PARTAI POLITIK
ZAENAL AFIFI, S.E.,M.Si
DEFINISI PARTAI POLITIK
• Iuran anggota
• Sumbangan yang sah menurut hukum dapat berupa uang, barang, fasilitas, peralatan, dan/atau
jasa.
• Bantuan dari anggaran negara (yang diatur dalam peraturan pemerintah) diberikan secara
proporsional kepada Partai Politik yang mendapat kursi di lembaga perwakilan rakyat.
• Sumbangan dari perseorangan bukan anggota Partai Politik, paling banyak senilai Rp
1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) per orang dalam waktu 1 (satu) tahun anggaran; dan
perusahaan dan/atau badan usaha, paling banyak senilai Rp 7.500.000.000,00 (tujuh miliar lima
ratus juta rupiah) per perusahaan dan/atau badan usaha dalam waktu 1 (satu) tahun anggaran
AKTIVITAS PENCARIAN DANA YANG
DILARANG
1. Menerima sumbangan dari pihak asing dalam bentuk apa pun, yang bertentangan dengan
hukum dan aturan perundang-undangan
2. Menerima sumbangan berupa barang maupun uang, dari pihak manapun tanpa
mencantumkan identitas yang jelas
3. Menerima sumbangan dari perseorangan dan/ perusahaan/badan usaha melebihi batas
yang ditetapkan
4. Meminta atau menerima dana dari BUMN, BUMD, BUMDes atau dengan sebutan
lainnya, koperasi, yayasan, LSM, Ormas, dan organisasi kemanusiaan.
5. Memperoleh hasil dari aktivitas bisnis, misalnya dengan mendirikan badan usaha yang
dapat menghasilkan laba, atau menanamkan modal berupa saham pada suatu badan usaha
KERANGKA DASAR
PELAPORAN
KEUANGAN
LAPORAN KEUANGAN TAHUNAN
PARPOL
• Penyusunan Laporan Keuangan Tahunan Partai Politik mengacu pada PSAK No. 45 tentang akuntansi untuk
organisasi nirlaba, yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang terdiri dari :
a. Laporan Posisi Keuangan
b. Laporan Aktivitas
c. Laporan Perubahan Aset Bersih
d. Catatan Atas Laporan Keuangan.
• Perundang - undangan RI mengenai Partai Politik dan Pemilu, seperti UU No. 31 tahun 2002 tentang Partai
Politik dan UU No. 12 tahun 2003 tentang Pemilu.
• Ketentuan teknis tentang pedoman penyusunan laporan keuangan untuk Partai Politik terdapat dalam SK KPU
No. 676 tahun 2003 tentang Tata Administrasi Keuangan dan Sistem Akuntansi Keuangan Partai Politik, serta
Pelaporan Dana Kampanye Peserta Pemilihan Umum.
PELAPORAN PARTAI POLITIK BERDASARKAN
WILAYAH
1. Pengurus
2. Anggota
3. Pemerintah, termasuk Mahkamah Agung dan Lembaga Pengawas
Pemilu.
4. Penyumbang
5. Kreditur
6. Masyarakat, terutama konstituen partai.
AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN PARTAI POLITIK OLEH BPK
• Audit atas laporan keuangan tahunan partai politik dilakukan oleh auditor independen yaitu Kantor
Akuntan Publik (KAP) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
• Dalam menentukan KAP, partai politik harus memperhatikan validitas KAP mengingat banyak terjadi
praktik pemalsuan terhadap KAP. Karena itu sebelum menunjuk KAP, partai dapat melakukan
konsultasi kepada asosiasi profesi akuntan publik yaitu Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)
mengenai tata cara dan validitas KAP.
• Dalam setiap audit KAP dengan partai politik harus dilengkapi dengan perikatan/kontrak yang mengatur
tentang audit tersebut.
• Pekerjaan KAP dituangkan dalam kertas pemeriksaan dimana kertas kerja tersebut akan disimpan KAP.
• Produk dari audit oleh KAP adalah laporan auditor independen yang memuat pendapat auditor atas
laporan keuangan yang disajikan oleh partai politik.