Anda di halaman 1dari 11

RINGKASAN MATERI KULIAH (RMK)

STRUKTUR DANA DAN LAPORAN KEUANGAN ENTITAS NIRLABA

Dosen Pengampu:
Dr. Ni Made Dwi Ratnadi, S.E., M.Si., Ak., CA.

Disusun Oleh:
Kelompok 3

Ni Kadek RiaYunita (2207531054/04)


Ni Kadek Diah Puspa Loka (2207531055/05)
Gusti Ayu Nika Pratiwi (2207531063/08)
Ida Ayu Sri Purnamayanti (2207531065/09)

PROGRAM STUDI SARJANA AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2023
PEMBAHASAN

1. PSAK 45 Tentang Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba


Acuan penyusunan laporan keuangan bagi organisasi sektor publik adalah PSAK
45 tentang Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba dan SAP yang dituangkan dalam PP No.
24 Tahun 2005. PSAK 45 kerap dijadikan pedoman organisasi sektor publik yang bergerak
di berbagai sektor berupa Yayasan, LSM, termasuk institusi-institusi Pendidikan. Pada
beberapa bentuk entitas nirlaba, meskipun tidak ada kepemilikan, entitas nirlaba tersebut
mendanai kebutuhan modalnya dari utang, dan kebutuhan operasinya dari pendapatan atas
jasa yang diberikan kepada publik. Laporan entitas nirlaba meliputi laporan posisi
keuangan pada akhir periode laporan, laporan aktivitas serta laporan arus kasuntuk suatu
periode pelaporan, dan catatan atas laporan keuangan.
1) Laporan Keuangan
Laporan posisi keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi mengenai aset ,
liabilitas, serta aset neto dan informasi mengenai unsur tersebut pada waktu tertentu.
Laporan posisi keuangan, termasuk catatan laporan keuangan menyediakan informasi
yang relevan mengenai likuiditas, flesibilitas keuangan dan hubungan antara asset dan
liabilitas.
2) Laporan Aktivitas
Laporan aktivitas bertujuan untuk menyediakan informasi mengenai Pengaruh
transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat asset neto, hubungan
antar transaksi, dan peristiwa lain, Bagaimana penggunaan sumber daya dalam
pelaksanaan berbagai program atau jasa. Serta klasifikasi Pendapatan, Beban,
Keuntungan dan Kerugian. Klasifikasi tersebut dalam kelompok asset neto tidak
menutup peluang adanya klafisikasi tambahan dalam laporan aktivitas. Laporan
aktivitas menyajikan jumlah pendapatan dan beban secara bruto, kecuali diatur
berbeda oleh SAK lain atau SAK ETAP. Informasi Pemberian Jasa.
3) Laporan Arus Kas
Laporan arus kas bertujuan untuk menyajikan informasi mengenai penerimaan dan
pengeluaran kas dalam satu periode. Klasifikasi Penerimaan dan Pengeluaran Kas
adalah aktivitas pendanaan yang meliputi:
(1) Penerimaan kas dari penyumbang yang penggunaannya dibatasi untuk
jangka panjang.

2
(2) Penerimaan kas dari sumbangan dan penghasilan investasi yang
penggunaannya dibatasi untuk pemerolehan, pembangunan dan
pemeliharaan asset tetap, atau peningkatan dana abadi.
(3) Bunga dan dividen yang dibatasi penggunaannya untuk jangka panjang.

(4) Pengungkapan informasi aktivitas investasi dan pendanaan nonkas.


2. Laporan Keuangan Partai Politik dan Dana Kampanye
Partai politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh
sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas kehendak dan cita – cita
untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat,
bangsa dan negara serta memelihara keutuhan NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD
45. Partai politik bertujuan mewujudkan cita -cita nasional bangsa Indonesia.
A. Laporan Keuangan Parpol. Laporan keuangan parpol disajikan sebagai bentuk
akuntabilitas dari dana publik yang telah mereka gunakan dalam bentuk
compliance. Hal khusus berkaitan dengan akuntansi keuangan parpol adalah form
over substance, bukan substance over form. Berdasarkan ketentuan form over
substance, maka parpol harus mencatat transaksi keuangannya berdasarkan
ketentuan yang dibuat oleh KPU, tetapi jika ada hal-hal yang belum tercantum
dalam ketentuan KPU maka akuntansi parpol dapat dilandaskan pada standar
akuntansi yang berlaku umum. Susunan lengkap laporan keuangan parpol yaitu
Laporan posisi keuangan, Laporan aktivitas, Laporan perubahan dalam aktiva
neto/ekuitas, serta Laporan Arus kas dan Catatan atas laporan keuangan.
B. Keuangan Partai Politik.
Kegiatan manajemen keuangan adalah terkait dengan cara memperoleh dana
dan menggunakan dana. Sumber pendanaan partai politik berasal dari:
1) Iuran Anggota,
2) Sumbangan dari pihak lain yang sah menurut hukum,
3) Bantuan Keuangan darianggaran negara atau daerah.
C. Akuntabilitas Keuangan Partai Politik. Akuntabilitas yang tinggi dapat meminimalisasi
kecurigaan penyalahgunaan dana dan mengantisipasi munculnya konflik. Kebutuhan
untuk menciptakan good political party governance dirasakan sangat mendesak,
terutama bagi para partai politikpeserta pemilihan umum. Seluruh sumbangan harus
tercatat lengkap dengan identitasnya.

3
D. Tinjauan Terhadap PSAK 45 dan Kebutuhan Standar Akuntansi Parpol
Terdapat tiga pendapat terkait penerapan, PSAK Nomor 15 sebagai standar akuntansi
keuangan partai politik:
a. PSAK Nomor 45 masih bisa dipakai sebagai standar akuntansi keuangan
partai politik karena karakter partai politik mirip dengan karakter organisasi
nirlaba. Yang perlu dibuat adalah pedoman pembuatan laporan keuangan
atau pedoman audit keuangan partai politik untuk melengkapi PSAK Nomor
45 tersebut.
b. Standar akuntansi keuangan khusus partai politik tidak perlu dibuat tetapi
dapat melakukan modifikasi PSAK Nomor 45, sehingga memenuhi
kebutuhan transparansi dan akuntabilitas keuangan partai politik.
Modifikasi dilengkapi dengan pedomanpembuatan dan pencatatan laporan
keuangan.
c. Standar laporan keuangan khusus untuk partai politik perlu dibuat. Hal ini
dikarenakankarakter partai politik yang tidak sama dengan karakter
organisasi nirlaba. Partaipolitik memerlukan suatu standar akuntansi khusus
partai politik.
E. Laporan Keuangan Dana Kampanye
Dana kampanye adalah sejumlah biaya berupa uang, barang, dan jasa yang
digunakan pasangan calon dan atau partai politik atau gabungan partai politik
yang mengusulkan pasangan calon untuk membiayai kegiatan kampanye
pemilihan. Pada dasarnya tujuan dana kampanye untuk pengaturan mengenai
besarnya penerimaan dan pengeluaran dana kampanye agar pemilihan menjadi
“fair” dan bersih dari tindakan curang dan merugikan.
F. Pembatasan Dana Kampanye
Pembatasan Dana Kampanye terdiri dari Pembatasan Penerimaan dan
Pembatasan Pengeluaran, yaitu:
• Penerimaan yang Berasal dari:
(1) Perseorangan tidak boleh melebihi Rp.75.000.000,-

(2) Kelompok dan/atau badan hukum swasta paling banyak Rp. 750.000.000,-

(3) Partai politik @Rp 750.000.000

4
• Pembatasan Pengeluaran merupakan Akumulasi dari:
(1) Rapat Umum jumlah peserta x frekuensi kegiatan x standar biaya daerah
(2) Pertemuan Terbatas jumlah peserta x frekuensi kegiatan x standar biaya daerah
(3) Pertemuan Tatap Muka jumlah peserta x frekuensi x standar biaya daerah
(4) Pembuatan Bahan Kampanye jumlah kegiatan x (30% xjumlah pemilih) x
Rp25.000,-
(5) Alat peraga kampanye yang dibiayai oleh Pasangan Calon jumlahnya
berpedoman pada Keputusan KPU Provinsi/KIP Aceh atau KPU/KIP
Kabupaten/Kota.
G. Rekening Khusus Dana Kampanye
Pembukaan Rekening Khusus Dana Kampanye bagi Pasangan Calon yang
diusulkan oleh Partai Politik atau Gabungan Partai Politik yang mengusulkan
Pasangan Calon, dan Rekening Khusus Dana Kampanye yang telah disampaikan
kepada KPU Provinsi/KIP, Salinan Rekening Khusus Dana Kampanye menjadi
lampiran pada LADK dan LPPDK.
H. Laporan Dana Kampanye
Laporan keuangan dana kampanye terdiri atas 3 laporan, yaitu Laporan Awal Dana
Kampanye (LADK), Laporan Penerimaan Sumbangan Dana Kampanye (LPSDK),
Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana Kampanye (LPPDK).
3. Laporan Keuangan Lembaga Swadyaya Masyarakat (LSM)
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) merupakan organisasi yang dikelola oleh swasta
atau di luar pemerintahan. Istilah “swasta” ini bukan berarti seperti organisasi bisnis yang
yang berbasis nilai, secara keseluruhan maupun sebagian pada lembaga donor dan
pelayanan sukarela.
1. Fungsi dan Peran LSM
a. Motivator LSM bertugas memberikan motivasi, menumbuhkan dan
mengembangkan kesadaran anggota masyarakat akan masalah-masalah yang
dihadapi dirinya maupun lingkungannya, akan potensi-potensi sumber daya
manusia maupun sumber daya alam yang dimiliki.
b. Komunikator Sebagai komunikator, tugas LSM antara lain: Mengamati, merekam,
sertamenyalurkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat agar dijadikan bahan
rumusan kebijakan dan perencanaan program pembangunan.

5
c. Dinamisator, LSM bertugas merintis strategi, mengembangkan metode program,
dan memperkenalkan inovasi di bidang teknologi serta pengelolaan organisasi yang
belum dikenal ke lingkungan masyarakat setempat untuk pengembangan dan
kemajuan.
d. Fasilitator, LSM bertugas memberikan bantuan teknis dalam pelaksanaan program
seperti menyediakan bantuan dana, modal kerja, peralatan, bahan bahan baku,
saluran pemasaran dan sebagainya bagi kelompok-kelompok sasaran yang
membutuhkannya.
2. Pengelolaan Keuangan LSM
Setiap organisasi LSM memiliki nilai, visi, dan misi yang berbeda. Pada tahap
selanjutnya, diperlukan untuk merancang tujuan, strategi dan program yang sinergi
dengan sumber dan alokasi dana. Tahap selanjutnya adala htahap pelaksanaan atau
implementasi program yang diiringi dengan tindakan pengawasan (monitoring).
3. Laporan Keuangan LSM
a. Pengguna Laporan Keuangan LSM
Pihak-pihak yang berkepentingan atas informasi dalam laporan keuangan LSM,
antara lain: Pengurus, Staf/ relawan, pemerintah, penyumbang, kreditur, dan publik
ataumasyarakat luas, terutama donatur dan objek dampingan.
b. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
Tujuan utama laporan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi
keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu LSM. Secara lebih
terperinci,tujuan laporan keuangan LSM adalah memberikan informasi keuangan
untuk Akuntabilitas dan Manajerial.
c. Laporan Posisi Keuangan
Penyajian untuk asset dan kewajiban adalah sebagai berikut:
• Laporan Posisi Keuangan, termasuk catatan atas laporan keuangan, menyediakan
informasi yang relevan mengenai sifat, likuiditas, fleksibilitas keuangan dan
hubunganantara asset dan kewajiban.
• Kas atau asset lain yang dibatasi penggunaanya oleh penyumbang harus disajikan
terpisah dari kas atau asset lain yang terikat penggunaanya.
d. Laporan Aktivitas
Laporan aktivitas harus menyajikan informasi mengenai perubahan yang terjadi
dalam kelompok aset bersih. Perubahan kelompok asset bersih adalah sebagai

6
berikut:

• Laporan aktivitas menyajikan perubahan aset bersih terikat permanen, serta


beban, terikat temporer dan tidak tidak dalam suatu periode.

• Pendapatan dan keuntungan yang menambah aset bersih, serta beban dan
kerugian yang mengurangi aset dikelompokan berdasarkan klasifikasi
pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian.
e. Laporan Arus Kas
Tujuan utama Laporan Arus Kas adalah menyajikan informasi mengenai
penerimaandan pengeluaran kas dalam suatu periode.

4. Laporan Keuangan Yayasan

a. Laporan Posisi Keuangan/Neraca

Laporan ini bertujuan untuk menyediakan informasi mengenai aset,


kewajiban, danaset bersih dan informasi mengenai hubungan di antara unsur-
unsur tersebut pada waktu tertentu.

b. Laporan Aktivitas

Tujuan utama laporan aktivitas adalah menyediakan informasi mengenai


pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aset
bersih, hubunganantar transaksi, dan peristiwa lain, dan bagaimana penggunaan
sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa. Perubahan aset
bersih dalam laporan aktivitas biasanya melibatkan 4 jenis transaksi, yaitu
pendapatan, beban, gains and losses, dan reklasifikasi aset bersih.

c. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas menyajikan informasi perubahan historis atas kas dan setara
entitas, yang menunjukan secara terpisah perubahan yang terjadi selama satu
periode dari aktivitas operasional, investasi, dan pendanaan.

d. Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan menyajikan informasi kebijakan akuntansi


tertentu yang diterapkan yang relevan untuk memahami laporan keuangan.

7
5. Laporan Keuangan Rumah Sakit

a. Jenis Laporan Keuangan Rumah Sakit


1) Untuk pihak eksternal meliputi: Neraca, Laporan operasi, Laporan Arus Kas,
Catatan atas laporan keuangan.
2) Untuk pihak internal, meliputi: Laporan realisasi anggaran, Laporankinerja
unit, Laporan biaya, Forecasting Biaya, Feasibility Study.
b. Laporan Keuangan Rumah Sakit Sesuai Pedoman Akuntansi Rumah Sakit

1) Neraca. Komponen neraca terdiri dari asset, kewajiban dan aset.


2) Laporan Aktivitas/Operasi. Bagian ini terdiri dari Laporan hasil operasi/Aktivitas
selama satu periode tertentu.
3) Laporan Arus Kas
Laporan yang menunjukkan arus kas keluar dan arus kas masuk dirumah sakit.
Informasi tentang arus kas suatu rumah sakit berguna bagi para pemakai laporan
keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan rumah sakit yang bersangkutan
di dalam menghasilkan kas dan setara kas.
4) Catatan Atas Laporan Keuangan
Informasi dalam catatan atas laporan keuangan mencakup antara :
Pendahuluan, Kebijakan Akuntansi, Kejelasan atas pos-pos neraca, Kejelasan
atas pos-pos laporan aktivitas, Kejelasan atas pos-pos laporan arus kas,
Kewajiban kontinjensi, Informasi tambahan pengungkapan lainnya.

6. Laporan Keuangan Universitas

a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Universitas

Pasal 63 Undang-Undang tersebut menyatakan bahwa otonomi pengelolaan


Perguruan Tinggi dilaksanakan berdasarkan prinsip : Akuntabilitas, Transparansi,
Nirlaba, Penjaminan mutu, dan Efektivitas dan Efisiensi. Prinsip “Nirlaba” menjadi
dasar bagi Universitas untuk menggunakan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) 45 (Revisi 2011) tentang Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba sebagai dasar
dalam penyusunan pelaporan keuangannya. Paragraf 9 PSAK 45 tersebut mengatur
bahwa jenis-jenis laporan keuangan entitas nirlaba adalah Laporan posisi keuangan
(neraca), Laporan aktivitas, Laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.

8
b. Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
Informasi dalam laporan posisi keuangan yang digunakan bersama pengungkapan,
dan informasi dalam laporan keuangan lainnya dapat membantu para penyumbang anggota
entitas nirlaba, kreditor, dan pihak-pihak lain untuk menilai:
1. Kemampuan entitas nirlaba untuk memberikan jasa secara berkelanjutan, dan

2. Likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi kewajibannya,


dan kebutuhan pendanaan eksternal.
Laporan posisi keuangan mencakup entitas nirlaba secara keseluruhan dan
menyajikan totalaset, liabilitas, dan aset neto. Aset neto baik pada laporan keuangan
universitas maupun laporan keuangan entitas nirlaba lainnya terdiri atas tiga kategori
sebagai berikut:
1) Aset Neto Tidak Terikat

Paragraf 18 PSAK 45 menyatakan bahwa aset neto tidak terikat


umumnya meliputipendapatan dari jasa, penjualan barang, sumbangan, dan dividen
atau hasil investasi, dikurangi beban untuk memperoleh pendapatan tersebut.
Batasan terhadap penggunaan aset neto tidak terikat dapat berasal dari sifat entitas
nirlaba (dalam hal ini universitas PTN BH). Informasi mengenai batasan- batasan
tersebut umumnya disajikan dalamcatatan atas laporan keuangan.
2) Aset Neto Terikat Temporer
Paragraf 17 PSAK menyatakan bahwa pembatasan temporer
terhadapsumbangan berupa aktivitas operasi tertentu, investasi untuk jangka
tertentu, penggunaan selama periode tertentu di masa depan, atau pemerolehan
aset tetap, dapat disajikan sebagai unsur terpisah dalam kelompok aset neto yang
penggunaannya dibatasi secara temporer atau disajikan dalam catatan atas
laporan keuangan. Pembatasan temporeroleh penyumbang dapat berbentuk
pembatasan waktu dan/atau pembatasan penggunaan.
3) Aset Neto Terikat Permanen

Paragraf 16 PSAK 45 menyatakan bahwa pembatasan permanen


terhadap aset, seperti tanah atau karya seni, yang disumbangkan untuk tujuan
tertentu, untuk dirawat dan tidak untuk dijual, atau aset yang disumbangkan
untuk investasi yang mendatangkan pendapatan secara permanen dapat disajikan
sebagai unsur terpisah dalam kelompok aset neto yang penggunaannya dibatasi

9
secara permanen atau disajikandalam catatan atas laporan keuangan.
c. Laporan Aktivitas
Paragraf 19 PSAK 45 menyatakan bahwa tujuan utama laporan aktivitas adalah
menyediakan informasi mengenai:
1. Pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aset neto
2. Hubungan antar transaksi, dan peristiwa lain, serta
3. Bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program.

d. Laporan Arus Kas

Sebagaimana ditetapkan dalam PSAK 2 (Revisi 2013) tentang Laporan Arus


Kas terdiri dari sebagai berikut:
1. Aktivitas Operasi. Aktivitas operasi adalah Aktivitas penghasil utama
pendapatanentitas dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi
dan pendanaan.
2. Aktivitas Investasi. Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aset
jangkapanjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas.
3. Aktivitas Pendanaan. Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang
mengakibatkanperubahan dalam jumlah serta komposisi kontribusi modal dan
pinjaman entitas.
e. Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian dari
angka yangtertera dalam Laporan Aktivitas, Laporan Posisi Keuangan, dan Laporan
Arus Kas. Catatan atas Laporan Keuangan juga mencakup informasi tentang
kebijakan akuntansi yang dipergunakan oleh entitas pelaporan dan informasi lain
yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan di dalam Standar Akuntansi
Keuangan serta ungkapan-ungkapan yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian
laporan keuangan secara wajar.

10
DAFTAR PUSTAKA

Halim, A. d. (2014). Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat.


Prof. Dr. Mardiasmo, M. A. (2018). Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: ANDI Yogyakarta.
Rudy. (2014). neliti.com. Retrieved 11 21, 2023, from www.neliti.com:
https://www.neliti.com/publications/2074/penerapan-laporan-keuangan-organisasi-
nirlaba-berdasarkan-psak-no45-pada-panti-s
Surjaweni, V. W. (2019). Akuntansi Desa. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

11

Anda mungkin juga menyukai