Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

HUKUM DAGANG
“LEASING (SEWA GUNA USAHA) ”

Dosen Pengampu : Drs. H. Harpani Matnuh, M.H


Norlaili Hidayati, S.Pd

OLEH KELOMPOK VIII :

KHAIRIYATI A1A213O33

MARINI A1A212057

MISNA A1A213045

AULIA RAHMAH A1A213O14

RIZKI. A. R A1A213210

RAHMAWATI A1A213O68

FARIDAH A1A213204

KHAIRUNNISA A1A213016

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PKN

BANJARMASIN
2014
 Latar Belakang

Untuk menjalankan suatu usaha maka kita memerlukan modal yang tidak sedikit.
Apalagi kita juga membutuhkan barang-barang modal untuk menjalankan suatu usaha
tersebut, agar kita dapat menjalankan suatu usaha dengan lancar maka kita membutuhkan
suatu lembaga untuk memperoleh suatu dana usaha, lembaga ini dinamakan leasing.
Leasing atau sewa-guna-usaha adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam
bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk
jangka waktu tertentu, berdasarkan pembayaran-pembayaran secara berkala disertai dengan
hak pilih bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal yang bersangkutan
atau memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa uang yang telah disepakati
bersama.
Dengan melakukan leasing perusahaan dapat memperoleh barang modal dengan jalan
sewa beli untuk dapat langsung digunakan berproduksi, yang dapat diangsur setiap bulan,
triwulan atau enam bulan sekali kepada pihak lessor.

A.  Pengertian Sewa Guna Usaha (Leasing)


Leasing adalah suatu kegiatan pembiayaan kepada perusahan (badan hukum) atau
perorangan dalam bentuk pembiayaan barang modal. Pembayaran kembali oleh peminjam
dilakukan oleh peminjam dilakukan secara berkala, dan dalam jangka waktu menengah atau
panjang. Perusahaan yang menyelenggarakan leasing disebut lessor, sedangkan perusahaan
yang mengajukan leasing disebut dengan lessee.
Selanjutnya dengan kebijaksanaan deregulasi 20 desember 1988, ketentuan bisnis leasing
yang diterbitkan sebelumnya dinyatakan tidak berlaku lagi. Bisnis leasing kemudian diberi
nama sewa guna usaha sesuai dengan keputusan mentri keuangan nomor 1169/KMK 01/1991
tanggal 21 november 1991 yang memberikan definisi “sewa guna usaha adalah kegiatan
pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang- barang modal, baik secara sewa
guna usaha hak opsi (finance lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease)
untuk digunakan oleh leases selama jangka tertentu berdasarkan pembayaran berkala.

B.  Pihak-Pihak Yang Terlibat dalam Kegiatan Leasing


Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam proses pemberian fasilitas leasing adalah
sebagai berikut:
1.    Lessor.
Merupakan perusahaan leasing yang membiayai keinginan nasabahnya untuk memperoleh
barang-barang modal. Lessor dalam financial lease bertujuan untuk mendapatkan kembali
biaya yang telah dikeluarkan untuk membiayai barang modal dengan mendapatkan
keuntungan.
2.    Lessee.
Adalah nasabah yang mengajukan permohonan leasing kepada lessor untuk memperoleh
barang modal yang diinginkan.
3.    Supplier.
Yaitu pedagang yang menyediakan barang yang akan dileasing sesuai perjanjian antara
lessors dengan lessee dan dalam hal ini suplier juga dapat bertindak sebagai lessor. Dalam
mekanisme financial lease, suplier langsung menyerahkan barang kepada lease tanpa melalui
pihak lessor sebagai pihak yang memberikan pembiayaan.
4.   Bank dan kreditur
Dalam suatu perjanjian atau kontrak leasing, pihak bank atau kreditur lain tidak terlibat
secara langsung dalam kontrak tersebut, namun pihak bank memegang peranan dalam hal
penyediaan dana kepada lessor.

C.  Penggolongan perusahaan leasing


Jenis-jenis perusahaan leasing dalam menjalankan kegiatannya dibagi kedalam tiga 3
(tiga) kelompok yaitu:
1.    independent leasing.
Merupakan perusahaan leasing yang berdiri sendiri dapat/sekaligus sebagai supplier atau
membeli barang-barang modal dari supplier lain untuk disewakan.
2.    Captive lessor.
Dalam perusahaan leasing jenis ini, produsen atau supplier mendirikan perusahaan leasing
dan yang mereka sewakan adalah barang-barang milik mereka sendiri. Tujuan utamanya
adalah untuk dapat meningkatkan penjualan, sehingga mengurangi penumpukan barang
digudang/toko.
3.    Lease broker.
Perusahaan jenis ini kerjanya hanyalah mempertemukan keinginan-keinginan lessee untuk
memperoleh barang modal kepada pihak lessor untuk disewakan.
D.  Proses dan Mekanisme Transaksi Leasing
Dalam melakukan perjanjian leasing terdapat proses dan mekanisme yang harus dijalankan
sebagai beikut:
1.    Lessee bebas memilih dan menentukan pealatan yang dibutuhkan, mengadakan penawaran
harga dan menunjuk suplaier peralatan.
2.    Setelah lessee mengisi formulir permohonan lease, maka dikirimkan kepada lesor disertai
dokumen lengkap.
3.    Lesse mengefaluasi kelayakan kredit dan memutuskan untuk memberikan fasilitas lease
dengan syarat dan kondisi yang disetujui lessee lalu ditanda tangani.
4.    Pada saat yang sama lease dapat menanda tangani kontrak asuransi seperti yang tercantum
dalam kontrak lease
5.    Kontrak pemberian pealatan akan ditanda tangani lessor dengan suplaier peralatan tersebut.
6.    Suplaier dapat mengirimkan peralatan yang dilease ke lokasi lessee. Untuk
mempertahankan dan memelihara kondisi peralatan tersebut, supplier akan menandatangani
perjanjian tersebut.
7.    Lessee menandatangani tanda terima peralatan dan menyerahkan kepada supplier.
8.    Supplier menyerahkan tanda terima ( yang diterima dari lessee), bukti pemilikan dan
pemindahan pemilikan kepada lessor.
9.    Lessor membayar harga peralatan yang dileasee kepada supplier.
10.  Lesse membayar sewa lease secara periodik sesuai dengan jadwal pembayaran yang telah
ditentukan dalam kontrak lease.

E.    Jenis dan teknik pembiayaan leasing


Ada dua macam pembiayaan yang diberikan oleh perusahaan leasing, yaitu:
1.    Operating leasing
Adalah usaha leasing, dimana pihak lessee hanya membayar sewa pembiayaan (rental) sesuai
perjanjian, tanpa diikuti dengan pemilikan barang modal tersebut oleh lessee pada akhir masa
perjanjian.
Dalam praktiknya lessor biasanya membeli barang modal dari supplier atau pihak lain terlebi
dahulu, kemudian pihak lessee akan membayar rental sejumlah tertentu, tanpa
memperhitungkan terlalu rinci biaya yang telah dikeluarkan oleh lessor.
2.    Financial lease
Adalah usaha leasing, dimana selain membayar sewa yang ditetapkan, pada akhirnya masa
kontrak pembiayaan lessee akan membeli barang-barang modal tersebut berdasarkan sisa
yang disepakati bersama.
Teknik pembiayaan leasing dapat dilihat dari jenis transaksi leasing yang secara garis
besar dapat dibagi dua kategori pembiayaan yaitu finance lease dan operating lease.

1.    Finance Lease.


Adalah suatu bentuk pembiayaan dengan cara kontrak antara lessor dan lessee dengan
ketentuan sebagai berikut:
a.    lessor sebagai pemilik barang atau objek leasing yang dapat berupa barang bergerak ataupun
benda tidak bergerak memiliki umur maksimum sama dengan masa kegunaan ekonomis
barang tersebut.
b.    Lessee berkewajiban membayar kepada lessor secara berkala sesuai dengan jumlah dan
jangka waktu yang disetujui. Jumlah tersebut merupakan angsuran atau lease payment yang
terdiri dari biaya perolehan barang ditambah dengan semua biaya lainnya yang dikeluarkan
lessor dan tingkat keuntungan.
c.     Lessor dalam jangka waktu pengembalian yang disetujui tidak dapat secara sepihak
mengakhiri masa kontrak atau pemakaian barang tersebut. Risiko ekonomis termasuk biaya
pemeliharaan dan biaya lainnya yang berhubungan dengan barang yang di-lease ditanggung
oleh lessee.
d.    Lessee pada akhir periode kontrak memiliki hak opsi untuk membeli barang tersebut sesuai
dengan nilai sisa yang disepakati untuk menggembalikan pada lessor atau memperpanjang
masa lesse sesuai dengan syarat-syarat yang disetujui bersama.

Ciri-ciri finance lease antara lain :


a)    Objek leasing tetap milik lessor sampai dilakukannya hak opsi
b)        Barang modal bisa dalam bentuk barang bergerak / tidak bergerak
c)          Masa sewa barang modal sama dengan umur ekonomisnya
d)   Jumlah lease payment = jumlah biaya perolehan + biaya-biaya lainnya + spread
e)    Lessor tidak dapat secara sepihak mengakhiri masa kontrak (non-cancellablea), atau akan
dikenakan denda
f)    Risiko ekonomis misalnya biaya pemeliharaan ditanggung lessee
g)         Transaksi keuangan
h)         Full pay out
i)     Disertai hak opsi beli sesuai dengan residual value
j)     Lessor tidak boleh menyusutkan barang modal.

2.    Operating Lease.


Adalah suatu perjanjian kontrak antara lessor dan lessee dengan ketentuan sebagai
berikut:
a.    Lessor sebagai pemilik objek leasing kemudian menyerahkan kepada pihak lessee untuk
digunakan dengan jangka waktu relatif lebih pendek dari pada umur ekonomis barang modal
tersebut.
b.    Lessor atau pengguna barang modal tersebut membayar sejumlah sewa secara berkala
kepada lessor yang jumlahnya tidak meliputi jumlah keseluruhan biaya perolehan barang
tersebut beserta bunganya.
c.    Lessor menanggung segala risiko ekonomis dan pemeliharaan atas barang-barang tersebut.
d.   Lessee pada akhir kontrak harus mengembalikan objek lease pada lessor.
e.    Lease biasanya dapat membatalkan perjanjian kontrak leasing sewaktu-waktu.

F.    Keunggulan pembiayaan leasing


Keunggulan dari pembiayaan leasing adalah sebagai berikut:
1.    Fleksibilitas penanaman karena memungkinkan pendayagunaan infesasi dana secara
optimum.
2.    Menghemat modal.
Penggunaan sistem leasing memungkinkan lessee menghemat modal kerja. Untuk memulai
usaha, lessee tidak perlu menyediakan dana dalam jangka besar untuk menyiapkan barang-
barang modal.
3.    Pemanfaatan sistem leasing memungkinkan pihak lessee menghemat modal kerja, karena
untuk memulai produksinya, lessee tidak harus menyediakan barang dalam jumlah besar
untuk membeli mesin-mesin, dan sebagainya.
4.    Resiko keusangan.
Dalam keadaan yang serba tidak menentu, operating leasee terhadap risiko keusangan
sehingga lessee tidak perlu mempertimbangkan risiko pada tahap dini yang mungkin terjadi.
5.    Dalam keadaan yang serba tidak menentu, operating leasee yang berjangka waktu relatif
singkat dapat mengatasi kekhawatiran lesse terhadap resiko keusangan sehingga lesee tidak
perlu mempertimbangkan risiko pada tahap dini yang mungkin terjadi.
6.    Menciptakan keuntungkan dari pengaruh inflasi.
Pembayaran sewa bersifat tetap dan dalam jangka menengah atau panjang. Oleh karena itu,
nilai riil sewa akan turun jika terjadi inflasi dalam perekonomian.
7.    Menguntungkan arus kas.
Keluwesan pengaturan pembayaran sewa sangatlah penting dalam perencanaan arus dana
karena pengaturan ini akan mempunyai dampak yang berarti bagi pendapatan lessee.
8.    Kemudahan penyusunan anggaran.
Adanya pembayaran sewa secara berkala yang jumlahnya relatif tetap akan memudahkan
dalam penyusunan anggaran tahunan lessee dapat memilih cara pembayaran sewa secara
bulanan atau kesepakatan lainnya disamping adanya kebebasan dalam penentuan dasar suku
bunga tetap atau mengambang.

G.   Contoh perusahaan leasing


Perusahaan leasing yang berdiri sendiri atau independent dari supplier/ produsen.
Perusahaan dapat memperoleh barang dari berbagai supplier/produsen.
Contoh :
Adira, WOM, SOF (Summit Oto Finance), FIF (Federal International Finance-
Honda) CAPTIVE LESSOR Perusahaan leasing yang didirikan sendiri oleh produsen untuk
membiayai penjualan produk-produknya.
Perusahaan leasing yang mempertemukan calon lessee dengan pihak lessor yang
membutuhkan barang dengan cara leasing. Perusahaan ini juga dapat memberikan jasa-jasa
yang dibutuhkan dalam leasing seperti pendanaan dan barang, tetap dalam fungsinyasebagai
penghubung, seperti : Era, Mentari, Ray White, Columbia, Columbus.
A. Kesimpulan

Dengan semakin berkembangya dunia bisnis, maka semakin banyak perusahaan yang terjun ke dunia
bisnis. Dengan semakin banyaknyaperusahaan yang terjun ke dunia bisnis, maka semakin banyak
kebutuhandana dan modal yang harus dipenuhi oleh berbagai perusahaan. Haltersebut mendorong industry
bisnis yang bergerak dalam bidangpembiayaan yang disebut lembaga pembiayaan.
Leasing termasuk ke dalam salah satu bentuk lembaga pembiayaan karenayang dikatakan dengan
lembaga pembiayaan adalah suatu badan usahayang di dalam melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk
penyediaandana atau barang modal dengan tidak menarik dana secara langsung dari masyarakat. Sedangkan
leasing adalah setiap kegiatan pembiayaanperusahaan dalam bentuk penyediaan barang – barang modal untuk
digunakan oleh suatu perusahaan, untuk jangka waktu tertentu, berdasarkan pembayaran secara berkala disertai
dengan hak pilih (optie) bagiperusahaan tersebut untuk membeli barang -barang modal yang bersangkutan atau
memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilaisisa yang telah disepakati bersama. Oleh karena itu,
leasing termasuk salahsatu jenis lembaga pembiayaan karena leasing membiayai perusahaan dalam bentuk
penyediaan barang modal.
Peerjanjian sewa guna usaha yang lahir pada prosedur mekanisme leasing terdiri dari
ketentuan-ketentuan yang salah satunya adalah ketentuan mengenai tanggung jawab para
pihak terhadap obyek leasing. pemabagian dan pengaturan mengenai tanggung jawab para
pihak terhadap obyek leasing tersebut pada umumnya dipengaruhi dan ditentukan oleh jenis
pembiayaan yang terdapat dalam perjanjian leasing itu sendiri, namun secara khusus
pembagian dan pengaturan tersebut pada dasranya harus didasarkan pada kesepakatan para
pihak dalam perjanjian. sedangkan untuk pelaksanaannya harus dilakukan berdasarkan
undang-undang.
DAFTAR PUSTAKA

Drs. Herman Darmawi . Pasar Finansial Dan Lembaga-Lembaga Finansial, (Jakarta: Pt. Bumi
Aksara,2006)
Achmadzaidun. 2013. http://achmadzaidun.blogspot.com/2013/11/makalah-manajemen-sewa-
guna-usaha.html.
Dahlanforum. 2009. http://dahlanforum.wordpress.com/2009/04/24/leasing-sewa-guna-usaha-
pengertian/.
Kasmir, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya Edisi Ke-6, Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada,
2002
Amiruddinzain. 2012. http://amiruddinzain.wordpress.com/2012/04/18/leasing-sewa-guna-usaha/.

Anda mungkin juga menyukai