Anda di halaman 1dari 5

Nama : Tumpal George Tito

NPM : 170810210014

UTS – Manajemen Partai Politik

Link Publikasi: https://www.kompasiana.com/tumpalsilaban/65351c83edff765acf3c2a32/


manajemen-partai-politik-di-indonesia-harapan-dan-tantangan-dalam-pengorganisasian-
keanggotaan-dan-pendanaan-partai

Manajemen Partai Politik di Indonesia: Tantangan dan Harapan


dalam Pengorganisasian, Keanggotaan, dan Pendanaan Partai
Partai politik adalah suatu kelompok yang terorganisir, yang anggota-anggotanya mempunyai
orientasi, nilai-nilai dan cita-cita yang sama. Tujuan kelompok ini adalah untuk memperoleh
kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik untuk melaksanakan kebijaksanaan-
kebijaksanaan mereka, baik dengan cara konstitusional maupun inkonstitusional (Budiardjo,
2003). Dalam pengertiannya, dapat didefinisikan pula bahwa partai politik merupakan salah satu
elemen penting dalam suatu negara yang menganut sistem demokrasi. Mereka berperan sebagai
perwakilan kepentingan masyarakat, peserta dalam pemilihan umum, dan sebagai pengelola
kebijakan publik. Manajemen partai politik memainkan peran yang sangat penting dalam
menjaga stabilitas dan efektivitas partai tersebut.

Demokratisnya suatu partai politik dapat dilihat dari segi pengambilan keputusan penting, seperti
rekrutmen dan seleksi kandidat, seleksi pemimpin, dan setting kebijakan partai yang melibatkan
anggota partai atau lebih luas lagi mampu melibatkan kelompok pendukung partai (Scarrow,
2005: 5-11). Teori tersebut dapat menempatkan nilai inklusifitas di internal partai, khususnya
dalam pengambilan keputusan-keputusan penting partai seperti proses rekrutmen legislatif,
rekrutmen pemimpin partai dan arah kebijakan partai yang keseluruhan dari penekanan perhatian
diperlukan dalam menyelesaikan masalah-masalah di internal partai politik Indonesia saat ini.

Potret kelembagaan partai yang seringkali tidak terhindarkan dari masalah pelanggaran hukum
seperti kasus suap-menyuap, korupsi, konflik kekuasaan di internal partai, eksklusifitas partai,
hingga lemahnya fungsi partai serta janji politik dalam rangkaian serta proses pemilihan umum
yang tidak kunjung terealisasi berimplikasi menurunya simpatik publik terhadap partai politik.
Terdapat hubungan antara lemahnya kelembagaan partai politik terhadap penurunan partisipasi
pemilih di Pemilu yang di antaranya disebabkan oleh lemahnya proses politik di internal partai
politik yang menandakan adanya persoalan serius yang penting untuk disikapi oleh partai politik
di Indonesia karena berkaitan dengan kelangsungan hidup dari demokrasi di Indonesia.

Di Indonesia, partai politik memainkan peran sentral dalam politik Indonesia. Sejak reformasi
politik pada tahun 1998, sejumlah partai politik telah muncul dan mengalami perkembangan
pesat. Dalam hal manajemen organisasi, beberapa hal penting yang terjadi di Indonesia meliputi
struktur organisasi, kepemimpinan, komunikasi internal, dan pembuatan kebijakan. Partai politik
di Indonesia umumnya memiliki struktur organisasi yang terpusat di tingkat nasional. Pada
tingkat lokal, mereka biasanya memiliki cabang-cabang yang aktif dalam mengoordinasikan
kegiatan partai di daerah tersebut. Kepemimpinan yang berada di dalam partai politik sangat
penting dalam mengoordinasikan kebijakan dan aktivitas. Sebagai contoh, Partai Demokrasi
Indonesia Perjuangan (PDIP) di bawah kepemimpinan Megawati Soekarnoputri memainkan
peran penting dalam politik nasional. Dalam aspek komunikasi internal di dalam partai,
antaranggota partai politik sering kali dipertemukan dan dikoordinasikan melalui pertemuan
internal dan saluran komunikasi digital, seperti menggunakan berbagai platform media sosial
untuk berkomunikasi dengan anggota dan pendukungnya. Kemudian, dalam aspek pembuatan
kebijakan publik, partai politik di Indonesia umumnya memiliki proses pembuatan kebijakan
yang melibatkan anggota partai, dan ini tercermin dalam platform mereka yang mencerminkan
visi dan misi partai.

Tidak hanya pengorganisasian saja, keanggotaan partai politik di Indonesia menjadi komponen
yang tidak kalah penting dalam manajemen partai. Terdapat beberapa aspek keanggotaan dalam
partai politik seperti rekrutmen anggota partai, di mana partai-partai politik di Indonesia aktif
dalam merekrut anggota baru. Mereka kemudian melakukan kegiatan rekrutmen selama
kampanye atau secara terus-menerus melalui pendaftaran online. Kemudian, aspek dalam hal
pendidikan politik yang diberikan oleh partai kepada masyarakat menjadi aspek yang penting
dan cukup krusial dalam meningkatkan partisipasi aktif masyarakat dalam proses Pemilu sebagai
pemberi hak suara. Di sisi lain, penting pula bagi setiap partai untuk memberikan pendidikan
politik kepada
Aspek lainnya dalam keanggotaan partai yang menjadi concern penting bagi kesuksesan suatu
partai adalah partisipasi anggota. Partisipasi anggota dalam pemilihan calon partai dan pemilihan
umum sangat penting. Partai politik mengadakan pemilihan calon untuk pemilihan umum,
seperti yang dilakukan PDIP dalam pemilihan umum periode 2019 lalu. Kemudian, aspek kode
etik dan disiplin di dalam internal parpol turut menjadi aspek penting bagi suatu partai. Partai
politik di Indonesia memiliki kode etik dan disiplin yang mengatur perilaku anggota. Ini untuk
menjaga integritas partai. Tidak hanya itu, di dalam internal partai pun setiap partai politik harus
mampu menciptakan representasi yang bersifat adil. Banyak partai politik berupaya untuk
mewakili berbagai kelompok etnis, agama, dan gender dalam keanggotaannya.

Selain pengorganisasian dan keanggotaan partai, pendanaan partai politik di Indonesia telah
menjadi sorotan, terutama karena peraturan yang ketat untuk mencegah korupsi dan
penyalahgunaan dana. Partai politik di Indonesia mendapatkan dana dari berbagai sumber,
termasuk sumbangan individu, dana dari dewan perwakilan rakyat (DPR), dan dana publik.
Keuangan partai politik telah diatur dalam Pasal 34 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011. Dana
keuangan ini akan digunakan oleh partai politik sebagai biaya operasional dan biaya-biaya
lainnya yang telah diatur dalam Undang-Undang yang menyebutkan bahwa keuangan partai
politik bersumber dari tiga hal, yakni iuran anggota, sumbangan yang sah menurut hukum, dan
bantuan keuangan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) /Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang ditujukan untuk pelaksanaan pendidikan politik
kepada masyarakat umum.

Dalam pendanaannya, penting bagi suatu partai politik untuk melakukan transparansi keuangan
mereka. Untuk itu, pemerintah telah menerapkan aturan ketat terkait transparansi keuangan
partai politik untuk menghindari korupsi sehingga partai politik diwajibkan untuk melaporkan
sumber dan penggunaan dana mereka secara terbuka. Dalam pengaturan pembiayaan partai pun
telah diatur dalam Undang-Undang Pemilihan Umum (Pemilu) di Indonesia memiliki peraturan
yang ketat tentang batasan sumbangan, batas pengeluaran kampanye, dan laporan keuangan yang
harus diajukan oleh partai politik.

Dana partai politik dalam pemanfaatannya patutlah digunakan untuk kegiatan politik, seperti
halnya pendidikan politik kepada Masyarakat, dan digunakan untuk kegiatan kampanye. Partai
politik juga harus mampu mematuhi regulasi terkait penggunaan dana sebagaimana telah diatur
di dalam undang-undang tentang partai politik. Partai politik juga dapat melakukan berbagai
upaya untuk dapat mengembangkan sumber dana mereka melalui sumbangan individu, anggota,
kegiatan penggalangan dana, dan berbagai upaya lainnya. Sumbangan yang sebagaimana
dimaksud telah diatur pula di dalam Undang-Undang Pasal 34 ayat (1) huruf b yang diterima
Partai Politik berasal dari perseorangan anggota Partai Politik yang pelaksanaannya diatur dalam
AD dan ART, perseorangan bukan anggota Partai Politik, paling banyak senilai
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) per orang dalam waktu 1 (satu) tahun anggaran,
perusahaan dan/atau badan usaha, paling banyak senilai Rp7.500.000.000,00 (tujuh miliar lima
ratus juta rupiah) per perusahaan dan/atau badan usaha dalam waktu 1 (satu) tahun anggaran.

Dapat disimpulkan bahwa partai politik memegang peran penting dalam sistem demokrasi
Indonesia dan memiliki pengaruh yang cukup krusial terhadap berjalan atau tidaknya proses
demokratisasi di negara ini. Manajemen partai politik melibatkan berbagai aspek, termasuk
struktur organisasi, kepemimpinan, komunikasi internal, pembuatan kebijakan, keanggotaan,
pendanaan, dan transparansi keuangan. Partai politik memiliki struktur organisasi yang terpusat
di tingkat nasional, dengan cabang-cabang di tingkat lokal. Kepemimpinan dalam partai sangat
penting untuk mengoordinasikan kebijakan dan aktivitas politik. Komunikasi internal
antaranggota partai terjadi melalui pertemuan internal dan media sosial dan proses pembuatan
kebijakan partai melibatkan anggota partai untuk mencerminkan visi dan misi partai.

Keanggotaan partai politik melibatkan rekrutmen, pendidikan politik, partisipasi aktif anggota
dalam pemilihan calon partai, kode etik, dan representasi yang adil dalam keanggotaan.
Pendanaan partai politik juga perlu untuk diatur dengan lebih ketat agar dapat mencegah korupsi
dan penyalahgunaan dana. Transparansi keuangan menjadi hal yang penting, dengan aturan ketat
terkait pelaporan sumber dan penggunaan dana. Pembiayaan partai politik harus digunakan untuk
kegiatan politik seperti pendidikan politik dan kampanye. Partai politik juga dapat
mengembangkan sumber dana melalui sumbangan individu, anggota, dan upaya penggalangan
dana. Tantangan yang dihadapi partai politik Indonesia termasuk kasus pelanggaran hukum,
lemahnya proses politik internal, dan penurunan partisipasi pemilih. Penanganan masalah ini
menjadi penting untuk kelangsungan demokrasi di Indonesia. Dengan manajemen yang efektif,
partai politik dapat memainkan peran yang lebih baik dalam mewakili kepentingan masyarakat
dan memperkuat demokrasi di negara ini.
SUMBER REFERENSI
Sinaga, R. S. (2018). DEMOKRATISASI KELEMBAGAAN PARTAI POLITIK DI
INDONESIA MELALUI MANAJEMEN PARTAI POLITIK MODERN: TINJAUAN
TEORITIS DAN REGULASI.

Sudrajat, T. (2016). Penerapan Manajemen Strategik Untuk Partai Politik Pada Era
Demokratisasi: Tantangan, Permasalahan Dan Prospek. Jurnal Ilmu Administrasi: Media
Pengembangan Ilmu dan Praktek Administrasi, 13(2), 305-326.

Budiatri, A. P., Haris, S., Romli, L., Nuryanti, S., Nurhasim, M., Darmawan, D., & Hanafi, R. I.
(2018). Faksi dan konflik internal partai politik di Indonesia era reformasi. Yayasan Pustaka
Obor Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai