Anda di halaman 1dari 16

HUKUM ACARA MK

“MEMUTUS PEMBUBARAN PARTAI


POLITIK”
“MEMUTUS PEMBUBARAN PARTAI
POLITIK”
Dosen : Drs. H. Harpani Matnuh, MH/Norlaily Hidayati, M. Pd
Di Susun Oleh Kelompok 10

GINA KESUMAWARDANI A1A213202


KHAIRIYATI A1A213033
M. ROIM A1A213065
SYAHRANI A1A213055
YUHANA A1A213075
Definisi Partai Politik

Partai politik merupakan organisasi


politik yang dapat berperan sebagai penyalur
aspirasi masyarakat, dimana partai politik
menjadi penghubung antara penguasa dan
kuasaan.
Fungsi Partai Politik
Fungsi utama partai politik adalah mencari
dan memperrtahankan kekuasaan guna mewujudkan
program-program yang berdasarkan ideologi
tertentu.
Pembubaran Partai Politik
• Hukum Acara Pembubaran Partai Politik
diatur dalam Pasal 68 sampai dengan Pasal 73
Undang-Undang Mahkamah Konstitusi dan
Peraturan Mahkamah Konstitusi (PMK) Nomor
12 Tahun 2008 tentang Prosedur Beracara
dalam Pembubaran Partai Politik.
Alasan Pembubaran Partai
Politik
a. Ideologi, asas, tujuan, program partai politik
bertentangan dengan UndangUndang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
dan/atau.
b. Kegiatan partai politik bertentangan dengan
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 atau akibat yang
ditimbulkannyabertentangan dengan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
Partai Politik Bubar Apabila

– membubarkan diri atas keputusan sendiri;


– menggabungkan diri dengan Partai Politik lain;
atau,
– dibubarkan oleh Mahkamah Konstitusi.” (Pasal 41
UU 2 Tahun 2011 jo. UU 2 Tahun 2008 tentang
Partai Politik)
Alasan pengajuan permohonan
pembubaran partai politik
. a. Ideologi bertentangan dengan UUD 1945;
b. Asas bertentangan dengan UUD 1945;
c. Tujuan bertentangan dengan UUD 1945;
d. Program bertentangan dengan UUD 1945;
e. Kegiatan bertentangan dengan UUD 1945;
f.Menganut, mengembangkan, serta menyebarluaskan ajaran
Komunisme/ Marxisme-Leninisme; atau
g.Pengurus partai politik menggunakan partaipolitiknya untuk
melakukan tindak pidana kejahatan terhadap keamanan
negara.
Sumber Hukum Pembubaran
Partai Politik
 Undang-Undang Mahkamah Konstitusi.
 Peraturan Mahkamah Konstitusi.
 Yurisprudensi Mahkamah Konstitusi RI.
 UU Hukum Acara Perdata, Hukum Acara
Peradilan Tata Usaha Negara, dan Acara Pidana.
 Pendapat sarjana
 Yurisprudensi mahkamah Konstitusi Negara lain.
Prosedur pembubaran partai politik

1. Pemohon dan Termohon


Pemohon adalah pemerintah yang dapat
diwakili oleh jaksa agung dan/ menteri yang
ditugasi oleh presiden untuk itu.
Termohon adalah partai politik yang
dimohonkan untuk dibubarkan. Termohon
dapat didampingi atau diwakili oleh kuasa
hukumnya.
2. Tata Cara Mengajukan Permohonan
Pasal 4 peraturan mahkamah konstitusi Nomor 12 tahun 2008
tentang prosedur beracara dalam pembubaran partai politik.
a. Permohonan diajukan secara tertulis dalam bahasa
Indonesia oleh pemohon atau kuasanya kepada Mahkamah.
b. Permohonan ditandatangani oleh pemohon atau kuasanya
dalam 12 (dua belas) rangkap.
c. Permohonan sekurang-kurangnya memuat:
• Identitas lengkap pemohon dan kuasanya jika ada yang
dilengkapi surat kuasa khusus untuk itu.
• Uraian yang jelas tentang ideologi, asas, tujuan, program dan
kegiatan partai politik yang dimohonkan pembubaran yang
dianggap bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
• Alat-alat bukti yang mendukung permohonan.
3. Registrasi Perkara dan Penjadwalan Sidang
4. Persidangan
Proses persidangan, dapat dibagi menjadi dua tahap,
yaitu pemeriksaan pendahuluan dan pemeriksaan
persidangan.
5. Tahapan Persidangan:
• Pemeriksaan Pendahuluan

• Pemeriksaan Persidangan

• Putusan.
• Pembuktian Dokumen dan Fakta
lanjutan

6. Alat Bukti
Alat bukti yang dapat diajukan para pihak berupa :
• Surat atau tulisan.
• Keterangan saksi.
• Keterangan ahli.
• Keterangan para pihak.
• Petunjuk dan.
• Alat-alat bukti lainnya.
lanjutan

7.RapatPermusyawaratanHakim
Pada Pasal 8 UU No 12 Tahun 2008 yaitu:
Rapat Permusyawaratan Hakim (RPH)
diselenggarakan untuk mengambil putusan setelah
pemeriksaan persidangan oleh Ketua Mahkamah dipandang
cukup.
Rapat Permusyawaratan Hakim dilakukan secara
tertutup oleh Pleno Hakim dengan sekurang-kurangnya
dihadiri oleh 7 (tujuh) orang hakim Konstitusi.
Pengambilan keputusan dalam Rapat
Permusyawaratan Hakim dilakukan secara musyawarah untuk
mufakat.
Dalam hal musyawarah tidak mencapaimufakat,
keputusan diambil dengan suara terbanyak.
Dalam hal putusan tidak dapat dicapai dengan suara
terbanyak, suara terakhir Ketua Rapat Permusyawaratan
Hakim menentukan.
lanjutan

8. Putusan
• Pada Pasal 9 UU No 12 Tahun 2008 yaitu:
• Putusan yang telah diambil dalam Rapat Permusyawaratan
Hakim diucapkandalam Sidang Pleno terbuka untuk umum.
• Putusan Mahkamah tentang permohonan pembubaran partai
politik dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 60 (enam
puluh) hari kerja setelah permohonan dicatat dalam Buku
Registrasi Perkara Konstitusi.
• Amar putusan Mahkamah dapat menyatakan:
• Permohonan tidak dapat diterima (niet ontvankelijk verklaard)
apabila tidak memenuhi syarat yang ditentukan dalam Pasal 3
dan Pasal 4.
• Permohonan dikabulkan apabila permohonan beralasan.
• Permohonan ditolak apabila permohonan tidak beralasan.
lanjutan

• Putusan tersebut diumumkan oleh


pemerintah dalam berita Negara
Republikyang menangani pendaftaran partai
politik adalah Kementerian Hukum dan HAM
Ter i m a

Anda mungkin juga menyukai