Anda di halaman 1dari 22

2020

AKUNTANSI ORGANISA
SI NIRLABA

Haiqal Fermi Syahputra - Ibnu Fadhlan - Joko Susilo - M.Rai


han Fadillah - Muhammad Arif Yafi
Nirlaba adalah istilah yang biasa digunakan sebagai
sesuatu yang bertujuan sosial, kemasyarakatan atau
lingkungan yang tidak semata-mata untuk mencari
keuntungan materi(uang).

Organisasi nirlaba atau organisasi non profit adalah suatu


organisasi yang bersasaran pokok untuk mendukung suatu isu atau
perihal di dalam menarik publik untuk suatu tujuan yang tidak
komersial, tanpa ada perhatian terhadap hal-hal yang bersifat
mencari laba (moneter). organisasi nirlaba meliputi keagamaan,
sekolah negeri, derma publik, rumah sakit dan klinik publik,
organisasi politis, bantuan masyarakat dalam hal perundang-
undangan, organisasi sukarelawan, serikat buruh.
CIRI-CIRI ORGANISASI NIRLABA

Sumber daya entitas Menghasilkan barang dan/atau Tidak ada kepemilikan


berasal dari para jasa tanpa bertujuan memupuk seperti lazimnya pada
penyumbang yang tidak laba, dan kalau suatu entitas organisasi bisnis, dalam
meng­harapkan menghasilkan laba, maka arti bahwa kepemilikan
pembayaran kembali jumlahnya tidak pernah dalam organisasi nirlaba
atau manfaat ekonomi dibagikan kepada para pendiri tidak dapat dijual,
yang sebanding dengan atau pemilik entitas tersebut. dialihkan, atau ditebus
jumlah sumber daya kembali, atau kepemilikan
yang diberikan. tersebut tidak
mencerminkan proporsi
pembagian sumber daya
entitas pada saat likuidasi
atau pembubaran entitas.
CONTOH ORGANISASI NIRLABA

 Organisasi kesejahteraan sosial masyarakat

 Yayasan sosial, Misalnya : Supersemar, Yatim Piatu dsb

 Yayasan dana, Misalnya : YDSF, Pundi Amal SCTV, RCTI Peduli,

Dompet Dhu’afa,

 Lembaga advokasi, Misalnya : Kontras, YLKI, Perlindungan kekerasan

Contoh organisasi nirlaba dalam RT


yang ada di Indonesia:
 Balai keselamatan, Misalnya : Tim SAR

 Konservasi lingkungan / satwa, Misalnya : WALHI, Pro Fauna

 Rumah sakit dan organisasi kesehatan masyarakat

 Yayasan kanker Indonesia

 PMI
DASAR PENGELOLAAN ORGANISASI NIRLABA

1. Fairness 2. Transparency 3. Accountability 4. Community Needs

5. Initiate 6. Communication 7. Responsibility


Tujuan laporan keuangan organisasi nirlaba

1. Laporan keuangan organisasi nonbisnis hendaknya dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi
penyedia dan calon penyedia sumber daya, serta pemakai dan calon pemakai lainnya dalam pembuatan
kepu­tusan yang rasional mengenai alokasi sumber daya organisasi.
2. Memberikan informasi untuk membantu para penyedia dan calon pe­nyedia sumber daya, serta pemakai
dan calon pemakai lainnya dalam menilai pelayanan yang diberikan oleh organisasi nonbisnis serta ke­
mampuannya untuk melanjutkan memberi pelayanan tersebut.
3. Memberikan informasi yang bermanfaat bagi penyedia dan calon pe­nyedia sumber daya, serta pemakai
dan calon pemakai lainnya dalam menilai kinerja manajer organisasi nonbisnis atas pelaksanaan
tanggung jawab pengelolaan serta aspek kinerja lainnya.
4. Memberikan informasi mengenai sumber daya ekonomi, kewajiban, dan kekayaan bersih organisasi,
serta pengaruh dari transaksi, peristiwa dari kejadian ekonomi yang mengubah sumber daya dan
kepentingan sumber daya tersebut.
5. Memberikan informasi mengenai kinerja organisasi selama satu periode. Pengukuran secara periodik
atas perubahan jumlah dan keadaan/ kondisi sumher kekayaan bersih organisasi nonbisnis serta
informasi mengenai usaha dan hasil pelayanan organisasi secara bersama-sama yang dapat
menunjukkan informasi yang berguna untuk menilai kinerja.
6. Memberikan informasi mengenai bagaimana organisasi memperoleh dan membelanjakan kas atau
sumber daya kas, mengenai utang dan pemba­yaran kembali utang, dan mengenai factor-faktor lain yang
dapat mempe­ngaruhi likuiditas organisasi.
7. Memberikan penjelasan dan interpretasi untuk membantu pemakai dalam memahami informasi keuangan
yang diberikan.
Pembatasan Permanen

Pembatasan Temporer

ISTILAH DALAM
ORGANISASI
NIRLABA
Sumbangan Terikat

Sumbangan Tidak Terikat


Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 45

PSAK No. 45 tentang pelaporan keuangan organisasi nirlaba


diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) untuk memfasilitasi
seluruh organisasi nirlaba nonpemerintah. Dalam PSAK
karakteristik entitas nirlaba ditandai dengan perolehan sumbangan
untuk sumber daya utama (aset), penyumbang bukan pemilik
entitas dan tak berharap akan hasil, imbalan, atau keuntungan
komersial.

Entitas nirlaba juga dapat berutang dan memungkinkan pendapatan dari jasa
yang diberikan kepada publik, walaupun pendapatannya tidak dimaksud untuk
memperoleh laba. Dengan demikian, entitas nirlaba tidak pernah membagi laba
dalam bentuk apapun kepada pendiri/pemilik entitas Laporan keuangan entitas
nirlaba bertugas mengukur jasa atau manfaat entitas dan menjadi sarana
pertanggungjawaban pengelola entitas dalam bentuk pertanggungjawaban harta-
utang (neraca), pertanggungjawaban kas (arus kas), dan laporan aktivitas.
Laporan keuangan organisasi nirlaba Menurut PSAK 45

organisasi nirlaba perlu menyusun setidaknya 4 jenis laporan


keuangan sebagai berikut:

1. Laporan posisi keuangan 3. Laporan arus kas untuk suatu periode


(neraca) pada akhir periode laporan pelaporan

2. Laporan aktivitas untuk suatu 4. Catatan atas laporan keuangan


periode pelaporan
PENJELASAN LAPORAN KEUANGAN ORGANISASI NIRLABA

1. Laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode laporan


Laporan ini bertujuan untuk menyediakan informasi mengenai aset, kewajiban, dan aset
bersih dan informasi mengenai hubungan di antara unsur-unsur tersebut pada waktu tertentu.
Informasi ini dapat membantu para penyumbang, anggota organisasi, kreditur dan pihak-
pihak lain untuk menilai:
1) Kemampuan organisasi untuk memberikan jasa secara berkelanjutan, dan
2) Likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi kewajibannya, serta
kebutuhan pendanaan eksternal.

Komponen dalam laporan posisi keuangan mencakup:


3) Aset
4) Liabilitas
5) Aset Bersih
PENJELASAN LAPORAN KEUANGAN ORGANISASI NIRLABA

2. Laporan aktivitas untuk suatu periode pelaporan


Tujuan utama laporan aktivitas adalah menyediakan informasi mengenai pengaruh transaksi
dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aset bersih, hubungan antar transaksi,
dan peristiwa lain, dan bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai
program atau jasa.
Perubahan aset bersih dalam laporan aktivitas biasanya melibatkan 4 jenis transaksi, yaitu
(1) Pendapatan,
(2) Beban,
(3) Gains and losses, dan
(4) Reklasifikasi aset bersih.

Adapun informasi dalam laporan ini dapat membantu para stakeholders untuk
1) Mengevaluasi kinerja organisasi nirlaba dalam suatu periode
2) Menilai pelaksanaan tanggung jawab dan kinerja manajer dan
3) Menilai upaya, kemampuan, dan kesinambungan organisasi dan memberikan jasa.
PENJELASAN LAPORAN KEUANGAN ORGANISASI NIRLABA

Secara umum, ketentuan dalam laporan aktivitas adalah sebagai berikut:


 Pendapatan disajikan sebagai penambah aset bersih tidak terikat, kecuali jika penggunaannya
dibatasi oleh penyumbang.
 Beban disajikan sebagai pengurang aset bersih tidak terikat
 Sumbangan dapat disajikan sebagai penambah aset bersih tidak terikat, terikat permanen, atau
terikat temporer, tergantung pada ada tidaknya pembatasan.
 Jika ada sumbangan terikat temporer yang pembatasannya tidak berlaku lagi dalam periode
yang sama, maka sumbangan tersebut dapat disajikan sebagai sumbangan tidak terikat
sepanjang disajikan secara konsisten dan diungkapkan sebagai kebijakan akuntansi.
 Keuntungan dan kerugian dari investasi dan aset (atau kewajiban) lain diakui sebagai
penambah atau pengurang aset bersih tidak terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi.
 Selain dari ketiga jenis aset bersih yang ada sebagaimana dijelaskan sebelumnya, organisasi
nirlaba tetap berpeluang untuk menambah klasifikasi aset bersih sekiranya diperlukan.

Komponen dalam laporan posisi keuangan mencakup:


1) Pendapatan
2) Beban
PENJELASAN LAPORAN KEUANGAN ORGANISASI NIRLABA

3. Laporan arus kas untuk suatu periode pelaporan


Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai penerimaan dan
pengeluaran kas dalam suatu periode. Adapun klasifikasi penerimaan dan pengeluaran kas
pada laporan arus kas organisasi nirlaba, sama dengan yang ada pada organisasi bisnis,
yaitu: arus kas dari aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Metode
penyusunan laporan arus kas pun bisa menggunakan metode langsung (direct method)
maupun metode tidak langsung (indirect method).

Arus kas dari aktivitas operasi umumnya berasal dari pendapatan jasa, sumbangan, dan dari
perubahan atas aset lancar dan kewajiban lancar yang berdampak pada kas. Sementara itu,
arus kas dari aktivitas investasi biasanya mencatat dampak perubahan aset tetap terhadap
kas, misal karena pembelian peralatan, penjualan tanah, dsb.

4. Catatan atas laporan keuangan


Merupakan bagian dari laporan keuangan yang tidak terpisahkan karena berisikan
penjelasan-penjelasan rinci atas akun-akun dalam laporan keuangan
Dari keempat jenis laporan keuangan organisasi nirlaba, dapat
dicermati bahwa laporan keuangan organisasi nirlaba mirip dengan
organisasi bisnis, kecuali pada 3 hal utama, yaitu:

Komponen laporan posisi keuangan organisasi nirlaba memiliki beberapa


keunikan bila dibandingkan dengan komponen laporan keuangan organisasi
bisnis.

Organisasi nirlaba tidak memiliki laporan laba rugi, namun laporan ini dapat
dianalogikan dengan laporan aktivitas.

Organisasi nirlaba tidak memiliki laporan perubahan ekuitas


sebagaimana layaknya organisasi bisnis. Hal ini disebabkan
organisasi nirlaba tidak dimiliki oleh entitas manapun. Ekuitas dalam
organisasi nirlaba bisa dianalogikan dengan aset neto yang akan
disajikan pada laporan aktivitas.
Aset neto terdiri dari tiga jenis, sebagaimana dijelaskan berikut ini:

1. Aset neto tidak terikat adalah sumber daya yang penggunaannya tidak dibatasi
untuk tujuan tertentu oleh penyumbang.

2. Aset neto terikat temporer adalah sumber daya yang pembatasan penggunaannya
dipertahankan sampai dengan periode tertentu atau sampai dengan terpenuhinya
keadaan tertentu.

3. Aset neto terikat permanen adalah sumber daya yang pembatasan penggunaannya
dipertahankan secara permanen.
ORGANISASI NIRLABA ORGANISASI LABA

Dalam hal kepemilikan, tidak jelas siapa pemilik jelas memperoleh untung dari hasil
sesungguhnya ’pemilik’ organisasi nirlaba, apakah organisasi
anggota, klien, atau donatur.

PERBEDAAN
ORGANISASI
NIRLABA DAN Dalam hal donatur, organisasi nirlaba Sumber pendanaan jelas, yaitu dari
membutuhkannya sebagai sumber pendanaan. keuntungan usaha
ORGANISASI
LABA

Dalam hal penyebaran tanggung jawab, tidak Telah jelas siapa yang menjadi Dewan
mudah dilakukan penyebaran tanggung jawab, Komisaris, yang kemudian memilih
karena dewan komisaris bukan pemilik seorang Direktur Pelaksana
RASIO KEUANGAN ORGANISASI NIRLABA

2. Rasio Efisiensi
Aktivitas non program

4. Rasio Kinerja
Investasi

1 2 3 4 5

1. Rasio Kinerja Fiskal 3. Rasio Dukungan 5. Rasio Efisiensi Program


Publik
KONSEP DASAR PEMIKIRAN ORGANISASI NIRLABA

Di Amerika Serikat (AS), Financial Accounting Standard Board (FASB) telah menyusun tandar untuk
laporan keuangan yang ditujukan bagi para pemilik entitas atau pemegang saham, kreditor dan pihak lain
yang tidak secara aktif terlibat dalam manajemen entitas bersangkutan, namun mempunyai kepentingan.
FASB juga berwenang untuk menyusun standar akuntansi bagi entitas nirlaba nonpemerintah, sementara US
Government Accountingg Standard Board (GASB) menyusun standar akuntansi dan pelaporan keuangan
untuk pemerintah pusat dan federal AS. Di Indonesia, Departemen Keuangan RI membentuk Komite Standar
Akuntansi Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah. Organisasi penyusun standar untuk pemerintah itu
dibangun terpisah dari FASB di AS atau Komite Standar Akuntansi Keuangan-Ikatan Akuntan Indonesia di
Indonesia.

Karena karateristik entitasnya berbeda. Entitas pemerintah tidak mempunyai pemegang saham atau
semacamnya, memberikan pelayanan pada masyarakat tanpa mengharapkan laba, dan mampu memaksa
pembayar pajak untuk mendukung keuangan pemerintah tanpa peduli bahwa imbalan bagi pembayar pajak
tersebut memadai atau tidak memadai. International Federation og Accountant (IFAC) membentuk IFAC
Public Sector Committee (PSC) yang bertugas menyusun International Public Sector Accounting Standartd
(IPSAS). Istilah Public Sector di sini berarti pemerintah nasional, pemerintah regional (misalnya Negara
bagian, daerah otonom, provinsi, daerah istimewa), pemerintah local (misalnya kota mandiri), dan entitas
pemerintah terkait (misalnya perusahaan Negara, komisi khusus). Dengan demikian PSC tidak menyusun
standar akuntansi sector public nonpemerintah
Entitas komersial atau nirlaba sering diidentifikasi
melalui bentuk legal dan bentuk kegiatan.
Contoh entitas legal adalah:

1. Entitas komersial, 2. Entitas nirlaba,


Terbagi atas entitas komersial Terbagi atas entitas nirlaba
yang dikelola pemerintah, seperti pemerintah, entitas nirlaba swasta,
BUMN Persero; entitas komersial misalnya yayasan, partai politik,
swasta, misalnya CV, NV, Firma, lembaga swadaya masyarakat
usaha perorangan, UD;
Pelatihan Keuangan untuk Pengelola Keuangan Organisasi Nirlaba
Organisasi nirlaba di Indonesia saat ini masih cenderung menekankan pada prioritas
kualitas program dan tidak terlalu memperhatikan pentingnya system pengelolaan
keuangan. Padahal system pengelolaan keuangan yang baik diyakini merupakan salah
satu indicator utama akuntabilitas dan transparasi sebuah lembaga.

Pengetahuan dari staff keuangan mengenai pengelolaan keuangan organisasi nirlaba


masih sangat minimal. Padahal untuk membangun system pengelolaan keuangan yang
handal dibutuhkan pengetahuan, ketrampilan, dan pengalaman yang cukup.
Pajak bagi organisasi nirlaba
Organisasi nirlaba merupakan subyek pajak. Artinya, seluruh kewajiban subyek pajak
harus dilakukan tanpa terkecuali. Akan tetapi, tidak semua penghasilan yang diperoleh
yayasan merupakan obyek pajak.

Pemerintah Indonesia memperhatikan bahwa badan sosial bukan bergerak untuk mencari
laba, sehingga pendapatannya diklasifikasikan atas pendapatan yang obyek pajak dan
bukan obyek pajak. Namun di banyak negara, organisasi nirlaba boleh melamar status
sebagai bebas pajak, sehingga dengan demikian mereka akan terbebas dari pajak
penghasilan dan jenis pajak lainnya.
SEKIAN
DAN TERIMAKASI
H

Anda mungkin juga menyukai