BERDASARKAN
1. Pasal 29 ayat (2) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Partai Politik sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Partai Politik;
2. Pasal 241 ayat (2) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan Umum
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor
1 Tahun 2022 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 Tentang
Pemilihan Umum;
3. Pasal 4 ayat (2) dan ayat (3) Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 20 Tahun 2018
Tentang Pencalonan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Provinsi, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota, sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 31 Tahun 2018 Tentang
Perubahan atas Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 20 Tahun 2018 Tentang
Pencalonan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi,
dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota; dan
Pemimpin buruh, petani, nelayan, tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, tokoh pemuda,
jurnalis, pendidik, akademisi, dan intelektual progresif, pejuang HAM, penggiat lingkungan,
pejuang reforma agraria, pembela hak-hak kaum miskin-kota dan miskin-desa, pembela hak-
hak sipil dan hak-hak perempuan, aktivis mahasiswa, aktivis pro-demokrasi, serta masyarakat
Klas Pekerja lainnya yang mencita-citakan terwujudnya Negara Sejahtera (welfare state), untuk
bergabung dan mendaftarkan diri sebagai:
TAHAP I
1. Bakal calon wajib menjadi Anggota Partai Buruh. Pendaftaran Anggota untuk memperoleh
Kartu Tanda Anggota (KTA) Partai Buruh dilakukan secara online melalui laman
https://partaiburuh.or.id/
2. Bakal calon wajib mengajukan permohonan dan menyerahkan dokumen awal pendaftaran
berupa:
a. Surat permohonan bakal calon sesuai format yang ditetapkan Partai Buruh;
b. Surat pernyataan bakal calon sesuai format yang ditetapkan Partai Buruh. Surat
pernyataan pada pokoknya menerangkan bahwa bakal calon mampu memenuhi
persyaratan yang ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan dan memenuhi
persyaratan khusus yang ditetapkan oleh Partai Buruh; dan
c. Daftar riwayat hidup (curriculum vitae) bakal calon sesuai format yang ditetapkan Partai
Buruh.
3. Pendaftaran bakal calon dan penyerahan dokumen surat permohonan, surat pernyataan,
dan daftar riwayat hidup dilakukan melalui aplikasi Partai Buruh yang dapat diakses secara
online melalui laman https://aplikasi.partaiburuh.or.id/
TAHAP II
1. Bakal calon yang telah dinyatakan memenuhi persyaratan Tahap I wajib mengikuti
wawancara di Tahap II.
2. Wawancara dilakukan secara fisik di Kantor Komite Eksekutif [Executive committee – Exco]
Partai Buruh Pusat terhadap bakal calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Indonesia (DPR RI).
3. Wawancara dilakukan secara fisik di Kantor Exco Partai Buruh Provinsi terhadap bakal calon
anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi (DPRD Provinsi).
4. Wawancara dilakukan secara fisik di Kantor Exco Partai Buruh Kabupaten/Kota terhadap
bakal calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota (DPRD
Kabupaten/Kota).
5. Wawancara dilakukan secara daring melalui aplikasi zoom terhadap bakal calon anggota DPR
RI, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota yang berada diluar kota, dengan jadwal yang
ditetapkan oleh Exco Pusat, Exco Provinsi, dan Exco Kabupaten/Kota Partai Buruh.
TAHAP III
1. Bakal calon yang telah mengikuti wawancara (tahap II) dan dinyatakan layak untuk
dicalonkan melalui Partai Buruh wajib menyerahkan dokumen persyaratan bakal calon
anggota DPR RI, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota sesuai ketentuan yang diatur
dalam peraturan perundang-undangan dengan menggunakan formulir yang ditetapkan KPU.
2. Dokumen persyaratan yang wajib diserahkan bakal calon adalah sebagai berikut:
a. fotokopi Kartu Tanda Penduduk Elektronik Warga Negara Indonesia;
b. fotokopi Kartu Tanda Anggota (KTA) Partai Buruh;
c. fotokopi Ijazah/STTB Sekolah Menengah Atas atau sederajat, surat keterangan
berpenghargaan sama dengan Ijazah/STTB, syahadah, atau sertifikat yang dilegalisasi
oleh instansi yang berwenang. Dalam hal bakal calon mencantumkan riwayat pendidikan
tinggi dalam riwayat hidup, bakal calon wajib menyertakan fotokopi ijazah perguruan
tinggi yang dilegalisasi oleh pejabat yang berwenang di perguruan tinggi yang
bersangkutan;
d. tanda bukti telah terdaftar sebagai pemilih yang ditandatangani asli oleh Ketua PPS serta
cap basah PPS, atau surat keterangan dari KPU/KIP Kabupaten/Kota;
e. surat keterangan sehat jasmani dan rohani dari puskesmas atau rumah sakit pemerintah
yang memenuhi syarat, serta bebas penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat
adiktif;
f. surat keterangan catatan kepolisian;
g. surat pernyataan yang isinya menyatakan bakal calon:
- bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
- dapat berbicara, membaca, dan/atau menulis dalam bahasa Indonesia;
- setia kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika;
- bersedia bekerja penuh waktu apabila terpilih menjadi anggota DPR, DPRD Provinsi
dan DPRD Kabupaten/Kota;
- bersedia hanya dicalonkan oleh Partai Buruh untuk 1 (satu) lembaga perwakilan di 1
(satu) Dapil;
- bersedia untuk tidak berpraktik sebagai akuntan publik, advokat, notaris, pejabat
pembuat akta tanah (PPAT) atau melakukan pekerjaan penyedia barang dan jasa yang
berhubungan dengan keuangan negara serta pekerjaan lain yang dapat menimbulkan
konflik kepentingan;
- bersedia untuk tidak merangkap jabatan sebagai pejabat negara lainnya, direksi,
komisaris, dewan pengawas dan/atau karyawan pada Badan Usaha Milik Negara,
i. surat pengunduran diri KHUSUS bagi bakal calon yang saat ini sedang menjabat sebagai
anggota DPR, DPRD Provinsi, atau DPRD Kabupaten/Kota periode 2019 – 2024 dari partai
politik lain. Surat pengunduran diri TIDAK DIPERLUKAN apabila:
- Partai Politik asal bakal calon tidak lagi menjadi Peserta Pemilu 2024 atau
kepengurusan Partai Politik tersebut sudah tidak ada lagi;
- bakal calon tidak diberhentikan atau tidak ditarik sebagai anggota DPR, DPRD Provinsi,
atau DPRD Kabupaten/Kota oleh Partai Politik asalnya; atau
- Partai Politik asal bakal calon tidak mempunyai calon pengganti untuk menggantikan
bakal calon yang saat ini sedang menjabat sebagai anggota DPR, DPRD Provinsi, atau
DPRD Kabupaten/Kota periode 2019 – 2024;
j. daftar riwayat hidup dan informasi bakal calon yang memuat pernyataan bersedia/tidak
bersedia dipublikasikan, dengan menggunakan formulir yang ditetapkan oleh KPU;
l. KHUSUS bagi bakal calon yang pernah sebagai terpidana berdasarkan putusan pengadilan
yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang
diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih, kecuali terhadap terpidana
yang melakukan tindak pidana kealpaan dan tindak pidana politik dalam pengertian suatu
perbuatan yang dinyatakan sebagai tindak pidana dalam hukum positif hanya karena
pelakunya mempunyai pandangan politik yang berbeda dengan rezim yang sedang
berkuasa; (ii) bagi mantan terpidana, telah melewati jangka waktu 5 (lima) tahun setelah
mantan terpidana selesai menjalani pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan
yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dan secara jujur atau terbuka
mengumumkan mengenai latar belakang jati dirinya sebagai mantan terpidana; dan (iii)
bukan sebagai pelaku kejahatan yang berulang-ulang; wajib menyerahkan:
- surat keterangan dari pengadilan negeri di wilayah hukum tempat tinggal bakal calon;
- salinan putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap;
- surat keterangan dari kejaksaan; dan
- surat keterangan dari kepala lembaga pemasyarakatan;
3. Seluruh dokumen persyaratan dikirimkan secara online melalui sistem informasi pencalonan
Partai Buruh yang link dan aksesnya diberikan kepada bakal calon yang telah dinyatakan
layak sebagai bakal calon anggota DPR RI, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota.
KETENTUAN KHUSUS
1. Partai Buruh menolak keras praktik politik uang dalam proses pencalonan anggota DPR RI,
DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota.
2. Partai Buruh melarang segala bentuk biaya atau pungutan yang dimaksudkan sebagai
imbalan atau kompensasi atas pendaftaran bakal calon anggota DPR RI, DPRD Provinsi, dan
DPRD Kabupaten/Kota. Termasuk dalam pengertian ini adalah uang pendaftaran, mahar,
ongkos sewa perahu, atau istilah lain yang sejenis dengan itu.
3. Pengurus dan/atau Anggota Partai Buruh yang terbukti meminta dan/atau menerima uang
yang dimaksudkan sebagai imbalan atau kompensasi atas pendaftaran bakal calon anggota
DPR RI, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota akan dikenakan sanksi berat, termasuk
sanksi pemberhentian.
4. Pendaftar yang terbukti memberikan uang kepada Pengurus dan/atau Anggota Partai Buruh
dalam proses pencalonan anggota DPR RI, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota akan
ditolak pendatarannya.
Informasi lebih lanjut seputar pendaftaran bakal calon anggota DPR RI, DPRD Provinsi, dan
DPRD Kabupaten/Kota dari Partai Buruh dapat menghubungi Pusat Informasi Pencalonan Partai
Buruh di nomor:
0813 4553 3636 [telkomsel];
0817 7925 3636 [Xl]
0857 7529 2636 [Indosat]
KOMITE EKSEKUTIF
[EXECUTIVE COMMITTEE – EXCO]
PARTAI BURUH