Anda di halaman 1dari 8

TUGAS 2

HUKUM TATA NEGARA


HKUM4201

OLEH :
NAMA : NIKO PRATAMA
NIM : 048744594

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TERBUKA
Pada setiap negara dengan setiap jenis sistem pemerintahan Parpol memiliki
peranan penting. Dikemukakan oleh Hans Kelsen bahwa seorang individu saja
mempunyai pengaruh kecil terhadap organ-organ legislatif dan eksekutif sehingga
untuk mendapatkan pengaruh maka individu harus bersatu dengan individu-
individu lain yang menganut pandangan politik yang sama sehingga terbentuk
partai politik.

1. Bagaimanakah prosedur pendirian Parpol hingga dapat bertindak


sebagai badan hukum.

Pembentukan Partai Politik

Hans Kelsen mengemukakan bahwa yang sangat penting bagi demokrasi


hanyalah bahwa pembentukan partai baru jangan ditiadakan, dan tidak boleh ada
partai politik yang diberikan kedudukan istimewa atau monopoli. Dalam
praktiknya, sebagaimana telah ditemukan bahwa parpol di Pakistan pernah
dilarang akan tetapi akhirnya larangan tersebut dicabut. Pada negara demokratis,
di atur aturan yang sama bagi semua parpol, akan tetapi hal tersebut berbeda
dengan negara komunis dan sosialis, partai pemerintah diberikan kedudukan
istimew, nahkan monopoli dengan hanya diakui partai Tunggal dalam negara
tersebut.

Benih parpol di Indonesia sudah ada sejak dibentuknya Boedi Oetomo pada
20 Mei 1908. Setelah UUPembentukkan Volksraad (parlemen Hindia Belanda)
disetujui bulan Desember 1916. Boedi Oetomo mengikuti kampanye pemelihan
anggota Volksraad dan memperoleh kursi nomor dua terbesar. Setelah Boedi
Oetomo bermunculan sebagai Organisasi pergerakan yang juga memperoleh kursi
di Volksraad, seperti Serikat Islam .

Setelah kemerdekaan 17 agustus 1945, pemerintah Indonesia mengeluarkan


beberapa kebijakan untuk menangkis tuduhan pihak Belanda dan sekutu-
sekutunyabahwa pemerintah Indonesia tidak demokratis, dictator, dan merupakan
bpneka Jepang. Kebijakan-kebijakan yang terkait dengan pemilu dan parpol
adalah :
a. Mengeluarkan Maklumat Politik Pemerintah tanggal 1 November 1945, yang
menyatakan akan diadakannya pemilu yang merupakan bukti bahwa cita-cita
dan dasar kerakyatan itu benar-benar ada dan pedoman penghidupan
masyarakat da negara.

b. Mengambil Tindakan yang memberikan Tindakan kepada rakyat untuk


mendirikan parpol, dengan dikeluarkannya Maklumat Pemerintah 3
November 1945.

Setelah dikeluarkannya Maklumat, 10 partai-partai baru terbentuk, dan dari


hasil pemilu 1955, terdapat 27 parpol yang mendapatkan kurssi di DPR.

Pembentukan parpol diatur dalam Pasal 2 UU Nomor 2 Tahun 2011 tentang


perubahan UU Nomor 2 Tahun 2008 tentang partai politik, yaitu :

Pasal 2

(1) Partai Politik didirikan dan dibentuk oleh paling sedikit 30 (tiga puluh)
orang warga negara Indonesia yang telah berusia 21 (dua puluh satu )
tahun atau sudah menikah dari setiap provinsi.

(1a) Partai Politik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di daftarkan oleh paling
sedikit 50 (lima puluh) orang pendiri yang mewakili seluruh pendiri Partai
Politik dengan akta notaris,

(1b) Pendiri dan pengurus Partai Politik dilarang merangkap sebagai anggota
Partai Politik lain.

(2) Pendirian dan pembentukan Partai Politik sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) menyatakan 30% (tiga puluh perseratus) keterwakilan Perempuan.

(3) Akta notaris sebagaimana dimaksud pada ayat (1a) harus memuat AD dan
ART serta kepengurusan Partai Politik tingkay Pusat,

(4) AD sebagaimana dimaksud pada ayat (3) memuat paling sedikit:

a. Asas dan ciri Partai Politik

b. Visi dan misi Partai Politik

c. Nama, lambang dan tanda gambar Partai Politik


d. Tujuan dan fungsi Partai Politik

e. Organisasi, tempat kedudukan, dan pengambilan keputusan

f. Kepengurusan Partai Politik

g. Mekanisme rekrutmen keanggotaan Partai Politik dan Jabatan Politik

h. Sitem kaderisasi

i. Mekanisme pemberhentian anggota Partai Politik

j. Peraturan dan keputusan Partai Politik

k. Pendidikan Politik

l. Keuangan Partai Politik dan

m. Mekanisme penyelesaian perselisihan internal Partai Politik

(5) kepengurusan Partai Politik tingkat pusat sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) disusun dengan menyertakan paling sedikit 30% (tiga puluh perseratus)
keterwakilan Perempuan.

Kepengurusan parpol harus memperhatikan keterwakilan Perempuan paling


rendah 30% (tiga puluh perseratus) yang diatur dalam AD dan ART Partai
Politikmasing-masing, baik kepengurusan di provinsi maupun kabupaten/kota.

Setelah dibentuk dan didirikan, tahap selanjutnya menjadikan parpol sebagai


badan hukum, dan jika parpol tersebut ingin menjadi peserta pemilu maka setelah
memenuhi syarat dan disah sebagai parpol berbadan hukum, maka parpol harus
memenuhi syarat sebagai parpol sebagai peserta pemilu.

Parpol sebagai Badan Hukum

Parpol yang telah dibentuk dan didirikan, agar memenuhi syarat sebagai badan
hukum, harus melakukan hal-hal berikut:

a. Mendaftar ke Kementerian Hukum dan HAM


b. Pendaftaran dilengkapi dengan dokumen persyaratan diatur dalam pasal 3
ayat (2), yaitu:

1) Akta notaris Partai Politik

2) Nama, lambing, atau tanda gambar yang tidak mempunyai persamaan


pada pokoknya atau keseluruhannya dengan nama, lambing atau tanda
gambar yang telah dipakai secara sah oleh Partai Politik lain sesuai
dengan peraturan perundang-undangan

3) Kepengurusan pada setiap provinvi dan paling sedikit 75% (tujuh puluh
limaperseratus) dari jumlah kabupaten/kota pada provinsi yang
bersangkutan dan paling sedikit 50% (lima puluh perseratus) dari jumlah
kecamatan pada kabupaten/kota yang bersangkutan

4) Kantor tetap pada tingkatan pusa, provinsi, dan kabupaten/kota sampai


tahapan terakhir pemilihan umum dan

5) Rekening atas nama Partai Politik

c. Kementerian menerima pendaftaran dan melakukan penelitian dan/ atau


verifikasi kelengkapan dan keneran dokumen persyaratan

d. Keputusan Menteri mengenai pengesahan parpol menjadi badan hukum


diumumkan dalam Berita Negara RI

2. Berikan analisis anda, dalam hal apa partai politik dapat dibubarkan.

Pembubaran Partai Politik

Dalam praktiknya, setelah kemerdekaan, telah 3 (tiga) parpol yang


dibubarkan, yaitu Partai Masyumi Dan PNI pada masa pemerintah Soekarno
dengan keputusan Presiden Nomor 200 Tahun 1960 dan Keputusan Presiden
Nomor 201 Tahun 1960, dan PKI pada masa pemerintahan Soeharto dengan
Ketetapan MPR Ketetapan MPRS RI Nomor XXV/MPRS/1966 tentang
pembubaran PKI, Pernyataan sebagai Organisasi Terlarang di Seluruh
Wilayah Negara RI bagi PKI dan Larangan Setiap Kegiatan untuk
Menyebarkan atau Pengembangan Paham atau ajaran Komunisme/
Marxisme-Leninisme.

Sebelum berlakunya UU No. 2 Tahun 1999 tentang Parpol, Pembubaran


parpol tidak didasarkan putusan pengadilan tetapi dengan Keputusan Presiden
setelah mendapat pertimbangan MA dan Ketetapan MPR. Dalam UU No. 2
Tahun 1999 tentang parpol, MA berwenang membekukan dan membubarkan
parpol, serta berwenang menjatuhkan sanksi administrative. Dengan
dibentuknya MK maka pembubaran parpol menjadi kewenangan MK.
Umumnya, pada negara-negara yang memiliki MK, pembubaran parpol
diadili di MK, seperti di negara Jerman dan Korea Selatan.

Pasal 41 UU Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik, mengatur bahwa


parpol bubar apabila membubarkan diri atas keputusan sendiri,
menggabungkan diri sendiri dengan parpol lain, atau dibubarkan oleh MK.
Pembubaran parpol diberitahukan kepada Menteri dan Menteri mencabut
status badan hukum parpol, pembubaran parpol diumukan dalam Berita
Negara RI oleh Kementerian.

a. Membubarkan diri atas keputusan sendiri dilakukan berdasarkan


Anggaran Dasar (AD) Anggaran Rumah Tangga (ART) partai tersebut

b. Menggabungan diri dengan parpol lain, dengan cara menggabungkan diri


membentuk parpol baru dengan nama, lambing, dan dengan tanda
gambar baru, atau menggabungkan diri dengan nama, lambing, dan tanda
gambar salah satu parpol

c. Dibubarkan oleh MK

Pembubaran parpol oleh MK terkait pelanggaran terhadap larangan yang


diatur dalam pasal 40 UU Nomor 2 Tahun 2008 tentang parpol, sedangkan sanksi
diatur dalam Pasal 47 dan Pasal 48 UU Nomor2 Tahun 2011 tentang pembubaran
UU Nomor 2 Tahun 2008 tentang parpol. Berdasarkan pasal 48 tersebut terlihat
bahwa sanksi pembubaran adalah sanksi yang diberikan setelah sanksi
administrative. Berikut adalah hal yang membuat parpol dibubarkan:

a. Apabila membubarkan diri atas keputusan sendiri

b. Menggabungkan diri dengan parpol lain

c. dibubarkan oleh MK jika :

1) Melakukan lagi kegiatan yang bertentangan dengan UUD 1945 dan


peraturan perundang-undangan atau melakukan kegiatan yang
membahayakan keutuhan dan keselamatan NKRI setelah diberikan sanksi
administrative berupa pembekuan sementara parpol yang bersangkutan oleh
PN

2) menganut dan mengembangkan serta menyebarkan ajaran atau paham


komunisme / Marxisme-Leninisme

3) Ideologi, Asas, tujuan, program dan kegiatan parpol yang bersangkutan


dianggap bertentangan dengan UUD 1945
DAFTAR PUSTAKA

BMP HUKUM TATA NEGARA HKUM4201

Anda mungkin juga menyukai