Pembinaandan Pengawasan
Netralitas ASN
3
LANJUTAN…
Dalam rezim hukum Pemilu
UU PEMILU
• Pasal 93, Bawaslu bertugas : huruf f, mengawasi netralitas aparatur sipil negara, netralitas • Pasal 306 ayat (2) UU No. 7 Tahun 2017: Pemerintah,
anggota Tentara Nasional Indonesia, dan netralitas anggota Kepolisian Republik Indonesia; pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota,
• Bakal Calon anggota DPR, DPD, DPRD harus mengundurkan diri sebagai ASN, yang kecamatan, kelurahan/desa, Tentara Nasional IndonesiIa,
dinyatakan dengan surat pengunduran diri yang tidak dapat ditarik kembali (Pasal 182 huruf dan Kepolisian Negara Republik Indonesia melakukan
k, dan Pasal 240 ayat (2) huruf h) tindakan yang menguntungkan atau merugikan peserta
pemilu, pelaksana kampanye, dan tim kampanye..
• Pasal 280 ayat (2) huruf f, Pelaksana dan/atau tim kampanye dalam kegiatan Kampanye
Pemilu dilarang mengikutsertakan: aparatur sipil negara; ayat (3), setiap orang
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilarang ikut serta sebagai pelaksana dan tim
Kampanye pemilu;
• Pasal 282, Pejabat negara, pejabat strukural, dan pejabat fungsional dalam jabatan negeri,
serta kepala desa dilarang membuat keputusan dan/atau melakukan tindakan yang
menguntungkan atau merugikan salah satu Peserta Pemilu selama masa Kampanye.
• Pasal 283 (1) Pejabat negara, pejabat stuktural dan pejabat fungsional dalam jabatan
negeri serta aparatur sipil negara lainnya dilarang mengadakan kegiatan yang mengarah
kepada keberpihakan terhadap Peserta pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa
Kampanye; ayat (2) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pertemuan,
ajakan, imbauan, seruan atau pemberian barang kepada aparatur sipil negara dalam
lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat.
4
LANJUTAN…
5
ANCAMAN PIDANA BAGI ASN PADA UU PEMILU DAN PEMILIHAN
UU Pemilu
Pasal 494, Setiap aparatur sipil negara, anggota Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia, kepala desa,
perangkat desa, dan/ atau anggota badan permusyawaratan desa yang melanggar larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 280
ayat (3) dipidana dengan pidana kurungan paling lama I (satu) tahun dan denda paling banyak Rp12.000.000,00 (dua belas juta
rupiah).
Pasal 493, Setiap pelaksana dan/atau tim Kampanye Pemilu yang melanggar larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 280 ayat
(2) dipidana dengan pidana kurungan paling lama I (satu) tahun dan denda paling banyak Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah).
6
BENTUK KETIDAKNETRALAN ASN
1. ASN Memberikan dukungan melalui media 1. Mendaftarkan diri ke Partai Politik dengan tujuan 1. Menghadiri Rapat Partai Politik
sosial/massa; menjadi bakal calon Gubernur atau Wakil 2. Melakukan tindakan yang mendukung Bakal
2. ASN menghadiri/mengikuti acara Gubernur, Bupati atau Wakil Bupati, serta Walikota Calon Kepala Daerah
silahturahmi/sosialisasi/bakti sosial Bakal atau Wakil Walikota; 3. Membagikan APK Bakal Calon Legislatif
Paslon/parpol 2. Menghadiri dan Terlibat Kegiatan Partai Politik 4. Menjadi Pengurus Partai Politik
3. ASN Melakukan pendekatan/Mendaftarkan diri atau Bakal Calon Gubernur atau Wakil Gubernur, 5. Mewakili Partai politik dalam Rapat DPSHP
pada salah satu partai politik Bupati atau Wakil Bupati, serta Walikota atau 6. Menjadi Bakal Calon Legislatif
4. ASN Mendukung salah satu bakal calon Wakil Walikota; 7. Berfoto dengan atribut Partai Politik tertentu
5. Kepala Desa/Aparat Desa Memberikan 3. Menunjukkan perbuatan yang berpihak kepada 8. Mendukung Bakal Calon Legislatif Tertentu
dukungan kepada salah satu bakal calon salah satu bakal calon atau pasangan calon di 9. Menghadiri kegiatan Partai Politik
6. ASN Mendeklarasikan diri sebagai bakal calon media sosial; 10. Mengunggah Foto Bakal Calon Legislatif dalam
kepala daerah 4. Melakukan tindakan yang mendukung salah satu media social
7. ASN Sosialisasi bakal calon melalui APK bakal calon atau bakal pasangan calon; 11. Berfoto bersama bakal Calon legislative
8. ASN Mempromosikan diri sendiri atau orang lain 5. Melakukan tindakan yang mendukung salah satu 12. Ikut membantu mengumpulkan KTP sebagai
9. ASN melanggar asas netralitas yakni diduga pasangan calon syarat calon anggota DPD
berpihak dalam Pemilihan 13. Mendukung verifikasi factual terhadap calon
10. ASN Mengajak atau mengintimidasi untuk tertentu
mendukung salah satu calon
7
PENYUSUNAN IKP
Kerawanan Netralitas
9
HASIL PENANGANAN PELANGGARAN
• Hasil penanganan
• Jumlah Penerimaan: 1.236 dugaan pelanggarannya: 347
pelanggaran (848 Laporan dan 388 pelanggaran, 226 bukan
Temuan). pelanggaran, 112 dalam proses • Pelanggaran hukum lainnya didominasi oleh
• Registrasi laporan/temuan: 696 penanganan pelanggaran pelanggaran netralitas ASN
(323 laporan dan 329 temuan, • Jenis Pelanggaran: 55 • 19: ASN Memberikan dukungan melalui media
sementara 44 temuan belum pelanggaran administrasi, 14 sosial/masa kepada Peserta Pemilu
diregistrasi.) tindak pidana pemilu, 211 • 6: ASN Mengajak atau mengintimidasi untuk mendukung
pelanggaran kode etik, dan 70 salah peserta pemilu
pelanggaran hukum lainnya. 70 • 5: ASN Melakukan pendekatan/Mendaftarkan diri pada
pelanggaran hukum lainnya salah satu partai politik
• 3: ASN Menggunakan atribut Peserta Pemilu
• 3: ASN Mendeklarasikan diri sebagai bakal calon legislatif
• 2: ASN Mendampingi bakal calon melakukan pendaftaran
Peserta Pemilu atau calon legislatif
10
LANGKAH YANG DILAKUKAN BAWASLU
Bawaslu mengutamakan langkah Pencegahan. Jika langkah pencegahan telah dilakukan tapi
pelanggaran tetap muncul, maka Bawaslu akan lakukan langkah Penindakan.
@Bawaslu_RI
BAWASLURI
Bawaslu RI