Anda di halaman 1dari 14

HUKUM ACARA PEMBUBARAN

PARTAI POLITIK

Di susun oleh :
1. M.Arifin N
2. Yuan W.A
3. Soyfahrul E
4. Mush’ab J
5. Robert
6. Widhi
PENGERTIAN PARTAI POLITIK
Pasal 1 Angka 1 UU No. 2 Tahun 2011 tentang
Perubahan Atas UU No. 2 Tahun 2008 Tentang
Partai Politik
Partai Politik adalah organisasi yang bersifat
nasional dan dibentuk oleh sekelompok WNI secara
sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita-
cita untuk memperjuangkan dan membela
kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa
dan negara, serta memelihara keutuhan NKRI
berdasarkan Pancasila dan UUDNRI Tahun 1945.
PENGERTIAN PEMBUBARAN
Pasal 41 UU No. 2 Tahun 2008 tentang Partai
Politik Bab XVII Pembubaran Dan Penggabungan
Partai Politik

Partai Politik bubar apabila:


a) membubarkan diri atas keputusan sendiri;

b) menggabungkan diri dengan Partai Politik lain;


atau
c) dibubarkan oleh Mahkamah Konstitusi.
Pasal 44 UU No. 2 Tahun 2008
Pembubaran Partai Politik sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 41
1) di beritahukan kepada Menteri.

2) Menteri mencabut status badan hukum Partai


Politik sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Pasal 45 UU No. 2 Tahun 2011 :
Pembubaran Partai Politik sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 41 diumumkan dalam Berita Negara
Republik Indonesia oleh Kementerian.
Pasal 41 UU No. 2 Tahun 2008 tentang Partai
Politik Bab XVII Pembubaran Dan Penggabungan Partai
Politik Partai Politik bubar apabila:

a) membubarkan diri atas keputusan sendiri; dilakukan


berdasarkan AD dan ART (Pasal 42)

b) menggabungkan diri dengan Partai Politik lain


Pasal 43 UU No. 2 Tahun 2008

(1) Penggabungan Partai Politik dengan Partai Politik lain dapat


dilakukan dengan cara:

(a) menggabungkan diri membentuk Partai Politik baru dengan


nama, lambang, dan tanda gambar baru; atau

(b) menggabungkan diri dengan menggunakan nama, lambang,


dan tanda gambar salah satu Partai Politik.

(2) Partai Politik baru hasil penggabungan tersebut harus


memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan
Pasal 3.

(3)Partai Politik yang menerima penggabungan Partai Politik lain


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b tidak diwajibkan
untuk memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
2 dan Pasal 3.
LARANGAN TERHADAP PARTAI
POLITIK
Undang-Undang tentang Partai Politik
Pemohon uji materi bahwa ada syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi pemerintah untuk
mengajukan permohonan pembubaran partai kepada MK, seperti yang diatur dalam Pasal 40 dan
41 UU
Nomor 2 tahun 2011 tentang Partai Politik (UU Parpol).
Pasal 40
1) Partai Politik dilarang menggunakan nama, lambang, atau tanda gambar yang sama dengan:
o bendera atau lambang negara Republik Indonesia;
o Lambang lembaga negara atau lambang Pemerintah;
o nama, bendera, lambang negara lain atau lembaga/badan internasional;
o nama, bendera, simbol organisasi gerakan separatis atau organisasi terlarang;
o nama atau gambar seseorang; atau
o yang mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan nama, lambang, atau
tanda gambar Partai Politik lain.
(2)Partai Politik dilarang:
o melakukan kegiatan yang bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dan peraturan perundang-undangan; atau
o melakukan kegiatan yang membahayakan keutuhan dan keselamatan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
(3) Partai Politik dilarang:
o menerima dari atau memberikan kepada pihak asing sumbangan
dalam bentuk apa pun yang bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan;
o menerima sumbangan berupa uang, barang, ataupun jasa dari
pihak mana pun tanpa mencantumkan identitas yang jelas;
o menerima sumbangan dari perseorangan dan/atau
perusahaan/badan usaha melebihi batas yang ditetapkan dalam
peraturan perundang-undangan;
o meminta atau menerima dana dari badan usaha milik negara,
badan usaha milik daerah, dan badan usaha milik desa atau
dengan sebutan lainnya;atau
o menggunakan fraksi di Majelis Permusyawaratan Rakyat,
Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
provinsi, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten/kota
sebagai sumber pendanaan Partai Politik.
o Partai Politik dilarang mendirikan badan usaha dan/ atau
memiliki saham suatu badan usaha.
o Partai Politik dilarang menganut dan mengembangkan serta
menyebarkan ajaran atau paham komunisme/Marxisme-
Leninisme.
ALASAN PEMBUBARAN
Pasal 68 Ayat (2) UU MK no 12 tahun 2008:
 Ideologi bertentangan dengan UUD 1945;

 Asas bertentangan dengan UUD 1945;

 Tujuan bertentangan dengan UUD 1945;

 Program bertentangan dengan UUD 1945;


dan/atau
 Kegiatan bertentangan dengan UUD 1945.
HUKUM ACARA
PEMOHON:

Pemerintah, dapat diwakili oleh Jaksa Agung atau Menteri yang


ditunjuk Presiden (PMK 12/2008).

ISI PERMOHONAN:
identitas lengkap pemohon;
uraian yang jelas tentang ideologi, asas, tujuan, program dan kegiatan
partai politik yang dimohonkan pembubaran yang dianggap
bertentangan dengan UUD 1945;
alat-alat bukti yang mendukung permohonan

TERMOHON: Partai Politik yang akan dibubarkan

MKmenyampaikan permohonan kepada Termohon dalam jangka


waktu 7 hari sejak registrasi permohonan
 Tata cara mengajukan permohonan
PMK Undang-undang No12 tahun 2008 Pasal 4
1) Permohonan diajukan secara tertulis dalam bahasa
Indonesia oleh pemohon atau kuasanya kepada
Mahkamah.
2) Permohonan ditandatangani oleh pemohon atau
kuasanya dalam 12 (dua belas) rangkap.
3) Permohonan sekurang-kurangnya memuat:
a) identitas lengkap pemohon dan kuasanya jika ada yang
dilengkapi surat kuasa khusus untuk itu;
b) uraian yang jelas tentang ideologi, asas, tujuan, program
dan kegiatan partai politik yang dimohonkan pembubaran
yang dianggap bertentangan dengan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
c) alat-alat bukti yang mendukung permohonan.
pasal 9 PMK UU Nomer 12 tahun 2008 persidangan Harus
Diputus dalam waktu 60 hari kerja;
Tahapan :
1. Pemeriksaan Administrasi oleh Panitera
2. Pemeriksaan Pendahuluan oleh Majelis Hakim Konstitusi
3. Pemeriksaan Persidangan, sidang panel atau pleno
4. Rapat Permusyawaratan Hakim
5. Putusan
Pembuktian:

a) Dokumen
berupa surat atau tulisan dan informasi lainnya
b) Fakta
Yaitu berupa: keterangan saksi, keterangan ahli,
keterangan para pihak, petunjuk, dan alat-alat bukti
lainnya.
AMAR PUTUSAN
a) mengabulkan permohonan pemohon;
b) menyatakan membubarkan dan membatalkan
status badan hukum partai politik yang
dimohonkan pembubaran;
c) memerintahkan kepada Pemerintah untuk:
1. menghapuskan partai politik yang dibubarkan dari
daftar pada Pemerintah paling lambat dalam jangka
waktu 7 (tujuh) hari kerja sejak putusan
Mahkamah diterima;
2. mengumumkan putusan Mahkamah dalam Berita
Negara Republik Indonesia paling lambat 14 (empat
belas) hari sejak putusan diterima.
AKIBAT HUKUM PEMBUBARAN
Pasal 10 ayat (2) PMK Nomor 12 Tahun 2008:
 pelarangan hak hidup partai politik dan
penggunaan simbol-simbol partai tersebut di
seluruh Indonesia;
 pemberhentian seluruh anggota DPR dan DPRD
yang berasal dari partai politik yang dibubarkan;
 pelarangan terhadap mantan pengurus partai
politik yang dibubarkan untuk melakukan kegiatan
politik;
 Pengambil alihan oleh negara atas kekayaan
partai politik yang dibubarkan.

Anda mungkin juga menyukai