Anda di halaman 1dari 3

Jl. Utama No. 05 Pekon Ambarawa Barat Kec.

Ambarawa
Laman : panwaslukecambarawa@gmail.com

Nomor : 002/PM.00.02/K.LA-13-02/01/2023 Kepada Yth,


Sifat : Penting Kepala K3S Kecamatan Ambarawa
Lampiran : - di
Perihal : Netralitas ASN dan Ketentuan Ambarawa
Larangan dalam Pemilihan Umum
Tahun 2024

Sehubungan dengan dimulainya masa kampanye pada Pemilihan Umum Anggota


DPR, DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota serta Pemillhan Presiden dan Wakil
Presiden Tahun 2024 sesuai dengan ketentuan yang tertuang di dalam Undang - Undang
Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum dan menindak-lanjuti Surat Edaran Bawaslu
Provinsi Lampung Nomor 212/PM.00.01/K_LA/09/2022 tentang Instruksi Netralitas ASN.
Bersama ini kami sampaikan hal - hal sebagai berikut :
1. Memenuhi amanat Pasal 101 huruf c dan d Undang - Undang Nomor 7 Tahun 2017 a
quo, berdasarkan Pasal 2 Ayat (1) dan Ayat (2) Peraturan Bawaslu Nomor 6 Tahun
2018 tentang Pengawasan Netralitas Pegawai Aparatur Sipil Negara, Anggota Tentara
Nasional Indonesia, dan Anggota Kepolisian Negara Republik. Bahwa dalam melakukan
Pengawasan Pemilu, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Pringsewu
menekankan pencegahan pelanggaran terhadap :
a. Mencegah terjadinya praktik politik uang di wilayah Kabupaten/Kota;
b. Mengawasi netralitas semua pihak yang dilarang ikut seta dalam kegiatan
kampanye;
c. Pencegahan, pengawasan, dan pembinaan Netralitas Pegawai Aparatur Sipil Negara
(ASN), Anggota TNI, dan Anggota Polri tetap menjadi tanggungjawab pejabat yang
berwenang dari lembaga/instansi masing-masing secara berjenjang; dan
d. Pengawasan Netralitas AS, Anggata TNI, dan Anggota Polri dalam penyelenggaraan
Pemilu menjadi tanggungiawab bersama Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu
Kabupaten/Kota.

2. Berdasarkan ketentuan Pasal 280 Ayat (2) Undang - Undang Nomor 7 Tahun 2017 a
quo Jo. Pasal 69 Ayat (2) Peraturan KPU Nomor 28 Tahun 2018 tentang Perubahan
atas Peraturan KPU Nomor 23 Tahun 2018 tentang Kampanye Pemilhan Umum, bahwa
Pelaksana dan/atau Tim Kampanye dalam Kegiatan Kampanye Pemilu dilarang
mengikutsertakan :
a. Ketua, Wakil ketua, Ketua Muda, Hakim Agung pada Mahkamah Agung, dan Hakim
pada semua badan peradilan dibawah Mahkamah Agung, dan Hakim Konstitusi pada
Mahkamah Konstitusi;
b. Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Badan Pemeriksa Keuangan:
c. Gubernur, Deputi Gubernur Senior dan Deputi Gubernur Bank Indonesia;
d. Direksi, Komisaris, Dewan Pengawas dan Karyawan Badan Usaha Milik
Negara/Badan Usaha Milik Daerah;
e. Pejabat Negara bukan Anggota Partai Politik yang menjabat sebagai Pimpinan di
Lembaga Nonstruktural;
f. Aparatur Sipil Negara;
g. Anggota Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia;
h. Kepala Desa;
i. Perangkat Desa;
j. Anggota Badan Permusyawaratan Desa;
k. Warga Negara Indonesia yang tidak memiliki hak memilih.

3. Perlu disampaikan, berdasarkan ketentuan Pasal 282 dan Pasal 283 Ayat (1) dan Ayat
(2) Undang - Undang Nomor 7 Tahun 2017 a quo, bahwa:
a. Pejabat Negara, Pejabat Struktural, dan Pejabat Fungsional dalam Jabatan Negeri,
serta Kepada Desa dilarang membuat keputusan dan/atau melakukan tindakan yang
menguntungkan atau merugikan salah satu Peserta Pemilu selama masa Kampanye;
b. Pejabat Negara, Pejabat Struktural, dan Pejabat Fungsional dalam Jabatan Negeri
serta Aparatur Sipil Negara lainnya dilarang mengadakan kegiatan yang mengarah
kepada keberpihakan terhadap Peserta Pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa
Kampanye;
c. Larangan sebagaimana dimaksud pada huruf b meliput pertemuan, ajakan, imbauan,
seruan atau pemberian barang kepada Aparatur Sipil Negara dalam lingkungan unit
kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat.

4. Berdasarkan ketentuan Pasal 6 Ayat (2) Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum
Nomor 28 Tahun 2018 fentang Pengawasan Pemilihan Umum a quo, Bawaslu
memastikan Pelaksana dan/atau Tim Kampanye tidak melibatkan :
a. Ketua, Wakil Ketua, Ketua Muda, Hakim Agung pada Mahkamah Agung, dan Hakim
pada semua Badan Peradilan di bawah Mahkamah Agung, dan Hakim Konstitusi
pada Mahkamah Konstitusi,
b. Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Badan Pemeriksa Keuangan;
c. Gubernur, Deputi Gubernur Senior, dan Deputi Gubernur Bank Indonesia;
d. Direksi, Komisaris, Dewan Pengawas, dan Karyawan Badan Usaha Milik
Negara/Badan Usaha Milik Daerah, Badan Usaha Milk Desa, atau badan lain yang
anggarannya bersumber dari Keuangan Negara;
e. Pejabat Negara bukan Anggota Partai Politik yang menjabat sebagai pimpinan di
lembaga nonstruktural;
f. Pegawai Negeri Sipil, Pegawai Pemerintah dengan Perianjian Kerja, dan Pegawai
Honorer;
g. Anggota Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia;
h. Kepala Desa/Lurah atau sebutan lain;
i. Perangkat Desa/Kelurahan atau sebutan lain;
j. Rukun Tetangga dan Rukun Warga atau sebutan lain;
k. Anggota Badan Permusyawaratan Desa; dan
l. Warga Negara Indonesia yang tidak memiliki hak memilh, dalam kegiatan kampanye.
5. Perlu kami informasikan bahwa setiap Aparatur Sipil Nogara, Anggota Tentara Nasional
Indonesia, dan Kepolisian Nogara Republik Indonesia, Kepala Desa, Perangkat Desa,
dan/atau Anggota Badan Permusyawaratan Desa yang melanggar sebagaimana angka
2 dan 3 tersebut diatas, berdasarkan ketentuan Pasal 490, Pasal 493, dan Pasal 494
Undang - Undang Nomor 7 Tahun 2017 a quo, dipidana dengan Pidana Kurungan
paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak Rp. 12.000.000,00 (dua belas juta
rupiah).

6. Memperhatikan ketentuan Pasal 280 Ayat (1) huruf j Undang - Undang Nomor 7 Tahun
2017 e quo, bahwa pelaksana, peserta, dan tim kampanye Pemilu dilarang menjanjikan
atau memberikan uang alau materi lainnya kepada peserta Kampanye Pemilu
sebagaimana tertuang dalam Pasal 523 Pasal (1), Pasal (2). dan Pasal (3) a quo.
Pelanggaran terhadap ketentuan tersebut dikenakan sanksi) :
a. Setiap pelaksana, peserta, dan/atau tim Kampany Pemilu yang dengan sengaja
menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainnya sebagai imbalan kepada
peserta Kampanye Pemilu secara langsung ataupun tidak langsung sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 280 Ayat (1) huruf (j) dipidana dengan pidana penjara paling
lama 2 (dua) tahun dan denna paling banyak Rp. 24.000.000,00 (dua puluh empat
juta rupiah);
b. Setiap pelaksana, peserta, dan/atau tim Kampanye Pemilu yang dengan sengaja
pada Masa Tenang menjanjikan atau memberikan imbalan uang atau materi lainnya
kepada Pemilih secara langsung ataupun tidak langsung sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 278 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 4(empat)
tahun dan denda paling banyak Rp. 48.000.000,00 (empat puluh delapan juta
rupiah);
c. Setiap orang yang dengan sengaja pada hari pemungutan suara menjanjikan atau
memberikan uang atau materi lainnya kepada Pemilih untuk tidak menggunakan hak
pilihnya atau memilih Peserta Pemilu tertentu dipidana dengan pidana penjara paling
lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp. 36.000.000,00 (tiga puluh enam
juta rupiah).
7. Selanjutnya memperhatikan ketentuan Pasal 11 Peraturan Pemerintah Nomor 42 tahun
2004 a quo dan memperhatiken ketentuan Pasal 5 Peraturan Pemerintah Nomor 94
tahun 2021 a quo, Pegawai Negeri Sipit (PNS) dilarang :
a. Menyalangunakan wewenang;
b. Memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, calon Kepala
Daerah/Wakil Kepala Daerah, calon anggola Dewan Perwakilan Rakyat, calon
anggota Dewan Perwakilan Daerah, atau calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah dengan cara:
1) Ikut kampanye;
2) Menjadi peserta kampanye dengan menggunakan atribut partai atau atribut
PNS;
3) Sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan PNS lain;
4) Sebagai peserta kampanye dengan menggunakan fasilitas negara;
5) Membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan
salah satu peserta Pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye;
6) Mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap peserta
pemilu sebelum, selama, dan sesudan masa kampanye meliputi pertemuan,
ajakan, himbauan, seruan, ateu pemberian barang kepada PNS dalam
lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat, dan/atau
7) Memberikan surat dukungan disertai fotokopi Kartu Tanda Penduduk atau Surat
Keterangen Tanda Penduduk kepada Peserta Pemilu.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas Panwaslu Kecamatan Ambarawa menghimbau


kepada Pimpinan Instansi beserta jajaran untuk mengecek keanggotaan partai politik
dengan mengunjungi website KPU: https://infopemilu.kpu.go.id/Pemilu/Carinik dan
https://infopemilu.kpu.go.id/Carinikpendukung . Apabila sesudah melakukan pengecekan
dan ternyata masuk ke dalam kepengurusan atau keanggotaan salah satu partai politik
maka dihimbau untuk melapor kepada Panwaslu Kecamatan Ambarawa.

Demikian surat ini dibuat sebagai upaya pencegahan dalam menciptakan


penyelenggaraan Pemilihan Umum Tahun 2024 yang demokratis, kondusif, dan
memperhatikan azas dalam penyelenggaraan Pemilihan Umum. Atas perkenan dan
kerjasamanya kami ucapkan terimakasih.

Ketua,

Heru Purnomo

Tembusan:
1. Ketua Bawaslu Kabupaten Pringsewu
2. Arsip

Anda mungkin juga menyukai