Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Akuntansi
untuk Organisasi Niraba” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada
mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Akuntansi untuk Organisasi Nirlaba bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.
Keuangan Lanjutan, yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Denpasar, 30 Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................1
1.3 Tujuan...............................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN AKUNTANSI UNTUK ORGANISASI NIRLABA....................2
2.1 Standar Akuntansi Yang Berlaku Untuk Organisasi Nirlaba...........................................2
2.2 Akuntansi Organisasi Nirlaba...........................................................................................4
BAB III KESIMPULAN..........................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................7

ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Organisasi nirlaba hampir terdapat di seluruh wilayah Indonesia. Organisasi
nirlaba berbeda dengan organisasi bisnis (pencari laba), perbedaan utama yang mendasar
terletak pada cara orang memperoleh sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan
berbagai aktifitas operasinya. Organisasi nirlaba memperoleh sumber daya dari
sumbangan para anggota dan para penyumbang lain yang tidak mengharapkan imbalan
apapun dari organisasi tersebut, sedangkan organisasi bisnis jarang atau tidak ada
transaksi misalnya: penerimaan sumbangan. Dalam praktiknya organisasi nirlaba sering
tampil dalam berbagai bentuk sehingga kadang-kadang sulit dibedakan dengan
organisasi bisnis.
Organisasi nirlaba tidak ada kepemilikan seperti dalam organisasi bisnis,
kepemilikan dalam organisasi nirlaba tidak dapat dijual dan dialihkan. Sering juga
ditemukan organisasi nirlaba yang mendanai kebutuhan modalnya dari utang dan
kebutuhan operasinya dari 2 pendapatan atas jasa yang diberikan pada publik. Akibatnya
pengukuran jumlah, saat, dan kepastian aliran pemasukan kas menjadi ukuran kineija
penting bagi para pengguna laporan keuangan organisasi tersebut, seperti kreditur dan
pemasok dana lainnya. Pelaporan organisasi nirlaba semacam itu hampir memiliki
karakteristik yang sama dengan organisasi bisnis.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana standar akuntansi yang berlaku untuk organisasi nirlaba?
2. Bagaimana akuntansi organisasi nirlaba?
1.3 Tujuan
1. Memahami standar akuntansi yang berlaku untuk organisasi nirlaba
2. Memahami akuntansi organisasi nirlaba

1
BAB II PEMBAHASAN AKUNTANSI UNTUK ORGANISASI NIRLABA

2.1 Standar Akuntansi Yang Berlaku Untuk Organisasi Nirlaba


Organisasi nirlaba atau biasa disebut dengan organisasi non profit merupakan
organisasi yang sasarannya untuk mendukung suatu kebijakan atau memecahkan masalah
penting yang terjadi di suatu negara dengan tujuannya yang tidak komersial atau tidak
menarik perhatian terhadap sesuatu yang bersifat mencari keuntungan. Organisasi nirlaba
menggunakan basis akuntansi akrual untuk mengakui pendapatan dan bebannya.
Penyajian laporan keuangan organisasi nirlaba mempunyai standar tersendiri,
yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45. PSAK No. 45 ini
membahas mengenai pelaporan keuangan untuk entitas nirlaba. Standar pelaporan dibuat
dengan tujuan agar laporan keuangan organisasi nirlaba dapat lebih mudah dipahami,
memiliki relevansi dan memiliki daya banding yang tinggi. Laporan keuangan organisasi
nirlaba merupakan pertanggungjawaban atas pengelolaan sumber daya yang dikelola oleh
manajemen dan dibutuhkan sebagai informasi akuntansi bagi para pengguna, baik pihak
internal maupun pihak eksternal, seperti donatur, yayasan, kreditur, anggota organisasi,
dan pihak lainnya untuk pengembalian keputusan. (Mahsum, dkk. 2013:188).
2.1.1 Klasifikasi Aktiva Bersih.
Aktiva bersih dikelompokkan dalam 3 (tiga) katagori yang masing-masing
tergantung pada ada tidaknya pembatasan.
2.1.1.1 Aktiva Bersih Terikat Permanen adalah bagian dari aktiva bersih yang
penggunaannya dibatasi oleh Donatur (donor-imposed stipulation) yang
tidak memiliki pembatasan waktu dan tidak dapat dipindahkan oleh
organisasi.
2.1.1.2 Aktiva Bersih Terikat Temporer adalah bagian dari aktiva bersih yang
penggunaannya dibatasi oleh Donatur (donor-imposed stipulation) yang
memiliki pembatasan waktu atau dapat dipindahkan oleh organisasi
dengan melakukan stipulation ( pembatasan penggunaan).
2.1.1.3 Aktiva Bersih Tidak Terikat adalah bagian dari aktiva bersih yang tidak
dibatasi penggunaannya oleh Donatur (donor-imposed stipulation).
Pembagian aktiva bersih dalam tiga kategori tersebut merupakan bentuk
penyajian paling utama untuk organisasi nirlaba.

2
2.1.2 Kontribusi.
Bagi organisasi nirlaba kontribusi atau sumbangan merupakan sumber
pendapatan utama dimana kontribusi adalah transfer kas atau aktiva lain tanpa
syarat kepada organisasi atau suatu pembatalan hutang-hutangnya tidak secara
timbal balik oleh organisasi lain yang tidak bertindak sebagai pemilik.
Karakteristik bukti transfer tersebut yaitu :
 Transfer dilakukan tanpa syarat, dimana transfer adalah suatu entitas yang
bertindak bukan sebagai pemilik, transfer dilakukan sukarela, transfer tidak
timbal balik.
 Transfer juga dapat berupa kas atau aktiva lain seperti bangunan, surat- surat
berharga, penggunaan fasilitas, jasa dan pemberian suatu janji tanpa syarat
(unconditional promises).

2.1.3 Sumbangan yang Terikat dan yang Tidak Terikat


Pembatasan oleh donator menentukan lebih spesifik penggunaan aktiva
yang disumbangkan. Pembatasan dapat bersifat permanen dan temporer.
Pembatasan permanen menyatakan bahwa sumber daya yang disumbangkan harus
dipertahankan secara permanen tetapi organisasi diijinkan untuk menggunakan
sebagian atau semua penghasilan ekonominya. Pembatasan temporer membatasi
organisai untuk menggunakan sumber daya sampai dengan periode tertentu atau
untuk penggunaan tertentu atau keduanya.
Pada umumnya, sumbangan yang terikat dengan yang tidak terikat
dihitung pada nilai wajarnya dan diakui sebagai pendapatan atau keuntungan pada
periode diterimanya, atau beban, dan aktiva dalam 3 kelompok aktiva bersih yaitu :
1. Yang meningkatkan aktiva bersih tidak terikat.
2. Yang meningkatkan aktiva bersih terikat temporer.
3. Yang meningkatkan aktiva bersih terikat permanen.
Sumbangan yang tidak terikat penggunaanya dilaporkan sebagai
sumbangan yang tidak terikat yang meningkatkan aktiva bersih tidak terikat,
sedangkan sumbangan yang terikat penggunaannya dilaporkan sebagai sumbangan
yang terikat yang meningkatkan baik aktiva bersih terikat permanen maupun aktiva
bersih terikat temporer.

3
2.2 Akuntansi Organisasi Nirlaba
Kebijakan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 45
merupakan suatu syarat rujukan dalam mengelola sistem keuangan organisasi ini.
Dengan melihat pengukuran jumlah aliran pemasukan kas dari anggota atau donatur
menjadi ukuran kinerja organisasi tersebut. Sehingga yang menjadi laporan pendanaan
tersebut akan diberikan di hadapan kreditur dan pemasok dana lain sebagai bentuk
pertanggungjawaban kegiatan organisasi. Dalam laporan keuangan organisasi akuntansi
nirlaba, berikut beberapa hal penting yang perlu diketahui :
1. Adanya laporan keuangan berguna memberikan informasi debit dan kredit secara
relevan guna memenuhi kepentingan penyumbang, anggota, kreditur, atau pihak lain
yang berperan penting sebagai sumber daya organisasi.
2. Pemberian laporan keuangan menjadi referensi dalam menilai organisasi yaitu :
 Mempercayai jasa kegiatan organisasi, termasuk kemampuannya untuk konsisten
melakukan pemberian jasa.
 Terstruktur kegiatan pengurus dalam mengelola operasional organisasi.
3. Suatu laporan keuangan organisasi disebutkan di dalam informasi yaitu :
 Total jumlah dan aktiva, disertakan jumlah kewajiban dan aktiva bersih organisasi
tersebut.
 Perubahan yang mempengaruhi transaksi atau situasi lain yang berpotensi
mengubah nilai dan sifat aktiva bersih organisasi.
 Apa saja jenis dan jumlah arus kas masuk serta keluar sumber daya dalam satu
periode. Serta apa saja yang didapatkan dari arus kas maupun membelanjakan kas.
Kegiatan usaha jasa yang dijalani organisasi sesuai dengan yang disebutkan.

Contoh Organisasi Nirlaba


Organisasi nirlaba dapat dibagi menjadi 4 jenis organisasi yaitu sebagai berikut :
1. Organisasi Nirlaba Donasi, yaitu Lembaga yang mengandalkan pendapatannya dari
sumbangan tersebut.
2. Organisasi Nirlaba Komersial, yaitu lembaga yang pendapatannya berasal dari
anggota berupa charge atau sewa dari pemakaian harta organisasi.
3. Organisasi Nirlaba Mutual, yaitu lembaga yang dikelola oleh para anggotanya
sebagai pemakai jasa dari lembaga tersebut.
4. Organisasi Nirlaba Profesional, yaitu lembaga yang dikelola oleh setiap para

4
profesional yang memang khusus diberi gaji untuk mengelolanya.

Berdasarkan pada jenis dari contoh organisasi laba dapat diklasifikasikan menjadi lebih
detail bagi suatu pemilik organisasi yaitu sebagai berikut :
a) Nirlaba Yayasan
Dari jenis ini lembaga organisasi nirlaba pertama yang ada di Indonesia merupakan
suatu yayasan. Pada dasarnya yayasan dan dimaksudkan sebagai sarana untuk
mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan, atau bidang kemanusiaan.
Yayasan juga merupakan suatu badan yang tidak menjadi kepemilikan pribadi atau
kelompok. Namun yayasan tersebut dimiliki oleh pendiri dan anggotanya dapat
menjadi pendiri yayasan. Pada yayasan terlihat struktur organisasinya sudah teratur.
Sehingga yayasan dipantau oleh dewan pembina, dewan penasehat, dewan
pengawas, dewan manajemen dan dewan pengurus. Selaku pengurus yayasan
berhak untuk menyetujui perencanaan program yayasan, dan keputusan untuk
merger atau memberhentikan yayasan secara keputusan bersama.
b) Nirlaba Perkumpulan dan Asosiasi
Pada jenis organisasi nirlaba yang kedua merupakan lembaga non profit seperti
asosiasi atau perkumpulan. Saat ini ada dua jenis asosiasi di Indonesia, yaitu asosiasi
gabungan dan biasa. Sehingga asosiasi gabungan memiliki kepribadian hukum,
walaupun asosiasi biasa tidak memiliki badan hukum. Pada organisasi asosiasi juga
bisa didefinisikan sebagai organisasi berbasis keanggotaan yang didirikan karena
bersifat publik atau keinginan dari para anggotanya. Seperti contoh asosiasi
universitas alumnus, asosiasi kerja indonesia mahasiswa dan asosiasi guru.
c) Nirlaba Institut
Pada jenis nirlaba terakhir yaitu institut. Institut merupakan jenis lembaga nonprofit
yang bertujuan untuk mencapai tujuan dalam hal pendidikan, sosial, budaya dan
humaniora. Seperti pada institut strategi nasional (ISN), pusat studi strategis dan
internasional (CSIS), dan sebagainya. Didirikan struktur organisasi lembaga institut
berguna pada tujuan utama dan bidang lembaga. Seperti contoh bidang lembaga
penelitian yang memiliki direktur, sekretaris, bendahara dan anggota penelitinya
tersebut.

5
BAB III KESIMPULAN

Organisasi nirlaba atau biasa disebut dengan organisasi non profit merupakan
organisasi yang sasarannya untuk mendukung suatu kebijakan atau memecahkan masalah
penting yang terjadi di suatu negara dengan tujuannya yang tidak komersial atau tidak
menarik perhatian terhadap sesuatu yang bersifat mencari keuntungan. Kebijakan Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 45 merupakan suatu syarat rujukan dalam
mengelola sistem keuangan organisasi ini. Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan ( PSAK No. 45 ) Tahun 2011 tentang organisasi nirlaba bahwa organisasi nirlaba
juga harus dan berhak untuk membuat laporan keuangan dan melaporkan kepada para
pemakai laporan keuangan

6
DAFTAR PUSTAKA

Beams.Floyd A. 2009. AKUNTANSI LANJUTAN (ADVANCED ACCOUNTING)


EDISI KE-9 JILID 1. Jakarta : Erlangga.
Harmony.co.id.“Apa itu Akuntansi Nirlaba? Simak Pengertian dan Ciri- cirinya”
https://www.harmony.co.id/blog/apa-itu-akuntansi-nirlaba-simak-pengertian-
dan-ciri-cirinya#:~:text=Akuntansi%20nirlaba%20merupakan%20sebuah%20organisasi,rela
%20tanpa%20mengharapkan%20keuntungan%20kembali
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/14836/05.1%20bab%201.pdf?
sequence=4&isAllowed=y
https://elibrary.unikom.ac.id/id/eprint/307/7/UNIKOM_DESSYFEBRIANI_12.BAB%20I
%20PENDAHULUAN.pdf

Anda mungkin juga menyukai