Anda di halaman 1dari 2

Struktur dan Mekanisme dalam Organisasi Partai Politik

Setiap partai politik memiliki kepengurusan yang tersebar di berbagai tingkat di daerah. Pada umumnya,
partai politik membentuk kepengurusan tingkat pusat yang disebut dengan Dewan Pengurus Pusat
(DPP) yang berkedudukan di ibukota negara Republik Indonesia. Begitu juga tingkat untuk tingkat
provinsi yang disebut dengan Dewan Pengurus Wilayah (DPW), dan Dewan Pengurus Cabang (DPC) yang
berkedudukan di kabupaten atau kota. Struktur organisasi partai politik yang meliputi berbagai tingkat di
daerah ini menyebabkan perlunya ditentukan entitas pelaporan keuangan untuk menunjukkan entitas
akuntansi yang menjadi pusat-pusat pertanggungjawaban keuangan partai politik. Oleh karena itu, dari
sisi konsep entitas, mungkin perlu dipertimbangkan mengatur sistem akuntansi untuk entitas partai
politik ini seperti halnya pada sistem akuntansi pemerintahan.

Seperti halnya organisasi-organisasi nirlaba, maka partai politik mempunyai mekanisme keorganisasian
yang memerlukan mekanisme dan manajemen seperti halnya organisasi nirlaba lainnya. Perangkat
organisasi umum pasti ada dalam partai politik. Perangkat-perangkat organisasi dan kegiatan-
kegiatannya ini antara lain:

1. Sekretaris. Sekretaris ini ada di tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan dan desa. Biaya-
biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan sekretaris ini dapat digolongkan kepada biaya rutin.

2. Rapat-rapat yang diperlukan untuk mengambil keputusan dalam partai. Kongres yang menentukan
kepemimpinan biasanya diadakan dalam jangka waktu tertentu.

3. Kegiatan pencarian dana. Karena partai politik tidak boleh memiliki badan usaha dan tidak boleh
memiliki saham, maka cara-cara pencarian dana politik adalah lewat sumbangan-sumbangan pribadi
dari anggota.

4. Kegiatan kampanye. Kegiatan-kegiatan dalam kampanye ini antara lain mempelajari kampanye untuk
calon legislatif atau calon presiden, rapat akbar, iklan di media massa (televisi, radio, koran, majalah) dll.

5. Kegiatan pendidikan politik. Partai juga melakukan seminar, lokakarya, diskusi-diskusi atau pelatihan-
pelatihan untuk anggota, pengurus, dan simpatisannya.

6. Kegiatan-kegiatan partai politik diluar kampanye banyak yang spontan dilakuka, baik oleh calon
legislatif dan/atau calon presiden ataupun oleh anggota dan fungsionaris di tingkat daerah.

7. Partai membentuk yayasan-yayasan atau think-tank untuk menyebarluaskan ideologi maupun


pengaruhnya.

8. Kekayaan partai. Kekayaan partai bisa membentuk gedung, kantor, kendaraan, alat-alat kantor dll.

Keuangan Partai Politik

Kegiatan manajemen keuangan adalah terkait dengan cara memperoleh dana dan menggunakan dana.
Sumber dana partai politik berasal dari:
1. iuran anggota

2. Sumbangan dari pihak lain yang sah menurut hukum; dan

3. Bantuan keuangan dari anggota negara atau daerah.

Aktivitas pencarian dana yang dilarang, antara lain:

1. Menerima sumbangan dari pihak asing dalam bentuk apapun, yang bertentangan dengan hukum dan
aturan perundang-undangan.

2. Menerima sumbangan, berupa barang maupun uang, dari pihak manapun tanpa tercantum identitas
yang jelas.

3. Menerima sumbangan dari perseorangan dan/atau perusahaan/badan usaha melebihi batas yang
ditetapkan.

4. Meminta atau menerima dana dari BUMN, BUMD, BUMDes atau sebutan lainnya koperasi, yayasan
dll.

5. Memperoleh hasil dari aktivitas bisnis, misalnya dengan mendirikan badan usaha yang dapat
menghasilkan laba, atau menanamkan modal berupa saham pada suatu badan usaha.

Pada dasarnya semua aktivitas yang berkenaan dengan aktivitas politik secara langsung maupun tidak
langsung, boleh dilakukan oleh partai politik selama tidak dilarang oleh hukum atau aturan perundang-
undangan. Aktivitas yang dilarang oleh partai politik sebagai berikut:

1. Melakukan kegiatan yang bertentangan dengan UUD RI Tahun 1945 atau peraturan perundang-
undangan lainnya.

2. Melakukan kegiatan yang membahayakan keutuhan Negara Kesatuan RI.

3. Melakukan kegiatan yang bertentangan dengan kebijakan pemerintah dalam memelihara


persahabatan dengan negara lain, dalam rangka ikut memelihara ketertiban dan perdamaian dunia.

4. Mendirikan badan usaha dan/atau memiliki saham suatu badan usaha.

5. Melakukan aktivitas untuk menganut, mengembangkan, dan menyebarkan ajaran atau paham
komunisme/marxisme-leninisme.

Anda mungkin juga menyukai