BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Surat Keputusan Menteri Dalam Negri Nomor 210-221 Tahun 1997 Tentang Pembubaran
dan Larangan Organisasi Partai Rakyat Demokratik
2
Undang – Undang Republik Indonesia No. 3 Tahun 1975 tentang Partai Politik dan Golongan
Karya
3
Saiful Munjadi.Opcit.hal.306
4
Profil Partai Politik Peserta Pemilu 1999. http://www.kpu.go.id/ProPartai/1999/
partai`_1999.shtml, 4 September 2006
5
Aisyah Aminy, Pasang Surut Peran DPR – MPR 1945 – 2004, ( Jakarta: Yayasan Pancur
Siwah ,2004), hal. 347.
ada UU No. 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik tetapi tidak mengatur
secara tegas tentang pembubaran Partai Politik.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
11
M. Iwan Satriawan, S.H.,M.H. , Risalah Hukum dan Teori Partai Politik, hal 24
5. Kepengurusan partai politik tingkat pusat sebagai mana dimaksud
ayat(2) disusun dengan menyertakan paling sedikit 30%(tiga puluh
per seratus) keterwakilan perempuan12.
a. Tujuan dan Fungsi Partai Politik
Tujuan partai politik
Tujuan politik sangat luas antara lain meliputi aktivitas –
aktivitas sebagai berikut :
1. Berpartisipasi dalam sektor pemerintahan,dalam arti
mendudukan orang – orangnya menjadi pejabat dalam
pemerintahan sehingga dapat turut serta mengambil
atau menentukan keputusan politik atau output pada
umumnya.
2. Berusah melakukan pengawasan, bahkan oposisi bila
perlu, terhadap kelakuan, tindakan, kebijaksanaan para
pemegang otoritas (terutama dalam keadaan
mayoritaspemerintahan tidak berada dalam tangan
partai politik yang bersangkutan)
3. Berperan memandu tuntutan – tuntutan yang masih
mentah, sehingga partai politik bersifat sebagai penafsir
kepentingan dengan mencanangkan isu – isu politik
yang dapat di cerna dan di terima masyarakat secara
luas13.
Fungsi partai politik
Beberapa fungsi paratai politik sebagai berikut :
1. Partai politik sebagai sarana komunikasi politik
2. Partai politik sebagai sarana sosialisasi politik
3. Partai politik sebagai sarana rekrutmen politik
4. Partai politik sebagai sara pengatur konflik14
12
Undang – Undang Republik Indonesia No. 2 Tahun 2011
13
Rusadi Kantaprawira, Sistem Politik Indonesia, hal 62
14
Mariam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, PT Gramedika, Jakarta, 1985, hal 163
Dilihat dari sisi jumlah, pada tiap-tiap pemilihan umum yang diselenggarakan,
kadang-kadang bertambah banyak, ada kalanya berkurang.
(1) Partai Politik dilarang menggunakan nama, lambang, atau tanda gambar
yang sama dengan :
a. menerima dari atau memberikan kepada pihak asing sumbangan dalam bentuk
apapun yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan;
b. menerima sumbangan berupa uang, barang, ataupun jasa dari pihak manapun
tanpa mencatumkan identitas yang jelas;
(4) Partai Politik dilarang mendirikan badan usaha dan/atau memiliki saham
suatu badan usaha.
Pembubaran partai politik sejatinya bisa terjadi karna 3(tiga) cara, yakni
membubarkan diri atas keputusan sendiri, menggabungkan diri dengan partai lain,
atau di bubarkan atas otoritas keputusan negara17.
15
Jimly Asshiddiqie, Kemerdekaan Berserikat Pembubaran Partai Politik dan Mahkamah
Konstitusi, Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI, Jakarta, 2006, hal 113.
16
Undang – Undang Republik Indonesia No. 31 Tahun 2002, Pasal 28 Ayat(6)
17
Indonesia, Undang- Undang Partai Politik,UU No. 2 Tahun 2008,op.cit.,hal 41.