Anda di halaman 1dari 11

SEWA GUNA USAHA (LEASING)

OLEH :
1. Made Aldi Praditya Yoga (1917041193)
2. Made Arda Waras Satwika (1917041179)
3. I Andika Made Meyta Aryana (1917041154)
4. Ketut Diki
5. Zephyr Van De Virginanda (1917041144)
6. I Kadek Eka Suriana (1917041145)
7. I Made Rio Dharma Putra (1917041130)
8. Dewa Putu Yuda Krisna W (1917041113)
9. I Putu Wahyu Sentana P (1917041148)
10. Yoga Tri Arysutha (1917041197)
11. Dewe Made Harry Andika (1917041123)
12. I Made Febri Widiasa Arya Sudika(1917041167)

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
TAHUN 2020
BAB 1. Definisi Sewa Guna usaha
1. Pengertian Sewa Guna menurut ahli
2. Pengertian Sewa Guna secara umum
BAB 2. PIHAK- PIHAK YANG TERLIBAT
1. Lessor
2. Lessee
3. Supplier
4. Bank
BAB 3. JENIS – JENIS PERUSAHAAN LEASING
1. Independent leasing
2. Captive lessor
3. Lease Broker
BAB 4. Perjanjian Leasing
BAB 5. Prosedur Permohonan Leasing
BAB 6. Keuntungan dan Kerugian Sewa Guna Usaha
BAB 1
Definis Sewa Guna Usaha

1.1 Pengertian Sewa Guna Usaha Menurut Para Ahli


Pengertian sewa guna usaha menurut Keputusan Menteri Keuangan
No.1169/KMK.01/1991 tanggal 21 Nopember 1991 tentang Kegiatan Sewa Guna Usaha,
sewa guna usaha adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal balik
secara guna usaha dengan hak opsi (finance lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi
(operating lease), untuk digunakan oleh lesse selama jangka waktu tertentu berdasarkan
pembayaran secara berskala.
Menurut Surat Keputusan (SK) Bersama Menkeu, Menteri Perindustrian dan
Menteri Perdagangan Nomor N.KEP122/MK/ IV/2/1974, Nomor 32/M/MK/2/1974,
Nomor 30Kpb/1/1974 Tentang Perizinan Usaha Leasing adalah setiap kegiatan pembiayaan
perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu
perusahaan untuk suatu jangka tertentu, berdasarkan pembayaran – pembayaran secara
berkala disertai dengan hak pilih (opsi) dari pesruahaan tersebut untuk membeli barang-
barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan
nilai sisa yang telah disepakati bersama.
Menurut Equipment Leasing Association, leasing adalah perjanjian antara lessor
dan lesse untuk menyewa suatu jenis barang modal tertentu yang dipilih oleh lesse. Hak
kepemilikan atas barang modal tersebut ada pada lessor sedangkan lesse hanya
menggunakan barang modal tersebut berdasarkan pembayaran uang sewa yang telah
ditentukan dalam jangka waktu tertentu.
1.2 Pengertian Sewa Guna Usaha Secara Umum
Sewa Guna Usaha secara umum adalah perjanjian antar lessor (perusahaan leasing)
dengan lesse (nasabah) dimana pihak lessor menyediakan barang dengan hak penggunaan
oleh lesse dengan imbalan pembayaran sewa untuk jangka waktu tertentu.
BAB 2
PIHAK PIHAK YANG TERLIBAT
2.1 Lessor
Lessor adalah perusahaan leasing atau pihak yang memberikan jasa pembiayaan
kepada pihak lesse dalam bentuk barang modal. Lessor dalam financial lease bertujuan
untuk mendapatkan kembali biaya yang telah dikeluarkan untuk membiayai penyediaan
barang modal dengan mendapatkan keuntungan. Sedangkan dalam modal operating lease,
lessor bertujuan mendapatkan keuntungan dari penyediaan barang serta pemberian jasa-jasa
yang berkenan dengan pemeliharaan serta pengoperasian barang modal tersebut.
2.2 Lesse
Lesse adalah perusahaan atau pihak yang memperoleh pembiayaan dalam bentuk
barang modal dari lessor. Lesse dalam financial lease bertujuan mendapatkan pembiayaan
berupa barang atau peralatan dengan cara pembayaran angsuan atau secara berkala. Pada
akhir kontrak, lease memiliki hak opsi atas barang tersebut. Maksudnya, pihak lesse
memiliki hak untuk memneli barang yang di-lease dengan harga berdasarkan nilai sisa.
Dalam operating lease, lesse dapat memenuhi kebutuhan peralatanya di samping tenaga
operator dan perawatan alat tersebt tanpa resiko bagi lesse terhadap kerusakan
2.3 Supplier
Supplier adalah perusahan atau pihak yang mengadakan atau menyediakan barang
utnuk dijual kepada lesse dengan pembayaran secara tunai oleh lessor. Dalam mekanisme
financial lease, supplier langsung menyerahkan barang kepada lesse tanap melalui pihak
leasor sebagai pihak yang memberikan pembiayaan. Sebaliknya, dalam operating lease,
supplier menjual barangnya langusng kepada lessor dengan pembayaran sesuai dengan
kesepakatan keduan belah pihak yait secara tunai atau berkala
2.4 Bank
Bank dalam suatu perjanjian atau kontrak leasing, pihak bank atau kreditor tidak
terlibat secara langsung dalam kontrak tersebut, namun pihak bank memegang peranan
dalam hal penyediaan dana kepada leassor, terutama dalam mekanisme leverage lease di
mana sumber dana pembiayaan lessor diperoleh melalui kredit bank. Pihak supplier dalam
hal ini tidak tertutup kemungkinan menerima kredit dari bank, untuk memperoleh barang-
barang yang nantinya akan dijual sebagai objek leasing kepada lesse atau leasor
BAB 3
JENIS-JENIS PERUSAHAAN LEASING
BAB 4
Perjanjian Leasing
BAB 5
Prosedur Permohoan Leasing
BAB 6
Keuntungan dan Kerugian Sewa Guna Usaha
6.1 Keuntungan Sewa Guna Usaha (Leasing)
Keuntungan yang diperoleh dengan sewa gyna ysaha yaiut adanya tambahan sumber
dana, adanya kemampuan memperoleh pinjaman, adanya perlindungan terhadap inflasi,
adanya pembayaran cicilan, dan adanya anggaran
a. Tambahan Sumber Dana
Dengan cara sewa guna usaha, penggunaan peralatan atau barang modal dapat
diperoleh tanpa harus mengeluarkan uang seperti halnya kalua dengan cara
memebeli. Karena sewa guna usaha merupakan perluasan dari cara pembiayaan
untuk memperoleh barang,modal banyak perusahaan yang menggunakan strategi
pembiayaan dengan kombinasi sewa guna usaha dengan cara pembiayaan
konvesional lainya
b. Kemampuan memperoleh pinjaman
Sebagai tambahan sumber dana, penggunaan cara sewa guna usaha sebagai
pembiayaan tidak akan menurunkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh
pinjaman atau plafon pinjaman perusahaan karena sewa guna usaha dinyatakan
secara terbuka dalam laporan keuangan
c. Perlindungan terhadap inflasi
Dalam perekonomian yang dilanda cara pembiayaan sewa guna usaha atas
Peralatan/bsrsng/modal dengan kontrak harga berdasarkan yang berlaku pada hari,
pembayaran cicilan/angsuran untuk masa yang akan dating merupakan
cicilan/angsuran yang ditetapkan pada saat kontrak sewa guna usaha ditutup
d. Pembayaran cicilan
Tingkat pembayaran cicilan atau angsuran disesuaikan dengan tingkat penerimaan
yang dihasilkan dari pemakaian peralatan atau barang modal yang disewa guna
usaha
e. Anggaran
Pembelian atas peralatan atau barang modal yang tidak ada di dalam rencana
anggaran atau dalam pengeluaran modal dapat diperoleh melalui pembiayaan sewa
guna usaha yang pembayaran angsuran sewa guna usaha digolongkan sebagai biaya
operasional bukan investasi
6.2 Kerugian Leasing
Disamping itu, ada beberapa kerugian yang terjadi pada pembiayaan sewa guna usah.
Kerusgian pembiayaan sewa guna usaha bagi penyewa guna usaha (leasser) adala sebagai
berikut
a. Suku bunga lebih tinggi daripada suku bunga bank
b. Jaminan tambahan, seperti sertifikat tanah dan deposito harus ada
c. Masa tenggang tidak ada, sudah harus memulai membayar pada saat penandatangan
kontrak
Kerugian pembiayaan sewa guna usaha bagi perusahaan sewa guna usaha (lessor)
adalah sebagai berikut
a. Resiko terdapat dan melekat pada peralatan atau barang modal itu sendiri.
Kemungkinan adanya kenakalan penyewa guna usaha untuk menjuak atau untuk
melakukan jual dan sewa balik barang modal/peralatan kepada perusahaan sewa
guna usaha yang lain. Atau sebaliknya, barang milik perusahaan sewa guna usaha
lain dijual dan disewa balik kepada perusahaan sewa guna usaha tanpa diketahi
karena sifat dan lokasi barang itu sendiri
b. Adanya fluktasi suku bunga menimbulkan resiko bunga bagi perusahaan sewa guna
usaha karena investasi perusahaan sewa guna usaha dalam barang yang di sewa
guna usaha tidak sesuai dengan sumber dana pembelanjaan. Dengan kata lain
terdapat ketidaksesuaian antara investasi dan pembelanjaan dalam jangka waktu
c. Barang modal yang di “lesse” tidak dapat dicantumkan sebagai unsur aktiva lesse
untuk tujuan “collateral credit” dari bank, yaitu “trade creditor” mungkin akan
menilai perusahaan tersebut memiliki posisi keuangan yang lemah
DAFTAR PUSTAKA
Aprilianti. 2011. Perjanjian Sewa Guna Usaha Antara Lesse dan Lessor. 5(3) 317
Putra, Ardhansyah dan Saraswati Dwi. 2020. Bank Dan Lembaga Keuangan
Lainya. Surabaya: Jakad Media Publishing
Sugiono. Arief. Manajemen Keuangan. Jakarta: Grasindo
Indrayani. Luh. 2020. Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya Di Indonesia.
Singaraja: Undiksha Press

Anda mungkin juga menyukai