Anda di halaman 1dari 12

Nama : Anastasia Aritha

NIM : 22080694197
Kelas : Akuntansi 2022 E

RESUME MATERI PERTEMUAN 7


AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

1. AKUNTANSI UNTUK ENTITAS PARTAI POLITIK


A. Partai Politik Sebagai Sebuah Entitas: Pengertian, Karakteristik, dan
Lingkungannya

Definisi Partai Politik


Dalam UU RI Nomor Dua Tahun 2008 tentang Partai Politik, disebutkan
secara khusus bahwa partai politik adalah organisasi yang bersifat
nasional dan dibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesia secara
sukarela atas dasar kesamaan, kehendak, dan cita-cita untuk
memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat,
bangsa, dan negara, serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar
Negara Republik Indonesia tahun 1945.

Tata cara pembentukan partai politik termasuk syarat syarat


pembentukannya dapat dilihat dalam UU RI Nomor 2 tahun 2008 tentang
partai politik.

Tujuan Partai Politik


Menurut Bastian (2007) dan Hafild (2008), tujuan umum partai politik
adalah:
1) Mewujudkan cita cita nasional bangsa Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam pembukaan undang undang dasar negara republic
Indonesia tahun 19 45.
2) Mengembangkan kehidupan demokrasi berdasarkan Pancasila dengan
menjunjung tinggi kedaulatan rakyat dengan Negara Kesatuan
Republic Indonesia.
3) Mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Tujuan
khusus partai politik adalah memperjuangkan kit akita para anggotanya
dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara yang
diwujudkan secara konstitusional.

Fungsi dan Peran Partai Politik


Partai politik berfungsi sebagai berikut:
1) Partai politik berfungsi untuk mengembangkan kesadaran atas hak dan
kewajiban politik rakyat.
2) Partai politik berfungsi menyalurkan kepentingan masyarakat dalam
pembuatan kebijakan negara.
3) Partai politik berfungsi untuk membina dan mempersiapkan anggota
masyarakat untuk mengisi jabatan jabatan politik sesuai dengan
mekanisme demokrasi.
4) Partai politik sebagai sarana pengatur konflik dengan mengatasi
persaingan dan perbedaan pendapat dalam masyarakat.

Karakteristik aktivitas partai politik


Pada dasarnya, aktivitas politik adalah aktivitas untuk memperoleh,
mengelola, dan mengatur kekuasaan sebagai amanah dan mandat dari
konstituennya dengan cara-cara yang demokratis. Untuk itu partai politik
memiliki karakteristik utama yaitu faktor kekuasaan yang dimilikinya dan
perannya dalam mewakili rakyat.

Tujuan akhir dari partai politik adalah mendapatkan mandat dari


konstituennya untuk memegang kekuasaan lewat cara-cara demokratis
yaitu lewat pemilihan umum. Dengan demikian partai politik dapat
menempatkan anggota anggota walaupun kan maupun kadernya di
parlemen atau di pemerintahan, dan mereka melaksanakan kekuatan
kekuasaan yang dipegangnya sesuai dengan ideologi yang dianut nya
serta program program yang telah dibuatnya.
Struktur dan Mekanisme dalam Organisasi Partai Politik.
Pada umumnya, partai politik membentuk kepengurusan tingkat pusat
yang disebut dengan dewan pengurus pusat yang berkedudukan di
Ibukota Negara Republik Indonesia. Begitu juga dibentuk untuk tingkat
provinsi yang disebut dengan dewan pengurus wilayah yang
berkedudukan di ibukota provinsi, dan dewan pengurus cabang yang
berkedudukan di kabupaten atau kota.

Sedangkan, kepengurusan tingkat kecamatan disebut dengan pengurus


ranting, dan tingkat desa atau kelurahan disebut anak ranting. Atas
pelaporan dapat diberlakukan pada DPP, kecuali untuk laporan dana
kampanye harus dilakukan pada tingkat DPP, DPW, dan DPC secara
terpisah, karena sesuai dengan pembagian pada pemilu legislatif yaitu
pemilihan anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD kabupaten / kota.
Sedangkan, entitas akuntansi yang berwenang Menyusun laporan
keuangan adalah untuk tingkat bidang pada DPP, DPW, dan DPC.

Perangkat organisasi umum pasti ada dalam partai politik. Perangkat


perangkat organisasi dan kegiatan kegiatannya ini antara lain:
1) Sekretariat, ada di tingkat pusat, provinsi, kabupaten / kota,
kecamatan, dan desa.
2) Rapat rapat yang diperlukan untuk mengambil keputusan dalam partai.
3) Kegiatan pencarian dana.
4) Kegiatan kampanye.
5) Kegiatan Pendidikan politik.
6) Kegiatan kegiatan partai politik di luar kampanye banyak yang banyak
spontan dilakukan
7) Partai membentuk yayasan-yayasan untuk menyebarluaskan ideologi
maupun pengaruhnya.
8) Kekayaan partai.

Keuangan Partai Politik.


Sumber pendanaan partai politik berasal dari:
1) Iuran anggota,
2) Sumbangan dari pihak lain yang sah menurut hukum,
3) Dan bantuan keuangan dari anggaran negara dan daerah.

Aktivitas pencarian data yang dilarang antara lain:


1) Menerima sumbangan dari pihak asing dalam bentuk apapun,
2) Menerima sumbangan,
3) Menerima sumbangan dari perseorangan dan / atau perusahaan /
badan usaha melebihi batas yang ditetapkan,
4) Meminta atau menerima dana dari BUMN, BUMD, BUMDS atau
dengan sebutan lainnya,
5) Memperoleh hasil dari aktivitas bisnis.

Akuntabilitas keuangan partai politik.


Aspek keuangan pada partai politik dapat dikatakan sebagai aspek yang
paling penting karena dapat menentukan kelangsungan hidup dan
kredibilitas partai, dan secara keseluruhan dapat mempengaruhi kualitas
proses politik pada suatu negara. Partai politik dapat melaksanakan
fungsinya apabila memiliki pendanaan yang besar dan berlanjut,
sementara di sisi lain partai politik dituntut untuk menjaga independensi,
kemandirian dan bersih dari praktik praktik terlarang.

Untuk itu diperlukan mekanisme akuntabilitas politik pada partai politik, aku
tak bilitas yang tinggi dapat meminimalisasi kecurigaan penyalahgunaan
dana dan mengantisipasi munculnya konflik. Kebutuhan untuk
menciptakan good political party governance sangat mendesak, terutama
bagi para partai politik peserta pemilihan umum penerapan kewajiban tata
administrasi keuangan dan sistem pelaporan dana kampanye secara
transparan, akuntabel, dan independen akan sangat menunjang
perwujudan pelaksanaan Pemilu yang bersih.

Peran dan Fungsi Akuntansi dalam Lingkungan Partai Politik.


Peran dan fungsi akuntansi dalam lingkungan pada politik dibagi menjadi
dua yaitu, peran dan fungsi akuntansi bagi pihak internal dan pihak
eksternal partai politik
Pihak internal
1) Ketua partai politik, menggunakan akuntansi untuk menyusun
perencanaan mengevaluasi kemajuan yang dicapai dalam usaha
membentuk memenuhi tujuan.
2) Staf, staf berkepentingan dengan informasi mengenai transparansi
pelaporan kegiatan dan pelaporan keuangan partai politik.
3) Anggota, perbedaan anggota dan setengan staf adalah pada sifat
aktifan nya dalam partai politik. Staf merupakan anggota partai politik
yang mengurusi pantai sedangkan, anggota adalah orang di bagian
dan pendukung partai politik.

Pihak eksternal
1) Donatur
2) Supplier
3) Basis massa
4) Badan pemeriksaan keuangan
5) Pemerintah.

2. AKUNTANSI UNTUK ORGANISASI NON-PEMERINTAH


Lembaga swadaya masyarakat merupakan pengembangan dari organisasi
lokal masyarakat yang memberikan ruang gerak terhadap kearifan local
masyarakat. LSM dapat dimanfaatkan untuk penyelenggaraan pelayanan
public yang melibatkan nilai nilai dan tradisi tertentu. Faktor pendorong
munculnya kegiatan sukarela adalah kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi
oleh birokrasi pemerintah dan mekanisme pasar.

LSM menjadi fenomena baru dalam pengembangan sistem politik akhir akhir
ini hubungan yang dinamis antara negara dan masyarakat lebih banyak
diwakili oleh Lembaga kepresidenan, parlemen, dan kehakiman di satu pihak,
dan di pihak lain. Kurangnya perhatian terhadap akuntabilitas LSM dari para
pelaku dan pemerhati LSM disebabkan oleh beberapa factor yang
mendasarinya, antara lain:
1) LSM belum melihat urgensi tuntutan terhadap akuntabilitas keberadaan
mereka,
2) Keyakinan bahwa isi akuntabilitas adalah kepentingan pihak luar yang
merasa terancam,
3) Pandangan bahwa aku tak bilitas merupakan pesanan lembaga donor
atau kepentingan institusi global lainnya,
4) Penolakan terhadap segala upaya regulasi dan koperasi dari pihak luar
terhadap LSM,
5) Kekhawatiran akan mengganggu independensi / kebebasan dan
kemandirian LSM sehingga berdampak terhadap gerakan social yang
diperjuangkan,
6) Dan kemungkinan hanya semata ketidak pedulian atau tidak mau
terganggu kenyamanan perilaku atau budaya organisasi yang telah di
institusionalkan.

A. Pengertian LSM
Lembaga Swadaya masyarakat atau juga disebut merupakan organisasi
yang dikelola oleh swasta atau di luar pemerintahan istilah “swasta” ini
bukan berarti seperti organisasi bisnis yang bertujuan untuk memperoleh
profit. Sehingga, dapat diartikan sebagai organisasi swasta yang
kegiatannya adalah untuk membebaskan penderitaan, memajukan
kepentingan kaum miskin, melindungi lingkungan, menyediakan
pelayanan dasar bagi masyarakat, atau menangani pengembangan
masyarakat.

B. Ciri-ciri dan Tipologi Organisasi LSM


Mengutip Salamo dan Anheier, Hadiwinata dari Kompas, 17 April 2004,
LSM memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1) Formal, yaitu secara organisasi bersifat permanen serta mempunyai
kantor dengan seperangkat aturan dan prosedur.
2) Swasta, yaitu kelembagaan yang berada di luar atau terpisah dari
pemerintah.
3) Tidak mencari keuntungan, yaitu tidak memberikan keuntungan kepada
direktur dan pengurusnya.
4) Menjalankan organisasi nya sendiri.
5) Sukarela.
6) Non-religius.
7) Non-politik.

Kelebihan LSM adalah antara lain:


 kuatnya jalinan dengan grassroots,
 keahlian pengembangan berdasarkan bidang,
 kemampuan berorientasi proses pengembangan, metodologi
partisipasi dan peralatan,
 komitmen jangka panjang dan menekankan kepada keberlanjutan,
 efektivitas biaya.

Sementara, kekurangan LSM adalah antara lain:


 keterbatasan biaya dan ke ahlian pengelola organisasi,
 keterbatasan kapasitas kelembagaan,
 keberlanjutan diri rendah,
 kurangnya komunikasi antar organisasi dan/atau koordinasi,
intervensi dalam skala kecil,
 kurangnya pemahaman konteks social ekonomi secara luas.

C. Fungsi dan Peran LSM


1) Motivator, bertugas memberikan motivasi, menggali potensi,
menumbuhkan, dan mengembangkan kesadaran anggota
masyarakat akan masalah masalah yang dihadapi dirinya maupun
lingkungannya.
2) Komunikator, bertugas :
 Mengamati merekam serta menyalurkan aspirasi dan
kebutuhan masyarakat.
 Memonitor atau mengawasi pelaksanaan program
pembangunan masyarakat.
 Memberi penyuluhan dan menjelaskan program program
pembangunan dengan bahasa yang akrab dan kerangka
berpikir dengan mudah.
 Membantu kelancaran hubungan dan kerja sama antar LSM.
3) Dinamisator, bertugas merintis strategi, mengembangkan metode
program, dan memperkenalkan inovasi.
4) Fasilitasor, bertugas memberikan bantuan teknis dalam
melaksanakan program seperti menyediakan bantuan dana, modal
kerja, peralatan, bahan-bahan baku, saluran pemasaran, dan
sebagainya.

D. Struktur Organisasi
Struktur organisasi LSM tidak terlalu formal, namun, biasanya ada
seseorang atau aktivitas senior yang memimpin. Pihak yang berpengaruh
ini biasanya berpulang sangat besar dalam mengarahkan kebijakan dan
pengelolaan organisasi.

E. Pengeloiaan Keuangan LSM


Sebagai organisasi yang bergerak dalam domain public kasih pada
pemberdayaan masyarakat, LSM termasuk dalam kategori organisasi
nirlaba. Ciri organisasi nirlaba adalah organisasi yang tidak berorientasi
dan tujuan utama mencari keuntungan. Tapi, bukan berarti aspek
keuangan menjadi aspek yang tidak penting dalam organisasi nirlaba.
Tujuan keuangan dari organisasi LSM seharusnya menjadi pendukung
dan penyokong untuk kegiatan kegiatannya dalam menjalankan fungsi
dan peranannya sesuai dengan misi dan nilai yang diperjuangkan.

Pengelolaan keuangan LSM terkait dengan aspek pendanaan dan


penggunaan dana. Aspek pendanaan berkaitan dengan sumber sumber
pendanaan yang dapat diperoleh oleh organisasi LSM.. Sumber
pendanaan LSM berasal dari beberapa sumber yaitu sumbangan
masyarakat, APBD/ APBN, lembaga donor lokal, lembaga donor
internasional, lembaga pembangunan internasional, pemerintah luar
negeri, LSM atau NGO internasional melalui kerja sama program.

F. Akuntabilitas LSM : Antara Isu, Tuntutan, dan Realita


Akuntabilitas dipahami sebagai status bertanggung jawab terhadap
tindakan dan keputusan seseorang atau lembaga. Untuk sektor nirlaba
hal ini berarti merupakan pemegang amanah yang baik atas sumber daya
dan kekuasaan yang diserahkan pada mereka berdasarkan mandat dan
misi mereka. Jadi, akuntabilitas terkait dengan tindakan atau perilaku
yang didasarkan pada standar etik, kinerja yang optimal, mekanisme
kontrol, konsistensi terhadap isi dan mandat organisasi, dan penghargaan
terhadap prinsip prinsip demokrasi, HAM, dan hak asasi perempuan.

G. Mengembang Akuntansi untuk LSM


Akuntansi berperan untuk menghasilkan dan menyediakan informasi yang
bersifat kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan. Informasi akuntansi
digunakan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi
yang rasional. Oleh karena itu, LSM tidak bermotif untuk mencari laba dan
berorientasi dalam pemberdayaan masyarakat, maka LSM termasuk
dalam kategori organisasi nirlaba.

Ruang lingkup
Ruang lingkup LSM terkait dalam pengelolaan LSM. Kegiatan-kegiatan
LSM lebih banyak berupa program program bantuan dan layanan sosial,
terutama bagi kelompok masyarakat lemah. Akibatnya program program
yang dijalankan oleh LSM merupakan program pemberdayaan
masyarakat, yang berorientasi untuk meningkatkan kemandirian,
swadaya, dan otonomi kepada masyarakat yang jadi sasaran pembinaan
nya. Kegiatan LSM mencakup semua kegiatan yang berkaitan dengan
meningkatkan kesadaran masyarakat tentang hak dan kewajibannya
sebagai manusia dan warga negara. Sifat dan karakteristik.

Sifat dan karakteristik


LSM dipengaruhi oleh lingkungan yang mempengaruhi nya. Perbedaan
lingkungan yang mempengaruhi nya menjadikan LSM berbeda dengan
organisasi public lainnya seperti lembaga pendidikan, kesehatan, dan lain
lain. Bastian pada tahun 2007 menyatakan bahwa tujuan utama dari LSM
adalah untuk memberikan pelayanan dan menyelenggarakan seluruh
aktivitas yang terkait dengan pemberian dana oleh sebuah Lembaga
donor, yang dibutuhkan maupun yang telah menjadi kegiatan rutin dalam
LSM yang berkaitan. Tujuan keuangan ditujukan untuk mendukung
terlaksananya kegiatan untuk memberdayakan masyarakat, terutama
masyarakat dan miskin. Pengaruhi pola pertanggung jawaban organisasi
tersebut. Sumber pendanaan LSM berasal dari Lembaga donor dan
sumbangan pihak tertentu. Sehingga organisasi LSM
mempertanggungjawabkan penggunaan dananya kepada Lembaga atau
pihak yang memberikan dana.

Tujuan
Tujuan utama akuntansi emmer masih keuangan yang berguna bagi
manajemen dan pihak LSM. Informasi tersebut dapat digunakan sebagai
berikut:
 Memberikan informasi yang diperlukan dalam mengelola secara
tepat, efisien, dan ekonomis atas suatu kegiatan serta alokasi
sumber daya.
 Memberikan informasi yang memungkinkan pengelola organisasi
untuk melaporkan pelaksanaan tanggung jawabnya mengelola
secara tepat dan efektif program.

H. Sistem Akuntansi LSM


Pada umumnya, siklus akuntansi pada organisasi laba termasuk
organisasi LSM, dikelompokkan dalam tiga tahap yaitu sebagai berikut.
 Tahap pencatatan, terdiri dari kegiatan mengidentifikasi dan
pengukuran dalam bentuk transaksi dan buku pencatatan, kegiatan
pencatatan bukti transaksi ke dalam buku jurnal, dan memindah
bukukan dari jurnal berdasarkan kelompok atau jenisnya ke dalam
akun buku besar.
 Tahap pengikhtisaran, terdiri dari penyusunan neraca saldo
berdasarkan akun akun buku besar, pembuatan ayat jurnal
penyesuaian, penyusunan kertas kerja, pembuatan ayat jurnal
penutup, membuat neraca saldo setelah penutupan, membuat ayat
jurnal pembalik.
 Tahap pelaporan, yang terdiri dari laporan posisi keuangan,
laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.

Para pengguna laporan keuangan menggunakan laporan-laporan


keuangan tersebut untuk menilai :
 Jasa yang diberikan LSM dan kemampuannya
 Cara pengelola pelaksanaan dan pertanggungjawaban
 Aspek kinerja pengelola

Tujuan dari pelaporan keuangan LSM adalah menyediakan informasi


yang berguna untuk pengambilan keputusan, disamping untuk
menunjukan akuntabilitas organisasi terhadap sumber daya dengan :
 Menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi, dan
penggunaan sumber daya
 Menyediakan informasi mengenai bagaimana organisasi LSM
mendanai aktivitasnya
 Menyediakan informasi yang berguna dalam mengevaluasi
kemampuan organisasi LSM
 Menyediakan informasi mengenai kondisi keuangan suatu
organisasi LSM dan perubahannya
 Menyediakan informasi menyeluruh yang berguna dalam
mengevaluasi kinerja organisasi LSM

Laporan keuangan dapat juga menyediakan informasi kepada


pemakainya, yaitu :
 Mengindikasikan apakah sumber daya telah didapatkan dan
digunakan sesuai dengan anggaran yang ditetapkan
 Menginfikasikan apakah sumber daya telah didapatkan dan
digunakan sesuai dengan persyaratan.

Adapun tujuan dari sistem akuntansi biaya dalam LSM adalah untuk :
 Mengefektifkan dan mengefisienkan penggunaan dana LSM
 Mengetahui penyebab utama biaya yang terjadi di LSM
 Memberikan informasi berupa laporan biaya yang akurat
 Memberikan jaminan akuntabilitas dan transparansi atas
penggunaan dana dan pelaporannya
 Menghasilkan laporan biaya terkini sebagai bahan
pertimbangan.

I. Laporan Keuangan LSM


Pengguna Laporan Keuangan LSM
Pihak pihak yang berkepentingan atas informasi dalam laporan keuangan
LSM, lain adalah pengurus, staf atau relawan, pemerintah, pengembang,
kreditur, dan publik atau masyarakat luas, terutama donator dan objek
dampingan.

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan

J. Laporan Posisi Keuangan


K. Laporan Arus Kas

3. AKUNTANSI UNTUK ENTITAS TEMPAT IBADAH


4. AKUNTANSI UNTUK INSTITUSI PENDIDIKAN PADA PERGURUAN
TINGGI YANG BERSTATUS BADAN LAYANAN UMUM

Anda mungkin juga menyukai