Anda di halaman 1dari 18

AKUNTANSI KEUANGAN ORGANISASI

NIRLABA

AKUNTANSI PARTAI POLITIK


MULIA RAHMAH S.KOM M.SI
Kamis 09.00 – 11.30 209 REG
MENGENAL PARTAI POLITIK
Partai politik dinilai berdasarkan produk politik yang dihasilkan partai politik bersangkutan oleh basis massanya atau
yang sering disebut dengan konstituen Kemampuan untuk mengemas produknya menjadi opini publik, yang membuat
masyarakat yakin akan perubahan kehidupannya ke arah yang lebih baik, adalah modal utama sebuah partai politik.
Partai politik adalah institusi politik yang berupa organisasi nonpemerintah, yang didirikan untuk memperjuangkan hak
dan kewajiban warga negara dalam rangka mencapai kesejahteraan serta kedaulatan rakyat. Perbedaan partai politik dari
lembaga sosial kemasyarakatan lainnya adalah bahwa partai politik dapat berperan dalam penentuan kebijakan publik, di
mana kebijakan tersebut bisa membawa dampak kemaslahatan yang lebih luas bagi masyarakat dan mengakibatkan
risiko pertanggungjawaban publik menjadi lebih besar.

◦ Ruang Gerak Partai Politik


Dalam pelaksanaan aktivitas organisasinya, Partai Politik terikat dengan peraturan perundang-undangan Republik
Indonesia. Tata cara pembentukan Partai Politik termasuk syarat-syarat pembentukannya dapat dilihat dalam UU RI No.
31 Tahun 2002 tentang Partai Politik, di mana terdapat ketentuan umum mengenai kepengurusan Partai Politik, larangan,
dan sanksi yang harus diikuti oleh Partai Politik. Ketentuan mengenai Partai Politik yang dapat menjadi peserta pemilu
secara lebih jelas diatur dalam UU RI No.12 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat,
Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
◦ Pengertian Partai Politik

Menurut guru besar hukum UI. Prof. Miriam Budiardjo, partai politik adalah suatu kelompok yang terorganisir
di mana para anggotanya mempunyai orientasi, nilai nilai, dan cita-cita yang sama. Tujuan kelompok ini ialah
memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik dengan cara konstitusional untuk melaksanakan
kebijakannya.
Menurut R.H. Soltau. partai politik adalah sekelompok warga negara yang sedikit banyak terorganisir, yang
bertindak sebagai suatu kesatuan politik dan bertujuan untuk menguasai pemerintahan serta melaksanakan
kebijakan umum organisasi.
Menurut Carl J. Friedrich, partai politik adalah sekelompok manusia yang terorganisir secara stabil dengan
tujuan merebut atau mempertahankan penguasaan terhadap pemerintahan bagi pimpinan partainya, dan
berdasarkan penguasaan ini. memberikan kepada anggota partainya kemanfaatan yang bersifat idiil maupun
materil.
Secara khusus, pengertian partai polik disebutkan dalam UU RI No. 31 Tahun 2002 tentang Partai Politik, yaira
Parai Politik adalah organisasi politik yang diben oleh sekelompok warga negara Republik Indonesia secara
sukarela, aas daar penamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan kepentingan angga, masyaraka
bangsa, dan negara melalui pemilihan umum.
FUNGSI PARTAI POLITIK
Dalam negara demokrasi, partai politik menyelenggarakan beberapa fungsi :
a. Partai Politik Sebagai Sarana Komunikasi Politik
Partai politik menyalurkan aneka ragam pendapat dan aspirasi masyarakat sena mengaturnya sedemikian rupa,
sehingga kesimpangsiuran pendapat dalam masyarakat menjadi berkurang.
b. Partai Politik sebagai sarana Sosialisasi Politik
Sosialisasi politik diartikan sebagai proses sikap dan orientasi seseorang terhadap fenomena politik dalam mengikuti
kecenderungan masyarakatnya. Selain itu. sebagai pelaku pendidikan politik bagi anggotanya dan masyarakat luas,
warga negara Republik Indonesia juga sad akan hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara.
c. Partai Politik Sebagai Sarana Rekrutmen Politik
Untuk mencari dan mengajak orang yang berbakat untuk turut aktif dalam kegiatan politik, rekruitmen anggota partai
merupakan upaya regenerasi ke pemimpinan. Dengan demikian, partai politik memperluas partisipasi politik.
d. Partai Politik Sebagai Sarana Pengatur Konflik
Dalam demokrasi, persaingan dan perbedaan pendapat dalam masyarakat merupakan hal yang wajar. Jika sampai
terjadi konflik, partai politik berusaha untuk mengatasinya.
Pembentukan Partai Politik

(1) Partai politik didirikan dan dibentuk oleh sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) orang warga negara Republik
Indonesia yang telah berusia 21 (dua puluh saru) tahun dengan akta notaris.
(2) Akta notaris tersebut harus memuat anggaran dasar dan anggaran rumah tangga disertai kepengurusan tingkat
nasional.
(3) Partai politik tersebut harus didaftarkan ke Departemen Kehakiman dengan syarat:
a. Memiliki akra notaris pendirian partai politik yang sesuai dengan Undang Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dan peraturan perundang-undangan lainnya;
b. Mempunyai kepengurusan sekurang-kurangnya 50% dari jumlah provinsi, 50% dari jumlah kabupaten/kota
pada setiap provinsi yang bersangkutan. dan 25% dari jumlah kecamatan pada setiap kabupaten/kora yang
bersangkutan:
c. Memiliki nama, lambang, dan tanda gambar yang tidak mempunyai persamaan pada pokoknya atau
keseluruhannya dengan nama, lambang, dan tanda gambar partai politik lain; dan
d. Mempunyai kantor tetap.
(4) Pengesahan partai politik sebagai badan hukum dilakukan oleh Menteri Kehakiman selambat-lambatnya 30 hari
setelah penerimaan pendaftaran.
(5) Pengesahan partai politik tersebut harus diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia.
(6) Dalam hal terjadi perubahan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga, nama, lambang, dan tanda gambar partai
politik harus didaftarkan ke Departemen Kehakiman.
Asas dan Ciri Partai Politik
(1) Asas partai politik tidak boleh bertentangan dengan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
(2) Setiap partai politik dapat mencantumkan ciri tertentu sesuai dengan kehendak dan cita-citanya yang
tidak bertentangan dengan Pancasila, Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
dan perundang-undangan yang berlaku.
Tujuan
◦Tujuan umum partai politik adalah:
(1) Mewujudkan cita-cita nasional bangsa Indonesia, sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang-
undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
(2) Mengembangkan kehidupan demokrasi berdasarkan Pancasila dengan menjunjung tinggi kedaulatan
rakyat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia; dan
(3) Mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
◦Tujuan khusus partai politik adalah memperjuangkan cita-citanya dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara yang diwujudkan secara konstitusional.
Hak dan Kewajiban
◦Partai politik berhak:
(1) Memperoleh perlakuan yang sama, sederajat, dan adil dari negara;
(2) Mengatur dan mengurus rumah tangga organisasinya secara mandiri:
(3) Memperoleh hak cipta atas nama, lambang, dan tanda gambar partainya dari Departemen Kehakiman sesuai dengan peraturan perundang-undangan:
(4) Ikut serta dalam pemilihan umum sesuai dengan ketentuan Undang-undang tentang Pemilihan Umum:
(5) Mengajukan calon untuk mengisi keanggotaan di lembaga perwakilan rakyat:
(6) Mengusulkan penggantian antarwaktu anggotanya di lembaga perwakilan rakyat sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
(7) Mengusulkan pemberhentian anggotanya di lembaga perwakilan rakyat sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan
(8) Mengusulkan pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
◦ Partai politik berkewajiban:
(1) Mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan peraturan perundang-undangan lainnya:
(2) Memelihara dan mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia:
(3) Berpartisipasi dalam pembangunan nasional:
(4) Menjunjung tinggi supremasi hukum, demokrasi, dan hak asasi manusia
(5) Melakukan pendidikan politik dan menyalurkan aspirasi politik:
(6) Mensukseskan penyelenggaraan pemilihan umum:
(7) Melakukan pendaftaran dan memelihara ketertiban data anggota:
(8) Membuat pembukuan, memelihara daftar penyumbang dan jumlah sumbangan yang diterima, serta terbuka untuk diketahui oleh masyarakat dan
pemerintah
(9) Membuat laporan keuangan secara berkala satu tahun sekali kepada Komisi Pemilihan Umum setelah diaudit oleh akuntan publik; dan memiliki
rekening khusus dana kampanye pemilihan umum serta menyerahkan laporan neraca keuangan hasil audit akuntan publik kepada Komisi Pemilihan
Umum paling lambat 6 (enam) bulan setelah hari pemungutan suara.
Keanggotaan dan Kedaulatan Anggota
(1) Warga negara Republik Indonesia dapat menjadi anggota partai politik apabila telah berumur 17 (tujuh belas) rahun atau
sudah/pernah kawin.
(2) Keanggotaan partai politik bersifat sukarela, terbuka, dan tidak diskriminatif bagi setiap warga negara Indonesia yang
menyetujui anggaran dasar dan anggaran rumah tangga partai yang bersangkutan.
(3) Kedaulatan partai politik berada di tangan anggota yang dilaksanakan menurut anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.
(4) Anggota partai politik mempunyai hak dalam menentukan kebijakan, hak memilih, dan dipilih.
(5) Anggota partai politik wajib mematuhi anggaran dasar dan anggaran rumah tangga serta berkewajiban untuk berpartisipasi
dalam kegiatan partai politik.
Kepengurusan
(6) Partai politik mempunyai kepengurusan tingkat nasional dan dapat mempunyai kepengurusan sampai tingkat
desa/kelurahan atau dengan sebutan lainnya
(7) Kepengurusan partai politik tingkat nasional berkedudukan di ibukota negara.
(8) Kepengurusan partai politik di setiap tingkatan, dipilih secara demokratis melalai forum musyawarah partai politik, sesuai
dengan anggaran dasar serta anggaran rumah tangga dengan memperhatikan keseraraan dan keadilan gender.
(9) Dalam hal terjadi pergantian atau penggantian kepengurusan partai politik tingkat nasional sesuai dengan anggaran dasar
dan anggaran rumah tangga, susunan pengurus baru didaftarkan kepada Departemen Kehakiman paling cepat 7 (tujuh) hari
dan paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak terjadinya pergantian atau penggantian kepengurusan tersebut.
(10)Departemen Kehakiman memberikan keputusan terdaftar kepada pengurus baru sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
paling lambat 7 (tujuh) hari setelah pendaftaran diterima.
Permasalahan Kepengurusan
(1) Apabila terjadi keberatan dari sekurang-kurangnya setengah peserta forum musyawarah atau terdapat
kepengurusan ganda partai politik yang didukung oleh sekurang-kurangnya setengah peserta forum
musyawarah, keberatan itu diselesaikan melalui musyawarah untuk mufakat.
(2) Apabila penyelesaian melalui musyawarah untuk mufakat tidak dapat dicapai, para pihak yang bertikai
dapat mengajukan gugatan melalui pengadilan.
(3) Selama dalam proses penyelesaian, kepengurusan partai politik yang bersangkutan dilaksanakan untuk
sementara oleh pengurus partai politik hasil forum musyawarah.
(4) Pengurus dan/atau anggota partai politik yang berhenti atau diberhentikan dari kepengurusan dan/atau
keanggotaan partainya tidak dapat membentuk ke pengurusan atas partai politik yang sama dan/atau
membentuk partai politik yang sama.
KEUANGAN PARTAI POLITIK
Keuangan Partai Politik

(1) Keuangan partai politik bersumber dari:


a. 2 iuran anggota;
b. sumbangan yang sah menurut hukum; dan
c. bantuan dari anggaran negara.
(2) Sumbangan yang sah menurut hukum dapat berupa uang, barang, fasilitas, peralatan, dan/atau jasa.
(3) Bantuan dari anggaran negara (yang diatur dalam peraturan pemerintah) diberikan secara proporsional kepada partai politik yang mendapatkan kursi di lembaga
perwakilan rakyat.
(4) Sumbangan dari anggota dan bukan anggota yang sah menurut hukum paling banyak senilai Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dalam waktu 1 (satu) tahun.
(5) Sumbangan dari perusahaan dan/atau badan usaha yang sah menurut hukum paling banyak senilai Rp800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah) dalam waktu 1 (satu)
tahun.

Larangan:

{1} Partai politik dilarang menggunakan nama, lambang, atau tanda gambar yang sama dengan:
a. Bendera atau lambang negara Republik Indonesia;
b. Lambang lembaga negara atau lambang Pemerintah;
c. Nama, bendera, atau lambang negara lain dan nama, bendera, atau lambing lembaga/badan internasional:
d. Nama dan gambar seseorang, atau
e. Yang mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan partai politik lain.
{2} Partai politik dilarang:
a. Melakukan kegiatan yang bertentangan dengan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 atau peraturan perundang-undangan lainnya,
b. Melakukan kegiatan yang membahayakan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia;
c. Melakukan kegiatan yang bertentangan dengan kebijakan pemerintah dalam memelihara persahabatan
dengan Negara lain, dalam rangka ikut memelihara ketertiban dan perdamaian dunia:
d. Menerima dari atau memberikan kepada pihak asing sumbangan dalam bentuk apa pun, yang bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan;
e. Menerima sumbangan, baik berupa barang maupun uang, dari pihak manapun tanpa mencantumkan
identitas yang jelas;
f. Menerima sumbangan dari perseorangan dan/atau perusahaan/ badan usaha melebihi batas yang ditetapkan;
g. Meminta atau menerima dana dari badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah, badan usaha milik
desa atau dengan sebutan lainnya, koperasi, yayasan, lembaga swadaya masyarakat, organisasi
kemasyarakatan, dan organisasi kemanusiaan.
h. Mendirikan badan usaha dan/atau memiliki saham suatu badan usaha.
i. Menganut, mengembangkan, dan menyebarkan ajaran atau paham Komunisme/Marxisme-Leninisme.
PENGAWASAN PADA PARTAI POLITIK
Pengawasan atas partai politik di Indonesia dilakukan oleh
a. Departemen Kehakiman,
b. Komisi Pemilihan Umum, dan
c. Departemen Dalam Negeri.
Catatan Penting untuk Partai Politik
(1) Partai politik yang menurut Undang-undang Nomor 2 Tahun 1999 tentang Partai Politik telah disahkan
sebagai badan hukum oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia diakui keberadaannya, dan wajib
menyesuaikan dengan ketentuan undang-undang ini selambat-lambatnya sembilan bulan, sejak
berlakunya undang-undang tersebut.
(2) Partai politik yang tidak memenuhi ketentuan Undang-undang dibatalkan keabsahannya sebagai badan
hukum dan tidak diakui keberadaannya.
(3) Penyelesaian perkara partai politik yang sedang dalam proses peradilan menye. suaikan dengan
ketentuan undang-undang ini.
AKUNTABILITAS PARTAI POLITIK
Pertanggungjawaban keuangan organisasi Partai Politik, sebagai suatu entitas yang menggunakan dana publik
yang besar, harus transparan sehingga pertanggungjawaban keuangan merupakan hal yang tidak dapat ditawar
lagi. Sebagai bentuk kepatuhan terhadap Undang-undang Partai Politik dan UU Pemilu, seluruh sumber daya
keuangan yang digunakan harus dipertanggungjawabkan kepada para konstituennya. Bentuk pertanggungjawaban
pengelolaan keuangan partai politik peserta pemilu adalah penyampaian Laporan Dana Kampanye (semua peserta
pemilu) serta Laporan Keuangan (khusus untuk Partai Politik), yang harus diaudit Akuntan Publik, ke KPU serta
terbuka untuk diakses publik.
Selain menekan potensi kecurangan dalam penggalangan dana, standardisas laporan keuangan partai politik juga
bisa dijadikan dasar pertimbangan untuk menerapkan pilihan secara cerdas dan rasional. Di luar kepentingan
untuk menjalankan fungsi kontrol atas Partai Politik yang ada, calon pemilih untuk Pemilu 2009 nant bisa
mencermati derajat sehat-tidaknya Partai Politik dari Laporan Tahunan yang disampaikannya secara terbuka ke
publik.

Informasi menyangkut keuangan bisa menjadi dasar penilaian kemampuan Partai Politik untuk melangsungkan
aktivitasnya dan memperjuangkan kepentingan politik secara berkelanjutan. Pemilih seperti dihadapkan dengan
perusahaan yang dipercaya bisa membawa aspirasinya secara berkesinambungan (Haryono Umar, 2003).
Laporan Keuangan yang Dihasilkan
Laporan keuangan yang dibuat oleh Partai Politik adalah laporan keuangan tahunan dan laporan dana
kampanye. Penyusunan Laporan Keuangan Tahunan Partai Politik mengacu pada PSAK (Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan) No. 45 tentang akuntansi untuk organisasi nirlaba. yang dikeluarkan oleh
Ikatan Akuntan Indonesia dan terdiri atas laporan berikut ini:
 Laporan Posisi Keuangan
 Laporan Aktivitas.
 Laporan Perubahan dalam Aktiva Neto/Ekuitas.
 Laporan Arus Kas
 Catatan atas Laporan Keuangan.
Selain mengacu pada PSAK No. 45, penyusunan laporan keuangan Partai Politik juga terikat pada
ketentuan yang terdapat dalam perundang-undangan RI mengenal Partai dan Pemilu, seperti UU No. 31
tahun 2002 tentang Partai Politik dan UU No. 12 tahun 2003 tentang Pemilu. Ketentuan teknis tentang
pedoman peny sunan laporan keuangan untuk Partai Politik terdapat dalam SK KPU No. 676 tahun 2003
tentang Tata Administrasi Keuangan dan Sistem Akuntansi Keuangan Politik, serta Pelaporan Dana
Kampanye Peserta Pemilihan Umum.
Peran dan Fungsi Akuntansi dalam Lingkungan PARTAI POLITIK
◦Pihak Internal
 Ketua Partai Politik
◦ Ketua Partai Politik menggunakan akuntansi untuk menyusun perencanaan, mengevaluasi kemajuan yang dicapai dalam usaha memenuhi rujuan, dan
melakukan tindakan-tindakan koreksi yang diperlukan Keputusan yang diambil harus berdasarkan informasi akuntansi seperti menentukan peralatan apa
yang sebaiknya dibeli, berapa persediaan ATK yang harus ada di bagian perlengkapan, dan lain-lain.
 Staf
◦ Staf berkepentingan dengan informasi mengenai trans paransi pelaporan kegiatan dan pelaporan keuangan Partai Politik. Staf juga tertarik dengan
informasi yang memungkinkan untuk menilai kemampuan organisasi nya dalam melaksanakan administrasi keuangan di tingkat Partai Politik sebagai
cermin akuntabilitat publik dan miniatur pelaksanaan administrasi publik di tingkat lokal atau nasional.
◦Pihak Eksternal

 Donatur
◦ Donatur berkepentingan dengan informasi mengenai keseriusan dan kredibilitas Partai Politik untuk menjalankan program-program pencerdasan
masyarakat secara politik. Para donatur juga ingin mengetahui laporan keuangan atas dana yang telah diberikan untuk Partai Politik.
 Supplier/Pemasok
◦ Supplier tertarik dengan informasi akuntansi yang me mungkinkannya untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan dapat dibayarkan oleh
Partai Politik pada saat jatuh tempo.
 Konstituen/Basis Mana
◦ Adanya laporan keuangan Partai Politik yang transparan dan akuntabel akan mengundang simpan masyarakat. dan akan dapat menepis isu miring bahwa
Partai Polik hanya aktif sewaktu pemilu dan setelah pemilu kembali melupakan rakyat.
◦Pelaporan Dana Kampanye Partai Politik
◦Tips pelaporan dana kampanye Partai Politik:

 Tentukan metode pencatatan yang digunakan (sistem pencatatan tunggal sistem pencatatan berpasangan, basis kas atau basis akrual). atau
 Pisahkan pencatatan pemasukkan dan pengeluaran antara keuangan rutin Partai Politik dengan pendanaan kampanye.
 Semua transaksi yang dilakukan harus memiliki bukti tertulis seperti sutat perjanjian/kontrak tertulis, kwitansi, dan faktur.
 Semua kegiatan yang berkaitan dengan kampanye harus dilengkapi dengan dokumentasi kegiatan seperti foto kegiatan atau rekaman video.
KE MANA DAN KAPAN DANA
KAMPANYE PARTAI POLITIK
DILAPORKAN?
Dalam pasal 79 UU No 12 tahun 2003 tentang Pemilu disebutkan bahwa seluruh laporan dana kampanye peserta pemilu, baik penerimaan maupun
pengeluaran, wajib diserahkan ke akuntan publik terdaftar selambat-lambatnya 60 hari sesudah hari pemungutan suara. Sementara itu, akuntan
publik wajib menyelesaikan audit selambatnya 30 hari kemudian dan hasilnya dilaporkan ke KPU selambatnya tujuh hari sesudah diaudit.
Ketentuan tersebut dimaksudkan agar terwujud akuntabilitas mengenai Pengelolaan Dana Kampanye Pemilu sehingga dapat menepis tuduhan akan
adanya praktik-praktik politik uang (money politics). Namun tampaknya harapan tersebut masih jauh dari kenyataan. Berdasarkan data dan catatan
di Komisi Pemilihan Umum hingga batas waktu yang ditetapkan 12 Juli 2004, baru tujuh partai politik yang menyerahkan hasil audit dana kampanye
pemilu legislatif. Ini artinya masih ada tujuh belas partai politik lagi yang belum menyerahkan audit dana kampanyenya ke KPU. Akibatnya, Komisi
Pemilihan Umum memperpanjang batas waktu penyerahan hasil audit dana kampanye partai politik hingga tanggal 27 Juli 2004. Untuk itu KPU
akan mengirimkan surat peringatan lagi kepada Partai Politik yang belum menyerahkan laporan. Jadi batas waktunya diperpanjang lagi dari tanggal
12 Juli, yang kemudian diperpanjang lagi hingga tujuh hari berikutnya. Hasil audit laporan dana kampanye itu akan diumumkan pada tanggal 28 Juli
2004 bersamaan dengan pengumuman laporan keuangan tahunan Partai Politik dan hasil audit dana kampanye Pemilu Presiden putaran pertama.
Partai politik enggan untuk menyerahkan laporan dana kampanye, terutama Partai Politik yang tidak memperoleh kursi legislatif. Di samping itu
keengganan Partai Politik melaporkan audit dana kampanye adalah karena tidak adanya sanksi bagi Partai Politik yang tidak menyerahkan laporan
hasil audit dana kampanye pemilu legislatif. Meskipun tidak ada sanksi hukum, sebenarnya partai politik yang tidak menyerahkan bisa dikenai sanksi
moral yang akan menurunkan kredibilitas dan akuntabilitas Partai Politik kepada publik. KPU juga akan memberikan rekomendasi kepada
pemerintah, Partai Politik mana saja yang tidak memenuhi ketentuan UU Pemilu dan UU Partai Politik.
Audit Dana Kampanye Partai Politik
◦DANA KAMPANYE PARTAI POLITIK
◦Program Audit Dana Kampanye PARTAI POLITIK
◦Sebagaimana diatur dalam Pasal 9 huruf (j) UU No 31 tahun 2002, setiap Partai Politik wajib memiliki
rekening khusus dana kampanye, yang secara khusus menampung dana kampanye pemilu yang
dipisahkan dari rekening untuk keperluan lain. Menurut SK KPU No 676 tahun 2003, setiap Partai Politik
peserta pemilu wajib melaporkan rekening khusus, seperti nomor rekening khusus dana kampanye
pemilu, nama, serta alamat bank. Kemudian laporan besarnya saldo awal serta sumber penerimaan saldo
awal tersebut yang berasal dari partai, sumbangan perorangan, swasta, dan lain sebagainya. Dalam
laporan tersebut juga harus dijelaskan apakah saldo itu bersumber dari dana partai, sumbangan
perseorangan atau badan hukum swasta. Untuk donasi, wajib disebutkan bentuknya, identitas donatur,
maupun penerimanya.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai