Anda di halaman 1dari 4

Soal

1. Bagaimanakah prosedur pendirian Parpol hingga dapat bertindak sebagai badan hukum?
2. Berikan analisis anda, dalam hal apa partai politik dapat dibubarkan.

Jawaban :

1. Pengertian Partai Politik (Parpol) diatur dalam Pasal 1 Angka (I) UU Nomor 2 Tahun 2011 tentang
Perubahan UU Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik, yaitu :
“Partai Politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok warga
negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita-cita ntuk
memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, Masyarakat, bangsa dan negara,
serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan
Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945”
Untuk mendirikan Partai Politik hingga dapat bertindak sebagai badan hukum, hendaknya parpol
mengetahui tujuan pendirian baik itu tujuan umum dan tujuan khusus, hak, dan kewajibannya.
Tujuan umum parpol yang diuraikan dalam UU nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik Pasal
10 ayat (1) yaitu :
1. Mewujudkan cita-cita nasional bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Pembukaan UUD1945
2. Menjaga dan memelihara keutuhan NKRI
3. Mengembangkan kehidupan demokrasi berdasarkan Pancasila dengan menjunjung
tinggi kedaulatan rakyat dalam NKRI
4. Mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia

Tujuan khusus parpol yang diuraikan dalam UU nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik Pasal
10 ayat (2) yaitu :

1. Meningkatkan partisipasi politik anggota dan Masyarakat dalam rangka


penyelenggaraan kegiatan politik dan pemerintahan
2. Memperjuangkan cita-cita partai politik dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara
3. Membangun etika dan budaya politik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara.

Hak partai politik yang diuraikan dalam UU Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik Pasal 12
yaitu :

a. Memperoleh perlakuan yang sama, sederajat, dan adil dari negara;


b. Mengatur dan mengurus rumah tangga organisasi secara mandiri;
c. Memperoleh hak cipta atas nama, lambing, dan tanda gambar Partai Politik sesuai
dengan peraturan perundang-undangan
d. Ikut serta dalam pemilihan umum untuk memilih anggota DPR, DPRD, Presiden,
Wakil Presiden, serta kepala daerah dan wakil kepala daerah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan
e. Membentuk fraksi di tingkat MPR, DPR, DPRD, DPRD kabupaten/kota sesuai dengan
peraturan perundang-undangan;
f. Mengajukan calon untuk mengisi keanggotaan DPR dan DPRD sesuai dengan
peraturan perundang-undangan;
g. Mengusulkan pergantian antarwaktu anggotanya di DPR dan DPRD sesuai dengan
peraturan perundang-undangan;
h. Mengusulkan pemberhentian anggotanya di DPR dan DPRD sesuai dengan peraturan
perundang-undangan;
i. Mengusulkan pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden, calon gubernur dan
wakil gubernur, calon bupati dan wakil bupati, serta calon walikota dan wakil
walikota sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
j. Membentuk dan memiliki organisasi sayap Partai Politik;
k. Memperoleh bantuan keuangan dari APBN / APBD sesuai dengan peraturan
perundang-undangan

Kewajiban partai politik yang diuraikan dalam UU nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik
Pasal 13 yaitu :

a. Mengamalkan Pancasila, melaksanakan UUD 1945 dan peraturan perundang-


undangan;
b. Memelihara dan mempertahankan keutuhan NKRI;
c. Berpartisipasi dalam Pembangunan nasional;
d. Menjunjung tinggi supremasi hukum, demokrasi, dan hak asasi manusia;
e. Melakukan Pendidikan politik dan menyalurkan aspirasi politik anggotanya;
f. Menyukseskan penyelenggaraan pemilihan umum;
g. Melakukan pendaftaran dan memelihara ketertiban data anggota;
h. Membuat pembukuan, memelihara daftar penyumbang, dan jumlah sumbangan
yang diterima, serta terbuka kepada Masyarakat;
i. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban penerimaan dan pengeluaran
keuangan yang bersumber dari dana bantuan APBN dan APBD secara berkala 1
tahun sekali kepada Pemerintah setelah diperiksa oleh BPK
j. Memiliki rekening khusus dana kampanye pemilihan umum; dan
k. Menyosialisasikan program Partai Politik kepada Masyarakat.

Setelah mengetahui tujuan pendirian, hak dan kewajiban dari Partai Politik maka Pembentukan
Parpol mengikuti pedoman dalam aturan Pasal 2 UU Nomor 2 Tahun 2011 tentang Partai Politik
yaitu :

(1) Partai Politik didirikan dan dibentuk oleh paling sedikit 30 orang warga negara
Indonesia yang telah berusia 21 tahun atau sudah menikah dari setiap provinsi
a. )Partai politik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didaftarkan oleh paling
sedikit 50 orang pendiri yang mewakili seluruh pendiri Partai Politik dengan
akta notaris
b. Pendiri dan Pengurus Partai Politik dilarang merangkap sebagai anggota
Partai Politik lain;
(2) Pendirian dan pembentukan Partai Politik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
menyertakan 30% keterwakilan Perempuan
(3) Akta notaris sebagaimana dimaksud pada ayat (1a) harus memuat Anggaran Dasar
(AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) serta kepengurusan Partai Politik tingkat
pusat.
(4) Anggaran Dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (3) memuat paling sedikit :
a. Asas dan ciri Partai Politik;
b. Visi dan misi Partai Politik;
c. Nama, lambing, dan tanda gambar Partai Politik;
d. Tujuan dan fungsi partai politik;
e. Organisasi, tempat kedudukan, dan pengambilan keputusan;
f. Kepengurusan partai politik
g. Mekanisme rekrutmen keanggotaan Partai Politik dan jabatan politik;
h. Sistem kaderisasi;
i. Mekanisme pemberhentian anggota partai politik;
j. Peraturan dan keputusan partai politik;
k. Pendidikan politik;
l. Keuangan partai politik; dan
m. Mekanisme penyelesaian perselisihan internal Partai Politik
(5) Kepengurusan Partai Politik tingkat pusat sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
disusun dengan menyertakan paling sedikit 30% keterwakilan Perempuan.

Setelah membentuk dan mendirikan partai politik, partai politik kemudian mendaftarkan diri
menjadi badan hukum agar memenuhi syarat jika ingin mengikuti pemilu. Tata cara pendaftaran
Partai Politik menjadi badan hukum diuraikan dalam Pasal 3 dan 4 UU Nomor 2 Tahun 2011 yaitu

a. Mendaftar ke Kementrian Hukum dan HAM;


b. Pendaftaran dilengkapi dengan dokumen persyaratan yang diatur dalam
Pasal 3 ayat (2) yaitu :
i. Akta notaris pendirian Partai Politik;
ii. Nama, lambing, atau tanda gambar yang tidak mempunyai
persamaan pada pokoknya atau keseluruhan dengan nama, lambing,
atau tanda gambar yang telah dipakai secara sah oleh Partai Politik
lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
iii. Kepengurusan pada setiap provinsi dan paling sedikit 75% dari
jumlah kabupaten/kota pada provinsi yang bersangkutan dan paling
sedikit 50% dari jumlah kecamatan pada kabupaten/kota yang
bersangkutan;
iv. Kantor tetap ada pada tingkatan pusat, provinsi, dan
kabupaten/kota sampai tahapan terakhir pemilihan umum; dan
v. Rekening atas nama Partai Politik.
c. Kementrian menerima pendaftaran dan melakukan penelitian dan/atau
verifikasi kelengkapan dan kebenaran dokumen persyaratan;
d. Keputusan Menteri mengenai pengesahan parpol menjadi badan hukum
diumumkan dalam Berita Negara RI
2. Pasal 41 UU Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik, mengatur bahwa parpol dibubarkan
apabila membubarkan diri atas keputusan sendiri, menggabungkan diri dengan parpol lain, atau
dibubarkan oleh Mahkamah Konstitusi (MK). Dalam Pasal 45 UU nomor 2 Tahun 2011,
Pembubaran Parpol diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia oleh Kementrian :
- Membubarkan diri atas keputusan sendiri dilakukan berdasarkan Anggaran
Dasar (ADA) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) partai tersebut.
- Menggabungkan diri dengan parpol lain dengan cara menggabungkan diri
membentuk parpol dengan nama, lambang, dan tanda gambar baru; atau
menggabungkan diri dengan menggunakan nama, lambang, dan tanda
gambar salah satu parpol.
- Dibubarkan oleh MK

Dalam Pasal 68 UU Nomor 24 Tahun 2003 tentang MK diatur bahwa pemohon perkara
pembubaran parpol adalah Pemerintah. Parpol dapat dibubarkan oleh MK apabila :

- Melakukan lagi kegiatan yang bertentangan dengan UUD1945 dan peraturan


perundang-undangan atau melakukan kegiatan yang membahayakan
keutuhan dan keselamatan NKRI setelah diberikan sanksi administrative
berupa pembekuan sementara parpol yang bersangkutan oleh PN
- Menganut dan mengembangkan serta menyebarkan ajaran atau paham
komunisme/ Marxisme-Leninisme
- Ideologi, asas, tujuan, program, dan kegiatan parpol yang bersangkutan
dianggap bertentangan dengan UUD1945.

Berdasarkan uraian mengenai apa saja yang dapat membubarkan parpol yang tertuang dalam
Undang Undang diatas, menurut analisis saya, pembubaran partai politik dapat dilaksanakan
apabila partai politik :

b. Melakukan pelanggaran hukum, seperti terlibat dalam tindakan pidana yang dilarang
oleh aturan undang-undang seperti korupsi, pemalsuan suara, atau tindakan kriminal
lainnya, pemerintah dapat mengambil tindakan hukum untuk membubarkannya.
c. Menjadi Ancaman terhadap keamanan nasional atau stabilitas NKRI seperti kasus partai
ekstermis atau teroris, pemerintah dapat mengambil tindakan administratif untuk
membubarkannya.
d. Partai politik yang melanggar prinsip-prinsip demokrasi, seperti mencoba makar atau
menekan kebebasan berbicara dan berorganisasi, pemerintah dapat memberikan sanksi
administrative untuk membubarkannya.
e. Konflik kepentingan internal dalam partai politik dapat menyebabkan pembubaran
partai yang diajukan oleh pengurus partai atau MK.

Sumber referensi :

Chairudin, Fatmawati.2023. Buku BMP Hukum Tata Negara HKUM 4201. Tangerang : Penerbit Universitas
Terbuka (Modul 6 hlm. 6.39-6.43 ; hlm. 6.45 – 6.48)
Undang Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik;
Undang Undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Partai Politik;
Undang Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum;

Anda mungkin juga menyukai