Anda di halaman 1dari 5

DINAMIKA PEMBUBARAN PARTAI POLITIK

Bab I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam sejara pembubaran partai politik di indonesia pertama kali setelah


berakhirnya kepemimpinan soekarno, terdapat 2 (dua) partai politik yang di bubarkan
oleh pemerintah , yaitu Partai Komunis Indonesia (PKI) dan Partai Rakyat
Demokratik (PRD). PKI di bubarkan melalui Surat Keputusan Nomor 1/3/1966
tentang pembubaran Partai Komunis Indonesia, sedangkan PRD di bubarkan melalui
Surat Keputusan Menteri Dalam Negri Nomor 210-221 Tahun 1997 tentang
Pembubaran dan Pelarangan Organisasi Partai Rakyat Demokratik1. Di zaman
pemerintahan Orde Baru, peran partai politik dalam kehidupan berbangsa ditata
melalui UU No. 3 Tahun 1975, partai politik yang jumlahnya cukup banyak ditata
menjadi 3 kekuatan sosial politiknya terdiri dari 2 partai politik yaitu PPP dan PDI
serta Golkar2.
Kehidupan ketatanegaraan di Indonesia mengalami dinamika dan perubahan
cepat setelah bergulirnya reformasi setelah masa orde baru berakhir. Salah satu
dinamika yang terjadi adalah lahir dan menguatnya peran partai politik dalam
kehidupan bernegara. Gerakan reformasi yang melahirkan proses prubahan dan
melengserkan pemerintahan orde baru dan melahirkan UU No. 3 Tahun 1999 tentang
partai politik3 Muncul 141 partai politik yang mendaftarkan diri ke Departemen
Kehakiman dan HAM4. Dari 141 partai politik hanya 48 partai politik yang memenuhi
kualifikasi dan mengikuti pemilu yang di selenggarakan pada 7 juni 19995.
Dan dari sinilah peranting partai politik dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara , harapan peran partai sebagai wadah penyalur aspirasi politik akan semakin
baik meskipun hingga saat ini belum menunjukan kenyataannya. Dan masih banyak
juga partai politik yang saat ini tidak menjalankan tugas dan fungsinya dengan benar
meskipun saat ini ada UU No. 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik tetapi tidak
mengatur secara tegas tentang pembubaran Partai Politik.

1
Surat Keputusan Menteri Dalam Negri Nomor 210-221 Tahun 1997 Tentang Pembubaran dan Larangan
Organisasi Partai Rakyat Demokratik
2
Undang – Undang Republik Indonesia No. 3 Tahun 1975 tentang Partai Politik dan Golongan Karya
3
Saiful Munjadi.Opcit.hal.306
4
Profil Partai Politik Peserta Pemilu 1999. http://www.kpu.go.id/ProPartai/1999/ partai`_1999.shtml, 4
September 2006
5
Aisyah Aminy, Pasang Surut Peran DPR – MPR 1945 – 2004, ( Jakarta: Yayasan Pancur Siwah ,2004), hal.
347.
B. Rumusan Masalah

1. Pengertian dan tujuan partai politik ?


2. Apakah faktor sehingga partai politik dapat dibubarkan?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk memahami pengertian partai politik


2. Untuk memahami tujuan dan fungsi partai politik
3. Untuk memahami mekanisme pembubaran partai politik

Bab II

PENGERTIAN PARTAI POLITIK

1.1 Partai politik

Partai politik adalah suatu kelompok yang terorganisir yang anggota anggotanya
mempunyai tujuan, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama. Tujuan kelompok ini ialah untuk
memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik ( biasanya ) dengan cara
konstitusional untuk melaksanakan kebijaksanaan – kebijaksanaan mereka6. Senada dengan
pengertian diatas partai politik tertera dalam Undang – Undang Nomor 31 Tahun 2002 Pasal
1 “Partai politik adalah organisasi yang di bentuk oleh sekelompok warga Negara Republik
Indonesia secara sukarela atas dasar persamaan kehendak dan cita – cita untuk
memperjuangkan kepentingan anggota, masyarakat, bangsa, dan negara melalui pemilihan
umum”7.

1.2 Partai Politik Menurut Para Ahli

- R.H Soltau
“Sekelompok warga negara yang sedikit banyak terorganisir, yang bertindak
sebagai suatu kesatuan politik dan dengan memanfaatkan kekuasaannya untuk
memilih, bertujuan untuk menguasai pemerintah dan melaksanakan kebijaksanaan
umum mereka”8.
- Raymond Garfield Gettell
“Partai politik terdiri dari sekelompok warga negara yang sedikit banyak
terorganisasi, yang bertindak sebagai suatu kesatuan politik yang mempunyai
kekuasaan memilih, berujuan mengawasi pemerintahan dan melaksanakan
kebijaksanaan umum mereka”9
- J.A. A. Corry dan Henry J. Abraham

6
Mariam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, PT Gramedika, Jakarta, 1985, hal 160
7
Undang – Undang Republik Indonesia No. 31 Tahun 2002
8
Mariam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, PT Gramedika, Jakarta, 1985, hal 161
9
H.B Widagdo, Manajemen Pemasaran Partai Politik Era Reformasi, hal 6
“Partai politik merupakan suatu kumpulan yang bermaksud untuk mengontol
jalannya roda pemerintahan dengan menenpatkan anggotanya pada jabatan –
jabatan pemerintahan”10

Berdasarkan definisi dari para ahli, partai politik mencakup sekumpulan orang
terorganisir dan mempunyai kesamaan tujuan dan cita – cita untuk memperoleh kekuasaan
pemerintahan dengan cara mengawasi dan melaksanakan kebijakan umum mereka. Jadi dari
definisi ini lebih menekankan pada fungsi pengawasan dan kontrol dari kebijakan yang di
ambil dalam pemerintahan. Dalam melaksanakan pengawasan biasanya partai politik ikut
serta dalam perumusan kebijakan dengan cara menempatkan anggotanya dalam lembaga
pemerintahan.

1.3 Ciri – Ciri Partai Politik

1. Melakukan kegiatan terus - menerus


2. Berusaha memperoleh atau merebut dan mempertahankan kekuasaan
pemerintahan sesuai aturan yang berlaku
3. Ikut serta pemilu
4. Dapat bersifat lokal dan nasional yang berakar dari masyarakat

Maka bagi organisasi masyarakat yang tidak mempunyai kegiatan berkesinambungan,


tidak merebut dan mempertahankan kekuasaan, tidak memiliki cabang – cabang di daerah –
daerah , dan tidak ikut serta dalam pemilu yang dilaksanakan secara teratur tidak dapat di
kategorikan sebagai partai politik11

1.4 Syarat Pembentukan Partai Politik

Syarat pembentukan partai politik di atur dalam Undang – Undang No. 2


Tahun 2011 pada Bab 2 Pasal 2 yaitu :
1. Partai politik didirikan dan dibentuk oleh paling sedikit 30 (tiga puluh) orang
warga Negara Indonesia yang telah berusia 21 (dua puluh satu) tahun atau
sudah menikah dari setiap provinsi.
1.1. Partai politik sebagai mana yang telah di jelaskan pada ayat(1)
didaftarkan oleh paling sedikit 50(lima puluh) orang pendiri yang
mewakili seluruh pendiri partai politik dengan akta notaris
1.2. Pendiri dan pengurus partai politikn dilarang merangkap sebagai
anggota partai politik lain
2. Pendirian dan pembentukan partai politik sebagai mana di maksud dalam
ayat(1) menyertakan 30% (tiga puluh per seratus) keterwakilan perempuan.

10
Haryanto, Partai Politik Suatu Tinjauan Umum, hal 9
11
M. Iwan Satriawan, S.H.,M.H. , Risalah Hukum dan Teori Partai Politik, hal 24
3. Akta notaris sebagai mana dimaksud ayat (1.1) harus memuat AD dan ART
serta kepengurusan partai politik ke tingkat pusat
4. AD sebagai mana di muat dalam ayat (3) memuat paling sedikit :
a. Asas dan ciri partai politik
b. Visi dan misi partai politik
c. Nama, Lambang, dan tanda gambar partai politik
d. Tujuan dan fungsi partai politik
e. Organisasi, tempat kedudukan, dan pengambilan keputusan
f. Kepengurusan partai politik
g. Mekanisme rekrutmen keanggotaan partai politik dan jabatan politik
h. Sistem kaderisasi
i. Mekanisme pemberintian anggota partai politik
j. Peraturan dan keputusan partai politik
k. Pendidikan politik
l. Keuangan partai politik
m. Mekanisme penyelesaian perselisihan internal partai politik
5. Kepengurusan partai politik tingkat pusat sebagai mana dimaksud ayat(2)
disusun dengan menyertakan paling sedikit 30%(tiga puluh per seratus)
keterwakilan perempuan12.

1.5 Tujuan dan Fungsi Partai Politik

a. Tujuan partai politik


Setiap organisasi memiliki tujuan tertentu, dimana tujuan tersebut akan
menjadi penuntun serta pedoman ketika organisasi tersebut sedang berjalan.
Dalam mencapai tujuan harus di lakukan bersama – sama seluruh anggota agar
membuahkan hasil yang memuaskan. Tujuan politik sangat luas antara lain
meliputi aktivitas – aktivitas sebagai berikut :
1. Berpartisipasi dalam sektor pemerintahan,dalam arti mendudukan
orang – orangnya menjadi pejabat dalam pemerintahan sehingga
dapat turut serta mengambil atau menentukan keputusan politik
atau output pada umumnya.
2. Berusah melakukan pengawasan, bahkan oposisi bila perlu,
terhadap kelakuan, tindakan, kebijaksanaan para pemegang otoritas
(terutama dalam keadaan mayoritaspemerintahan tidak berada
dalam tangan partai politik yang bersangkutan)
3. Berperan memandu tuntutan – tuntutan yang masih mentah,
sehingga partai politik bersifat sebagai penafsir kepentingan
dengan mencanangkan isu – isu politik yang dapat di cerna dan di
terima masyarakat secara luas13.

12
Undang – Undang Republik Indonesia No. 2 Tahun 2011
13
Rusadi Kantaprawira, Sistem Politik Indonesia, hal 62
b. Fungsi partai politik
Partai politik merupakan narahubung antara pemerintah dan
masyarakat, dimana ketika masyarakat ingin menyampaikan aspirasinya maka
partai politik harus berperan aktif dalam menampung dan menyampaikan
aspirasi masyarakat tersebut , hal ini merupakan bagian dari fungsi partai
politik.
Beberapa fungsi paratai politik sebagai berikut :
1. Partai politik sebagai sarana komunikasi politik
2. Partai politik sebagai sarana sosialisasi politik
3. Partai politik sebagai sarana rekrutmen politik
4. Partai politik sebagai sara pengatur konflik14

Fokus dari fungsi ini memfokuskan dalam fungsi rekrutmen, karna


rekrutmen politik sangan penting bagi partai politik untuk menentukan
kualitas calon legislatif yang di usungkan oleh partai politik.

Bab III

MEKANISME PEMBUBARAN PARTAI POLITIK

Alasan pembubaran partai politik di Indonesia belum di atur dengan jelas, baik di
dalam Undang – Undang No. 31 Tahun 2002 meupun di Undang – Undang No. 24 Tahun
2003. Ketentuan alasan hukum pembubaran partai politik hanya terdapat dalam Pasal 28
Ayat(6) Undang – Undang No. 31 Tahun 2002 yang berbunyi :

“Pengurus partai politik yang menggunakan partainya sebagai mana dimaksud dalam pasal
19 ayat (5) di tuntut dengan Undang – Undang No. 27 Tahun 1999 tentang perubahan kitab
Undang – Undang Hukum Pidana yang berkaitan dengan kejahatan terhadap keamanan
negara dalam Pasal 107 huruf C , huruf D, huruf E, dan partainya dapat di bubarkan15

Pembubaran partai politik sejatinya bisa terjadi karna 3(tiga) cara, yakni
membubarkan diri atas keputusan sendiri, menggabungkan diri dengan partai lain, atau di
bubarkan atas otoritas keputusan negara16.

14
Mariam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, PT Gramedika, Jakarta, 1985, hal 163
15
Undang – Undang Republik Indonesia No. 31 Tahun 2002, Pasal 28 Ayat(6)
16
Indonesia, Undang- Undang Partai Politik,UU No. 2 Tahun 2008,op.cit.,hal 41.

Anda mungkin juga menyukai