Anda di halaman 1dari 22

DISAMPAIKAKAN OLEH KEPALA BADAN

KESATUAN BANGSA DAN POLITIK


KABUPATEN BANYUASIN

DUKUNGAN PEMERINTAH DAERAH


DALAM PENYELENGGARAAN PEMILU
DAN PEMILIHAN UMUM 2024
2
KABUPATEN BANYUASIN

1. Hunian :
Kabupaten Banyuasin menjadi salah
satu Kabupaten yang ideal karena
terletak berdekatan dengan Kota
Palembang sebagai Ibu Kota Provinsi
Sumatera Selatan.
2. Militer :
Terdapat 3 Perkantoran Militer di
Kabupaten Banyuasin.
3. Potensi :
Sektor Pertanian, Perkebunan,
Perikanan, Pertambangan dan Energi.

3
PENDAHULUAN

Berbicara politik, tidak terlepas dari masalah Pemilu yang merupakan
wahana demokrasi rakyat sekaligus Pendidikan Politik bagi rakyat dalam
rangka pembangunan politik dan masa depan bangsa, dimana pemilu
adalah sebuah elemen penting dalam perwujudan demokrasi yang
merupakan simbol paling penting bagi demokrasi di era modern.

Sejak tahun 1999 telah dimulai serangkaian eksperimentasi sistem pemilu
untuk menopang tujuan demokratisasi itu. Beberapa perubahan dilakukan
termasuk dengan membuka peluang banyak partai.

Dengan berkaca pada pengalaman 2019, yaitu berdasarkan Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum.

Jika di masa lalu peran politik aparatur negara sangat dominan dalam
pelaksananan pemilu, sejak tahun 1999 peran politik itu mulai dikurangi
untuk mewujudkan pemilu yang jujur, adil, dan demokratis.

4
 DASAR HUKUM :
1. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 7 Presiden dan Wakil
Presiden memegang jabatan 5 tahun dan sesudahnya
dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya
untuk satu kali masa jabatan.
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang
Pemerintah Daerah.
3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan
Umum.
4. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2020 Tentang perubahan ketiga atas
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 Tentang
Penetapan Perpu Nomor 1 Tahun 2014 Tentang
Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota menjadi
Undang-Undang.

5
DASAR HUKUM :
5. Permendagri Nomor 54 Tahun 2019 sebagaimana
telah diubah dengan Permendagri Nomor 41 Tahun
2020 Tentang Pendanaan Kegiatan Pemilihan
Gubernur, Bupati dan Walikota yang bersumber
dari anggaran pendapatan dan belanja daerah.
6. Permendagri Nomor 27 Tahun 2021 Tentang
Pedoman Penyusunan APBD Tahun 2022.
7. Permendagri No.84 Tahun 2022 Tentang Pedoman
Penyusunan APBD Tahun 2023. Halaman 153 Poin
41 berbunyi : Pilkada 2024 mengacu pada
permendagri No 54/2019 jo Permendagro
No.41/2020.
6
Pemilu dan Pemilihan :
1.Tahapan Pemilu dimulai Tanggal 14 Juni 2022 berdasarkan PKPU
Nomor 3 Tahun 2022 Tentang Tahapan dan Jadwal
Penyelenggaraan Pemilihan umum Tahun 2024.
2.Jadwal Pemilu Presiden / Wakil Presiden, DPR RI, DPD RI,
DPRD Prov/ Kab/Kota pada Tanggal 14 Februari 2024.
3.Jadwal Pemilihan/Pilkada pada Tanggal 27 November 2024.
4.Untuk Pendanaan Pemilu dibebankan pada APBN Dasar Hukum
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan Umum.
5.Untuk Pendanaan Pemilhan Gubernur, Bupati dan Walikota
dibebankan pada APBD Dasar Hukum Permendagri Nomor 54
Tahun 2019 JO Permendagri Nomor 41 Tahun 2020 Tentang
Pendanaan Kegiatan Pemilihan Gubernur , Bupati dan Walikota.
6.Untuk Pembahasan Standar Kebutuhan Pendanaan Kegiatan
Pemilihan dibahas bersama antara : TAPD dengan KPU dan
TAPD dengan BAWASLU.
7
7. Biaya untuk pengamanan pemilu dibebankan pada
APBN, sedangkan untuk pemilihan dibebankan
pada APBD dan diverifikasi oleh SKPD terkait
mengacu Permendagri 77/2020.
8. Usulan Anggaran KPU dan Bawaslu agar tidak
terjadi duplikasi dengan Kegiatan KPU dan
Bawaslu Provinsi dalam pelaksanaan pemilihan
serentak Tahun 2024, harus di reviu oleh
Inspektorat KPU dan Bawaslu masing-masing.
9. Dasar Hukum Pendanaan Pemilihan adalah
Permendagri 54/2019 JO 41/2020, bukan mengacu
pada Permendagri 77/2020

8
10.Hibah Kegiatan Pemilihan kepada KPU dan
Bawaslu dituangkan dalam NPHD yang ditanda
tangani oleh : Bupati dengan Ketua KPU dan
Bupati dengan Ketua Bawaslu. Penandatanganan
NPHD dilakukan paling lambat 1 bulan sebelum
tahapan dimulai.
11. Estiminasi Anggaran Pemilihan serentak Tahun
2024
 KPU Rp. 130.615.345.791,-
 BAWASLU Rp . 37.893.606.000,-
 POLRES Rp. 14.335.403.000,-
 KODIM Rp. 1.200.000.000,-
JUMLAH Rp. 180.044.354.791,-
9
12. Terkait mekanisme Penganggaran Hibah KPU dan
BAWASLU dapat dijelaskan oleh BPKAD.
13. Peran Pemerintah /Pemda (Kesbangpol) Pasal 434
Ayat (2) UU Nomor 7/2017, antara lain :
1) Pelaksanaan Sosialisasi terhadap Peraturan
Perundang-Undangan Pemilu.
2) Pelaksanaan Pendidikan Politik bagi Pemilih
untuk meningkatkan Partisipasi Masyarakat
dalam Pemilu.
3) Pemantauan kelancaran Penyelenggaraan
Pemilu.
4) Kegiatan lain yang sesuai dengan kebutuhan
Pelaksanaan Pemilu.
10
DUKUNGAN PEMERINTAH PEMERINTAH DAERAH DALAM
MEMBERIKAN BANTUAN DAN FASILITASI PENYELENGGARAAN
PEMILU
PASAL 434 UU No. 7 TAHUN 2017
UNTUK KELANCARAN PELAKSANAAN TUGAS, WEWENANG DAN
KEWAJIBAN PENYELENGGARA PEMILU, PEMERINTAH DAN
PEMERINTAH DAERAH WAJIB MEMBERIKAN BANTUAN DAN
FASILITAS SESUAI DENGAN KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN
1. PENUGASAN PERSONEL PADA SEKRETARIAT PPK, PANWASLU
KECAMATAN DAN PPS;
2. PENYEDIAAN SARANA RUANGAN SEKRETARIAT PPK, PANWASLU
KECAMATAN DAN PPS;
3. PELAKSANAAN SOSIALISASI;
4. PELAKSANAAN PENDIDIKAN POLITIK;
BANTUAN DAN 5. KELANCARAN TRANSPORTASI PENGIRIMAN LOGISTIK;
FASILITASI 6. PEMANTAUAN KELANCARAN PENYELENGGARAAN PEMILU;
7. KEGIATAN LAIN SESUAI DENGAN KEBUTUHAN PELAKSANAAN
PEMILU :
a. KEBUTUHAN TERENCANA YAITU MELEKAT PADA OPD YANG
TERKAIT.
b. KEBUTUHAN TIDAK TERENCANA YAITU BANTUAN TIDAK
TERDUGA
11
 BENTUK PEMBERIAN BANTUAN DAN FASILITAS
Penugasan
Personel Penerbitan Surat Tugas

Penyediaan
Sarana Ruangan Progam / Kegiatan OPD terkait

Contoh : Sosialisasi UU
Pelaksanaan Progam / Kegiatan No. 7 Tahun 2017
Sosialisasi OPD terkait tentang Pemilihan
Umum
Kelancaran
Transportasi Progam / Kegiatan OPD
BTT
logistik terkait

Monitoring
Kelancaran
Progam / Kegiatan OPD terkait
Penyelenggaraan
Pemilu
Progam / Kegiatan
Terencana
OPD terkait
Kegiatan Lain
Tidak terencana BTT
12
PERAN LINMAS
 Pasal 351 Ayat (4) UU NO. 7 TAHUN 2017
PENANGANAN KETENTERAMAN, KETERTIBAN, DAN
KEAMANAN DI SETIAP TPS DILAKSANAKAN OLEH 2
(DUA) ORANG PETUGAS YANG DITETAPKAN OLEH
PPS.

 Penjelasan Pasal 351 ayat (4) UU NO. 7 TAHUN 2017


PETUGAS YANG MENANGANI KETENTERAMAN,
KETERTIBAN, DAN KEAMANAN DI SETIAP TPS
BERASAL DARI SATUAN PERTAHANAN
SIPIL/PERLINDUNGAN MASYARAKAT.

13
PENINGKATAN PARTISIPASI MASYARAKAT
 Dialog politik dengan tokoh masyarakat, kader
dan parpol dalam rangka peningkatan kesadaran
politik masyarakat melalui interaksi secara
langsung dengan masyarakat.
 Pendidikan etika dan budaya politik terkait
dengan seluruh pemangku kepentingan.
 Pendidikan politik bagi perempuan dan kaum
marjinal dalam rangka meningkatkan peran
perempuan dan kaum marjinal dalam politik
sehingga kuota keterwakilan perempuan 30% di
lembaga DPR dan DPRD maupun penyelenggara
pemilu dapat terpenuhi
 Pendidikan Pemilih Pemula.
14
TINGKAT PARTISIPASI
SUAR
PEMILIH MENGGUNA SUARA TIDAK A
TAHU
TERDAFT KAN SAH MENGGUNAK TIDAK
N
AR HAK (%) (%) AN HAK (%) SAH
(%)
2003
2004
2008
2009
596.513 60,62 355,420 6,780
2013
586.451 70,90 413.564 2,218
2014
PILEG
579.130 73,10 423,324 1
2019
Sumber: KPU
15
DUKUNGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM MEMBERIKAN
BANTUAN DAN FASILITAS PENYELENGGARAAN PEMILU

SOSIALISASI PEMILU dapat dilakukan dalam


berbagai bentuk seperti: seminar, penyuluhan,
spanduk, banner, iklan layanan masyarakat
pemilu, dll. Sasaran utama dari sosialisasi
adalah pemilih muda dan pemilih perempuan.

MONITORING KELANCARAN
PENYELENGGARAAN PEMILU: pembentukan
tim monitoring di daerah berdasar Permendagri
No.61 Tahun 2011.
16
LANGKAH ANTISIPASI PEMILU

 Melakukan monitoring untuk semua tahapan


pemilu.

 Koordinasi antarlembaga pemerintahan untuk


mengantisipasi berbagai perkembangan dalam
semua tahapan Pemilu.

 Konsolidasi ketertiban dan keamanan antar


berbagai instansi.

17
 KESIMPULAN
 Berbagai hal penting mengenai pelaksanaan
Pemilu. Sehingga berbagai hal yang selama ini
menjadi masalah di daerah dapat dicarikan
jalan pemecahannya. Adapun beberapa
penekanan sebagai berikut :
1. Samakan persepsi antara KPU, Bawaslu, KPU
Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, Pemerintah
dan Pemerintah Daerah dalam rangka
meningkatkan koordinasi pelaksanaan Pemilu.
2. Ciptakan stabilitas politik yang kondusif
dalam pelaksanaan Pemilu.
18
3. Berikan pemahaman kepada
masyarakat mengenai hak dan
kewajiban dalam Pemilu melalui
sosialisasi yang efektif sesuai
dengan perwujudan demokrasi.
4. Ciptakan rasa aman bagi
masyarakat dalam pelaksanaan
Pemilu di Daerah.

19
5. PENUTUP
Akhirnya segala sesuatunya berpulang pada
kita semua. Yang terpenting dalam
menyukseskan pelaksanaan Pemilu nanti
yang perlu kita ingat yaitu, memupuk rasa
kekeluargaan dan kebersamaan demi
kepentingan bersama bukan kepentingan
kelompok/golongan, serta memperkokoh
persatuan dan kesatuan, menciptakan situasi
yang aman, tertib dan terkendali di
lingkungan masyarakat sehingga tercipta
stabilitas yang mantap.
20
PENEKANAN DALAM RANGKA SUKSES PEMILU

 Samakan persepsi antara KPU, KPU prov, KPU


kab/kota, Bawaslu, Bawaslu prov, Panwaslu
kab/kota, pemerintah dan pemda dalam
koordinasi pelaksanaan pemilu.

 Ciptakan stabilitas politik yang kondusif dalam


pelaksanaan pemilu.

 Berikan dukungan kelancaran pemilu.

 Ciptakan rasa aman bagi masyarakat dalam


pelaksanaan pemilu.
22
TERIMA KASIH
BADAN KESATUAN BANGSA DAN
POLITIK KABUPATEN BANYUASIN

Anda mungkin juga menyukai