Anda di halaman 1dari 18

RANGKUMAN MATERI KULIAH

AKUNTANSI UNTUK ORGANISASI NIRLABA DAN KONSEP AKUNTANSI


PENGGABUNGAN BADAN USAHA

Mata Kuliah : Akuntansi Keuangan Lanjutan


Dosen : Ni Putu Shinta Dewi, SE, M.Si., Ak.,CA

OLEH :
Ika Tasya Chairiani NIM 1902622010165
Abdul Rohmat NIM 1902622010171
Ni Kadek Yana Dwi Putri NIM 1902622010184

KELAS A - REGULER MALAM

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2020 / 2021
BAB

PEMBAHASAN

AKUNTANSI UNTUK ORGANISASI NIRLABA DAN KONSEP AKUNTANSI

PENGGABUNGAN BADAN USAHA

1. ORGANISASI NIRLABA

A. PENGERTIAN

Organisasi nirlaba atau biasa disebut dengan organisasi non profit merupakan

organisasi yang sasarannya untuk mendukung suatu kebijakan atau memecahkan

masalah penting yang terjadi di suatu Negara.Dengan tujuannya yang tidak komersial

atau tidak menarik perhatian terhadap sesuatu yang bersifat mencari keuntungan.

organisasi nirlaba bisa terbentuk dari organisasi keagamaan, organisasi politik, rumah

sakit, sekolah negeri, dan organisasi lainnya.

B. STANDAR AKUNTANSI ORGANISASI NIRLABA

Organisasi nirlaba menggunakan basis akuntansi akrual untuk mengakui

pendapatan dan bebannya.

a) Klasifikasi Aktiva Bersih

Aktiva bersih dikelompokkan dalam 3 (tiga) katagori yang masing-masing

tergantung pada ada tidaknya pembatasan.


 Aktiva Bersih Terikat Permanen adalah bagian dari aktiva bersih yang

penggunaannya dibatasi oleh Donatur (donor-imposed stipulation) yang

tidak memiliki pembatasan waktu dan tidak dapat dipindahkan oleh

organisasi.

 Aktiva Bersih Terikat Temporer adalah bagian dari aktiva bersih yang

penggunaannya dibatasi oleh Donatur (donor-imposed stipulation) yang

tmemiliki pembatasan waktu atau dapat dipindahkan oleh organisasi

dengan melakukan stipulation ( pembatasan penggunaan).

 Aktiva Bersih Tidak Terikat adalah bagian dari aktiva bersih yang tidak

dibatasi penggunaannya oleh Donatur (donor-imposed stipulation).

 Pembagian aktiva bersih dalam tiga kategori tersebut merupakan bentuk

penyajian paling utama untuk organisasi nirlaba.

b) Kontribusi

Bagi organisasi nirlaba kontribusi atau sumbangan merupakan sumber

pendapatan utama dimana Kontribusi adalah transfer kas atau aktiva lain tanpa

syarat kepada organisasi atau suatu penyelesaian atau suatu pembatalan

hutang-hutangnya tidak secara timbal balik oleh organisasi lain yang tidak

bertindak sebagai pemilik.Karakteristik bukti transfer tersebut yaitu :


 Transfer dilakukan tanpa syarat, transfer adalah ke atau dari suatu

entitas yang bertindak bukan sebagai pemilik, transfer dilakukan

sukarela , transfer tidak timbal balik.

 Transfer juga dapat berupa kas atau aktiva lain seperti bangunan,surat-

surat berharga,penggunaan fasilitas,jasa dan pemberian suatu janji tanpa

syarat (unconditional promises).

c) Sumbangan yang Terikat dan yang Tidak Terikat

Pembatasan oleh donator menentukan lebih spesifik penggunaan aktiva

yang disumbangkan.Pembatasan dapat bersifat permanen dan

temporer.Pembatasan permanen menyatakan bahwa sumberdaya yang

disumbangkan harus dipertahankan secara permanen tetapi organisasi

diijinkan untuk menggunakan sebagian atau semua penghasilan

ekonominya.Pembatasan temporer membatasi organisai untuk menggunakan

sumberdaya sampai dengan periode tertentu atau untuk penggunaan tertentu

atau keduanya.

Pada umumnya,sumbangan yang terikat dengan yang tidak terikat dihitung

pada nilai wajarnya dan diakui sebagai pendapatan atau keuntungan pada

periode diterimanya,atau beban,dan aktiva dalam 3 kelompok aktiva bersih

yaitu :

 Yang meningkatkan aktiva bersih tidak terikat


 Yang meningkatkan aktiva bersih terikat temporer

 Yang meningkatkan aktiva bersih terikat permanen

Sumbangan yang tidak terikat penggunaanya dilaporkan sebagai

sumbangan yang tidak terikat yang meningkatkan aktiva bersih tidak

terikat,sedangkang sumbangan yang terikat penggunaannya dilaporkan

sebagai sumbangan yang terikat yang meningkatkan baik aktiva bersih terikat

permanen maupun aktiva bersih terikat temporer.

C. AKUNTANSI ORGANISASI NIRLABA

Pada kebijakan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 45

merupakan suatu syarat rujukan dalam mengelola sistem keuangan organisasi ini.

Dengan melihat pengukuran jumlah aliran pemasukan kas dari anggota atau donatur

menjadi ukuran kinerja organisasi tersebut. Sehingga yang menjadi laporan

pendanaan tersebut akan diberikan di hadapan kreditur dan pemasok dana lain

sebagai bentuk pertanggungjawaban kegiatan organisasi. Dalam laporan keuangan

organisasi akuntansi nirlaba, berikut beberapa hal penting yang perlu di ketahui :

1) Adanya laporan keuangan berguna memberikan informasi debit dan kredit

secara relevan guna memenuhi kepentingan penyumbang, anggota,

kreditur, atau pihak lain yang berperan penting sebagai sumber daya

organisasi.
2) Pemberian laporan keuangan menjadi referensi dalam menilai organisasi

yaitu :

 Mempercayai jasa kegiatan organisasi, termasuk kemampuannya untuk

konsisten melakukan pemberian jasa.

 Terstruktur kegiatan pengurus dalam mengelola operasional organisasi

3) Suatu laporan keuangan organisasi disebutkan didalam informasi yaitu :

 Total jumlah dan aktiva, disertakan jumlah kewajiban dan aktiva bersih

organisasi tersebut.

 Perubahan yang mempengaruhi transaksi atau situasi lain yang

berpotensi mengubah nilai dan sifat aktiva bersih organisasi

 Apa saja jenis dan jumlah arus kas masuk serta keluar sumber daya

dalam satu periode. Serta apa saja yang didapatkan dari arus kas

maupun membelanjakan kas.

Kegiatan usaha jasa yang dijalani organisasi sesuai dengan yang

disebutkan.

D. Contoh Organisasi Nirlaba

Organisasi nirlaba dapat dibagi menjadi 4 jenis organisasi yaitu sebagai berikut :
1) Organisasi nirlaba donasi, yaitu Lembaga yang mengadalkan

pendapatannya dari sumbangan tersebut.

2) Organisasi nirlaba komersial, yaitu lembaga yang pendapatannya berasal

dari anggota berupa chargeatau sewa dari pemakaian harta organisasi

3) Organisasi Nirlaba Mutual, yaitu lembaga yang dikelola oleh para

anggotanya sebagai pemakai jasa dari lembaga tersebut.

4) Organisasi Nirlaba Profesional, yaitu lembaga yang dikelola oleh setiap

para profesional yang memang khusus diberi gaji untuk mengelolanya.

Berdasarkan pada jenis dari contoh organisasi laba dapat diklasifikasikan

menjadi lebih detail bagi suatu pemilik organisasi yaitu sebagai berikut :

a) Nirlaba Yayasan

Dari jenis ini lembaga organisasi nirlaba pertama yang ada di Indonesia

merupakan suatu yayasan. Pada dasarnya yayasan dan dimaksudkan sebagai

sarana untuk untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan, atau

bidang kemanusiaan.Yayasan juga merupakan suatu badan yang tidak menjadi

kepimilikan pribadi atau kelompok. Namun yayasan tersebut dimiliki oleh

pendiri dan anggotanya dapat menjadi pendiri yayasan.Pada yayasan terlihat

struktur organisasinya sudah teratur. Sehingga, yayasan dipantau oleh dewan

pembina, dewan penasehat, dewan pengawas, dewan manajemen dan dewan

pengurus. Selaku pengurus yayasan berhak untuk menyetujui perencanaan


program yayasan, dan keputusan untuk merger atau memberhentikan yayasan

secara keputusan bersama.

b) Nirlaba Perkumpulan dan Asosiasi

Pada jenis organisasi nirlaba yang kedua merupakan lembaga non profit

seperti asosiasi atau perkumpulan. Saat ini ada dua jenis asosiasi di Indonesia,

yaitu asosiasi gabungan dan biasa. Sehingga asosiasi gabungan memiliki

kepribadian hukum, walaupun asosiasi biasa tidak memiliki badan

hukum.Pada organisasi asosiasi juga bisa didefinisikan sebagai organisasi

berbasis keanggotaan yang didirikan karena bersifat publik atau keinginan

dari para anggotanya. Seperti contoh asosiasi universitas alumnus, asosiasi

kerja indonesia mahasiswa dan asosiasi guru.

c) Nirlaba Institut

Pada jenis nirlaba terakhir yaitu institut. Institut merupakan jenis lembaga

nonprofit yang bertujuan untuk mencapai tujuan dalam hal pendidikan, sosial,

budaya dan humaniora. Seperti pada institut strategi nasional (ISN), pusat

studi strategis dan internasional (CSIS), dan sebagainya.Didirikan struktur

organisasi lembaga institut berguna pada tujuan utama dan bidang lembaga.

Seperti contoh bidang lembaga penelitian yang memiliki direktur, sekretaris,

bendahara dan anggota penelitinya tersebut.

2. PENGGABUNGAN BADAN USAHA


Penggabungan usaha adalah penyatuan entitas-entitas bisnis yang sebelumnya

terpisah.Meskipun tujuan utama penggabungan usaha adalah meningkatkan

profitabilitas,namun banyak perusahaan dapat menjadi lebih efisien.

A. Sifat-sifat penggabungan usaha yaitu :

a) Integrasi horizontal adalah penggabungan perusahaan-perusahaan dalam

lini usaha atau pasar yang sama. Contohnya penggabungan usaha Chevron

dan Texaco.

b) Integrasi Vertikal adalah penggabungan perusahaan dengan operasi pada

tahap produksi atau distribusi atau keduanya yang berbeda,tetapi berurutan.

Contohnya pada bulan Juni 2004, Briggs & Stratton Corporation

mengumumkan kesepakatan untuk mengakuisisi Simplicity

Manufacturing,Inc. Briggs & Stratton Corportion adalah produsen mesin

kecil bertenaga gas terbesar dunia,sedangkan Slimpicity adalah perusahaan

yang mendesain,membuat,dan memasarkan peralatan komersial premium

dan perawatan rumput taman konsumen.

c) Konglomerasi adalah penggabungan perusahaan-perusahaan dengan fungsi

produk atau jasa,atau keduanya yang tidak saling berhubungan dan

beragam.Suatu perusahaan mungkin mendiversifikasi untuk mengurangi

resiko yang berkaitan dengan lini bisnis tertentu,atau untuk menyamakan

laba siklis,seperti yang mungkin terjadi pada akuisisi perusahaan utilitas


atas perusahaan manufaktur. Contohnya Texas Utilities Company

mengakuisisi Lufkin-Conroe Communications Company,sebuah

perusahaan telepon local,untuk mendiversifikasi ke bisnis telekomunikasi.

B. Bentuk Pengabungan Usaha,antara lain :

Penggabungan usaha adalah istilah umum yang meliputi semua bentuk

penggabungan entitas usaha yang terpisah. Penggabungan seperti itu disebut akuisisi

ketika perusahaan memperoleh aktiva produktif dari entitas usaha lain dan

mengintegrasikan aktiva-aktiva tersebut kedalam operasi miliknya. Penggabungan

usaha juga mengacu pada akuisisi ketika suatu perusahaan memperoleh pengendalian

operasi atas fasilitas produktif entitas lain dengan memiliki sejumlah besar

(mayoritas) saham berhak suara yang beredar. Perusahaan yang diakuisisi tidak perlu

dibubarkan, tetapi perusahaan tersebut tidak mempunyai eksistensi lagi. Istilah

merger dan konsolidasi sering digunakan sebagai sinonim dari akuisisi.Akan tetapi

legalitas dan akuisisinya berbeda,yaitu :

 Merger, terjadi ketika sebuah perusahaan mengambilalih semua operasi

dari entitas usaha lain dan entitas yang diambilalih tersebut

dibubarkan.Contohnya, Perusahaan A membeli aktiva secara langsung dari

perusahaan B secara tunai, dengan aktiva lainnya, atau dengan surat

berharga Perusahaan A ( saham,obligasi, atau wesel) Pengabungan usaha

ini disebut akuisisi,bukanlah merjer kecuali jika perusahaan B dibubarkan.

Alternatif lain, Perusahaan A membeli saham Perusahaan B secara


langsung dari para pemegang saham Perusahaan B secara tunai, dengan

aktiva lainnya, atau dengan sekuritas perusahaan A. Akuisisi ini akan

memungkinkan Perusahaan A mengendalikan operasi atas aktiva-aktiva

Perusahaan B. Akuisisi ini tidak akan memberikan perusahaan A

kepemilikan secara hukum atas aktiva-aktiva kecuali kalau perusahaan A

memperoleh seluruh saham perusahaan B dan memilih untuk

membubarkan Perusahaan B ( suatu Merger)

 Konsolidasi, terjadi ketika sebuah perusahaan yang baru dibentuk untuk

mengambil alih aktiva dan operasi dari dua atau lebih entitas usaha yang

terpisah, dan akhirnya entitas yang terpisah tersebut dibubarkan.

Contohnya, Perusahaan D adalah sebuah perusahaan yang baru dibentuk,

memperoleh aktiva bersih dari perusahaan E dan F dengan mengeluarkan

saham secara langsung kepada Perusahaan E dan F. Pada kasus ini,

perusahaan E dan F mungkin terus mempertahankan saham perusahaan D

untuk memberikan manfaat kepada para pemegang sahamnya (Akuisisi),

atau perusahaan E dan F dapat mendistribusikan saham perusahaan D

kepada para pemegang saham mereka dan Perusahaan E dan F dibubarkan

(konsolidasi). Pada kasus ini, perusahaan D memperoleh kepemilikan atas

aktiva-aktiva perusahaan E dan F. Alternatif lain, perusahaan D dapat

mengeluarkan sahamnya secara langsung kepada pemegang saham

perusahaan E dan F sebagai pertukaran dengan mayoritas saham mereka


( E dan F). Pada kasus ini, Perusahaan D mengendalikan aktiva perusahaan

E dan F, tetapi perusahaan D tidak mempunyai hak secara hukum kecuali

jika perusahaan E dan F dibubarkan. Perusahaan D harus memperoleh

seluruh saham perusahaan E dan F dan membubarkan Perusahaan E dan F

tersebut jika penggabungan usaha adalah sebuah konsolidasi. Jika

perusahaan E dan F tidak dibubarkan, perusahaan D akan beroperasi

sebagai sebuah perusahaan induk (holding company) dan perusahaan E dan

F akan menjadi perusahaan anak (subsidiary).

 Bentuk kerja sama atau penggabungan badan usaha diantaranya sebagai

berikut.

a) Trust yaitu Peleburan beberapa badan usaha menjadi sebuah perusahaan

yang baru, sehingga diperoleh kekuasaan yang besar daan monopoli.

b) Kartel yaitu Bentuk kerja sama antara beberapa perusahaan yang

bergerak dalam bidang usaha yang sama dengan tujuan untuk

meningkatkan keuntungan, memperkecil kondisi persaingan dan

memperluas atau menguasai pasar.

c) Penggabungan beberapa badan usaha dengan jalan meleburkan diri

menjadi satu perusahaan baru. Jadi, merger identik dengan trust.

d) Holding Company yaitu Suatu PT yang besar yang menguasai sebagian

besar sero atau saham perusahaan lainnya, meskipun secara yuridis


badan usaha yang dikuasi tetap berdiri sendiri namun diatur dan

dijalankan sesuai dengan kebijakan PT yang menguasai.

e) Concern yaitu Sebenarnya concern sama halnya dengan holding

company yakni memiliki sebagian besar saham-saham dari beberap

badan usaha, perbedaannya ialah holding company sering berbentuk PT

sedangkan concern sering dimiliki perseorangan yakni seorang hartawan

yang memiliki modal yang amat besar.

f) Corner Dan Ring yaitu Penggabungan beberap badan usaha yang tujuab

mencari keuntungan besar, dengan cara menguasai penawaran barang

untuk memperoleh monopoli dan menaikkan harga.

g) Syndicat yaitu Kerja sama sementara oleh beberapa badan usaha untuk

menjual atau mengerjakan suatu proses produksi.

h) Joint Venture yaitu Penggabungan beberapa badan usaha untuk

mendirikan satu bentuk usaha bersama dengan modal bersama pula,

dengan tujuan untuk menggali kekayaan alam dan mendidik tenaga ahli

untuk menghasilkan keuntungan yang lebih besar.

i) Production Sharing yaitu Kerja sama bagi hasil antara pihak-pihak

tertentu.

j) Waralaba ( Franchise ) yaitu Sistem usaha yang tidak memakai modal

sendiri, artinya untuk membuaka gerai waralaba cukup dengan


menggunakan modal milik investor lain. Seorang franchise ( pembeli

usaha waralaba ) harus memenuhi syarat-syarat khusu yang ditetapkan

oleh franchisor ( perusahaan waralaba ), karena pada franchise akan

menggunakan merek yang sama dengan franchisor sehingga harus

memiliki standar yang sama, keuntungan yang diperoleh investor

waralaba antara lain terhindar dari biaya trial and error, karena sudah

terlebih dahulu dikeluarkan oleh pemilik usaha.

C. Konsep Akuntansi Penggabungan Usaha

Konsep akuntansi untuk penggabungan usaha biasanya terdapat dalam

Accounting Principle Board (APB) Opinion No.16, tentang “Penggabungan

Usaha”,yang berlaku efektif sejak 1 November 1970,dimana Menurut APB :

Penggabungan usaha (business combination ) terjadi apabila suatu perusahaan

digabungkan dengan satu atau lebih perusahaan lain dalam satu entitas akuntansi.

Entitas tunggal tersebut tetap melanjutkan aktivitas perusahaan yang sebelumnya

terpisah secara independent. Pada bulan Juni 2001,Financial Accounting Standards

Board (FASB) menegaskan kembali konsep tersebut,dengan mengeluarkan FASB

Statement No.141.Definisi yang diberikan FASB agaka berbeda dari yang diberikan

oleh APB dalam Opinion no.16 :

Untuk tujuan penerapan statement ini,penggabungan usaha terjadi apabila satu

entitas memperoleh aktiva bersih yang membentuk suatu bisnis atau mengakuisisi
kepemilikan ekuitas dari satu atau lebih entitas lain dan memperoleh kendali atas

entitas tersebut.

Jika diperhatikan konsep akuntansi untuk penggabungan usaha menekankan pada

penciptaan entitas tunggal dan independensi perusahaan-perusahaan yang terlibat

sebelum terjadi penggabungan.

Perusahaan yang sebelumnya terpisah bersama-sama membentuk satu entitas

apabila sumber daya dan operasi bisnisnya berada dibawah kendali tim manajemen

tunggal. Pengendalian tersebut dalam suatu entitas bisnis terbentuk dalam

penggabungan usaha dimana :

 Satu atau lebih perusahaan menjadi perusahaan anak

 Satu perusahaan mentransfer aktiva bersihnya kepada perusahaan lain, atau

 Setiap perusahaan mentransfer aktiva bersihnya kepada sebuah perusahaan

baru yang dibentuk

Suatu perusahan menjadi perusahaan anak (subsidiary) ketika perusahaan lain

memperoleh hak mayoritas ( lebih dari 50%) atas saham berhak suara yang beredar.

Maka sebuah penggabungan usaha dapat diwujudkan melalui akuisisi kurang dari

100% atas saham perusahaan lain. Dalam penggabungan usaha dimana kurang dari

100% saham yang berhak suara milik perusahaan lain yang digabung diperoleh,

perusahaan-perusahaan yang digabung tetap memiliki identitas hukum yang juga


terpisah dan catatan akuntansi yang juga terpisah sekalipun telah menjadi satu entitas

untuk tujuan pelaporan utamanya.

Penggabungan usaha dimana satu perusahaan mentransfer aktiva bersihnya

kepada perusahaan lain dapat diwujudkan dalam berbagai cara, tetapi dalam setiap

kasus perusahaan pengakuisisi harus memperoleh semua aktiva bersih. Dengan cara

lain, setiap perusahaan yang bergabung dapat mentransfer aktiva bersihnya kepada

perusahaan baru yang dibentuk. Karena perusahaan baru yang dibentuk tidak

mempunyai aktiva bersih sendiri, perusahaan tersebut mengeluarkan sahamnya

kepada perusahaan lain yang bergabung atau kepada para pemegang saham dari

perusahaan yang bergabung atau kepada pemilik-pemilik perusahaan yang

bergabung.
DAFTAR ISI

Beams.Floyd A. 2000. AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN di INDONESIA.

Jakarta : Salemba Empat.

Beams.Floyd A. 2009. AKUNTANSI LANJUTAN (ADVANCED ACCOUNTING)

EDISI KE-9 JILID 1. Jakarta : Erlangga.

Harmony.co.id. 2020. “Apa itu Akuntansi Nirlaba? Simak Pengertian dan Ciri-

cirinya” https://www.harmony.co.id/blog/apa-itu-akuntansi-nirlaba-simak-pengertian-

dan-ciri-cirinya#:~:text=Akuntansi%20nirlaba%20merupakan%20sebuah

%20organisasi,rela%20tanpa%20mengharapkan%20keuntungan%20kembali Diakses

pada 27 Februari 2020.

Priharto,Sugi. 2020. “Organisasi Nirlaba: Pengertian, Ciri-cirinya, dan Contohnya di

Indonesia” https://accurate.id/bisnis-ukm/pengertian-organisasi-nirlaba/ Diakses pada

27 Februari 2020.

Setiawan,Samhis. 2020. “Faktor Penggabungan Usaha Beserta Jenis Dan Bentuknya”

https://www.gurupendidikan.co.id/penggabungan-usaha/ Diakses pada 27 Februari

2020.

Anda mungkin juga menyukai