Anda di halaman 1dari 39

POKOK-POKOK PENGATURAN PEMILU

DAN ISU-ISU STRATEGIS PEMILU 2019

*) Disampaikan pada Rapat Koordinasi, Integrasi, Singkronisasi dan Sinergitas (KISS) Pembangunan Daerah
Malang, Kamis 8 Februari 2018
BIO DATA

Dr. ROZI BENI

Bintuhan, Bengkulu: 05 Mei 1981

S-2 Ilmu Hukum Fak. Hukum, Universitas Indonesia


S-2 Magister Administrasi Pemda, IPDN
S-3 Administrasi Publik, FISIP-UNPAD Bandung

Kepala Seksi Otsus Wil. IA


DIREKTORAT PENATAAN DAERAH, OTSUS & DEWAN PERTIMBANGAN OTONOMI DAERAH

DITJEN OTDA, Kemendagri

085 222 111 581/rozibeni@gmail.com

2
INTEGRASI UU PEMILU

PERTAMA
Melaksanakan Putusan MK No.14/PUU-XI/2013, bahwa Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD serta
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden tahun 2019 dilaksanakan secara bersamaan. Putusan MK tsb
RPH 26 Maret 2013, dibacakan dalam Pleno MK 24 Januari 2014, berlaku untuk Pemilu 2019 dst.
[Penggabungan 3 Undang-Undang, yaitu: UU 42/2008 ttg Pemilihan Umum Presiden dan Wakil
Presiden; UU 8/2012 ttg Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD; dan UU 15/2011 ttg
Penyelenggara Pemilihan Umum]

KEDUA

Mereview substansi 3 UU tersebut guna menyesuaikan kebutuhan pengaturan Pemilu


yang dilaksanakan secara bersamaan dalam UU Penyelenggaraan Pemilu.

KETIGA
Menyusun kerangka besar penggabungan dengan tetap berpegang pada logika
(pengaturan) Pemilu yaitu asas dan tujuan yang dijabarkan ke dalam pengaturan secara
runtut.
3
PENYELENGGARA
REZIM PILKADA &PILKADA
PEMILU
Putusan MK No 72-73/ PUU-II/2004, 22 Maret 2005 & No 25 /PHPU.D-VI/2008
*Pilkada termasuk rezim * Sengketa Pilgub Jatim
* Pemicu Sengketa Pilkada *Sejak November 2008, MK
Hukum Pemilu (Ps.22 E (PMK No.41/PHPU.D-
Depok tangani Sengketa Pilkada
UUD’45) UU No. 12/2008 VI/2008) TSM

Putusan MK No 97/PUU-XI/2013 tgl 19 Mei 2014


* Pilkada masuk rezim Pemda (Ps.18 UUD 45), bukan
bagian dari Rezim Pemilu (Ps.22E UUD 1945) * TL dg UU 8 Tahun 2015 ttg Pilkada

Konsekuensi
* Penyelenggara Pilkada?Ditugasi kpd KPU * Sengketa Hasil Pilkada? Sementara oleh
(Ps.1) MK (Ps.157)

Jadi, ruang lingkup PEMILU adalah PILEG & PILPRES. 4


1. Pemerintah, pemprov, pemkab/kota, kecamatan, & kelurahan/desa memberikan
kesempatan yang sama kepada Peserta Pemilu, pelaksana/tim kampanye dalam
penggunaan fasilitas umum untuk penyampaian materi Kampanye Pemilu. (P. 306).
2. Untuk kelancaran pelaksanaan tugas, wewenang, dan kewajiban Penyelenggara Pemilu,
Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib memberikan bantuan dan fasilitas sesuai
ketentuan Per-UU. Bantuan & Fasilitasi tsb berupa:
a. penugasan personel pada sekretariat PPK, Panwaslu Kecamatan, dan PPS;
b. penyediaan sarana ruangan sekretariat PPK, Panwaslu Kecamatan dan PPS;
c. pelaksanaan sosialisasi terhadap peraturan perundang- undangan Pemilu;
d. pelaksanaan pendidikan politik bagi pemilih untuk meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam Pemilu;
e. kelancaran transportasi pengiriman logistik;
f. pemantauan kelancaran Penyelenggaraan Pemilu; dan
g. kegiatan lain yang sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan Pemilu. (P.434)

5
PERAN PERANGKAT DAERAH

o Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara


Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.

o kepala daerah mempunyai tugas, a.l:


memelihara ketenteraman dan ketertiban masyarakat
melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(Pasal 65 ayat (1) huruf b dan g UU 23/2014)

o Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Kepala Daerah dan DPRD


dalam penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Daerah.
(Pasal 1 angka 2 dan 3 PP 18 Tahun 2016)
6
PERAN PEMDA LAINNYA DALAM PEMILU
 Pemerintah dan pemerintah daerah menyediakan data kependudukan (Ps. 201)
 Pencegahan pelanggaran Pemilu dan pencegahan sengketa proses Pemilu,
(Pasal 98)

 Pendistribusian dan pengamanan perlengkapan Pemilu. (Pasal 341)

KEDUDUKAN PENYELENGGARA PEMILU (KPU/BAWASLU):


Pasal 8:
(1) KPU berkedudukan di ibu kota Negara Republik Indonesia.
(2) KPU Provinsi berkedudukan di ibu kota provinsi.
(3) KPU Kabupaten berkedudukan di ibu kota kabupaten dan KPU
(4) Kota berkedudukan di pusat pemerintahan kota.

Pasal 91:
(1) Bawaslu berkedudukan di ibu kota negara.
(2) Bawaslu Provinsi berkedudukan di ibu kota provinsi.
(3) Bawaslu Kabupaten/Kota berkedudukan di ibu kota kabupaten/kota.
(4) Panwaslu Kecamatan berkedudukan di kecamatan.
(5) Panwaslu Kelurahan/Desa berkedudukan di kelurahan/desa.
(6) Panwaslu LN berkedudukan di kantor perwakilan Republik Indonesia.
(7) Pengawas TPS berkedudukan di setiap TPS.
“ Keinginan tak terbatas dalam Kapasitas Daerah (APBD & Resources) Terbatas ”
E S T IM A S I TA H A PA N P IL K A D A S E R E N TA K + PEMILU
SERENTAK
269 KDH PILKADA
PILKADA
(9G, 224B, BERIKUTNYA
9 DES. 2015
36W) SEPT THN 2020
PILKADA
SERENTAK PILEG DAN
NASIONAL
PILPRES
101 KDH NOVEMBER
PILKADA
(7G, 76B, AMJ THN 2022 SERENTAK
FEBR. 2017
TAHUN
18W) DAN DIISI PJ APRIL
2024
DI 541 TAHUN
DAERAH 2024
OTONOM
171 KDH
PILKADA AMJ THN 2023
(17G, 115B,
JUNI 2018 DAN DIISI PJ
39W)

CATATAN: IMPLIKASI PILKADA SERENTAK, MAKA KEKOSONGAN KDH


AKAN DIISI OLEH PENJABAT KDH ATAU PELAKSANA HARIAN KDH.

9
GRAND DESIGN PEMILU SERENTAK

Stabilitas dan Efektifitas


Pemerintahan
PRESIDEN checks and balances DPR
SISTEM PRESIDENSIIL
Presiden dengan DPR yang
legitimasi yang fungsional dan
kuat dan proporsional
dukungan yang PEMILU
memadai dari
partai di DPR • Pilpres dan Pileg Serentak
• Alokasi Kursi dan Dapil
• Metode konversi suara ke kursi
• Sistem Pemilu
• Ambang Batas Parlemen
• Pencalonan Presiden dan Wakil Presiden

PENYELENGGARA PEMILU MASYARAKAT PARTAI POLITIK


• Mandiri dan Berintegritas • Peningkatan partisipasi masyarakat • Kelembagaan partai yang kuat
• Kelembagaan Kuat • Masyarakat sadar politik • Kaderisasi baik
• Dukungan sekretariat kuat • Kualitas pilihan politik masyarakat • Rekruitmen baik
5
SISTEMATIKA UU PEMILU
Daftar Isi Isi/Batang Tubuh Jumlah Bab Jumlah Pasal %

BUKU I KETENTUAN UMUM 2 5 (Ps. 1-5) 1%


BUKU II PENYELENGGARA PEMILU 3 161 (Ps.6-166) 28%
BUKU III PELAKSANAAN PEMILU 18 287 (Ps.167-453)
50%
BUKU IV PELANGGARAN PEMILU, SENGKETA PROSES 3 22 (Ps.454-475)
PEMILU, DAN PERSELISIHAN HASIL PEMILU
4%
BUKU V TINDAK PIDANA PEMILU 2 79 (Ps. 476-554)
14%
BUKU VI PENUTUP 3 19 (Ps. 555-573)
3%
Total 31 573
LAMP. 1 Jumlah Anggota KPU Provinsi dan Kabupaten Kota
LAMP. 2 Jumlah Anggota Bawaslu Provinsi dan Kabupaten
LAMP. 3 Dapil Anggota DPR RI
LAMP. 4 Dapil Anggota DPRD Provinsi 13
1 PP 6 PERPRES 30 PKPU 11 PERATURAN
BAWASLU

• ALIH STATUS • KESETKRETARIAT • TEKNIS • TEKNIS


PEGAWAI AN PENY. PEMILU PENYELENGGAR PENGAWASAN
SETJEN • PENGAWALAN AAN PEMILU PENY. PEMILU
PENY.PEMILU CAPRES
DI DAERAH • DLL

6 Per DKPP 1 PER MA

• PENGADUAN, • HAKIM KHUSUS


PEMBELAAN, TANGANI SENGKETA
LITIGASI,DAN PEMILU
PELAKSANAAN TUSI
DKPP

 Produk hukum Derivasi tsb dimungkinkan untuk kompilasi/digabung sesuai jenis produk
hukum dan substansinya nya

14
BAGAIMANA JIKA KDH/WAKIL KDH MENJADI CAPRES/CAWAPRES?
 Boleh dan TIDAK HARUS MENGUNDURKAN DIRI dari Jabatannya.
 Pejabat negara yang dicalonkan sebagai CAPRES atau CAWAPRES harus
mengundurkan diri dari jabatannya, kecuali Presiden, Wakil Presiden, Pimpinan
dan anggota MPR, Pimpinan dan anggota DPR, Pimpinan dan anggota DPD,
Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. (Pasal 170 UU Pemilu)
 Mengajukan Izin ke Presiden:
 KDh/Wakil KDh yang akan dicalonkan sebagai Capres/Cawapres harus Izin
Presiden. Jika dalam waktu 15 hari, Izin belum keluar, DIANGGAP sudah diberi
Izin. (Pasal 171)
 Bagaimana dengan Menteri? Tidak harus izin, tapi harus mengundurkan diri.

BAGAIMANA JIKA KDH & WAKIL KDH MENJADI CALON DPR, DPD, DPRD?:
 Boleh, tetapi HARUS MENGUNDRUKAN DIRI.

 Syarat Pencalonan DPR, DPRD, dan DPD harus mengundurkan diri sebagai kepala
daerah, wakil kepala daerah, Kepala Desa dan perangkat desa, Badan Permusyawaratan
Desa, aparatur sipil negara. (Pasal 182 dan Pasal 240, Pasal 258) UU Pemilu)
CUTI KAMPANYE KDH & WAKIL KDH DALAM PEMILU

 Selama melaksanakan Kampanye, Presiden dan Wakil Presiden, Pejabat Negara, dan
Pejabat Daerah wajib memperhatikan keberlangsungan tugas penyelenggaraan
negara dan penyelenggaraan pemerintahan daerah. (Pasal 300 UU 7/17)

(1) Kepala Daerah dan Wakil KDh sebagai anggota tim Kampanye dan/atau pelaksana
Kampanye dapat diberikan cuti.
(2) Cuti bagi KDh/Wakil KDh yang melaksanakan Kampanye dapat diberikan 1 (satu) hari
kerja dalam setiap minggu selama masa Kampanye.
(3) Hari libur adalah hari bebas untuk melakukan Kampanye di luar ketentuan cuti
sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
(4) Apabila KDh dan wakil KDh melaksanakan Kampanye dalam waktu yang bersamaan, tugas
pemerintah sehari-hari dilaksanakan oleh sekretaris daerah.
(5) Pelaksanaan tugas pemerintah oleh sekretaris daerah ditetapkan oleh Menteri Dalam
Negeri atas nama Presiden.
Pasal 303 UU 72017
PEMANTAU PEMILU
 Pelaksanaan Pemilu dapat dipantau oleh pemantau Pemilu.

 Organisasi kemasyarakatan berbadan hukum yayasan atau berbadan


hukum perkumpulan yang terdaftar pada Pemerintah atau Pemerintah
Daerah.

ALIH STATUS PEGAWAI PEMDA


 Proses peralihan status kepegawaian (Sekretaris dan Pegawai) Sekretariat KPU
Prov/Kab/Kota dan Sekretariat Bawaslu Prov, masing2 oleh Sekretariat Jenderal
KPU dan Sekjen Bawaslu dengan terlebih dahulu memberikan pilihan kepada
pegawai yang bersangkutan dan berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah.
 Ketentuan Lebih lanjut diatur dalam PP.
(Pasal 566 UU 7/2017)
SUBSTANSI STRATEGIS UU PEMILU (2)

1. Syarat Umur Pemilih


Pemilih adalah WNI yang telah genap berumur 17 tahun, berumur di atas 17 tahun, atau
sudah/pernah menikah. (Pasal 191 ayat (1) UU Pemilu)
Bandingkan dengan Pengaturan:
• Ps. 1 UU 22/2003 jo. UU 35/2004 ttg PA, Usia Anak: < 18 th.
• Pasal 7 UU 1/74 ttg Perkawinan, Usia perkawinan: Pria 19 th, Perempuan 16 th.
• Pasal 1 UU 40/2009 ttg Kepemudaan, Pemuda: 16 – 30 Th.

2. Kedudukan KPU dan Bawaslu


o KPU Provinsi, KPU Kab/Kota, Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu Kab/Kota bersifat tetap (permanen).
o KPU Provinsi dan Bawaslu Provinsi berjumlah 5 atau 7 orang, KPU Kab/Kota dan Bawaslu Kab/Kota
berjumlah 3 atau 5 orang.
o Penetapan jumlah anggota KPU Prov dan Bawalsu Prov serta KPU Kab/Kota dan Bawaslu Kab/Kota
didasarkan pada Kriteria jumlah penduduk, luas wilayah, dan jumlah wilayah administratif
pemerintahan.

19
Substansi Strategis... (3)
4. Persayaratan Verifikasi Parpol menjadi Peserta Pemilu:
Syarat-syarat tidak mengalami perubahan dan ditambahkan pengaturan: “Parpol yg telah
lulus verifikasi tidak diverifikasi ulang dan ditetapkan sebagai Partai Politik Peserta Pemilu”.
Norma ini DIBATALKAN MK No. (semua harus verifikasi)
5. Perselisihan Parpol peserta Pemilu (PS. 184)
Kepengurusan Parpol tingkat Pusat yang menjadi Peserta Pemilu dan dapat mendaftarkan
Paslon dan Calon Anggota DPR & DPRD merupakan kepengurusan Parpol tingkat Pusat yang
sudah memperoleh putusan Mahkamah Partai atau nama lain dan didaftarkan serta
ditetapkan dgn keputusan menteri bidang hukum dan hak asasi manusia.
6. Penataan Dapil (Ps.186)

Jumlah kursi anggota DPR RI: 575. Jumlah kursi setiap Dapil anggota DPR: 3-10. Jumlah kursi
setiap Dapil anggota DPRD Prov, dan Kab/Kota: 3-12
Untuk Dapil DPR, adanya alokasi tambahan 15 kursi yaitu untuk Provinsi bertambah 1 kursi
(Jambi, Kepri, NTB, Sulteng, Sulbar, Sultra) ; Prov bertambah 2 kursi (Riau, Lampung,
Kalbar) dan Kalimantan Utara (3 kursi).
Alokasi penambahan kursi untuk Dapil DPR ini menggunakan formula yakni jumlah
penduduk yang harga kursinya diatas 500.000 pemilih.
20
Substansi Strategis... (4)
7. Dapil DPRD Prov tetap, tidak berubah,
kecuali Dapil Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur yang masing-masing
Dapilnya ditambah 20 kursi dengan pertimbangan jumlah penduduknya diatas
20.000.000 pemilih.
Sedangkan Dapil DPRD Kab/Kota akan diatur lebih lanjut dalam Peraturan KPU;
8. Pasangan Calon Tunggal
RUU ini mengantisipasi adanya pasangan calon tunggal Presiden dan Wapres dengan
memberikan perpanjangan waktu pendaftaran 2x7 hari, dan memberikan Sanksi
tidak diikutkan pd Pemilu berikutnya kepada Parpol/Gabungan Parpol yang
memenuhi syarat tapi tidak mengajukan calon .
9. Kampanye yang dibiayai oleh APBN
(1) pemasangan alat peraga di tempat umum; (2) iklan media massa cetak, media
massa elektronik, dan internet, dan (3) debat Pasangan Calon tentang materi
Kampanye Pasangan Calon difasilitasi KPU dan dapat didanai oleh APBN;
10. Panwas TPS
Tambahan 1 Pengawas di masing2 TPS.
21
Substansi Strategis... (3)

11. Penanganan sengketa perkara Pemilihan Umum di MK


Penanganan sengketa Pemilu di MK tidak dibatasi Prosentase selisih suaranya
seperti halnya diatur dalam UU Pilkada.
12. Rekapitulasi Penghitungan Suara.
Menghilangkan rekap di tingkat Kelurahan/ desa sehingga rekapitulasi dimulai
di tingkat Kecamatan (PPK). Kotak Suara harus Transparan.
13. Metode menghitung keterwakilan Perempuan.
Keterwakilan perempuan seperti aturan yang saat ini yaitu minimal 1 diantara 3.
14. Afirmasi terhadap penyandang disabilitas.
Mengakomodasi ketentuan afirmasi terkait akses bagi kaum penyandang
disabilitas dalam Pemilihan Umum, sebagai pemegang hak pilih, haknya dalam
proses kandidasi, dan haknya untuk mencalonkan diri sebagai penyelenggara
Pemilihan Umum.

22
PENYELENGGARA PEMILU

KPU BAWASLU DKPP SIFAT


NO KELEMBAGAAN
Susunan Jumlah Susunan Jumlah
1 KPU 7 Bawaslu 5 7 ORANG, meliputi: Permanen
KPU
2 5-7 Bawaslu Prov 5-7 o 1 ex officio KPU Permanen
Provinsi
KPU o 1 ex officio Bawaslu
3 3-5 Bawaslu Kab/kota 3-5 Permanen
Kab/Kota o 5 Tokoh Masy
Panwas
4 PPK 3 3 Ad hoc
Kec/Distrik
5 PPS 3 Panwas LN 3 Ad hoc
6 KPPS 7 Panwas Desa/Kel 1 Ad hoc
7 PPSLN 3 Panwas TPS 1 Ad hoc
8 KPPSLN 7 Ad hoc

23
KOMISI PEMILIHAN UMUM
KPU KETERANGAN
NO
Nomenklatur Jumlah
1 KPU 7 • Bersifat Tetap/Permanen, demikian juga KPU Prov/Kab/Kota.
Syarat Pencalonan, a.l:
2 KPU Provinsi 5-7
• Minimal S1bagi KPU dan KPU Prov. dan Minimal SLTA/sederajat bagi KPU Kab/Kota
• Domisili di NKRI, bagi KPU; di Prov ybs, bagi KPU Prov; di Kab/Kota ybs bagi KPU
Kab/Kota
3 KPU Kab/Kota 3-5 • Tidak menjadi anggota Parpol, atau undur diri dari keanggotaan Parpol Minimal 5 tahun
saat mendaftar.
• Tidak berada dalam ikatan perkawinan dengan sesama Penyelenggara Pemilu.
o Bersifat Ad Hoc, demikian juga dg Panitia Pemilihan lain (PPS, KPPS, PPLN, KPPSLN).
o Dibentuk PALING LAMBAT 6 bln sebelum Pemungutan suara s.d 2 bln setelah Pemungutan
4 PPK 3 Suara. Sama dg PPS.
o Dibantu oleh Sekretaris PPK yang ditetapkan dg Keputusan Bupati/Walikota. PPK (melalui
KPU Kab/Kota) usulkan 3 nama calon Sekretaris PPK.
PPS ”hanya meneruskan” dari setiap PPS kepada PPK pada hari yang sama setelah rekapitulasi
5 PPS 3 hasil penghitungan suara dari setiap TPS.
TIDAK ADA REKAPITULASI DI TINGKAT PPS (DESA/KELUARAHAN).
6 KPPS 7 Ad Hoc
7 PPLN 3-7 Ad Hoc
8 KPPSLN 3-7 Ad Hoc
• Usia Paling Rendah 17 Tahun
Syarat PANITIA
• Berdomisili di wilayah kerja masing-masing PPK, PPS,KPPS, PPLN, KPPSLN.
PEMILIHAN (PPK, PPS, 24
• Tidak menjadi anggota Parpol, atau undur diri dari keanggotaan Parpol minimal 5 tahun saat mendaftar.
KPPS, PPLN, KPPSLN)
• Pendidikan Minimal, SLTA/Sederajat
PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
KPU KETERANGAN
NO
Nomenklatur Jumlah
1 BAWASLU 5 • Bersifat Tetap/Permanen, demikian juga Bawaslu Prov/Kab/Kota.
BAWASLU Syarat Pencalonan, a.l:
2 5-7 • Minimal S1bagi BAWASLU dan BAWASLU Prov. dan Minimal SLTA/sederajat bagi
Provinsi
BAWASLU Kab/Kota
• Domisili di NKRI, bagi BAWASLU; di Prov ybs, bagi BAWASLU Prov; di Kab/Kota
BAWASLU ybs bagi BAWASLU Kab/Kota
3 3-5 • Tidak menjadi anggota Parpol, atau undur diri dari keanggotaan Parpol Minimal
Kab/Kota
5 tahun saat mendaftar.
• Tidak berada dalam ikatan perkawinan dengan sesama Penyelenggara Pemilu.
o Bersifat Ad Hoc, demikian juga dg Pengawas di tingkat Desa/Kel, LN, dan TPS
o Dibentuk PALING LAMBAT 1 bln sebelum Pemungutan suara s.d 2 bln setelah
4 PANWASLU KEC. 3
Pemungutan Suara. Demikian juga halnya dg Pengawas Kel/Desa, dan Pengawas
LN.
5 PENGAWAS DESA/KEL 1
6 PENGAWAS LN 3 Ad Hoc
7 PENGAWAS TPS 1 Ad Hoc; dibentuk 23 hari sebelum HPS s.d 7 hari setelah HPS
• Usia Paling Rendah 25 Tahun; Berdomisili di wilayah kerja masing-masing.
Syarat PENGAWAS • Tidak menjadi anggota Parpol, atau undur diri dari keanggotaan Parpol minimal 5 tahun saat mendaftar.
• Pendidikan Minimal, SLTA/Sederajat
25
ISU KRUSIAL OPSI OPSI OPSI OPSI OPSI
A B C D E

Ambang Batas/ 20 %/25% 0% 10%/15% 10%/15% 20 %/25%


Presidential Threshould

Ambang Batas 4% 4% 4% 5% 3,5 %


Parlemen Threshould

Sistem Pemilu Terbuka Terbuka Terbuka Terbuka Terbuka

Besaran Kursi 3-10 3-10 3-10 3-8 3-10

Konversi Suara Saint Laque Quota Hare Quota Hare Saint Laque Quota Hare

27
PERBANDINGAN METODE PENGHITUNGAN SUARA-KURSI PARTAI POLITIK: SAINT LAGUE vs QUOTA HARE
Pemantau Pemilu dilarang:
a. melakukan kegiatan yang mengganggu proses pelaksanaan Pemilu;
b. memengaruhi Pemilih dalam menggunakan haknya untuk memilih;
c. mencampuri pelaksanaan tugas dan wewenang Penyelenggara Pemilu;
d. memihak kepada Peserta Pemilu tertentu;
e. menggunakan seragam, warna, atau atribut lain yang memberikan kesan mendukung
Peserta Pemilu;
f. menerima atau memberikan hadiah, imbalan, atau fasilitas apa pun dari atau kepada Peserta Pemilu;
g. mencampuri dengan cara apa pun urusan politik dan pemerintahan dalam negeri Indonesia;
h. membawa senjata, bahan peledak, dan/atau bahan berbahaya lainnya selama melakukan pemantauan;

i. masuk ke dalam TPS; dan/atau


j. melakukan kegiatan lain yang tidak sesuai dengan tujuan sebagai pemantau Pemilu.
(vide Pasal 442)

32
KOMPOSISI DPR, DPD, DAN DPRD Vide Ps. 185-192

NO DPR/DPD JUMLAH KETERANGAN NO DPR/DPD/DPRD JUMLAH KURSI JUMLAH PENDUDUK


KURSI
3 DPRD PROVINSI 35-120 :
1 DPR 575
3-10 KURSI PER DAPIL (3-12 KURSI PER
35 s.d 1 jt
DAPIL)
4 KURSI PER
2 DPD 136
PROVINSI 45 >1 jt s.d 3jt
55 > 3 jt s.d 5 jt
65 > 5 jt s.d. 7 jt
75 > 7 jt s.d. 9 jt
85 > 9 jt s.d. 11 jt
100 > 11 jt s.d. 20 jt
120 > 20 jt
4 DPRD KAB/KOTA 20-55
(3-12 KURSI PER
20 s.d 100 rb
DAPIL)
25 > 100 rb s.d. 200 rb
30 > 200 rb s.d. 300 rb
35 > 300 rb s.d. 400 rb
40 > 400 rb s.d. 500 rb
45 > 500 rb s.d. 1 jt
50 > 1 jt s.d 3 jt
33
55 > 3 jt
JUMLAH DAPIL ANGGOTA DPR-RI (WILAYAH JATIM)
NO PROVINSI JUMLAH DAPIL JUMLAH KURSI WILAYAH DAPIL
KURSI PER DAPIL (KAB/KOTA/KEC)
JAWA 87 1. Kota Surabaya 2. Sidoarjo
TIMUR JATIM I 10
1. Probolinggo
2. Pasuruan
JATIM II 7 3. Kota Probolinggo
4. Kota Pasuruan
1. Banyuwangi, 2.Bondowoso
JATIM III 7 3. Situbondo
JATIM IV 8 1. Lumajang 2. Jember
1. Malang
JATIM V 8 2. Kota Malang
3. Kota Batu
1. Tulungagung
2. Blitar
JATIM VI 9 3. KedirI
4. Kota Kediri
5. Kota Blitar 34
JUMLAH DAPIL ANGGOTA DPR-RI (WILAYAH JATIM)
NO PROVINSI JUMLAH DAPIL JUMLAH KURSI WILAYAH DAPIL (KAB/KOTA/KEC)
KURSI PER DAPIL
1. Pacitan
JAWA 87 2. Ponorogo
TIMUR JATIM VII 8 3. Trenggalek
4. Magetan
5. Ngawi
1. Mojokerto
2. Jombang
3. Nganjuk
JATIM VIII 10 4. Madiun
5. Kota Mojokerto,
6. Kota Madiun
JATIM IX 6 1. Bojonegoro 2. Tuban

JATIM X 6 1. Lamongan 2. Gresik


1. Bangkalan
2. Sampang
JATIM XI 8 3. Pamekasan
4. Sumenep 35
JUMLAH DAPIL ANGGOTA DPRD PROVINSI 120 KURSI
DAPIL KURSI WILAYAH DAPIL DAPIL KURSI WILAYAH DAPIL
DAPIL (KAB/KOTA/KEC) DAPIL (KAB/KOTA/KEC)

36
1. Diusung 20% Kursi DPR atau 25 % Perolehan Suara Hasil
PEMILU sebelumnya. (P.222)
2. Parpol DILARANG menerima imbalan pd proses pencalonan
Presiden/Wapres. Parpol yang TERBUKTI menerima imbalan
dikenakan sanksi DILARANG ajukan calon pada periode
selanjutnya (Ps.228). Ketentuan ini juga berlaku (mutatis
mutandis) pada pencalonan DPR/DPRD (Ps. 242).
3. Setiap orang atau lembaga dilarang memberikan imbalan
kepada PARPOL dalam bentuk apa pun dalam proses
pencalonan Presiden dan Wakil Presiden.

37
1. Diusung 20% Kursi DPR atau 25 % Perolehan Suara Hasil
PEMILU sebelumnya. (P.222)
2. Parpol DILARANG menerima imbalan pd proses pencalonan
Presiden/Wapres. Parpol yang TERBUKTI menerima imbalan
dikenakan sanksi DILARANG ajukan calon pada periode
selanjutnya (Ps.228). Ketentuan ini juga berlaku (mutatis
mutandis) pada pencalonan DPR/DPRD (Ps. 242).
3. Setiap orang atau lembaga dilarang memberikan imbalan
kepada PARPOL dalam bentuk apa pun dalam proses
pencalonan Presiden dan Wakil Presiden.

38
1. Dalam hal salah satu atau kedua calon dari bakal Pasangan Calon berhalangan
tetap sampai dengan 7 hari sebelum bakal Paslon ditetapkan sebagai Capres &
Cawapres, Parpol/Gabungan Parpol yg bakal Calonnya berhalangan tsb diberi
kesempatan untuk mengusulkan bakal Pasangan Calon pengganti. (P.234)
2. Dalam hal salah satu calon atau Pasangan Calon berhalangan tetap sejak
penetapan Paslon s.d 60 hari sebelum hari pemungutan suara, Parpol/Gabungan
Parpol yang Calonnya berhalangan tetap tsb, dapat mengusulkan pengganti salah
satu Calon atau Pasangan Calon kepada KPU paling lama 7 (tujuh) hari sejak salah
satu Calon atau Pasangan Calon berhalangan tetap (P.237)
3. Dalam hal salah satu calon atau Pasangan Calon berhalangan tetap sebelum
dimulainya hari pemungutan suara putaran kedua, KPU menunda tahapan
pelaksanaan PILPRES paling lama 15 hari sejak Pasangan Calon berhalangan
tetap. Parpol atau Gabungan Parpol yang Calonnya berhalangan tetap tsb
mengusulkan Pasangan Calon pengganti paling lama 3 hari sejak Pasangan Calon
berhalangan tetap.
39
SANKSI PIDANA MENGHALANGI PEMILIH UNTUK MEMILIH

UU PEMILU
Pasal 498
Seorang majikan/atasan yang tidak memberikan kesempatan kepada seorang
pekerja/karyawan untuk memberikan suaranya pada hari pemungutan suara, kecuali dengan
alasan bahwa pekerjaan tersebut tidak bisa ditinggalkan dipidana dengan pidana kurungan
paling lama 1 tahun dan denda paling banyak Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah).

UU PILKADA (UU 10/2016)


Pasal 182B
Seorang majikan atau atasan yang tidak memberikan kesempatan kepada seorang pekerja
untuk memberikan suaranya, kecuali dengan alasan bahwa pekerjaan tersebut tidak bisa
ditinggalkan, diancam dengan pidana penjara paling singkat 24 bulan dan paling lama 72
bulan dan denda paling sedikit Rp24.000.000,00 (dua puluh empat juta rupiah) dan paling
banyak Rp72.000.000,00 (tujuh puluh dua juta rupiah).

*) Dalam UU Pemilu, Ancaman Maksimal. Sedangkan pada UU Pilkada, Ancaman Pidana


Minimal.
SIAPA SAJA YANG DILARANG IKUT SERTA DAN JADI TIM KAMPANYE PEMILU?
1. Hakim;
2. Pimpinan dan anggota BPK;
3. gubernur, deputi gubernur senior, dan deputi gubernur BI;
4. direksi, komisaris, dewan pengawas dan karyawan BUMN/BUMD;
5. pejabat negara bukan anggota partai politik yang menjabat sebagai pimpinan di
lembaga nonstruktural.
6. ASN;
7. anggota TNI/POLRI;
8. kepala desa;
9. perangkat desa;
10. anggota badan permusyawaratan desa; dan
11. WNI yang tidak memiliki hak memilih.
dan Pejabat lain sesuai Peraturan Perundang-Undangan
PAW DPRD pada masa Pemilu:

1) meninggal dunia;
2) mengundurkan diri; atau
3) diberhentikan .

Pemberhentian Penggantian
Antarwaktu Antarwaktu

Pasal 135 & Pasal 193 UU 23/2014 jo. Pasal 102 PP 16/2010
Pasal 144 ayat (7) & Pasal 199 ayat (7) UU 23/2014:
 PAW anggota DPRD tidak dilaksanakan apabila sisa
masa jabatan anggota DPRD yang digantikan kurang
dari 6 bulan.
 Penjelasan Ps. 144 ayat (7) & 199 ayat (7) UU 23/2014: yang
dimaksud dengan “6 (enam) bulan” adalah sejak proses awal
pengajuan pemberhentian antarwaktu di DPRD.
 kurang dari 6 (enam) bulan terhitung sejak surat permintaan
PAW dari Pimpinan DPRD diterima oleh KPU (vide Ps.4 ayat (1) PKPU
6/2017)
Terima Kasih

SUMATERA KALIMANTAN

IRIAN JAYA

JAVA

Anda mungkin juga menyukai