Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MATAKULIAH AKUNTAN PUBLIK

TUGAS RESUME BAB 25 - 28


DOSEN PENGAMPU BAPAK LOGGAR BHILAWA, S.E, M.Si, Ak.

Disusun Oleh :

Bintang Yoga Ramadhani 22080694078

PRODI S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
TAHUN 2023/2024
BAB 28

1. Partai Politik Sebagai Sebuah Entitas: Pengertian, Karakteristik, dan Lingkungannya


 Definisi
Dalam UU RI Nomor 2 Tahun 2008 tentang partai politik, partai politik
merupakan organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh
sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar
kesamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan dan membela
kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa, dan negara, serta
memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
berdasarkan Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945.
 Tujuan
Pembentukan partai politik memiliki dua tujuan. Yang satu merupakan
tujuan umum dan yang lainnya merupakan tujuan khusus berdasarkan
undang-undang. Tujuan umum didirikannya partai politik adalah sebagai
berikut (Bastian, 2007; Hafid, 2008):
- Terwujudnya cita-cita nasional bangsa Indonesia sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.
- Memelihara kedaulatan Rakyat Republik Indonesia dan
mengembangkan kehidupan demokrasi berdasarkan Pancasila.
- Mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Tujuan khusus didirikannya partai politik adalah untuk memperjuangkan


cita-cita konstitusional para anggota partai dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

 Fungsi dan Peran


Partai politik yang berfungsi sebagai sistem demokrasi mempunyai fungsi
sebagai berikut:
- Berfungsi untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat akan hak dan
kewajiban politiknya, serta sebagai sarana sosialisasi politik
masyarakat.
- Berfungsi menyampaikan kepentingan masyarakat dalam
pengambilan kebijakan pemerintah dan sebagai sarana komunikasi
politik.
- Fungsi pembinaan dan penyiapan anggota masyarakat untuk jabatan
politik. Hal ini juga berfungsi sebagai sarana rekrutmen politik.
- Berfungsi sebagai sarana mediasi konflik dengan mengatasi
persaingan dan perselisihan dalam masyarakat.

 Karakter Aktivitas
Kegiatan politik adalah kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh,
menguasai, dan mengatur kekuasaan pemilih secara demokratis
sebagai amanah dan amanah.Oleh karena itu, partai politik mempunyai
ciri-ciri penting: kekuasaan yang dimilikinya dan perannya dalam
mewakili rakyat.
Tujuan akhir partai politik adalah memperoleh amanah dari pemilih
untuk mempertahankan kekuasaan melalui cara-cara demokratis seperti
pemilihan umum (pemir). Partai politik perlu mengambil langkah dalam
pengambilan keputusan karena setiap keputusan yang mereka ambil
mempunyai dampak yang luas terhadap masyarakat. Keberhasilan
suatu partai politik dapat diukur dari jumlah suara yang diperolehnya
dalam pemilihan umum. Inilah salah satu ciri partai politik yang
membedakannya dengan organisasi nirlaba lainnya.
 Struktur dan Mekanisme
Setiap partai politik memiliki kepengurusan yang tersebar di berbagai tingkat di
daerah. Pada tingkat ibukota negara RI terdapat Dewan Pengurus Pusat
(DPP). Lalu untuk tingkat provinsi terdapat Dewan Pengurus Wilayah (DPW).
Kemudian untuk tingkat kabupaten ataupun kota terdapat Dewan Pengurus
Cabang (DPC). Sedangkan untuk tingkat kecamatan disebut dengan pengurus
ranting dan untuk tingkat desa ataupun kelurahan disebut dengan anak ranting.
Sama seperti organisasi nirlaba, partai politik juga memiliki mekanisme
keorganisasian yang memerlukan mekanisme dan manajemen. Berikut
merupakan perangkat-perangkat organisasi serta kegiatannya, yaitu:
- Sekretariat terdapat di berbagai tingkat, dengan biaya-biaya yang keluar
untuk menjalankan sekretariat ini digolongkan dalam biaya rutin.
- Rapat-rapat yang diperlukan untuk mengambil keputusan dalampartai, guna
menentukan kepemimpinan.
- Kegiatan pencarian dana dikarenakan partai politik tidak diperbolehkan
memiliki badan usaha dan saham. Maka dapat diatasi dengan cara dana
sumbangan pribadi dari para anggota.
- Kegiatan kampanye yang mana antara lain perjalanan kampanye oleh calon
legislatif atau calon presiden, rapat akbar, iklan di media massa, dan lain-
lain.
- Kegiatan pendidikan politik seperti seminar, lokakarya, diskusi, maupun
pelatihan-pelatihan bagi anggota, pengurus, dan simpatisannya.
- Kegiatan partai politik di luar kampanye yang spontan dilakukan, baik oleh
calon legislatif maupun calon presiden.
- Partai membentuk yayasan atau think-tank guna menyebarluaskan ideologi
maupun pengaruhnya.
- Kekayaan partai yang bisa berupa gedung, kantor, kendaraan, alat-alat
kantor, dan lain-lain.

 Keuangan
Kegiatan manajemen keuangan adalah terkait dengan cara memperoleh dana
dan menggunakan dana. Adapun sumber pendapatan dana diperoleh dari:
- Iuran anggota
- Sumbangan dari pihak lain yang sah menurut hukum
- Bantuan keuangan dari anggaran negara ataupun daerah

Adapun larangan dalam aktivitas pencarian dana, yaitu:

- Menerima sumbangan dari pihak asing dalam bentuk apapun yang


bertentangan dengan hukum dan aturan perundang-undangan.
- Menerima sumbangan baik berupa barang maupun uang dari pihak
manapun tanpa mencantumkan identitas yang jelas.
- Menerima sumbangan dari perseorangan atau perusahaan maupun badan
usaha melebihi batas yang ditetapkan.
- Meminta atau menerima dana dari BUMN, BUMD, BUMDes, koperasi,
yayasan, LSM, Ormas, dan organisasi kemanusiaan.
- Memperoleh hasil dari aktivitas bisnis seperti mendirikan badan usaha
yang dapat menghasilkan laba, atau menanamkan modal berupa saham.
2. Akuntabilitas Keuangan Partai Politik
Aspek finansial partai politik dapat dikatakan merupakan aspek yang paling
penting karena menentukan kelangsungan hidup dan kredibilitas partai politik
serta dapat mempengaruhi kualitas proses politik suatu negara secara
keseluruhan. Partai politik dapat memenuhi mandatnya jika memiliki sumber
daya yang melimpah. Namun partai politik harus menjaga independensi dan
otonomi serta bebas dari kegiatan terlarang. Oleh karena itu, partai politik
memerlukan mekanisme akuntabilitas publik.
Segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan dana publik
menimbulkan kerentanan, karena partai politik dapat dengan mudah
menyumbangkan dana dalam jumlah besar kepada partai politik saingannya.
Selain itu, terdapat kekhawatiran bahwa dana publik (APBN/APBD)
digunakan untuk membiayai kampanye kandidat tertentu, karena praktik ini
sangat tidak etis dan melanggar hukum (Syaputra, 2011b). Sumber daya
keuangan partai politik perlu dibatasi untuk mencegah penyalahgunaan dana
untuk kepentingan politik (kebijakan keuangan). Keterbukaan partai politik
terhadap isu fiskal menjadi informasi penting bagi masyarakat untuk
mengevaluasi dan memutuskan dukungannya terhadap partai politik.
Tingkat akuntabilitas yang tinggi dapat meminimalkan kecurigaan
penyalahgunaan dana dan juga mencegah timbulnya perselisihan. Kebutuhan
untuk mengembangkan pemimpin partai politik yang baik dinilai sangat
mendesak. Penegakan kewajiban pengelolaan keuangan dan sistem
pelaporan dana kampanye yang transparan, akuntabel, dan independen akan
sangat mendukung tercapainya pemilu yang bersih.

3. Peran dan Fungsi Akuntansi Dalam Lingkungan Partai Politik


Peran dan fungsi akuntansi dalam lingkungan partai politik dapat dibagi
menjadi dua kelompok, yaitu
a. Pihak Internal
 Ketua partai politik
Akuntansi digunakan untuk menyusun perencanaan, mengevaluasi kemajuan
yang dicapai dengan usaha memenuhi tujuan, dan melakukan tindakan-
tindakan koreksi yang diperlukan. Lalu, keputusan harus sesuai akuntansi.
Contoh, berapa persedian ATK yang harus ada di bagian perlengkapan, dll
 Staf
Berkaitan dengan informasi pelaporan kegiatan dan pelaporan keuangan
partai politik.
 Anggota
Perbedaan dengan staf adalah pada sifat keaktifannya dalam partai politik.
Staf mengurus operasional dan juga bagian dari struktur pengurus politik.
Anggota yaitu pendukung partai politik tapi belum tentu menjadi pengurus.
Staf sudah pasti anggota, tapi anggota belum pasti staf.

b. Pihak Eksternal

 Donatur:
Ingin mengetahui laporan keuangan atas dana yang telah diberikan.
 Supplier/Pemasok/Kreditur:
Tertarik dengan informasi akuntansi yang memungkinkannya untuk
memutuskan apakah jumlah yang terutang akan dapat dibayar oleh
partai politik pada saat jatuh tempo.
 Konstituen/Basis Massa
Adanya laporan keuangan partai yang transparan dan akuntabel
akan mengundang simpati masyarakat, dan akan dapat menepis isu
miring bahwa partai politik hanya aktif sewaktu pemilu dan setelah
pemilu kembali melupakan masyarakat.
 Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
Berkepentingan untuk memeriksa (mengaudit) laporan
pertanggungjawaban partai politik atas penggunaan dana bantuan
keuangan dari pemerintah (pusat atau daerah) sebagaimana
amanat dari PP Nomor 05 Tahun 2009 Pasal 14 Ayat (2)
 Pemerintah (Pusat dan Daerah)
Berkepentingan untuk menerima laporan pertanggungjawaban partai
politik yang telah diaudit oleh BPK atas penggunaan dana bantuan
keuangan dari APBN atau APBD.
4. Tinjauan Terhadap PSAK Nomor 45 dan Kebutuhan Standar Akuntansi
Untuk Partai Politik
Organisasi partai politik adalah organisasi yang bertujuan untuk berjuang
dalam kehidupan bermasyarakat, bernegara, dan berbangsa demi
mewujudkan cita-cita anggota partai yang tertuang dalam konstitusi, tanpa
mengejar keuntungan. Oleh karena itu, partai politik masuk dalam kategori
organisasi nirlaba. Oleh karena itu, akuntansi dan pelaporan keuangan
mengacu pada PSAK No.45 tentang Standar Akuntansi Organisasi Nirlaba.
Laporan keuangan yang disusun berdasarkan PSAK No. 45 antara lain:
- Laporan posisi keuangan
- Laporan aktivitas
- Laporan kekayaan bersih/perubahan modal
- Laporan arus kas Catatan atas laporan keuangan Namun berdasarkan
PP No. 05 tahun 2009
Terkait dukungan dana bagi partai politik Menurut Pasal 14, partai politik wajib
menyusun dan menyampaikan laporan keuangan penggunaan dukungan
dana dan diperiksa oleh BPK. Namun laporan ini merupakan perintah
mengikat berdasarkan peraturan hukum dan wajib dilaksanakan oleh partai
politik. Jika hal ini tidak dilaksanakan, partai politik akan mendapat sanksi
hukum.

Hal ini menunjukkan bahwa PSAK nomor 45 belum cukup memenuhi


persyaratan pelaporan keuangan partai politik.

Sampai saat ini, terdapat tiga pernyataan mengenai penerapan PSAK No.45
sebagai standar akuntansi keuangan partai politik (Hafild, 2008).

- PSAK No. 45 masih dapat digunakan sebagai standar akuntansi


keuangan partai politik.
- Tidak perlu ditetapkan standar akuntansi keuangan khusus partai
politik, namun dilakukan perubahan PSAK No.45.
- Perlu dibuat standar akuntansi khusus bagi partai politik.

Ketiga kelompok pendapatan yang disebutkan di atas umumnya sepakat


bahwa ada perbedaan antara organisasi politik dan organisasi
nirlaba.Sebagai otoritas yang bertanggung jawab menciptakan dan
menerbitkan standar akuntansi di Indonesia, IAI harus segera menyelidiki dan
menentukan perbedaan antara organisasi nirlaba dan partai politik.

Laporan yang sesuai digunakan oleh administrator bila memungkinkan. Hal


ini membantu anggota partai, pemerintah, donor, kreditor dan masyarakat
menilai, memantau dan mengevaluasi kinerja partai dan merencanakan
langkah partai selanjutnya.

Secara khusus, tujuan utama pelaporan adalah untuk memberikan informasi


mengenai situasi keuangan, kinerja, dan perubahan situasi keuangan partai
politik.
Oleh karena itu, diperlukan pedoman akuntansi khusus bagi partai politik,
khususnya untuk pencatatan hal-hal sebagai berikut:
 Dana Bantuan Pemerintah
Sumber dana dari pemerintah cukup besar perannya untuk
partai politik, maka perlu adanya penegasan bahwa prosedur anggaran
dan perbendaharaan berlaku penuh dalam pertanggungjawaban dan
penggunaan dana tersebut. sedangkan , untuk sumber dana dari pihak
lain akan dipertanggungjawabkan kepada pemiliknya.
 LaporanParpol
Laporan parpol, tergantung peruntukannya, artinya parpol harus
menyampaikan laporan sesuai dengan undang-undang yang berlaku,
hal ini juga berlaku untuk dana kampanye, bersumber dari APBD
(pemda) dan APBN melalui KPU (pemerintah pusat). Laporan partai
politik juga haru terperinci untuk apa saja dana bantuan dari
pemerintah itu apakah digunakan sesuai dengan peruntukannya.
Bantuan ini mengandung dua aspek sebagai berikut;
- Uang dalam laporan keuangan tergambar jumlah uang yang
diterima dan dipergunakannya
- Barang atau jasa dalam laporan neraca tergambar sesuai dengan
nilai uang barang dari jasa tersebut.
BAB 26

1. Konsep LSM
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) telah berkembang sebagai sebuah entitas
yang memberikan ruang bagi kearifan lokal dan tradisi masyarakat. LSM memiliki
potensi untuk berperan dalam penyelenggaraan pelayanan publik dengan
memanfaatkan nilai-nilai dan tradisi tertentu. Contohnya, organisasi sosial
keagamaan bisa berfungsi sebagai agen pembina kerukunan umat beragama serta
menyediakan pelayanan publik seperti pendidikan dan kesehatan. Kehadiran LSM
juga tercermin dari kebutuhan masyarakat akan jenis pendidikan tertentu yang tidak
terpenuhi oleh pemerintah, mendorong penyelenggaraan pendidikan tersebut secara
mandiri. Faktor pendorong lainnya adalah kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi oleh
birokrasi pemerintah atau mekanisme pasar, mendorong munculnya kegiatan
sukarela.
Namun, meskipun LSM telah menjadi bagian baru dalam sistem politik,
perbincangan tentang akuntabilitas LSM masih kurang di Indonesia. Tema ini
tampaknya kurang menarik perhatian di kalangan LSM sendiri, sehingga jarang
dibahas dalam forum-forum diskusi mereka. Diskusi tentang akuntabilitas LSM
cenderung kurang populer dibandingkan dengan topik lain seperti penegakan hak
asasi manusia, demokrasi, atau pemberantasan korupsi. Meskipun demikian,
pemahaman tentang pentingnya akuntabilitas dalam menjaga integritas dan
kredibilitas LSM merupakan hal yang perlu ditingkatkan, untuk memastikan bahwa
LSM tetap berperan secara efektif dalam pelayanan publik dan advokasi
kepentingan masyarakat.

Pengertian LSM

Organisasi non-pemerintah (LSM) adalah organisasi yang dikendalikan oleh swasta


atau di luar pemerinta "Swasta" tidak berarti organisasi komersial. Oleh karena itu,
LSM dapat didefinisikan sebagai organisasi swasta yang bertanggung jawab untuk
meringankan penderitaan, memajukan kepentingan masyarakat miskin, melindungi
lingkungan, dan menyediakan layanan penting untuk pembangunan sosial dan
regional. Dengan kata lain, organisasi berbasis nilai sepenuhnya atau sebagian
bergantung pada organisasi donor dan kesukarelaan (Bastian, 2007).
Ciri - Ciri Tipologi Organisasi LSM

Mengutip Salamo dan Anheier, Hadiwinata (Kompas, 17 April 2004) mendefinisikan


LSM. yang juga merupakan ciri-ciri LSM, sebagai berikut (Bastian, 2007: 22).
 Formal, yaitu secara organisasi bersifat permanen serta mempunyai kantor
dengan seperangkat aturan dan prosedur.
 Swasta, yaitu kelembagaan yang berada di luar atau terpisah dari
pemerintah.
 Tidak mencari keuntungan, yaitu tidak memberikan keuntungan (profit)
kepada direktur atau pengurusnya.
 Menjalankan organisasinya sendiri, yaitu tidak dikontrol oleh pihak luar.
 Sukarela, yaitu menjalankan derajat kesukarelaan tertentu.
 Non Religius, yaitu tidak mempromosikan ajaran agama.
 Non Politik, yaitu tidak ikut dalam pencalonan di pemilu.

Setiap jenis organisasi pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dan
kekurangan tersebut menunjukkan perbedaan karakteristik dengan jenis organisasi
lainnya. Kelebihan LSM akan menjadi kekuatan suatu organisasi LSM, yaitu antara
lain (Bastian. 2007:42):
1. kuatnya jalinan dengan grassroots;
2. keahlian pengembangan berdasarkan bidang.
3. kemampuan berinovasi dan beradaptasi:
4. pendekatan berorientasi proses pengembangait.
5. metodologi partisipasi dan peralatan:
6. komitmen jangka panjang dan menekankan keberlanjutan
7. efektivitas biaya
Fungsi LSM

ketika melaksanakan program tersebut.


LSM mempunyai peran sebagai berikut (Bastian.
2007: 35):
 Motivator
Motivasi Dalam hal ini.
- LSM menciptakan motivasi, mengeksplorasi kemungkinan, dan mengatasi
masalah yang dihadapi oleh anggota masyarakat dan lingkungannya, serta
sumber daya manusia dan alamnya, untuk memperbaiki masyarakat dan
membangun masa depan yang lebih baik.Misi kami adalah untuk
meningkatkan kesadaran dan mengembangkan potensi masyarakat.

 Komunikator
Tugas LSM sebagai komunikator antara lain:
- Mengamati, mencatat dan mengkomunikasikan keinginan dan
kebutuhan masyarakat, lakukan seperti ini. Bahan yang dapat
digunakan untuk merumuskan pedoman dan merencanakan program
pembangunan.
- Pemantauan atau pengawasan terhadap pelaksanaan program
pengembangan masyarakat.
- Memberikan edukasi dan penjelasan program pengembangan dengan
bahasa dan gagasan yang mudah dipahami oleh khalayak sasaran
- Hal ini membantu membina hubungan dan kerjasama antar LSM
dengan kepentingan dan tujuan yang sama di masyarakat.
 Dynamizer
LSM merumuskan strategi perintis, mengembangkan metodologi program,
memperkenalkan inovasi teknologi, dan mempromosikan inovasi yang
belum diketahui masyarakat lokal untuk mendorong perkembangan dan
kemajuannya, bertugas mengelola organisasi yang belum diketahui
masyarakat lokal.
 Moderator
Disini LSM bertugas memberikan dukungan teknis dalam pelaksanaan
program, seperti pembiayaan modal kerja, peralatan, bahan baku, dan
saluran pemasaran. dan lebih banyak lagi kepada audiens yang diinginkan.
Berdasarkan peran tersebut, LSM berperan dalam pelaksanaan program
pembangunan dan lebih khusus lagi disebut sebagai mitra pemerintah
dalam pelaksanaan program pembangunan. Artinya, LSM telah menjadi
bagian dari departemen pemerintahan secara penuh dalam sistem
demokrasi. Dengan kata lain, sektor non-pemerintah (LSM) harus dilibatkan
dalam seluruh proses pengambilan keputusan
Struktur Organisasi LSM
Secara kelembagaan, organisasi LSM juga berbeda dengan organisasi
lainnya, walaupun sama- sama organisasi publiknya. Struktur organisasi
LSM tidak terlalu formal, namun biasanya ada seseorang atau aktivitas
senior yang memimpin. Pihak yang berpengaruh ini biasanya berpeluang
sangat besar dalam mengarahkan kebijakan dan pengelolaan organisasi.
Tipologi pemimpin atau tokoh termasuk pilihan dan orientasi kebijakannya,
akan sangat berpengaruh dalam memilih struktur organisasi.
Pengelolaan Keuangan LSM
Sebagai organisasi yang bergerak di sektor publik dan fokus pada
pemberdayaan masyarakat, LSM masuk dalam kategori organisasi nirlaba.
Ciri-ciri organisasi nirlaba adalah merupakan organisasi yang tujuan
utamanya menghasilkan keuntungan (profit) tanpa ada arah. Tetapi. Namun
bukan berarti aspek finansial tidak penting. Faktanya, inilah kelemahan
banyak LSM: mereka tidak dapat mempertahankan pendanaan sehingga
tidak dapat menjalankan fungsi dan perannya dalam masyarakat: dukungan
dan pemberdayaan.Tujuan finansial suatu organisasi LSM hendaknya dapat
menunjang dan menunjang kegiatannya dalam menjalankan fungsi dan
perannya sesuai dengan misi dan nilai-nilai yang diperjuangkannya.

Pengelolaan keuangan mengacu pada aspek pembiayaan dan penggunaan


dana. Aspek pendanaan mengacu pada sumber pendanaan yang tersedia
bagi organisasi LSM. Pendanaan untuk LSM berasal dari berbagai sumber,
khususnya sumbangan dari komunitas filantropis. APBD/APBN: donor lokal.
Mirip dengan Tefal Foundation, donor internasional: lembaga (seperti Ford
Foundation dan lembaga pengembangan masyarakat lainnya).

2. Akuntabilitas LSM: Antara Isu, Persyaratan, dan Realitas


Akuntabilitas secara umum dipahami sebagai keadaan tanggung jawab atas
tindakan dan keputusan individu atau organisasi. Kamus Merriam-Webster
mendefinisikan akuntabilitas sebagai “kualitas atau keadaan bertanggung
jawab, terutama kewajiban atau kesediaan untuk menerima tanggung jawab
atau penjelasan atas tindakan seseorang.” Sesuatu yang diberikan
berdasarkan perintah dan misinya sendiri. Oleh karena itu, akuntabilitas
mengacu pada tindakan dan tindakan yang didasarkan pada standar etika,
kinerja optimal, mekanisme kontrol (tata kelola), konsistensi terhadap visi dan
misi organisasi, prinsip demokrasi, hak asasi manusia, dan penghormatan
terhadap hak asasi perempuan.

Amerika Serikat telah mengalami dan mengungkap krisis akuntabilitas LSM


dan organisasi sosialnya, yang melibatkan penyalahgunaan kepercayaan dan
hak istimewa. Upaya yang dilakukan antara lain perbaikan tata kelola LSM,
pengaturan mandiri LSM, dan regulasi pemerintah yang efektif, khususnya
LSM yang memiliki rekam jejak penyalahgunaan tugas publik dan
memanfaatkan LSM untuk keuntungan pribadi.
Selain itu, kurangnya perhatian terhadap akuntabilitas LSM dan minimnya
akses terhadap informasi tentang LSM menjadi salah satu penyebab kecilnya
peluang LSM untuk menerima pendanaan lokal. Ketidakpedulian LSM terhadap
isu akuntabilitas tidak hanya mengancam keberadaan mereka tetapi juga
membahayakan upaya untuk meningkatkan peran masyarakat sipil dalam
pengembangan demokrasi dan perilaku demokratis di semua bidang politik.

Mengembangkan Akuntansi untuk LSM Definisi


Ada dua definisi akuntansi, yaitu sebagai berikut.
- Menurut Komite Prinsip Akuntansi (1970)
Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa yang fungsinya menyediakan
informasi kuantitatif, khususnya informasi yang bersifat keuangan.
- Menurut American Accounting Association (1966)
Akuntansi bertujuan untuk mendukung keputusan ekonomi dan
membuat pilihan rasional antara berbagai alternatif tindakan.
Digunakan oleh pihak-pihak miskin untuk mengambil keputusan
ekonomi.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup LSM mengacu pada operasional organisasi LSM.Kegiatan LSM
biasanya berbentuk program bantuan dan pelayanan sosial, khususnya bagi
kelompok rentan. Oleh karena itu, program-program yang dilaksanakan oleh
LSM merupakan program pemberdayaan masyarakat yang bertujuan untuk
memperkuat kemandirian, kemandirian, dan otonomi masyarakat yang ingin
mereka kembangkan.
Sifat dan Karakteristik
Sifat dan karakteristik LSM dipengaruhi oleh lingkungan yang
mempengaruhinya. Yang membedakan LSM dengan lembaga publik lainnya
seperti lembaga pendidikan dan kesehatan adalah perbedaan lingkungan yang
mempengaruhi mereka. Struktur organisasi LSM kurang formal dan biasanya
didasarkan atau dipengaruhi oleh tokoh-tokoh dan aktivis tingkat tinggi, yang
arah dan kebijakannya dipengaruhi oleh kepemimpinan organisasi LSM
tersebut (termasuk pola struktur organisasinya).

Tujuan
Pada dasarnya akuntansi lembaga publik seperti berikut ini. Organisasi LSM
mempunyai tiga tujuan utama. Mereka adalah penyedia informasi keuangan,
pengendalian manajemen, dan akuntabilitas. Akuntansi LSM berfungsi untuk
memberikan informasi bisnis kepada lembaga pendanaan dan masyarakat.
Tujuan utama akuntansi di LSM adalah untuk menyediakan informasi
keuangan yang berguna bagi manajemen LSM dan pemangku kepentingan
eksternal. Oleh karena itu, informasi tersebut dapat digunakan untuk tujuan
berikut (Bastian, 2007).
- Memberikan informasi yang diperlukan untuk pengelolaan kegiatan dan
alokasi sumber daya yang dipercayakan kepada organisasi secara tepat,
efisien dan ekonomis.Tujuan ini adalah tentang manajemen bisnis.
- Mengenai pemenuhan tanggung jawab manajemen suatu organisasi untuk
mengelola penggunaan program dan sumber daya yang berada di bawah
wewenangnya secara cepat dan efektif, selain melaporkan kepada otoritas
publik dan lembaga pendanaan mengenai hasil operasi organisasi.
Informasi akuntansi berfungsi sebagai panduan pengambilan keputusan dan
sangat berguna bagi manajer organisasi dalam mengalokasikan sumber daya.
Informasi akuntansi juga dapat digunakan untuk menentukan biaya dan
kelayakan suatu program atau kegiatan.
Sistem Akuntansi LSM
LSM termasuk dalam kategori organisasi nirlaba. Oleh karena itu, akuntansi
dan pelaporan keuangan mengacu pada PSAK No. 45 tentang Standar
Akuntansi Organisasi Nirlaba.
LSM melakukan akuntansi terintegrasi berdasarkan peraturan akuntansi yang
berlaku. Selain itu, organisasi LSM perlu melakukan aktivitas akuntansi pada
tahap implementasi.
Akuntansi adalah proses mengidentifikasi, mengukur, mencatat, dan
melaporkan transaksi keuangan suatu perusahaan, yang digunakan sebagai
informasi untuk pengambilan keputusan ekonomi oleh pihak internal dan
eksternal (Halim.2010: 3).
Sistem akuntansi membentuk siklus akuntansi. Siklus akuntansi adalah
pencatatan sistematis transaksi keuangan, ringkasan, dan laporan keuangan.
Siklus akuntansi adalah proses yang menyediakan laporan keuangan
organisasi untuk jangka waktu tertentu. Siklus akuntansi dapat dibagi menjadi
tugas-tugas yang dilakukan selama periode tersebut: mencatat dan
mentransfer transaksi ke buku besar, dan menyiapkan laporan keuangan
pada akhir periode.

Anda mungkin juga menyukai