Anda di halaman 1dari 10

PEMBUBARAN PARTAI POLITIK

KELOMPOK 2
Agung Febriatna (742010120065)
Ahmad Hidayat (742010120093)
Andhika Seri (742010120075)
Mutiara Mutmainah ()
Muhammad Ikhwan Asshafa (742010120113)
Yayan Mulyanto (742010120078)
Partai politik merupakan suatu sarana bagi warga Negara untuk
berpartisipasi dalam mengolah Negara, sehingga terbentuknya suatu
lembaga dan melahirkan sejarah yang panjang. Partai politik ini
mempunyai peran penting dalan suatu bernegara karena sangat
eratnya aktivitas dalam pemerintahan. Untuk menghindari
pembubaran diperlukannya mekanisme hukum yang memberikan
kelangsungan hidupnya suatu partai. (Budiarjo, 2013)

Dalam partai politik, perkembangan kontestasi pemilu membentuk


suatu sistem yang demokrasi dan pemilu demokrasi. Setelah
Indonesia memiliki mahkamah konstitusi, maka dalam hal
pembubaran suatu partai, kewenangan berada dalam tangan
mahkamah konstitusi yang berwewenang dalam proses peradilan
danmemiliki jaminan akan keterbukaan proses pengadilan(Antari,
2014; HSB, 2013; Setyaningrum, 2010). Pembubaran partai politik
diyakini sebagai mekanisme untuk melakukan pengawasan terhadap
partai poltik.
( partai politik yg dibubarkan dan permasalahannya )

1. Selama ini partai politik bubar karena membubarkan diri atas


kemauannnya sendiri bahkan juga dengan gabungan dengan
partai lain. Dengan masalah lainya yang membubarkan partai
politik adalah murni mahkamah konstitusi. Pemerintah hanyalah
bertindak sejak administratur yaitu memuat dalam berita Negara
secara resmi.Pasal 73 ayat (1) UU No. 24 Tuhan 2003 tentang
Mahkamah Konstitusi menentukan,pelaksanaan putusan
pembubaran partai politik dilihat didalam pasal 71, dilakukan
dengan pembatalan pembubaran dalam pemerintah. Sedangkan
pasal 47 menetukan putusan mahakamah konstitusi memperoleh
kekuatan hukum tetap sejak selesai diucapkan dalam sidang
pleno terbuka untuk umum. Jika dipahami secara sederhana saja,
ketentuan diatas menunjukkan bahwa putusan Mahkamah
Konstitusi dalam perkara ini bersifat deklaratior dengan
menyatakan bahwa partai politik yang bersangkutan bubar atau
dibubarkan sejak putusan itu diucapkan dalam sidang pleno
terbuka.

2. dalam pembubaran partai politik diindonesia ada dua tahap,


pertama yaitu tahap pengajuan permohonan kepada Mahkamah
Konstitusi, dan kedua yaitu tahap persidangan di Mahkamah
Konsitusi.
( uraikan apa saja yg dapat mengabulkan permohonan partai
politik itu dibubarkan )

Di Indonesia, larangan-larangan terhadap tindakan yang tidak


semestinya dilakukan oleh partai politik yang apabila dilanggar maka
partai politik tersebut akan mendapatkan sanksi telah secara jelas
diatur di dalam UU No 2. Tahun 2008, UU No. 2 Tahun 2011 tentang
Partai Politik. Pasal 40 UU tersebut menyebutkan:

1. Partai Politik dilarang menggunakan nama, lambang, atau tanda


gambar yang sama dengan:
a. bendera atau lambang negara Republik Indonesia;
b. lambang lembaga negara atau lambang Pemerintah;
c. nama, bendera, lambang negara lain atau lembaga/badan
internasional;
d. nama, bendera, simbol organisasi gerakan separatis atau
organisasi terlarang;
e. nama atau gambar seseorang; atau yang mempunyai
persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan
nama, lambang, atau tanda gambar Partai Politik lain.
2. Partai Politik dilarang:
a. melakukan kegiatan yang bertentangan dengan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan
peraturan perundangundangan; atau
b. melakukan kegiatan yang membahayakan keutuhan dan
keselamatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Partai Politik dilarang:
a. menerima dari atau memberikan kepada pihak asing
sumbangan dalam bentuk apapun yang bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan;
b. menerima sumbangan berupa uang, barang, ataupun jasa
dari pihak mana pun tanpa mencantumkan identitas yang
jelas;
c. menerima sumbangan dari perseorangan dan/atau
perusahaan/badan usaha melebihi batas yang ditetapkan
dalam peraturan perundangundangan;
d. meminta atau menerima dana dari badan usaha milik
negara, badan usaha milik daerah, dan badan usaha milik
desa atau dengan sebutan lainnya atau
e. menggunakan fraksi di Majelis Permusyawaratan Rakyat,
Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah provinsi, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
kabupaten/kota sebagai sumber pendanaan Partai Politik.
4. Partai Politik dilarang mendirikan badan usaha dan/ atau
memiliki saham suatu badan usaha.
5. Partai Politik dilarang menganut dan mengembangkan serta
menyebarkan ajaran atau paham komunisme/Marxisme-
Leninisme.

Suatu pelanggaran yang dilakukan oleh partai politik, Pasal 48 UU


Partai Politik mengatur beberapa jenis sanksi yang dapat dikenakan,
yakni sanksi administratif, sanksi pembekuan, hingga sanksi
pembubaran.
( putusan akibat hukum atau alasan )

ketentuan akibat hukum pembubaran partai politik di Indonesia diatur


dalam Peraturan Mahkamah Konstitusi (PMK) Nomor 12 Tahun 2008
Pasal 10 Ayat (2). Adapun beberapa akibat hukum yang mucul dari
pembubaran partai politik tersebut, sebagai berikut:
a) Akibat terhadap hak dan kewajiban yang menyangkut dilaur
b) Akibat terhadap jabatan yang terpilih seperti Presiden dan Wakil
Presiden, Anggota DPD, Anggota DPR dan DPRD
c) Akibat terhadap status pengurus dan anggotanya
d) Akibat terhadap hak dan kewajiban yang didalam.
e) Pengaturan tentang akibat hukum dalam pembubaran tersebut.

Timbulnya masalah antara pribadi pengurus dengan pribadi


keanggotan bukan masalah antara oranisasi,tetapi masalah pribadi
antara perorangan. Jika masalah itu terjadi antara pengurus yang
secara resmi mewakili instiutusi dengan pribadi anggotanya,maka itu
ada hubungan hukum dengan institusi partai dan anggota partai. Jadi,
hal itu juga disebut permasalahan yang harus diselesaikan sendiri oleh
partai politik.
( bagaimana mekanisme peradilan )

Mekanisme penyelesaian perselisihan partai politik sesungguhnya


telah diatur di dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai
Politik pada Pasal 32 dan Pasal 33 yang mengatur sebagai berikut :
Pasal 32 mengatur bahwa:

1) Perselisihan Partai Politik diselesaikan oleh internal


Partai Politik sebagaimana diatur di dalam AD dan ART.
2) Penyelesaian perselisihan internal Partai Politik
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh suatu
Mahkamah Partai Politik atau sebutan lain yang dibentuk
oleh Partai Politik.
3) Susunan mahkamah Partai Politik atau sebutan lain
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan oleh
Pimpinan Partai Politik kepada Kementerian.
4) Penyelesaian perselisihan internal Partai Politik
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus diselesaikan
paling lambat 60 (enam puluh) hari.
5) Putusan mahkamah Partai Politik atau sebutan lain bersifat
final dan mengikat secara internal dalam hal perselisihan
yang berkenaan dengan kepengurusan.
( pengertian,kewananagan,pemohon dan termohon )

Pengertian :
partai politik adalah sekelompok orang yang terorganisasir yang
anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita- cita
yang sama. Tujuan kelompok ini ialah untuk memperoleh kekuasaan
politik dan merebut kedudukan politik (biasanya) dengan cara
konstitusional untuk melkasnakan programnya.
Kewenangan :
Berdasarkan Pasal 24C ayat (1) UUD 1945, tugas Mahkamah
Konstitusi sebagaimana juga kewenangan Mahkamah Konstitusi,
antara lain menguji UU terhadap UUD 1945, memutus sengketa
kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh
UUD 1945, memutus pembubaran partai politik, dan memutus
perselisihan hasil pemilu.

Pemohon dan termohon :


(1) Pemohon adalah Pemerintah yang dapat diwakili oleh Jaksa
Agung dan/atau Menteri yang ditugasi oleh Presiden untuk
itu.
(2) Termohon adalah partai politik yang diwakili oleh pimpinan
partai politik yang dimohonkan untuk dibubarkan.
(3) Termohon sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat
didampingi atau diwakili oleh kuasa hukumnya.
( alasan pembubaran partai politik )

Partai Politik dapat dibubarkan oleh Mahkamah apabila:


a. ideologi, asas, tujuan, program partai politik bertentangan dengan
UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
dan/atau
b. kegiatan partai politik bertentangan dengan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 atau akibat yang
ditimbulkannya bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
( Kesimpulan )

Mahkamah konstitusi merupakan salah satu lembaga yang


melakukan kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk penyelenggara
pengadilan dan untuk menegakkan hukum dan keadilan.
MK berwewenang mengadilan dalam tingkat pertama sampai yang
terakhir yang putusannya bersifat nyata. Membubarkan partai politik
yang melanggar Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia
merupakan kewenagan yang dimiliki oleh lembaga Negara, yaitu
Mahkamah Konstitusi untuk membubarakan partai.
ada beberapa prosedur perkara pembubaran partai politik di MK,
yaitu:
mengajukan permohonan,mendaftarkan permohonan,melihat jadwal
sidang perkara,memeriksa pendahuluan, pemeriksaaan
persidangan,rapat para hakim dan putusan MK.
Selain itu, ada beberapa akibat hukum dari pembubaran pertai politik
tersebut, yaitu akibat kepada hak dan kewajiban dari
eksternal,terhadap jabatan yang dipilih,akibat terhadap pengurus dan
para angggota,akibat terhadap hak dan kewajiban internal dan
pengaturan mengenai akibat dalam hukum pembubaran.

Anda mungkin juga menyukai