MA.21.C.04
Dosen Pengampu :
Afif Mustafid T., S.Tp., M.Si.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................3
1.1 Latar Belakang.........................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................4
2.1 Pengertian Sewa Guna Usaha (Leasing)..................................................4
2.2 Manfaat Sewa Guna Usaha......................................................................4
2.3 Jenis Leasing............................................................................................5
2.4 Pihak-pihak yang terlibat dalam Preses Pemberian Fasilitas Leasing.....6
2.5 Perjanjian Sewa Guna Usaha...................................................................7
2.6 Pelaksanaan Hak Opsi Pada saat berakhirnya masa sewa guna usaha
dengan hak opsi,................................................................................................7
2.7 Perbedaan Pembiayaan Leasing Dengan Pembiayaan Lainnya...............8
2.8 Fleksibelitas dalam leasing......................................................................9
2.9 Perusahaan Leasing di Indonesia...........................................................10
2.10 Kelebihan dan Kekurangan Leasing......................................................10
BAB III PENUTUP............................................................................................13
1.2 Kesimpulan............................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................14
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Dengan begitu peran leasing cukup penting bagi perusahaan. Untuk itu,
sehubungan peran leasing cukup penting dalam pengembangn perusahaan,
maka dari itu, penulis bermaksud untuk membuat sebuah makalah yang
berjudul. “Sewa Guna Usaha (Leasing)”.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan lain dengan tujuan
meningkatkan produktivitas perusahaan.
3. Terhindar dari Inflasi
Sistem pembayaran cicilan leasing tidak akan bertambah atau berkurang.
Sehingga hal ini menjadi keuntungan penggunaan leasing yang paling
diminati. Ketika terjadi inflasi, pembayaran cicilan menyesuaikan dengan
satuan keuangan yang sudah disepakati di awal.
1. Finance Lease
Finance lease adalah kegiatan sewa guna dimana lessee (nasabah)
pada akhir masa kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa
guna usaha berdasarkan nilai sisa yang disepakati. Sebaliknya operating
lease tidak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna usaha.
Kegiatan sewa-guna-usaha digolongkan sebagai sewa-guna-usaha
dengan hak opsi apabila memenuhi semua kriteria berikut :
5
2. Operating lease
Operating lease adalah kegiatan sewa guna dimana lessee
(nasabah) pada akhir masa kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli
objek sewa guna usaha.
Kegiatan sewa-guna-usaha digolongkan sebagai sewa-guna-usaha
tanpa hak opsi apabila memenuhi semua kriteria berikut :
6
biaya asuransi dan apabila terjadi sesuatu, maka perusahaan akan
menanggung risiko sebesar sesuai dengan perjanjian terhadap barang
yang dileasingkan
2.6 Pelaksanaan Hak Opsi Pada saat berakhirnya masa sewa guna
usaha dengan hak opsi,
Lessee dapat melaksanakan opsi yang telah disetujui bersama pada
permulaan masa sewa-guna-usaha. Opsi untuk membeli dilakukan dengan
melunasi pembayaran nilai sisa barang modal yang disewa-guna-usaha. Dalam
hal lessee menggunakan opsi membeli maka dasar penyusutannya adalah nilai
sisa barang modal.
7
Lessee dapat juga memilih untuk memperpanjang jangka waktu
perjanjian sewa-guna-usaha. Jika Lessee memilih untuk memperpanjang jangka
waktu perjanjian sewa-guna-usaha, maka nilai sisa barang modal yang disewa-
guna-usahakan digunakan sebagai dasar dalam menetapkan piutang sewa-guna-
usaha.
1. Step Lease
Adalah suatu kontrak leasing yang memungkinkan pihak lessee
melakukan pembayaran baik dalam rangka untuk meningkatkan (step-up
lease) maupun untuk mengurangi atau menurunkan (step-down lease)
jangka waktu leasing, guna mengatasi keterbatasan arus kas lessee.
2. Slipped Payment lease
Yaitu suatu perjanjian atau kontrak leasing yang menghendaki
pihak lessee untuk melakukan pembayaran pada selama periode tau
bulan-bulan tertentu tiap tahunnya. Slipped payment lease distruktur
untuk memenuhi kebutuhan musiman atau untuk mengatasi masalah arus
kas yang sedang dihadapi oleh lessee.
3. Swap Lease
Swap lease memungkinkan lease untuk melakukan penukaran atas
barang yang di lease apabila barang tersebut mengalami kerusakan dan
atau memerlukan perbaikan dengan penggantian komponen tertentu
4. Upgrade Lease
Leasing dengan cara ini memberikan pilihan yang lebih fleksibel
bagi lease yang memungkinkan meminta tambahan barang leasing guna
meningkatkan kapasitas atau efisiensi. Upgrade lease dapat pula
dilakukan dengan menukar barang atau peralatan yang di lease dengan
peralatan yang sejenis tetapi lebih canggih akibat terjadinya
perkembangan teknologi.
5. Master lease
Merupakan suatu cara leasing dimana lessor memberikan lease line
credit yang memungkinkan lessee untuk menambah barang atau peralatan
untuk di lease (sampai maksimum jumlah dan periode tertentu), dengan
9
persyaratan yang sama seperti kontrak sebelumnya tanpa perlu dilakukan
negosiasi dan perjanjian kontrak leasing baru.
6. Short-term or Experimental Lease
Terkadang perjanjian atau kontrak leasing dilakukan dengan jangka
waktu yang relatif pendek atau diberikan masa percobaan penggunaan
barang yang di lease. Selama jangka waktu percobaan tersebut lessee
akan memutuskan apakah barang yang bersangkutan akan di lease sampai
jangka waktu yang diinginkan dan yang lebih penting apakah barang
tersebut memberikan dan meningkatkan keuntungan lessee. Hal tersebut
akan menghilangkan risiko spekulasi bagi lessee dalam usaha
memperoleh suatu barang
Kekurangan Leasing
11
1. Terdapat Denda
Denda akan dikenakan pada pihak lessee yang mengalami keterlambatan
dalam melakukan pembayaran pada pihak lessor. Karena dari pihak lessor tidak
mau menanggung kerugian, maka denda yang dikenakan pun bersifat harian dan
akan selalu terakumulasi sampai pihak lessee membayar kewajibannya.
2. Penyitaan
Jika pihak lessee secara terus menerus tidak melakukan pembayaran
dalam jangka waktu hingga 2 bulan dari tanggal jatuh tempo, maka pihak lessor
akan melakukan penyitaan terhadap aset yang awalnya diberikan pada pihak
lessee.
3.Penalti
Penalti terjadi saat pihak lessee memutuskan untuk melakukan pelunasan
awal atau lebih cepat pada pihak lessor. Sebenarnya, pelunasan awal ini tidak
akan membuat adanya pengurangan bunga atau pembayaran.
Namun, pihak lessee dianggap tidak memenuhi kesepakatan yang telah
dilakukan di awal, sehingga tindakan pelunasan awal ini dianggap sebagai
pelanggaran dan pihak lessee akan dikenakan penalti.
12
BAB III
PENUTUP
1.2 Kesimpulan
Jadi sistem Sewa Guna Usaha atau Leasing ini banyak diminati oleh
masyarakat karena sistem ini memudahkan dan menjawab atas permasalahan
atau kesulitan dalam modal, banyak pengusaha dan masyarakat yang
membutuhkan modal dan sistem ini membantu mereka dalam hal pembiayaan
modal dengan sistem yang fleksibel dan mudah.
13
DAFTAR PUSTAKA
https://accounting.binus.ac.id/2021/12/09/sewa-guna-usaha-leasing/
https://gajigesa.com/sewa-guna-usaha/
https://id.scribd.com/doc/183524124/PERBEDAAN-PEMBIAYAAN-
LEASING-DENGAN-PEMBIAYAAN-LAINNYA-docx
https://landx.id/blog/leasing-adalah-mengenal-jenis-jenis-dan-
keuntungannya/
14