Anda di halaman 1dari 40

Akuntansi Partai

Politik dan ORMAS


z

Miftahurrohman 12030118410027
Primadhani Dyah L S 12030118410018
z
DEFINISI PARTAI POLITIK

Menurut UU No 2 Tahun 2008,


“Partai politik adalah organisasi yang bersifat nasional
dan dibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesia
secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita-cita
untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik
anggota, masyarakat, bangsa, dan negara, serta memelihara
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.”
z
SYARAT PENDIRIAN PARPOL MENURUT
UU NO 2 TAHUN 2011
1. Partai Politik didirikan dan dibentuk oleh paling sedikit 30 (tiga puluh) orang warga negara
Indonesia yang telah berusia 21 (dua puluh satu) tahun atau sudah menikah dari setiap
provinsi.
2. Partai Politik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didaftarkan oleh paling sedikit 50 (lima
puluh) orang pendiri yang mewakili seluruh pendiri Partai Politik dengan akta notaris.
3. Pendiri dan pengurus Partai Politik dilarang merangkap sebagai anggota Partai Politik lain
4. Pendirian dan pembentukan Partai Politik pada tingkat provinsi menyertakan 30% (tiga puluh
per seratus) keterwakilan perempuan
5. Akta notaris harus memuat AD dan ART serta kepengurusan Partai Politik tingkat pusat.
6. Kepengurusan Partai Politik tingkat pusat disusun dengan menyertakan paling sedikit 30%
keterwakilan perempuan.
z SYARAT PENDIRIAN PARPOL MENURUT
UU NO 2 TAHUN 2011
AD sebagaimana dimaksud pada ayat (3) memuat paling sedikit:
a. asas dan ciri Partai Politik;
b. visi dan misi Partai Politik;
c. nama, lambang, dan tanda gambar Partai Politik;
d. tujuan dan fungsi Partai Politik;
e. organisasi, tempat kedudukan, dan pengambilan keputusan
f. kepengurusan Partai Politik;
g. mekanisme rekrutmen keanggotaan Partai Politik dan jabatan politik;
h. sistem kaderisasi;
i. mekanisme pemberhentian anggota Partai Politik;
j. peraturan dan keputusan Partai Politik;
k. pendidikan politik; l. keuangan Partai Politik; dan
m. mekanisme penyelesaian perselisihan internal Partai Politik.
SYARAT PENDIRIAN PARPOL MENURUT
z
UU NO 2 TAHUN 2011

 Partai Politik harus didaftarkan ke Kementerian untuk menjadi badan hukum.


 Untuk menjadi badan hukum, Partai Politik harus mempunyai:
a. akta notaris pendirian Partai Politik;
b. nama, lambang, atau tanda gambar yang tidak mempunyai persamaan
pada pokoknya atau keseluruhannya dengan nama, lambang, atau tanda
gambar yang telah dipakai secara sah oleh Partai Politik lain sesuai
dengan peraturan perundang-undangan;
c. kepengurusan pada setiap provinsi dan paling sedikit 75% (tujuh puluh
lima per seratus) dari jumlah kabupaten/kota pada provinsi yang
bersangkutan dan paling sedikit 50% (lima puluh per seratus) dari jumlah
kecamatan pada kabupaten/kota yang bersangkutan;
d. kantor tetap pada tingkatan pusat, provinsi, dan kabupaten/kota sampai
tahapan terakhir pemilihan umum; dan
e. rekening atas nama Partai Politik.”
z
Tujuan umum partai politik

1. Mewujudkan cita-cita nasional bangsa Indonesia


sebagaimana dimaksud dalam pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
2. Mengembangkan kehidupan demokrasi
berdasarkan Pancasila dengan menjunjung
tinggi kedaulatan rakyat dalam NKRI.
3. Mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat
Indonesia.
z
Tujuan khusus partai politik

Memperjuangkan cita-cita para anggotanya


dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara yang diwujudkan secara
konstitusional.
z
Fungsi dan peran partai politik

 Mengembangkan kesadaran atas hak dan kewajiban politik rakyat.

 Menyalurkan kepentingan masyarakat dalam pembuatan kebijakan


negara.
 Membina dan mempersiapkan anggota masyarakat untuk mengisi
jabatan-jabatan politik sesuai dengan mekanisme demokrasi.
 Sarana pengatur konflik dengan mengatasi persaingan dan
perbedaan pendapat dalam masyarakat.
z
Karakteristik aktivitas partai politik

 Mendapatkan mandat dari konstituennya untuk


memegang kekuasaan melalui cara-cara demokratis yaitu
pemilihan umum.
 Perannya dalam mewakili rakyat dengan menempatkan
anggota maupun kadernya di parlemen (legislatif) atau di
pemerintahan (eksekutif) dan melaksanakan kekuasaan
yang dipegangnya sesuai dengan ideologi yang dianutnya
serta melalui progam-progam yang telah dibuat.
z
Struktur Kepengurusan partai politik di
Berbagai Wilayah
 Partai politik membentuk kepengurusan tingkat pusat yang disebut
dengan Dewan Pengurus Pusat (DPP) yang berkedudukan di
ibukota negara Republik Indonesia.
 Kepengurusan untuk tingkat provinsi disebut dengan Dewan
Pengurus Wilayah (DPW) yang berkedudukan di ibukota provinsi
 Kepengurusan untuk tingkat kabupaten atau kota disebut Dewan
Pengurus Cabang (DPC)
 Kepengurusan untuk tingkat kecamatan disebut Pengurus Ranting..
 Kepengurusan untuk tingkat desa atau kelurahan disebut Anak
Ranting
PERBEDAAN
z
PARPOL DAN ORGANISASI NIRLABA
PEMBEDA PARPOL ORGANISASI NIRLABA
Dasar Hukum UU Parpol & Pemilu UU Yayasan
Donasi - Dibatasi jumlah nilai dan - Tidak ada batasan jumlah
penyumbang dan penyumbang
- Wajib dilaporkan data dan - Tidak wajib dilaporkan
jumlahnya ke KPU dan
diaudit KAP dan BPK.
Kegiatan Mencari kekuasaan Pelayanan umum kepada
politik masyarakat
Akuntabilitas Bersih dari politik uang, Sesuai dengan tujuan
Kepatuhan hukum parpol dan organisasi & Manajemen
Pemilu. yang baik.
Penilaian Kinerja Rasio Biaya dgn jumlah Rasio biaya dgn pelayanan
suara dalam pemilu yang dihasilkan
Sifat Organisasi Kecuali Ormas, penilaian Penilaian masyarakat lebih
Masyarakat lebih kecil terbuka dan besar
z
Sumber keuangan partai politik
 Sumbangan yang sah menurut hukum dapat berupa uang, barang, fasilitas,
peralatan, dan/atau jasa.
 Bantuan dari anggaran negara (yang diatur dalam peraturan pemerintah)
diberikan secara proporsional kepada Partai Politik yang mendapat kursi di
lembaga perwakilan rakyat.
 Sumbangan dari perseorangan bukan anggota Partai Politik, paling banyak
senilai Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) per orang dalam waktu 1
(satu) tahun anggaran; dan perusahaan dan/atau badan usaha, paling banyak
senilai Rp 7.500.000.000,00 (tujuh miliar lima ratus juta rupiah) per
perusahaan dan/atau badan usaha dalam waktu 1 (satu) tahun anggaran
Aktivitas pencarian dana yang dilarang
z

1. Menerima sumbangan dari pihak asing dalam bentuk apa pun, yang bertentangan
dengan hukum dan aturan perundang-undangan
2. Menerima sumbangan berupa barang maupun uang, dari pihak manapun tanpa
mencantumkan identitas yang jelas
3. Menerima sumbangan dari perseorangan dan/ perusahaan/badan usaha melebihi
batas yang ditetapkan
4. Meminta atau menerima dana dari BUMN, BUMD, BUMDes atau dengan sebutan
lainnya, koperasi, yayasan, LSM, Ormas, dan organisasi kemanusiaan.
5. Memperoleh hasil dari aktivitas bisnis, misalnya dengan mendirikan badan usaha
yang dapat menghasilkan laba, atau menanamkan modal berupa saham pada
suatu badan usaha
z
Kerangka Dasar
Pelaporan keuangan
Laporan Keuangan Tahunan parpol
z
 Penyusunan Laporan Keuangan Tahunan Partai Politik mengacu pada PSAK No. 45
tentang akuntansi untuk organisasi nirlaba, yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI) yang terdiri dari :
a. Laporan Posisi Keuangan
b. Laporan Aktivitas
c. Laporan Perubahan Aset Bersih
d. Catatan Atas Laporan Keuangan.
 Perundang - undangan RI mengenai Partai Politik dan Pemilu, seperti UU No. 31
tahun 2002 tentang Partai Politik dan UU No. 12 tahun 2003 tentang Pemilu.
 Ketentuan teknis tentang pedoman penyusunan laporan keuangan untuk Partai
Politik terdapat dalam SK KPU No. 676 tahun 2003 tentang Tata Administrasi
Keuangan dan Sistem Akuntansi Keuangan Partai Politik, serta Pelaporan Dana
Kampanye Peserta Pemilihan Umum.
z PELAPORAN PARTAI POLITIK
BERDASARKAN WILAYAH

 Entitas pelaporan dapat diperlakukan pada DPP, kecuali


untuk laporan dana kampanye harus dilakukan pada
tingkat DPP, DPW, dan DPC secara terpisah, karena
sesuai dengan pembagian pada Pemilu Legislatif yaitu
pemilihan anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD
Kabupaten/Kota.
 Entitas akuntansi yang berwenang menyusun laporan
keuangan adalah untuk tingkat bidang pada DPP, DPW,
dan DPC.
z
Bentuk pertanggungjawaban pengelola
keuangan partai politik dan pemilu

 Penyampaian laporan dana kampanye (semua


peserta pemilu) dan Laporan keuangan (khusus
untuk partai politik) yang harus diaudit Kantor
Akuntan Publik ke KPU.
 Terbuka untuk diakses publik
z
Pengguna Laporan Keuangan Partai Politik

1. Pengurus
2. Anggota
3. Pemerintah, termasuk Mahkamah Agung dan Lembaga
Pengawas Pemilu.
4. Penyumbang
5. Kreditur
6. Masyarakat, terutama konstituen partai.
z
Audit Atas Laporan Keuangan Partai Politik oleh BPK

 Partai Politik wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban penerimaan


dan pengeluaran yang bersumber dari dana bantuan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kepada
Badan Pemeriksa Keuangan secara berkala 1 (satu) tahun sekali untuk diaudit
paling lambat 1 (satu) bulan setelah tahun anggaran berakhir.
 Audit laporan dilakukan 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir.
 Hasil audit atas laporan pertanggungjawaban penerimaan dan pengeluaran
disampaikan kepada Partai Politik paling lambat 1 (satu) bulan setelah diaudit.”
z
Audit Atas Laporan Keuangan Partai Politik

 Audit atas laporan keuangan tahunan partai politik dilakukan oleh auditor independen
yaitu Kantor Akuntan Publik (KAP) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

 Dalam menentukan KAP, partai politik harus memperhatikan validitas KAP mengingat
banyak terjadi praktik pemalsuan terhadap KAP. Karena itu sebelum menunjuk KAP,
partai dapat melakukan konsultasi kepada asosiasi profesi akuntan publik yaitu Institut
Akuntan Publik Indonesia (IAPI) mengenai tata cara dan validitas KAP.

 Dalam setiap audit KAP dengan partai politik harus dilengkapi dengan perikatan/kontrak
yang mengatur tentang audit tersebut.

 Pekerjaan KAP dituangkan dalam kertas pemeriksaan dimana kertas kerja tersebut akan
disimpan KAP.

 Produk dari audit oleh KAP adalah laporan auditor independen yang memuat pendapat
auditor atas laporan keuangan yang disajikan oleh partai politik.
CONTOH LAPORAN HASIL
PEMERIKSAAN (LHP) PARTAI
z
POLITIK OLEH BPK
AKUNTANSI ORGANISASI
z MASYARAKAT
z
DEFINISI ORGANISASI MASYARAKAT
MENURUT UU NO 16 TAHUN 2017

Organisasi Kemasyarakatan yang selanjutnya disebut Ormas


adalah organisasi yang didirikan dan dibentuk oleh masyarakat
secara sukarela berdasarkan kesamaan aspirasi, kehendak,
kebutuhan, kepentingan, kegiatan, dan tujuan untuk berpartisipasi
dalam pembangunan demi tercapainya tujuan Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
z
TUJUAN ORMAS

 meningkatkan partisipasi dan keberdayaan masyarakat;


 memberikan pelayanan kepada masyarakat;
 menjaga nilai agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
 melestarikan dan memelihara norma, nilai, moral, etika, dan budaya
yang hidup dalam masyarakat;
 melestarikan sumber daya alam dan lingkungan hidup;
 mengembangkan kesetiakawanan sosial, gotong royong, dan toleransi
dalam kehidupan bermasyarakat;
 menjaga, memelihara, dan memperkuat persatuan dan kesatuan
bangsa; dan
 mewujudkan tujuan negara.
z
FUNGSI ORMAS
 penyalur kegiatan sesuai dengan kepentingan anggota dan/atau tujuan
organisasi;
 pembinaan dan pengembangan anggota untuk mewujudkan tujuan
organisasi;
 penyalur aspirasi masyarakat;
 pemberdayaan masyarakat;
 pemenuhan pelayanan sosial;
 partisipasi masyarakat untuk memelihara, menjaga, dan memperkuat
persatuan dan kesatuan bangsa; dan/atau
 pemelihara dan pelestari norma, nilai, dan etika dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
BENTUK PENDIRIAN ORMAS
z

ORMAS berbadan hukum


• Bentuk : Perkumpulan atau Yayasan
• Didirikan dengan berbasis anggota.
• Ada Akta pendirian yang dikeluarkan oleh notaris yang
memuat AD dan ART, program kerja; sumber
pendanaan; surat keterangan domisili; nomor pokok
wajib pajak atas nama perkumpulan; dan surat
pernyataan tidak sedang dalam sengketa kepengurusan
atau dalam perkara di pengadilan.
• Pengesahan sebagai badan hukum perkumpulan
dilakukan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang hukum dan hak asasi manusia.
BENTUK PENDIRIAN ORMAS
z

ORMAS tidak berbadan hukum


• Tidak berbasis anggota.
• Pendaftaran Ormas yang tidak berbadan hukum dilakukan
dengan pemberian surat keterangan terdaftar.
• Pendaftaran Ormas yang tidak berbadan hukum dilakukan
dengan memenuhi persyaratan: akta pendirian yang
dikeluarkan oleh notaris yang memuat AD atau AD dan ART;
program kerja; susunan pengurus; surat keterangan domisili;
nomor pokok wajib pajak atas nama Ormas; surat pernyataan
tidak dalam sengketa kepengurusan atau tidak dalam
perkara di pengadilan; dan surat pernyataan kesanggupan
melaporkan kegiatan.
PENDIRIAN
z ORMAS TIDAK BERBADAN HUKUM

 Surat keterangan terdaftar diberikan oleh:


a. Menteri bagi Ormas yang memiliki lingkup nasional;
b. gubernur bagi Ormas yang memiliki lingkup provinsi; atau
c. bupati/walikota bagi Ormas yang memiliki lingkup kabupaten/kota.
 Dalam hal Ormas tidak berbadan hukum yang tidak memenuhi persyaratan untuk
diberi surat keterangan terdaftar dilakukan pendataan sesuai dengan alamat dan
domisili. Pendataan Ormas meliputi:
a. nama dan alamat organisasi;
b. nama pendiri;
c. tujuan dan kegiatan; dan
d. susunan pengurus.
ORMAS YANG DIDIRIKAN OLEH
z WARGA NEGARA ASING
 Warga negara asing yang mendirikan ormas tersebut telah tinggal di Indonesia selama 5 (lima)
tahun berturut-turut;
 Pemegang izin tinggal tetap;
 Jumlah kekayaan awal yayasan yang didirikan oleh warga negara asing atau warga negara asing
bersama warga negara Indonesia, yang berasal dari pemisahan harta kekayaan pribadi pendiri
paling sedikit senilai Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) yang dibuktikan dengan surat
pernyataan pengurus badan hukum pendiri mengenai keabsahan harta kekayaan tersebut;
 Salah satu jabatan ketua, sekretaris, atau bendahara dijabat oleh warga negara Indonesia; dan
 surat pernyataan pendiri bahwa kegiatan ormas berbadan hukum yayasan yang didirikan tidak
merugikan masyarakat, bangsa, dan/atau negara Indonesia
 Ormas yang didirikan oleh warga negara asing terdiri atas:
a. badan hukum yayasan asing atau sebutan lain;
b. badan hukum yayasan yang didirikan oleh warga negara asing atau warga negara asing
bersama warga negara Indonesia; atau
c. badan hukum yayasan yang didirikan oleh badan hukum asing.
 Izin Pemerintah berupa: izin prinsip; dan izin operasional.
Struktur Organisasi dan Kepengurusan
z
Berdasarkan Wilayah

 Ormas lingkup memiliki struktur organisasi dan kepengurusan paling sedikit 25%
dari jumlah provinsi di seluruh Indonesia.
 Ormas lingkup provinsi memiliki struktur organisasi dan kepengurusan paling
sedikit 25% dari jumlah kabupaten/kota dalam 1 (satu) provinsi.
 Ormas lingkup kabupaten/kota memiliki struktur organisasi dan kepengurusan
paling sedikit dalam 1 (satu) kecamatan.
 Ormas dapat memiliki struktur organisasi dan kepengurusan di luar negeri sesuai
dengan kebutuhan organisasi dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
z
Sumber Keuangan ORMAS

 iuran anggota;

 bantuan/sumbangan masyarakat;

 hasil usaha Ormas;

 bantuan/sumbangan dari orang asing atau lembaga asing;

 kegiatan lain yang sah menurut hukum; dan/atau

 anggaran pendapatan belanja negara dan/atau anggaran


pendapatan belanja daerah.
z
Pelaporan Keuangan ORMAS

 Ormas wajib membuat laporan pertanggungjawaban


keuangan sesuai dengan standar akuntansi secara
umum atau sesuai dengan AD dan/atau ART.
 Ormas wajib mengumumkan laporan keuangan kepada
publik secara berkala.
z
PENGELOLAAN KEUANGAN

Laporan Posisi Keuangan

Informasi dalam Laporan Posisi Keuangan yang digunakan bersama


pengungkapan dan informasi dalam lapran keuangan lainnya dapat membantu
aktivis, para penyumbang, kreditur, masyarakat, dan pihak-pihak lain untuk menilai:
 Kemampuan untuk memperjuangkan dan mengaplikasikan nilai, visi, dan misi
organisasi dan keberlanjutan eksistensinya dalam menjalankan fungsi dan
perannya;
 Likuiditas, fleksibiltas keuangan, kemampuan untuk memenuhi kewajibannya,
dan kebutuhan pendanaan eksternal.
z
Penyajian Aset dan Kewajiban

Penyajian untuk aset dan kewajiban adalah sebagai berikut.


 Laporan Posisi Keuangan,

 Kas atau aset lain yang dibatasi penggunaannya oleh


penyumbang harus disajikan terpisah dari kas atau aset lain
yang tidak terikat penggunaannya.
z
Pengakuan dan Pengukuran Aset dan
Kewajiban

Pengakuan dan pengukuran aset dan kewajiban adalah sebagai berikut:

 Aset diakui dalam Laporan Posisi Keuangan kalau besar kemungkinan bahwa manfaat
ekonomisnya di masa depan diperoleh dan aset tersebut mempunyai nilai atau biaya
yang dapat diukur dengan andal.

 Kewajiban diakui dalam laporan posisi keuangan kalau besar kemungkinan bahwa
pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan untuk
menyelesaikan kewajiban sekarang.

 Jumlah yang harus diperlakukan sebagai pendapatan sumbangan.

 Pada prinsipnya, aset diakui pada saat diterima atau pada saat hak kepemilikan
berpindah.

 Pengukuran pos-pos dalam Laporan Posisi Keuangan menggunakan nilai historis.


z
Klasifikasi Aset bersih Terikat dan Tidak Terikat

Klasifikasi aset bersih terikat atau tidak terikat adalah sebagai berikut:
 Laporan posisi keuangan menyajikan jumlah masing-masing
kelompok aset bersih berdasarkan ada atau tidaknya pembatasan
oleh penyumbang, yaitu terikat secara permanen, terikat secara
temporer, dan tidak terikat.
 Informasi mengenai sifat dan jumlah pembatasan permanen atau
temporer diungkapkan dengan cara menyajikan jumlah tersebut dalam
laporan keuangan atau catatan atas laporan keuangan.
Contoh Laporan Posisi Keuangan
Sumber : www.antikorupsi.org
z
LAPORAN AKTIVITAS

Laporan Aktivitas Harus Menyajikan Informasi  Informasi Dalam Laporan Aktivitas Dapat
Mengenai Perubahan Yang Terjadi Dalam Membantu Pengguna Laporan Keuangan
Kelompok Aset Bersih. Tujuan Utama Laporan Untuk:
Aktivitas Adalah Menyediakan Informasi
1) Mengevaluasi Kinerja Dalam Satu Periode;
Mengenai:
2) Menilai Upaya, Kemampuan, Dan
1) Pengaruh Transaksi Dan Peristiwa Lain Yang
Kesinambungan Organisasi LSM Dalam
Mengubah Jumlah Dan Sifat Aset Bersih;
Memperjuangkan Kepentingan Politiknya;
2) Hubungan Antar-transaksi Dan Peristiwa Lain;
3) Menilai Pelaksanaan Tanggung Jawab Dan
3) Bagaimana Penggunaan Sumber Daya Dalam Kinerja Pengurus.
Pelaksanaan Berbagai Program Atau Kegiatan.
CONTOH LAPORAN AKTIVITAS
z

 Mba Intan
 Perbedaan aset bersih terikat : terikat temporer, terikat
permanen, dan tidak terikat

Anda mungkin juga menyukai