Anda di halaman 1dari 6

Nama: Jonathan Dwi Saputra Tumanggor

Nim: 220906022
Mata Kuliah: Sistem Politik Indonesia
Dosen Pengampu: Warjio., Ph.D / Faiz Albar Nasution, S.I.P., M.Sos

Ujian Akhir Semester

1. Pemerintahan adalah sistem atau proses pengelolaan dan pengaturan negara atau
entitas politik lainnya. Secara umum, pemerintahan melibatkan pengambilan
keputusan, pelaksanaan kebijakan, dan pengawasan aktivitas yang berhubungan
dengan pemerintahan suatu negara. Menurut Harold J. Laski: Pemerintahan adalah
"kumpulan lembaga-lembaga yang bertanggung jawab untuk mengambil keputusan
dan melakukan tindakan kolektif atas nama masyarakat secara keseluruhan”.
Pemerintahan Indonesia didasarkan pada sejumlah asas-asas yang tercantum dalam
UUD 1945, yaitu konstitusi Indonesia. Berikut ini adalah beberapa asas-asas utama
pemerintahan Indonesia:
1. Kedaulatan Rakyat: Asas ini menekankan bahwa kekuasaan tertinggi berada pada
rakyat. Pemerintahan Indonesia berdasarkan pada prinsip demokrasi, di mana
keputusan-keputusan penting diambil melalui mekanisme pemilihan umum dan
partisipasi aktif rakyat.
2. Negara Hukum: Asas ini menegaskan bahwa negara harus berada di bawah
supremasi hukum. Pemerintah harus menjalankan kekuasaannya sesuai dengan
hukum yang berlaku dan tidak boleh bertindak sewenang-wenang.
3. Keadilan Sosial: Asas ini menegaskan perlunya pembangunan yang merata dan adil
bagi seluruh rakyat Indonesia. Pemerintah diharapkan untuk mengurangi kesenjangan
sosial dan ekonomi antara masyarakat.
4. Persatuan: Asas ini menekankan pentingnya persatuan dan kesatuan dalam
keragaman Indonesia. Pemerintah berkomitmen untuk memelihara persatuan nasional,
menghormati keberagaman suku, agama, ras, dan golongan, serta mendorong
solidaritas di antara masyarakat Indonesia.
5. Keseimbangan dan Pemerataan Pembangunan: Asas ini menekankan perlunya
pembangunan yang seimbang antara wilayah perkotaan dan pedesaan, serta antara
pulau-pulau di Indonesia. Pemerintah berusaha untuk menyebarkan pembangunan
secara merata guna mengurangi kesenjangan regional.
6. Otonomi Daerah: Asas ini memberikan kewenangan kepada daerah untuk mengatur
dan mengurus urusan pemerintahan setempat sesuai dengan kebutuhan dan
karakteristik daerah masing-masing. Pemerintah pusat memberikan otonomi kepada
daerah dengan tujuan mewujudkan pemerintahan yang lebih responsif terhadap
kebutuhan lokal.
7. Keterbukaan dan Akuntabilitas: Asas ini menekankan pentingnya pemerintah untuk
bersifat terbuka, transparan, dan bertanggung jawab kepada rakyat. Pemerintah
diharapkan memberikan informasi yang jelas dan dapat diakses oleh publik serta
bertanggung jawab atas keputusan dan tindakan yang diambilnya.

2. Hubungan antara pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah di Indonesia


didasarkan pada prinsip otonomi daerah, di mana pemerintahan daerah memiliki
kewenangan untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan setempat. Untuk
menjelaskan hubungan ini, berikut adalah studi kasus tentang hubungan pemerintahan
pusat dan pemerintahan daerah di Indonesia:
Studi Kasus: Transfer Dana Keuangan Pusat ke Daerah
Dalam upaya mewujudkan keseimbangan dan pemerataan pembangunan, pemerintah
pusat di Indonesia menerapkan mekanisme transfer dana keuangan kepada
pemerintahan daerah. Dana transfer ini bertujuan untuk mendukung pembangunan
dan penyelenggaraan pemerintahan daerah.

1. Dana Perimbangan: Pemerintah pusat melakukan transfer dana


perimbangan kepada pemerintahan daerah. Dana perimbangan terdiri dari
Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK). DAU
diberikan kepada semua daerah untuk mendukung pengelolaan pemerintahan
dan menyediakan pelayanan dasar. DAK, di sisi lain, diberikan untuk proyek-
proyek khusus dan prioritas nasional.
2. Bagi Hasil Pajak dan Pendapatan Negara: Pemerintah pusat juga
mentransfer sebagian pendapatan negara dan pajak kepada pemerintahan
daerah. Hal ini dilakukan melalui mekanisme bagi hasil pajak dan pendapatan
negara yang diatur dalam Undang-Undang Keuangan Negara.
3. Pendanaan Program dan Proyek: Pemerintah pusat melalui kementerian dan
lembaga juga memberikan dana kepada pemerintah daerah untuk mendukung
program dan proyek pembangunan tertentu. Dana ini dapat digunakan untuk
sektor-sektor seperti infrastruktur, kesehatan, pendidikan, dan lain-lain.
4. Pengawasan dan Koordinasi: Meskipun pemerintahan daerah memiliki
otonomi dalam mengatur urusan pemerintahan setempat, pemerintah pusat
tetap memiliki peran dalam mengawasi dan mengoordinasikan kegiatan
pemerintahan daerah. Pemerintah pusat memiliki kewenangan untuk
memberikan arahan, evaluasi, dan pengawasan terhadap pelaksanaan
kebijakan di tingkat daerah.

Dalam studi kasus ini, dapat dilihat bahwa hubungan antara pemerintahan pusat dan
pemerintahan daerah di Indonesia melibatkan transfer dana keuangan, pembagian
pendapatan negara, dan pendanaan program dan proyek. Pemerintah pusat berperan
dalam memberikan dukungan keuangan kepada pemerintahan daerah guna
mendukung pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan setempat. Sementara
itu, pemerintahan daerah tetap diawasi dan dikoordinasikan oleh pemerintah pusat
untuk memastikan kebijakan dan program yang dilaksanakan sesuai dengan arahan
nasional dan kepentingan umum.

3. Fungsi Partai Politik:


Partai politik memiliki beberapa fungsi penting dalam sistem politik di Indonesia:
1. Representasi Politik: Partai politik merupakan wadah bagi warga negara
untuk berpartisipasi dalam proses politik dan mewakili kepentingan mereka
dalam pembuatan kebijakan. Partai politik bertindak sebagai perantara antara
masyarakat dan pemerintah, mengartikulasikan aspirasi dan kebutuhan
masyarakat dalam arena politik.
2. Rekrutmen dan Seleksi Pemimpin: Partai politik berperan dalam merekrut
dan memilih kandidat untuk menjadi pemimpin politik, seperti anggota
parlemen, kepala daerah, atau presiden. Partai politik menyeleksi calon
berdasarkan ideologi, visi politik, dan kemampuan mereka untuk memimpin
dan melayani masyarakat.
3. Pembentukan Kebijakan: Partai politik terlibat dalam proses pembentukan
kebijakan melalui partisipasi dalam lembaga legislatif. Anggota partai politik
di parlemen berperan dalam menyusun, membahas, dan mengesahkan undang-
undang serta kebijakan publik.
4. Pendidikan Politik: Partai politik berfungsi sebagai sarana untuk
memberikan pendidikan politik kepada anggota dan simpatisannya. Partai
politik menyediakan platform untuk berdiskusi, menyampaikan ideologi, dan
mengedukasi masyarakat tentang isu-isu politik dan tata cara demokrasi.
5. Stabilisasi Politik: Partai politik dapat berperan dalam menjaga stabilitas
politik dan mengelola konflik politik. Mereka mampu memediasi perbedaan
pendapat dan menciptakan konsensus di antara beragam kepentingan politik
yang ada.

Klasifikasi Partai Politik:


Partai politik dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai kriteria, termasuk ideologi,
orientasi politik, dan basis dukungan. Di Indonesia, partai politik umumnya
diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Partai Ideologi: Partai politik yang didasarkan pada ideologi tertentu, seperti
partai sosialis, partai demokrasi, partai nasionalis, dan sebagainya.
2. Partai Agama: Partai politik yang didasarkan pada agama tertentu dan
mengartikulasikan pandangan-pandangan agama dalam platform politik
mereka.
3. Partai Pendukung: Partai politik yang mendukung kepemimpinan atau
gerakan politik tertentu, seperti partai pendukung pemerintahan atau partai
oposisi.
4. Partai Etnis: Partai politik yang mengadvokasi kepentingan etnis atau
kelompok tertentu dalam masyarakat.
5. Partai Populis: Partai politik yang berupaya mendapatkan dukungan massa
dengan berjanji memenuhi tuntutan rakyat.

Studi Kasus: Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)


Sebagai studi kasus, kita dapat mengidentifikasi peran Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan (PDIP) dalam sistem politik Indonesia. PDIP adalah salah satu partai
politik terbesar dan memiliki peran yang signifikan dalam politik
4. Pengaruh media massa dalam mempengaruhi opini dan pilihan publik dalam
Pemilihan Umum (Pemilu) dapat dikatakan cukup besar. Media massa, seperti
televisi, radio, surat kabar, dan media daring, memiliki akses yang luas dan mampu
menyampaikan informasi kepada khalayak yang sangat besar. Berikut adalah analisis
mengenai pengaruh media massa dalam Pemilu:
1. Penyebaran Informasi: Media massa berperan sebagai saluran utama untuk
menyebarkan informasi tentang calon, partai politik, dan isu-isu politik yang
relevan dengan Pemilu. Media massa dapat memberikan cakupan yang luas
dan mendalam mengenai platform, visi, dan program kerja calon serta
pemikiran dan pandangan partai politik. Informasi yang disajikan oleh media
massa dapat membantu pemilih dalam membentuk pemahaman mereka
tentang calon dan partai politik, yang pada gilirannya mempengaruhi opini dan
pilihan mereka.
2. Agenda Setting: Media massa memiliki kekuatan untuk menentukan agenda
publik dengan menekankan isu-isu tertentu. Mereka dapat memilih isu-isu
yang dianggap penting dan menarik perhatian publik. Dalam konteks Pemilu,
media massa dapat mempengaruhi perhatian publik terhadap isu-isu tertentu
yang berpotensi memengaruhi opini dan pilihan mereka. Dengan memilih isu-
isu yang disajikan dan diperdebatkan, media massa dapat mempengaruhi
agenda politik dan memperkuat atau meredam dukungan terhadap calon atau
partai politik tertentu.
3. Framing: Media massa juga memiliki peran penting dalam framing, yaitu
cara penyajian dan interpretasi informasi. Melalui penggunaan kata-kata,
gambar, dan narasi yang dipilih, media massa dapat membentuk persepsi dan
penilaian publik terhadap calon atau partai politik. Framing yang dipilih oleh
media massa dapat mempengaruhi cara pemilih memandang dan mengevaluasi
informasi politik. Dengan demikian, media massa dapat memengaruhi opini
dan pilihan publik.
4. Kampanye Politik: Media massa merupakan alat penting dalam kampanye
politik. Calon dan partai politik menggunakan media massa untuk
mengkomunikasikan pesan kampanye mereka kepada pemilih. Melalui iklan
politik, wawancara, debat, dan liputan acara kampanye, media massa
memainkan peran aktif dalam membentuk citra dan persepsi publik terhadap
calon dan partai politik. Kampanye politik yang efektif melalui media massa
dapat mempengaruhi opini dan pilihan publik.

Meskipun media massa memiliki pengaruh yang signifikan, penting untuk diingat
bahwa opini dan pilihan publik juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, seperti
pendidikan, pengalaman pribadi, nilai-nilai politik, dan pengaruh sosial. Pemilih yang
kritis dan terinformasi akan melibatkan sumber informasi yang beragam dan
melakukan pemilihan berdasarkan pertimbangan yang matang. Oleh karena itu,
meskipun media massa memiliki pengaruh

5. Salah satu contoh wilayah di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2020 yang
menghadapi fenomena kotak kosong adalah Kabupaten Landak, Kalimantan Barat,
Indonesia. Pada Pilkada Landak tersebut, hanya terdapat satu pasangan calon yang
mendaftar dan memenuhi persyaratan, sehingga secara otomatis menjadi calon
tunggal.
Fenomena kotak kosong terjadi di Kabupaten Landak karena tidak ada pasangan
calon lain yang mendaftar untuk Pilkada. Ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi terjadinya fenomena kotak kosong di wilayah ini iyalah, Keterbatasan
Minat Politik, Dominasi Penguasaan Politik, Kendala Persyaratan
Analisis terhadap fenomena kotak kosong di Pilkada Landak ini menggambarkan
beberapa isu penting dalam sistem politik lokal. Hal ini dapat menunjukkan
rendahnya minat politik di wilayah tersebut, keterbatasan alternatif calon kepala
daerah, atau dominasi politik yang mempersempit ruang demokrasi dalam proses
pemilihan. Fenomena ini juga dapat mencerminkan kebutuhan untuk mendorong
partisipasi politik yang lebih luas dan menarik minat calon kepala daerah yang
berkualitas untuk bersaing secara sehat dalam pemilihan.

Anda mungkin juga menyukai