Anda di halaman 1dari 20

AKUNTANSI

PARTAI POLITIK
ZAENAL AFIFI, S.E.,M.Si
DEFINISI PARTAI POLITIK

Menurut UU No 2 Tahun 2008,


“Partai politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh
sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan
kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan
politik anggota, masyarakat, bangsa, dan negara, serta memelihara keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.”
SYARAT PENDIRIAN PARPOL MENURUT
UU NO 2 TAHUN 2011
1. Partai Politik didirikan dan dibentuk oleh paling sedikit 30 (tiga puluh) orang warga negara
Indonesia yang telah berusia 21 (dua puluh satu) tahun atau sudah menikah dari setiap provinsi.
2. Partai Politik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didaftarkan oleh paling sedikit 50 (lima puluh)
orang pendiri yang mewakili seluruh pendiri Partai Politik dengan akta notaris.
3. Pendiri dan pengurus Partai Politik dilarang merangkap sebagai anggota Partai Politik lain
4. Pendirian dan pembentukan Partai Politik pada tingkat provinsi menyertakan 30% (tiga puluh per
seratus) keterwakilan perempuan
5. Akta notaris harus memuat AD dan ART serta kepengurusan Partai Politik tingkat pusat.
6. Kepengurusan Partai Politik tingkat pusat disusun dengan menyertakan paling sedikit 30%
keterwakilan perempuan.
SYARAT PENDIRIAN PARPOL MENURUT
UU NO 2 TAHUN 2011
AD sebagaimana dimaksud pada ayat (3) memuat paling sedikit:
a. asas dan ciri Partai Politik;
b. visi dan misi Partai Politik;
c. nama, lambang, dan tanda gambar Partai Politik;
d. tujuan dan fungsi Partai Politik;
e. organisasi, tempat kedudukan, dan pengambilan keputusan
f. kepengurusan Partai Politik;
g. mekanisme rekrutmen keanggotaan Partai Politik dan jabatan politik;
h. sistem kaderisasi;
i. mekanisme pemberhentian anggota Partai Politik;
j. peraturan dan keputusan Partai Politik;
k. pendidikan politik; l. keuangan Partai Politik; dan
m. mekanisme penyelesaian perselisihan internal Partai Politik.
SYARAT PENDIRIAN PARPOL MENURUT
UU NO 2 TAHUN 2011

• Partai Politik harus didaftarkan ke Kementerian untuk menjadi badan hukum.


• Untuk menjadi badan hukum, Partai Politik harus mempunyai:

a. akta notaris pendirian Partai Politik;


b. nama, lambang, atau tanda gambar yang tidak mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya
dengan nama, lambang, atau tanda gambar yang telah dipakai secara sah oleh Partai Politik lain sesuai
dengan peraturan perundang-undangan;
c. kepengurusan pada setiap provinsi dan paling sedikit 75% (tujuh puluh lima per seratus) dari jumlah
kabupaten/kota pada provinsi yang bersangkutan dan paling sedikit 50% (lima puluh per seratus) dari jumlah
kecamatan pada kabupaten/kota yang bersangkutan;
d. kantor tetap pada tingkatan pusat, provinsi, dan kabupaten/kota sampai tahapan terakhir pemilihan umum;
dan
e. rekening atas nama Partai Politik.”
TUJUAN UMUM PARTAI POLITIK

1. Mewujudkan cita-cita nasional bangsa Indonesia sebagaimana


dimaksud dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
2. Mengembangkan kehidupan demokrasi berdasarkan Pancasila
dengan menjunjung tinggi kedaulatan rakyat dalam NKRI.
3. Mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
TUJUAN KHUSUS PARTAI POLITIK

Memperjuangkan cita-cita para anggotanya


dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara yang diwujudkan secara
konstitusional.
FUNGSI DAN PERAN PARTAI POLITIK

• Mengembangkan kesadaran atas hak dan kewajiban politik rakyat.


• Menyalurkan kepentingan masyarakat dalam pembuatan kebijakan
negara.
• Membina dan mempersiapkan anggota masyarakat untuk mengisi
jabatan-jabatan politik sesuai dengan mekanisme demokrasi.
• Sarana pengatur konflik dengan mengatasi persaingan dan perbedaan
pendapat dalam masyarakat.
KARAKTERISTIK AKTIVITAS PARTAI POLITIK

• Mendapatkan mandat dari konstituennya untuk memegang


kekuasaan melalui cara-cara demokratis yaitu pemilihan umum.
• Perannya dalam mewakili rakyat dengan menempatkan anggota
maupun kadernya di parlemen (legislatif) atau di pemerintahan
(eksekutif) dan melaksanakan kekuasaan yang dipegangnya
sesuai dengan ideologi yang dianutnya serta melalui progam-
progam yang telah dibuat.
STRUKTUR KEPENGURUSAN PARTAI POLITIK DI
BERBAGAI WILAYAH
• Partai politik membentuk kepengurusan tingkat pusat yang disebut dengan Dewan
Pengurus Pusat (DPP) yang berkedudukan di ibukota negara Republik Indonesia.
• Kepengurusan untuk tingkat provinsi disebut dengan Dewan Pengurus Wilayah (DPW)
yang berkedudukan di ibukota provinsi
• Kepengurusan untuk tingkat kabupaten atau kota disebut Dewan Pengurus Cabang (DPC)
• Kepengurusan untuk tingkat kecamatan disebut Pengurus Ranting..
• Kepengurusan untuk tingkat desa atau kelurahan disebut Anak Ranting
PERBEDAAN PARPOL DAN ORGANISASI NIRLABA
PEMBEDA PARPOL ORGANISASI NIRLABA
Dasar Hukum UU Parpol & Pemilu UU Yayasan
Donasi - Dibatasi jumlah nilai dan - Tidak ada batasan jumlah
penyumbang dan penyumbang
- Wajib dilaporkan data dan - Tidak wajib dilaporkan
jumlahnya ke KPU dan
diaudit KAP dan BPK.
Kegiatan Mencari kekuasaan politik Pelayanan umum kepada
masyarakat
Akuntabilitas Bersih dari politik uang, Sesuai dengan tujuan organisasi
Kepatuhan hukum parpol dan & Manajemen yang baik.
Pemilu.
Penilaian Kinerja Rasio Biaya dgn jumlah suara Rasio biaya dgn pelayanan yang
dalam pemilu dihasilkan
Sifat Organisasi Kecuali Ormas, penilaian Penilaian masyarakat lebih
Masyarakat lebih kecil terbuka dan besar
SUMBER KEUANGAN PARTAI POLITIK

• Iuran anggota
• Sumbangan yang sah menurut hukum dapat berupa uang, barang, fasilitas, peralatan, dan/atau
jasa.
• Bantuan dari anggaran negara (yang diatur dalam peraturan pemerintah) diberikan secara
proporsional kepada Partai Politik yang mendapat kursi di lembaga perwakilan rakyat.
• Sumbangan dari perseorangan bukan anggota Partai Politik, paling banyak senilai Rp
1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) per orang dalam waktu 1 (satu) tahun anggaran; dan
perusahaan dan/atau badan usaha, paling banyak senilai Rp 7.500.000.000,00 (tujuh miliar lima
ratus juta rupiah) per perusahaan dan/atau badan usaha dalam waktu 1 (satu) tahun anggaran
AKTIVITAS PENCARIAN DANA YANG
DILARANG

1. Menerima sumbangan dari pihak asing dalam bentuk apa pun, yang bertentangan dengan
hukum dan aturan perundang-undangan
2. Menerima sumbangan berupa barang maupun uang, dari pihak manapun tanpa
mencantumkan identitas yang jelas
3. Menerima sumbangan dari perseorangan dan/ perusahaan/badan usaha melebihi batas
yang ditetapkan
4. Meminta atau menerima dana dari BUMN, BUMD, BUMDes atau dengan sebutan
lainnya, koperasi, yayasan, LSM, Ormas, dan organisasi kemanusiaan.
5. Memperoleh hasil dari aktivitas bisnis, misalnya dengan mendirikan badan usaha yang
dapat menghasilkan laba, atau menanamkan modal berupa saham pada suatu badan usaha
KERANGKA DASAR
PELAPORAN
KEUANGAN
LAPORAN KEUANGAN TAHUNAN
PARPOL

• Penyusunan Laporan Keuangan Tahunan Partai Politik mengacu pada PSAK No. 45 tentang akuntansi untuk
organisasi nirlaba, yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang terdiri dari :
a. Laporan Posisi Keuangan
b. Laporan Aktivitas
c. Laporan Perubahan Aset Bersih
d. Catatan Atas Laporan Keuangan.
• Perundang - undangan RI mengenai Partai Politik dan Pemilu, seperti UU No. 31 tahun 2002 tentang Partai
Politik dan UU No. 12 tahun 2003 tentang Pemilu.
• Ketentuan teknis tentang pedoman penyusunan laporan keuangan untuk Partai Politik terdapat dalam SK KPU
No. 676 tahun 2003 tentang Tata Administrasi Keuangan dan Sistem Akuntansi Keuangan Partai Politik, serta
Pelaporan Dana Kampanye Peserta Pemilihan Umum.
PELAPORAN PARTAI POLITIK BERDASARKAN
WILAYAH

• Entitas pelaporan dapat diperlakukan pada DPP, kecuali untuk


laporan dana kampanye harus dilakukan pada tingkat DPP,
DPW, dan DPC secara terpisah, karena sesuai dengan
pembagian pada Pemilu Legislatif yaitu pemilihan anggota
DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota.
• Entitas akuntansi yang berwenang menyusun laporan keuangan
adalah untuk tingkat bidang pada DPP, DPW, dan DPC.
BENTUK PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLA
KEUANGAN PARTAI POLITIK DAN PEMILU
• Penyampaian laporan dana kampanye (semua peserta pemilu) dan Laporan
keuangan (khusus untuk partai politik) yang harus diaudit Kantor Akuntan
Publik ke KPU.
• Terbuka untuk diakses publik
PENGGUNA LAPORAN KEUANGAN PARTAI POLITIK

1. Pengurus
2. Anggota
3. Pemerintah, termasuk Mahkamah Agung dan Lembaga Pengawas
Pemilu.
4. Penyumbang
5. Kreditur
6. Masyarakat, terutama konstituen partai.
AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN PARTAI POLITIK OLEH BPK

• Partai Politik wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban penerimaan dan


pengeluaran yang bersumber dari dana bantuan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kepada Badan Pemeriksa
Keuangan secara berkala 1 (satu) tahun sekali untuk diaudit paling lambat 1 (satu) bulan
setelah tahun anggaran berakhir.
• Audit laporan dilakukan 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir.
• Hasil audit atas laporan pertanggungjawaban penerimaan dan pengeluaran disampaikan
kepada Partai Politik paling lambat 1 (satu) bulan setelah diaudit.”
AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN PARTAI POLITIK

• Audit atas laporan keuangan tahunan partai politik dilakukan oleh auditor independen yaitu Kantor
Akuntan Publik (KAP) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
• Dalam menentukan KAP, partai politik harus memperhatikan validitas KAP mengingat banyak terjadi
praktik pemalsuan terhadap KAP. Karena itu sebelum menunjuk KAP, partai dapat melakukan
konsultasi kepada asosiasi profesi akuntan  publik yaitu Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)
mengenai tata cara dan validitas KAP.
• Dalam setiap audit KAP dengan partai politik harus dilengkapi dengan perikatan/kontrak yang mengatur
tentang audit tersebut.
• Pekerjaan KAP dituangkan dalam kertas pemeriksaan dimana kertas kerja tersebut akan disimpan KAP.
• Produk dari audit oleh KAP adalah laporan auditor independen yang memuat pendapat auditor atas
laporan keuangan yang disajikan oleh partai politik.

Anda mungkin juga menyukai