Anda di halaman 1dari 35

(AKUNTANSI UNTUK ENTITAS PARTAI

POLITIK DI INDONESIA & AKUNTANSI


UNTUK INSTITUSI PENDIDIKAN PADA
PERGURUAN TINGGI (UNIVERSITAS)
BERSTATUS BADAN LAYANAN UMUM)

BY KELOMPOK 4
KELOMPOK 4
1. EFATTA T WATTIMURY (2018-30-047)
2. SAFITRI MAGRIB (2019-30-016)
3. SULKAN PUJIANTO (2019-30-046)
4. CLARITA TETELEPTA (2019-30-052)
5. IBNU S RUMAGIA (2019-30-084)
6. WULAN S NURAHMA (2019-30-119)
7. FAJAR R RAIS (2019-30-199)
8. CHRISTIN M HILEWE (2019-30-237)
9. ANA SEHAT LAITUPA (2019-30-297)
10.WIDYAWATI SUPRIHATIN (2019-30-301)
11.HAJRAH WOLIO (2019-30-311)
12.NURUL UMMI AHMAD (2019-30-354)
TUJUAN PEMBELAJARAN
• AKUNTANSI UNTUK ENTITAS PARTAI POLITIK: STUDI PARTAI
POLITIK DI INDONESIA.
1) PARTAI POLITIK SEBAGAI SEBUAH ENTITAS: PENGERTIAN, KARAKTERISTIK,
DAN LINGKUNGANNYA
2) AKUNTABILITAS KEUANGAN PARTAI POLITIK
3) PERAN DAN FUNGSI AKUNTANSI DALAM LINGKUNGAN PARTAI
POLITIK
4) TINJAUAN TERHADAP PSAK NOMOR 45 DAN KEBUTUHAN STANDAR
AKUNTANSI UNTUK PARTAI POLITIK

• AKUNTANSI UNTUK INSTITUSI PENDIDIKAN PADA


PERGURUAN TINGGI (UNIVERSITAS) YANG BERSTATUS BADAN
LAYANAN UMUM (BLU)
1) AKUNTASI UNIVERSITAS
2) BADAN LAYANAN UMUM (BLU)
3) AKUNTASI BADAN LAYANAN UMUM (BLU) UNIVERSITAS
4) IMPLIKASI PENERAPAN BLU TERHADAP APLIKASI AKUNTANSI
 PARTAI POLITIK SEBAGAI SEBUAH ENTITAS: PENGERTIAN,
KARAKTERISTIK, DAN LINGKUNGANNYA
 Defenisi Partai Politik
pengertian partai politik disebutkan secara khusus dalam uu ri nomor 2 tahun
2008 tentang partai politik, partai politik adalah organisasi yang bersifat nasional
dan dibentuk oleh sekolompok warga negara indonesia secara sukarela atas daras
kesamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan dan membela politik
anggota, masyarakat, bangsa, dan negara, serta memelihara keutuhan negara
kesatuan republik indonesia berdasarkan pancasila dan undang-undang dasar
negara republik indonesia tahun 1945.
 Tujuan Partai Politik
Tujuan umum partai politik adalah sebagai berikut (bastian,2007
hafild,2008)
1. Mewujudkan cita-cita nasional bangsa indonesia sebagaimana dimaksud
dalam pembukaan uud negara republik indonesia tahun 1945
2. Menegmbangkan kehidupan demokrasi berdasarkan pancasila dengan
menunjang tinggi kedaulatan rakyat dalam negara kesatuan republik
indonesia.
3. Mewujudkan kesejateraan bagi seluruh rakyat indonesia.
Sengkan tujuan khusus partai politik adalah memperjuangkan cita-cita para
anggotanya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang
diwujudkan secara konstitusional.
 Fungsi dan Peran Partai Politik
1. Partai politik berfungsi untuk mengembangkan kesadaran atas hak dan
kewajiban politik rakyat. Dalam hal ini partai politik berperan sebagai
sarana sosialisai politik masyarakat dalam rangka melakukan pendidikan
politik bagi rakyat.
2. Partai politik berfungsi menyalurkan kepentingan masyarakat dalam
pembuatan kebijakan negara. Dalam hal ini partai politik berperan sebagai
sarana komunikasi politik yang mana partai politik menyalurkan aneka
ragam pendapat, aspirasi, dan kepentingan, masyarakat dalam pembuatan
kebijakan negara.
3. Partai politik berfungsi untuk membina dan mempersiapkan anggota
masyarakat untuk mengisi jabatan-jabatan politik sesuai dengan mekanisme
demaokrasi. Partai politik merupakan juga sebagai sarana untuk melakukan
rekrutmen politik dengan mencari dan mengajak orang yang berbakat untuk
terus aktif dalam kegitan politik dalam rangka memperluas partisipasi
politik masyarakat.
4. Partai politik sebagai sarana pengatur konflik dengan mengatasi persaingan
dan perbedaan pendapat dalam masyarakat.
 Karakteristik aktivitas partai politik
Pada dasrnya aktivitas politik adalah aktivitas untuk memperoleh, mengelola,
dan mengatur kekuasaan sebagai amanat dan mandat dari konstituenya dengan
cara-cara yang demokrasi.tujuan akhir dari partai politik adalah mendapatkan
mandat dari konstituennya untuk memegang kekuasan lewat cara-cara demokratis
yaitu lewat pemilihan umum.

 Struktur dan Mekanisme dalam Organisasi Partai Politik


Setiap partai politik memiliki kepengurusan yang tersebar di berbagai tingkat
di daerah. Pada umumnya, partai politik membentuk kepengurusan tingkat pusat
yang disebut dengan Dewan Pengurus Pusat (DPP) yang berkedudukan di ibukota
negara Republik Indonesia. Begitu juga tingkat untuk tingkat provinsi yang
disebut dengan Dewan Pengurus Wilayah (DPW), dan Dewan Pengurus Cabang
(DPC) yang berkedudukan di kabupaten atau kota. Struktur organisasi partai
politik yang meliputi berbagai tingkat di daerah ini menyebabkan perlunya
ditentukan entitas pelaporan keuangan untuk menunjukkan entitas akuntansi yang
menjadi pusat-pusat pertanggungjawaban keuangan partai politik. Oleh karena itu,
dari sisi konsep entitas, mungkin perlu dipertimbangkan mengatur sistem
akuntansi untuk entitas partai politik ini seperti halnya pada sistem akuntansi
pemerintahan.
Seperti halnya organisasi-organisasi nirlaba, maka partai politik mempunyai
mekanisme keorganisasian yang memerlukan mekanisme dan manajemen seperti
halnya organisasi nirlaba lainnya. Perangkat organisasi umum pasti ada dalam partai
politik. Perangkat-perangkat organisasi dan kegiatan-kegiatannya ini antara lain:
1. Sekretaris. Sekretaris ini ada di tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota,
kecamatan dan desa. Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan sekretaris
ini dapat digolongkan kepada biaya rutin.
2. Rapat-rapat yang diperlukan untuk mengambil keputusan dalam partai. Kongres
yang menentukan kepemimpinan biasanya diadakan dalam jangka waktu tertentu.
3. Kegiatan pencarian dana. Karena partai politik tidak boleh memiliki badan usaha
dan tidak boleh memiliki saham, maka cara-cara pencarian dana politik adalah
lewat sumbangan-sumbangan pribadi dari anggota.
4. Kegiatan kampanye. Kegiatan-kegiatan dalam kampanye ini antara lain
mempelajari kampanye untuk calon legislatif atau calon presiden, rapat akbar,
iklan di media massa (televisi, radio, koran, majalah) dll.
5. Kegiatan pendidikan politik. Partai juga melakukan seminar, lokakarya, diskusi-
diskusi atau pelatihan-pelatihan untuk anggota, pengurus, dan simpatisannya.
6. Kegiatan-kegiatan partai politik diluar kampanye banyak yang spontan dilakuka,
baik oleh calon legislatif dan/atau calon presiden ataupun oleh anggota dan
fungsionaris di tingkat daerah.
7.Partai membentuk yayasan-yayasan atau think-tank untuk menyebarluaskan ideologi
maupun pengaruhnya.
8. Kekayaan partai. Kekayaan partai bisa membentuk gedung, kantor, kendaraan, alat-alat
kantor dll.
 Keuangan Partai Politik
Kegiatan manajemen keuangan adalah terkait dengan cara memperoleh dana dan
menggunakan dana. Sumber dana partai politik berasal dari:
1. iuran anggota
2. Sumbangan dari pihak lain yang sah menurut hukum; dan
3. Bantuan keuangan dari anggota negara atau daerah.
Aktivitas pencarian dana yang dilarang, antara lain:
4. Menerima sumbangan dari pihak asing dalam bentuk apapun, yang bertentangan dengan
hukum dan aturan perundang-undangan.
5. Menerima sumbangan, berupa barang maupun uang, dari pihak manapun tanpa tercantum
identitas yang jelas.
6. Menerima sumbangan dari perseorangan dan/atau perusahaan/badan usaha melebihi batas
yang ditetapkan.
7. Meminta atau menerima dana dari BUMN, BUMD, BUMDes atau sebutan lainnya
koperasi, yayasan dll.
8. Memperoleh hasil dari aktivitas bisnis, misalnya dengan mendirikan badan usaha yang
dapat menghasilkan laba, atau menanamkan modal berupa saham pada suatu badan usaha.
Pada dasarnya semua aktivitas yang berkenaan dengan aktivitas politik secara
langsung maupun tidak langsung, boleh dilakukan oleh partai politik selama tidak
dilarang oleh hukum atau aturan perundang-undangan. Aktivitas yang dilarang oleh
partai politik sebagai berikut:
1. Melakukan kegiatan yang bertentangan dengan UUD RI Tahun 1945 atau
peraturan perundang-undangan lainnya.
2. Melakukan kegiatan yang membahayakan keutuhan Negara Kesatuan RI.
3. Melakukan kegiatan yang bertentangan dengan kebijakan pemerintah dalam
memelihara persahabatan dengan negara lain, dalam rangka ikut memelihara
ketertiban dan perdamaian dunia.
4. Mendirikan badan usaha dan/atau memiliki saham suatu badan usaha.
5. Melakukan aktivitas untuk menganut, mengembangkan, dan menyebarkan ajaran
atau paham komunisme/marxisme-leninisme.
 AKUNTABILITAS KEUANGAN PARTAI POLITIK
Aspek keuangan pada partai politik dapat dikatakan sebagai aspek yang
paling penting karena dapat menencukan kelangsungan hidup dan kredibilitas
partai, dan secara keseluruhan dapat memengaruhi kualitas proses policik pada
suatu negara. Partai politik dapat melaksanakan fungsinya apabila memiliki
pendanaan yang besar dan berlanjut, sementara di sisi lain partai politik dituntut
untuk menjaga independensi, kemandirian dan bersih dari praktik-praktik
terlarang. Untuk itu diperlukan mekanisme akuntabilitas publik pada partai
politik. Keterbukaan partai politik dalam hal keuangan merupakan informasi
penting bagi warga negara untuk menilai dan memutuskan dukungannya terhadap
partai politik. Akuntabilitas yang tinggi dapat meminimalisasi kecurigaan
penyalahgunaan dana dan mengantisipasi munculnya konfik. Kebutuhan untuk
menciptakan good political party governance dirasakan sangat mendesak, terutama
bagi para partai politik peserta pemilihan umum. Penerapan kewajiban rata
administrasi keuangan dan sistem pelaporan dana kampanye secara transparan,
akuntabel, dan independen akan sangat menunjang perwujudan dapat menciptakan
kepercayaan publik kepada pemerintah dan pertanggungjawaban peserta pemilu
kepada publik. Dengan demikian, cara terbaik untuk memastikan bahwa sebuah
partai politik tidak dipengaruhi oleh kepentingan-kepentingan kelompok tertentu
adalah dengan membatasi sumber dana yang boleh diterimanya, mencipcakan sistem
yang transparan dan bertanggung gugat dalam hal pencatatan mengenai sumber dana
tersebut. Seluruh sumbangan harus tercatat lengkap dengan identitas penyumbang.
Sumbangan-sumbangan ini termasuk yang berbentuk natura, nilai setara kasnya
harus dilaporkan dalam laporan keuangan. Untuk dapat menyusun laporan keuangan
yang andal dan relevan diperlukan sistem dan prosedur akuntansi yang baik. Sistem
dan prosedur akuntansi yang baik memerlukan standar akuntansi yang sesuai dengan
karakteristik organisasi partai politik.
 PERAN DAN FUNGSI AKUNTANSI DALAM LINGKUNGAN PARTAI
POLITIK
 Pihak internal
1. Ketua partai politik.
menggunakan akuntansi untuk menyusun perencanaan, mengevaluasi
kemajuan yang dicapai dalam usaha memenuhi tujuan dan melakukan tindakan
tindakan koreksi yang diperlukan.
2. staf
Berkepentingan dengan informasi mengenai transparansi pelaporan kegiatan
dan pelaporan keuangan partai politik.
3. Anggota
Anggota adalah orang yang menjadi bagian dan pendukung partai politik tetapi
belum tentu masuk menjadi pengurus partai politik.
 Pihak eksternal
1. Donatur
donatur berkepentingan dengan informasi mengenai keseriusan dan kredibilitas
partai politik untuk menjalankan program-program pencatatan masyarakat
secara politik.
2. Supplier/pemasok/kreditur
Supplier/ kreditur tertarik dengan informasi akuntansi yang memungkinkannya
untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang akan dapat dibayarkan oleh
partai politik pada saat jatuh tempo.
3. Konstituen /basis massa
adanya laporan keuangan partai politik yang transparan dan akuntabel akan mengundang simpati
masyarakat dan akan dapat menepis isu miring bahwa partai politik hanya aktif sewaktu pemilu
dan setelah pemilu kembali merupakan rakyat.
4. Badan pemeriksa keuangan (BPK)
BPK berkepentingan untuk memeriksa laporan pertanggungjawaban partai politik atas
penggunaan dana bantuan dari pemerintah (pusat dan daerah).
5. Pemerintah (pusat dan daerah)
pemerintah pusat dan daerah berkepentingan untuk menerima laporan pertanggungjawaban
partai politik yang telah diaudit oleh BPK atas penggunaan dana bantuan keuangan dari APBN
atau APBD.

 TINJAUAN TERHADAP PSAK NOMOR 45 DAN KEBUTUHAN STANDAR


AKUNTANSI UNTUK PARTAI POLITIK

Standardisasi akuntansi dan pelaporan partanggungjawaban keuangan partai politik, akan


memberikan informasi kepada publik bagaimana partai tersebut memperoleh dana,
kecakapannya mengelola dana, dan tertib pembelanjaannya.
Organisasi partai politik merupakan organisasi yang tidak bermotif untuk mencari laba dan
bertujuan untuk memperjuangakan cita cita para anggotanya dalam kehidupan bermasyarakat.
Laporan keuangan yang di hasilkan oleh PSAK nomor 45 antara lain sebagai berikut:
1. Laporan posisi keuangan
2. Laporan aktivitas
3. Laporan perubahan dalam aset neto/ekuitas
4. Laporan arus kas
5. Catatan atas laporan keuangan
Namun berdasarkan PP nomor 05 tahun 2009 tentang bantuan keuangan partai
politik pasal 14 mensyaratkan kepada partai politik untuk menyusun dan
menyerahkan laporan pertanggungjawaban atas penggunaan dana bantuan keuangan
tersebut dan telah di audit oleh BPK.
Tabel 25.1. Perbedaan Karakteristik antara Organisasi Nirlaba dan Partai Politik.
Organisasi Nirlaba Partai Politik
Undang – undang yayasan Undang-undang partai politik dan undang –
undang pemilu
Tidak ada batasan penyumbang Ada batasan penyumbang
Tidak ada batasan maksimal jumlah Ada batasan maksimum jumlah sumbangan
sumbangan
Tidak ada kewajiban melaporkan daftar Daftar penyumbang wajib dilaporkan
penyumbang (terutama individu)
Hasil kegiatan berup jasa pelayanan untuk Hasil kegiatan berupa kekuasaan politik
kepentingan umum
Akuntabilitas berupa kegiatan sesuai dengan Akuntabilitas berupa bersih dari politik uang,
tujuan organisasi dan manajemen yang baik kepatuhan kepada hukum dan posisi politik
sesuai dengan janji kepada rakyat
Kinerjanya dinilai dari rasio biaya terhadap Kinerjanya dinilai dari rasio biaya dan jumlah
kualitas jasa dan jasa/produk sosial yang suara yang didapatkannya dalam pemilu
dihasilkan
Kecuali untuk ormas, pada umumnya Merupakan organisasi publik sehingga
organisasi nirlaba bukan merupakan organisasi kebutuhan publik untuk menilai kinerja partai
publik sehingga kebutuhan publik untuk politik lebih besar dibanding organisasi nirlaba
menilai kinerjanya lebih kecil dibanding partai lainnya.
politik

Dari tabel 25.1. Jelas bahwa karakteristik organisasi nirlaba tidak sama dengan
karakteristik partai politik, sehingga standar laporan keuangannya pun tidak bisa
sama.
Akuntabilitas dari partai politik diukur dari kepatuhannya terhadap undang-
undang dan peraturan yang mengaturnya, serta apakah ada konflik kepentingan di
dalam manajemen dan keuangan partai politik yang bersangkutan.
Selain informasi mengenai kemungkinan konflik kepentingan dan politik uang,
laporan keuangan partai politik juga menunjukkan apakah partai tersebut merupakan
partai yang patuh dan dan hormat terhadap aturan-aturan hukum yang mengaturnya.
Berdasarkan perbedaan karakteristik yang telah disebutkan di atas, perbedaan
kepentingan pemakai laporan keuangan dan adanya transaksi-transaksi khusus partai politik,
maka diperlukan standar akuntasi keuangan khusus yang mengatur pelaporan keuangan
partai politik. Dengan demikian laporan keuangan Partai politik dapat lebih mudah
dipahami, memiliki relevansi, dapat diandalkan, dan memiliki daya banding yang tinggi.
Dengan demikian pedoman akuntansi khusus untuk partai politik akan diperlukan,
terutama untuk mencatat pos-pos berikut:
1. Dana bantuan pemerintah
Dana bantuan yang berasal dari pemerintah sepenuhnya berlaku standar akuntasi
pemerintah (untuk pertanggungjawaban dan pengunaan dana pemilu yang diterima
melalui KPU). Karena sumber dari bantuan pemerintah cukup besar peranannya untuk
partai politik, maka perlu adanya penegasan bahwa prosedur anggaran dan
perbendaharaan berlaku penuh dalam pertanggungjawaban dan pengunaan dana
tersebut.
2. Laporan parpol
Laporan parpol tergantung peruntukannya, artinya parpol harus menyampaikan laporan
sesuai undang-undang yang berlaku, hal ini juga berlaku untuk dana kampanye,
bersumber dari APBD (pemda) dan APBN melalui KPU (pemerintah pusat). Dalam
laporan partai politik penyaluran dana dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) ke Dewan
Pimpinan Daerah (DPD) yang berasal dari sumber negara dalam laporan
pertanggungjawaban harus tergambar dengan jelas termasuk pengunaannya oleh DPD
(bukti disertakan) atau laporan keuangan konsolidasi.
 
 AKUNTASI UNIVERSITAS

Universitas merupakan salah satu institusi pendidikan yang berbentuk


perguruan tinggi selain akademik, politeknik, dan institut. Dalam aplikasi akuntansi
dananya dapat dilihat dari praktik akuntansi universitas sebagai salah satu jenis
organisasi nirlaba. Jenis universitas dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1. Universitas yang dikelola pihak swasta (private university), pelaksanaan
akuntansinya berdasarkan standar akuntansi yang diatur oleh Financial
Accounting Standard Board (FASB) (Dewan Standar Akuntansi Keuangan)
dalam Statement of Financial Accounting Concepts nomor 4 (SFAC 4) tentang
tujuan laporan keuangan untuk organisasi nirlaba.
2. Universitas yang dikelola pihak pemerintah (public university), pelaksanaan
akuntansinya berdasarkan standar akuntansi yang diatur oleh Govermental
Accounting Standard Board (GASB) (Dewan Standar Akuntansi Pemerintah) :
a) Siklus Akuntansi Universitas
Siklus akuntansi pada universitas dan lembaga pendidikan tinggi lainnya dapat
dikelompokkan menjadi tiga tahap (Bastian, 2007), yaitu:
1. Tahap Pencatatan
• Kegiatan identifikasi dan pengukuran bukti transaksi dan bukti pencacatan.
• Kegiatan pencatatan bukti transaksi ke dalam buku harian atau jurnal.
• Memindah bukukan atau posting dari jurnal berdasarkan kelompok, atau jenisnya
berdasarkan akun buku besar.
2. Tahap Pengikhtisaran
• Penyusunan neraca saldo (trial balance) berdasarkan akun-akun buku besar.
• Pembuatan ayat jurnal penyesuaian (adjusting entries).
• Penyusunan kertas kerja (work sheet) atau neraca lajur.
• Pembuatan ayat jurnal penutup (closing entries).
• Pembuatan neraca saldo setelah penutupan (post closing trial balance).
• Pembuatan ayat jurnal pembalik (reversing entries).
3. Tahap Pelaporan
• Laporan surplus defisit.
• Laporan arus kas.
• Neraca.
• Catatan atas laporan keuangan.
b).Struktur Dana di Universitas
Struktur dana untuk universitas yang dikelola terdiri dari (Alfy, 2011):
1. Dana lancar (current funds), yaitu dana yang didirikan oleh universitas untuk
mengelola kekayaan atau sumber daya yang akan digunakan dalam rangka
membiayai kegiatan operasional sehari-hari. Current funds ini dibagi menjadi
dua bagian, yaitu sebagai berikut :
a) Dana yang penggunaannya tidak terbatas (unrestricted current fund), digunakan
untuk mempertanggungjawabkan sumber daya dalam rangka menjalankan
kegiatan pokok perguruan tinggi yang terkait langsung dengan tujuan keberadaan
perguruan tinggi. Aktivitas pokok yang dimaksud meliputi pengajaran,
penelitian, dan pelayanan publik (public service).
b) Dana yang penggunaannya terbatas (restricted current fund), digunakan untuk
mempertanggungjawabkan sumber daya dalam rangka menjalankan kegiatan
pokok perguruan tinggi yang terkait langsung dengan tujuan keberadaan
perguruan tinggi. Namun, penggunaannya dibatasi sesuai dengan yang
ditentukan oleh pemberi dana atau donatur.
2. Dana pinjaman (loan funds), dana yang didirikan untuk mengumpulkan dana-dana
yang akan digunakan untuk memberikan pinjaman baik kepada pengawai universitas
maupun pihak-pihak yang terkait dengan universitas.
3. Dana abadi (endowment funds), dana yang dikumpulkan dan kemudian dikelola oleh
universitas tidak untuk penggunaan jangka pendek. Dana ini diabadikan kemudian
dikelola dalam bentuk investasi yang hasilnya, bisa dimanfaatkan untuk penggunaan
jangka pendek.
4. Dana anuitas dan pensiun (annuity and life income funds) adalah semacam dana pensiun
yang dikelola oleh universitas.
5. Dana pembangunan (plant funds) adalah dana yang dikumpulkan dengan tujuan
penggunaan berupa pembangunan gedung, fasilitas, dan aset tetap lainnya.
Akuntansi dana untuk universitas serupa dengan akuntansi dana untuk unit-unit
pemerintah, akan tetapi terdapat perbedaan di antara keduanya dalam hal dana yang
diterima. Akuntansi dana untuk universitas harus memisahkan antara dana terikat dan dana
tidak terikait, di mana pembatasan yang dimaksud berasal dari pihak eksternal universitas.

 BADAN LAYANAN UMUM (BLU)


a. Pengertian
Defenisi badan layanan umum (BLU) berdasarkan peraturan pemerintah no 23 tahun
2005 tentang pengelolaan keuangan badan layanan umum adalah instansi di lingkungan
pemerintah yang di bentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa
penyediaan barang dan/ jasa yang di jual tanpa mengutamakan keuntungan dan dalam
melakukan kegiatanya didasarkan pada prinsip efiesien dan produktifitas.
Dalam mengelola keuangannya, BLU menerapkan pola keuangan yang
memberikan fleksibelitas berupa keleluasan untuk menerapkan praktik-praktik bisnis
yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka
memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
b. Tujuan dan Asas
BLU bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam
rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa
Dalam melakukan fleksibelitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip
ekonomi dan produktivitas serta penerapan praktik bisnis yang sehat.
Sedangkan asas-asas BLU sebagai berikut:
1. BLU beroperasi sebagai unit kerja Kementerian Negara/Lembaga/Pemerintah
Daerah untuk tujuan pemberian layanan umum yang pengelolaannya
berdasarkan kewenangan yang didelegasikan oleh instansi induk yang
bersangkutan.
2. BLU merupakan bagian perangkat pencapaian tujuan Kementerian
Negara/Lembaga/Pemerintah Daerah dan karenanya status hukum BLU tidak
terpisah dari Kementerian Negara/Lembaga/Pemerintah Daerah sebagai instansi
induk
3. Menteri/Pimpinan Lembaga/Gubernur/Bupati/Wali Kota bertanggung jawab atas
pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan pelayanan umum yang didelegasikannya
kepada BLU dari segi manfaat layanan yang dihasilkan
4. Pejabat yang ditunjuk mengelola BLU bertanggung jawab atas pelaksanaan
kegiatan pemberian layanan umum yang didelegasikan kepadanya oleh
Menteri/Pimpinan Lembaga/Gubernur/Bupati/Wali Kota.
5. BLU menyelenggarakan kegiatannya tanpa mengutamakan pencarian keuntungan.
6. Rencana kerja dan anggaran serta laporan keuangan dan kinerja dan BLU disusun
dan disajikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Rencana kerja dan anggaran
serta laporan keuangan dan kinerja kementerian Negara/Lembaga/SKPD/Pemerintah
Daerah.
7. BLU mengelola penyelenggaraan layanan umum sejalan dengan praktik bisnis
yang sehat

 AKUNTASI BADAN LAYANAN UMUM (BLU) UNIVERSITAS


 Penyusunan Laporan keuangan BLU
Satuan kerja yang ditetapkan sebagai belum mempunyai kewajiban untuk
menyusun 2 laporan keuangan yaitu laporan keuangan berdasarkan standar
akuntansi keuangan (SAK) dan laporan keuangan berdasarkan standar akuntansi
pemerintah (SAP). Akuntansi dan pelaporan keuangan yang berdasarkan sak
sesuai yang diterbitkan oleh asosiasi profesi akuntansi Indonesia. Laporan
keuangan tersebut terdiri dari laporan aktivitas,neraca ,laporan arus kas ,dan
catatan atas laporan keuangan. Sedangkan laporan keuangan yang berdasarkan
SAP
terdiri dari laporan realisasi anggaran, neraca, dan catatan atas laporan keuangan.
Selanjutnya, BLU selaku pengelolaan kekayaan negara yang tidak dipisahkan adalah
entitas akuntansi dan wajib menyusun laporan keuangan untuk dikonsultasikan atau
dikonversikan ke SAP.berikut rincian beberapa akun yang harus dikonsultasikan atau
konversikan ke SAP
No BASIS AKUNTANSI KETERANGAN
SAK SAP
ASET LANCAR
1. Kas dan Setara Kas 1. Kas di Bendahara SAP:J=Kas Bendahara Pengeluaran
pengeluaran adalah sisa UP dari APBN (Non PNBP)
yang belum dipertanggungjawabkan
sampai dengan tanggal pelaporan
2. Kas pada BLU SAP:Kas pada BLU melaporkan saldo kas
yang merupakan selisih antara pendapatan
dan belanja yang telah dilakukan
pengesahan kas pada BLU terdiri dari:
1. Kas – BLU adalah saldo kas yang
merupakan selisih antara pendapatan
dan belanja yang telah dilakukan
pengesahan dan MP yang terkait
dengan kas BLU.
2. Setara kas – BLU adalah bagian dari
asset lancar yang sangat likuid, yang
Dapat dikonversi menjadi kas dalam jangka waktu s.d.
3 bulan tampa mengalami perubahan nilai yang
signifikan, antara lain:
a) Deposito berjangka kurang dari 3 bulan;
b) Cek yang dapat diuangkan dalam waktu kurang 3
bulan;
c) Termasuk realisasi belanja yang bersumber dari
PNBP yang belum disahkan pada tanggal
pelaporan.
3. Kas lainnya dan SAP:Kas lainnya dan setara kas adalah kas yang ada
setara kas pada rekening BLU selain kas bendahara pengeluaran
dan kas pada BLU, antara lain:
1. Saldo kas direkening bendahara pengeluaran yang
bersumber dari APBN yang mencakup:
a. Seluruh SALDO rekening pada entitas termasuk
yang tidak memiliki izin
b. Saldo uang LS yang dibayarkan kebendahara
pengeluaran yang belum dibayarkan kepada yang
berhak/ akan disetor ke KUN
c. Dana titpan (bansos/Blogrant) dari APBN atau
DIPA satker lain
2. Saldo rekening operasional BLU direkening-
rekening bank (pusat).
3. Saldo uang tunai operasional non-APBN (uang muka
kerja) di BPP pusat, fakultas, dan unit-unit.
4. Saldo rekening dana kelolaan
5. Setara kas.
2. Piutang Usaha Piutang dari keg. SAK dan SAP:Piutang yang terkait dengan
Operasional BLU pemberian jasa tri dharma perguruan tinggi BLU
seperti jasa pendidikan, dan lain - lain.
Piutang Lain-Lain Piutang dari keg. Non- SAK dan SAP: Piutang diluar pemberian jasa tri
operasional BLU dharma perguruan tinggi BLU, seperti piutang
bunga, piutang sewa, dan lain-lain.
3. Penyisihan Piutang Penyisihan Piutang SAK dan SAP: Sama yaitu untuk mencatat
Tidak Tertagih Tidak Tertagih adanya penyisihan piutang yang kemungkinan
tidak dapat ditagih
4. Persediaan Persediaan BLU SAK dan SAP:Metode pencatatan menggunakan
harga perolehan terakhir.
5. Investasi Jangka Investasi Jangak SAK dan SAP: Deposito 3 s.d. 12 bulan
Pendek Pendek
6. Biaya Dibayar di Belanja Dibayar di SAP:Belanja dibayar di muka digunakan untuk
Muka Muka pembayaran penuh (100%) tapi barang/jasa belum
diterima.
Uang Muka Belanja SAP:Uang Muka Belanja digunakan untuk
pembayaran uang muka/panjar.
SAK: Uang muka belanja barang dan belanja
modal menggunakan akun Biaya Dibayar di
Muka.
ASET TETAP
1. Tanah Tanah BLU SAK dan SAP, menyajikan aset tetap Tanah baik
yang diperoleh dari APBN maupun hasil dari
kegiatan BLU
2. Peralatan dan Mesin Peralatan dan Mesin SAK dan SAP, menyajikan aset tetap Peralatan
BLU dan Mesin baik yang diperoleh dari APBN
maupun hasil dari kegiatan BLU
3. Gedung dan Gedung dan Bangunan SAK dan SAP, menyajikan aset tetap Gedung
Bangunan BLU dan Bangunan baik yang diperoleh dari APBN
maupun hasil dari kegiatan BLU.
4. Jalan, Irigasi, dan Jalan, Irigasi dan SAK dan SAP, menyajikan aset tetap Jalan,
Jaringan Jaringan BLU Irigasi, dan Jaringan baik yang diperoleh dari
APBN maupun hasil dari kegiatan BLU
5. Aset Tetap Lainnya Aset Tetap Lainnya SAK dan SAP, menyajikan aset tetap lainnya
BLU baik yang diperoleh dari APBN
6. Akumulasi - SAP, belum mencatat dan/ atau mengakui adanya
Penyusutan penyusutan tapi didasarkan pada penghapusan
aset sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan dan dijelaskan dalam CaLK.
SAK, mencatat dan/atau mengakui adanya
penyusutan.
7. Konstruksi dalam Konstruksi dalam SAK dan SAP, mencatat semua transaksi yang
Pengerjaan Pengerjaan BLU berhbungan dengan KDP baik yang diperoleh
dari APBN maupun hasil dari kegiatan
PIUTANG JANGKA PANJANG
1. Tagihan Penjualan Tagihan Penjualan SAK dan SAP, merupakan tagihan atas penjualan
Angsuran Angsuran aset pemerintah secara angsuran kepada pegawa
pemerintah
2. Taguihan Tuntutan Tagihan Tuntutan SAK dan SAP, merupakan tagihan kepada
Ganti Rugi Ganti Rugi bendahara/pegawai karena kelalaian dalam
pelaksanaan tugasnya harus membayar ganti rugi
kepada negara
3. Penyisihan Piutang Penyisihan Piutang SAK dan SAP: Sama yaitu untuk mencatat adanya
Tidak Tertagih Tidak Tertagih penyisihan piutang jangk panjang yang kemungkinan
tidak dapat ditagih
ASET LAINNYA
1. Aset Tak Berwujud Aset Tak berwujud SAK dan SAP, menyajikan aset tak berwujud yang
di peroleh APBN dan hasil dari kegiatan BLU
2. Akumulasi - SAP, belum mencatat dan atau mengakui adanya
Amortisasi amortisasi tapi didasarkan pada penghapusan aset
sesuai dengan keputusan perundang-undangan dan
dijelaskan dalam CaLK.
SAK, mencatat dan atau mengakui adanya amortisasi

3. Aset Lain-Lain Kemitraan dengan SAP: kemitraan dengan pihak ketiga merupakan
Pihak Ketiga perjanjian antara BLU dengan satu pihak lain atau
lebih dengan pola bangun, kelola, serah, (BKS) dan
banguan serah kelola (BSK)
Dana kelolaan BLU SAP: dana kelolaan BLU merupakan dana untuk
Menampung dana antara lain: dana bergulir, dan atau
dana yang belum menjadi hak milik BLU.
Dana yang Dibatasi SAP: dana yang dibatasi penggunaanya merupakan
Penggunaannya kas atau dana yang alokasinya hanya akan
dimanfaatkan untuk membiayai kegiatan tertentu,
contohnya bank garansi dana yang diperuntukan
untuk memabyar imbalan kerja termasuk dana abadi
(endowmend fund).
Aset Lain-Lain SAP, aset lain-lain merupakan aset yang merupakan
aset yang tidak dapat dikategorikan sebagai aset yang
disebutkan diatas. Termasuk aset lain-lain adalah:
a) Kumpulan dari aset tetap yang rusak dan untuk
dihapuskan di masa yang akan datang
b) Aset yang diperoleh dengan cara ansuran dicatat
sebagai aset lain-lain dan diakui utang jangka
panjangnya.
c) Aset yang diperoleh dengan cara leasing.
d) Piutang macet BLU yang dialihkan
penagihannya kepada kementrian keuangan cq.
Ditjen kekayaan negara
SAK, aset lain-lain:
Keempat akun yang ada di SAP tersebut diatas
semuanya masuk keakun aset lain-lain di SAK.
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
1. Utang Usaha Utang kepada pihak SAK dan SAP, utang berasal dari kontrak
ketiga BLU
2. Utang Pajak Utang kepada pihak SAP, tidak mencatat adanya utang yang timbul dari
ketiga lainnya transaksi pajak karena mencatat BUN.
SAK, mencatat transaksi yang timbul akibat belum
dilunasinya pajak.
3. Utang Jaminan Utang Lainnya SAK dan SAP sama, termasuk utang titipan.
4. Biaya yang Masih Belanja yang Masih SAK dan SAP, mencatat adanya utang kepada pihak
Harus Dibayar Harus Dibayar lain karena telah menerima manfaat ekonomis, tapi
belum melakukan pembayaran.
5. Pendapatan Pendapatan Diterima SAK dan SAP, mencatat adanya utang kepada pihak
Diterima di Muka di Muka ketiga karena telah menerima uang kas, tetapi belum
menerima jasa.
6. Bagian Lancar Bagian Lancar Utang SAK dan SAP, merupakan pembayaran angsuran
Utang Jangka Jangka Panjang yang akan jatuh tempo dalam 12 bulan mendatang
Panjang
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG (Dicatat pada BA. 999.)
UTANG JANGKA PANJANG
1. Utang Jangka Utang Jangka SAK dan SAP, merupakan utang yang akan dibayar
Panjang Panjang dalam jangka waktu lebih dari 12 bulan.
2. Utang Bersyarat - SAP, tidak mencatat adanya transaksi dengan syarat
– syarat tertentu karena tidak ada ketentuannya
dalam peraturan perundang- undangan.
SAK, mencatat jika tingkat keterjadiannya besar dan
nilainya andal (dapat diyakini), maka dapat diakui
sebagai utang bersyarat. Jika tidak dapat diyakini,
maka cukup diungkapkan saja dlam CaLK.
EKUITAS DANA LANCAR
1. - Cadangan Piutang SAP, merupakan jumlah dari akun piutang, bagian
lancar TPA, dan bagian lancar TGR.
SAK, tidak ada tranaksi dengan akun/rekening ini.
2. - Cadangan SAP, merupakan akun kontra dari total persediaan
Persediaan SAK, tidak ada transaksi dengan akun/ rekening ini.
3. - Dana Lancar BLU SAP, merupakan akun kontra dari total kas pada
BLU.
SAK, tidak ada transaksi dengan akun Dana Lancar
BLU.
EKUITAS DANA INVESTASI
1. - Diinvestasikan dalam SAP, merupakan akun kontra dari total aset tetap.
Aset Tetap SAK, tidak ada transaksi dengan akun/rekening ini.
2. - Diinvestasikan dalam SAP, merupakan akun kontra dari total aset lainnya.
Aset Lainnya SAK, tidak ada transaksi dengan akun/rekening ini
3. Ekuitas Tidak - SAP, tidak ada akun untuk ekuitas tidak terikat.
Terikat SAK, sumber daya yang penggunaannya tidak
dibatasi untuk tujuan tertentu oleh pemberi sumber
daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali.
4. Ekuitas Terkait - SAP, tidak ada akun untuk ekuitas terkait.
SAK, sumber daya yang penggunaannya dibatasi
untuk tujuan tertentu oleh pemberi sumber daya yang
tidak mengharapkan pembayaran kembali. Ekuitas
terikat meliputi:
a) Tanah atau gedung/bangunan yang disumbangkan
untuk tujuan tertentu dan tidak untuk dijual;
b) Aset yang digunakan untuk investasi yang
mendatangkan pendapatan secara permanen;
c) Bantuan/sumbangan pemerintah atau pihak lain
yang mengikat secara permanen.

o Akuntansi laporan keuangan BLU berdasarkan SAP


1. Pendapat
Pendapat adalah semua penerimaan kas umum negara (KUN) yang
menambahkan ekuitas dana lancar dalam periode tahun yang bersangkutan
menjadi hak pemerintah dan tidak perlu lagi dibayar kembali oleh pemerintah.
Pendapatan BLU di klasifikasikan menurut sumber penggunaannya.
2. Aset
Aset adalah sumber daya ekonomi yang dimiliki dan atau dikuasai (BLU)
yang timbul akibat transaksi atau peristiwa di masa lalu dan dari mana manfaat
ekonomi di masa depan diharapkan dapat diperoleh dan dapat diukur dalam
satuan uang. Manfaat ekonomi masa depan yang berwujud dalam aset adalah
aset tersebut untuk memberikan kontribusi langsung maupun tidak langsung
untuk operasional (BLU) berupa arus kas dan setara kas kepada (BLU).
3. Kewajiban
Kewajiban adalah merupakan kewajiban masa kini yang timbul dari peristiwa
masa lalu, yang penyelesaiannya di masa depan akan mengakibatkan arus keluar dari
sumber daya (BLU) yang mengandung manfaat ekonomi. Kewajiban masa kini
berbeda dengan komitmen. Keputusan untuk membeli aset di masa depan tidak
dengan sendirinya menimbulkan kewajiban kini. Kewajiban biasanya timbul saat AC
telah diterima atau (BLU) telah membuat perjanjian (pembelian aset)yang tidak
dapat dibatalkan.
4. Ekuitas dana
Ekuitas dana adalah kekayaan bersih pemerintah yaitu selisih antara aset dan
utang BLU.

 IMPLIKASI PENERAPAN BLU TERHADAP APLIKASI


AKUNTANSI
Terdapat beberapa implikasi yang akan dihadapi oleh perguruan tinggi
universitas dalam menerapkam system BLU tersebut :
1. Keuangan dan anggaran
Dana masyarakat yang diterima oleh perguruan tinggi tersebut akan menjadi
penerimaan Negara bukan pajak (PNPB), dengan demikian maka pengelolaanya harus
mengikuti aturan undang-undang keuangan Negara dan penyimpangan atas pengelolaan
PNPB dapat dikatagorikan merugikan keuangan Negara.
2. Pengelolaan asset
Asset yang dioperasionalkan di universitas akan masuk sebagai kategori barang
milik negara dan pengelolaanya harus mengikuti peraturan yang diterbitkan Negara yaitu
PP Nomor 6 Tahun 2006 tentang barang milik negara.
3. Pengelolaan piutang dan utang
Pada prinsipnya pengelolaan piutang BLU mengikuti aturan-aturan yang berlaku
pada satuan kerja pemerintah lainnya. Dalam pengelolaan keuangannya, BLU dapat
memberikan piutang terkait dengan tagihan sedangkan terkait dengan penghapusannya
harus berdasarkan PP Nomor 14 Tahun 2005 tentang tata cara penghaspusan piutang
negara atau daerah
4. Pengelolaan investasi
Satuan kerja BLU tidak diperkenakan melakukan investasi jangka panjang kecuali
atas persetujuan menteri keuangan .Dapat dijelaskan bahwa investai jangka panjang yang
di maksud antara lain berupa pernyataan modal, pemilikan obligasi jangka panjang,
misalnya pendiriaan perusahaan. Namun apabila suatu kerja BLU mendirikan atau
membeli badan usaha yang berbadan hukum, maka kepemilikannya berada pada menteri
keuangan, tetapi keuntungan yang diperoleh menjadi pendapatan satuan kerja BLU.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai