetapi masih memiliki keterbatasan dana dapat memilih
leasing sebagai alternatif. Di mana, mereka bisa mendapatkan barang yang
dibutuhkan dengan pembayaran yang dilakukan secara angsuran atau dicicil.

Kekurangan Leasing

11
1. Terdapat Denda
Denda akan dikenakan pada pihak lessee yang mengalami keterlambatan
dalam melakukan pembayaran pada pihak lessor. Karena dari pihak lessor tidak
mau menanggung kerugian, maka denda yang dikenakan pun bersifat harian dan
akan selalu terakumulasi sampai pihak lessee membayar kewajibannya.
2. Penyitaan
Jika pihak lessee secara terus menerus tidak melakukan pembayaran
dalam jangka waktu hingga 2 bulan dari tanggal jatuh tempo, maka pihak lessor
akan melakukan penyitaan terhadap aset yang awalnya diberikan pada pihak
lessee.
3.Penalti
Penalti terjadi saat pihak lessee memutuskan untuk melakukan pelunasan
awal atau lebih cepat pada pihak lessor. Sebenarnya, pelunasan awal ini tidak
akan membuat adanya pengurangan bunga atau pembayaran.
Namun, pihak lessee dianggap tidak memenuhi kesepakatan yang telah
dilakukan di awal, sehingga tindakan pelunasan awal ini dianggap sebagai
pelanggaran dan pihak lessee akan dikenakan penalti.

12
BAB III
PENUTUP

1.2 Kesimpulan
Jadi sistem Sewa Guna Usaha atau Leasing ini banyak diminati oleh
masyarakat karena sistem ini memudahkan dan menjawab atas permasalahan
atau kesulitan dalam modal, banyak pengusaha dan masyarakat yang
membutuhkan modal dan sistem ini membantu mereka dalam hal pembiayaan
modal dengan sistem yang fleksibel dan mudah.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://accounting.binus.ac.id/2021/12/09/sewa-guna-usaha-leasing/
https://gajigesa.com/sewa-guna-usaha/
https://id.scribd.com/doc/183524124/PERBEDAAN-PEMBIAYAAN-
LEASING-DENGAN-PEMBIAYAAN-LAINNYA-docx
https://landx.id/blog/leasing-adalah-mengenal-jenis-jenis-dan-
keuntungannya/

14

Anda mungkin juga menyukai