Lampiran Tembusan
Kepada Yth.
KETUA BAWASLU RI
di
Jakarta
Disadari atau tidak dengan meminjam istilah orang sunda, bahwa PULITIK : nePU & pLIntir nu
leuTIK. Sepak terjang dan jurus dewa mabok dipakai dengan segala cara agar hasilnya
memenangkan apa yang mereka cita dan ujungnya lembaran rupiah. Bagi yang “Repot Nasi”
mereka susupi kader-kadernya di mulai dari segala lini. BAWASLU sebagai benteng dan Filter
tegaknya suatu keadilan pemilu ibarat cerita sedih nan sembilu sebagai Dongeng penghantar
tidur oleh ibu-ibu . Bila melihat indikasi TIMSEL bak bisu dan matanya tertutup lembaran biru.
Sebagaimana surat kami di Bulan Juli lalu adalah suatu implementasi dari “Tanggapan
Masyarakat”mengenai Bakal Calon Anggota Bawaslu Kabupaten/Kota Sukabumi periode 2018-
2023 yang seharusnya menjadi masukan dan second opinion dari suatu Riwayat Hidup Bakal
Calon yang diperoleh melalui informasi dari masyarakat penting untuk dimanfaatkan. Untuk
menilai mereka. Karena beberapa kualitas kepribadian, misalnya itegritas adalah hal yang
sangat sulit dinilai melalui SSGD. Tapi kenyataannya malah bak angin sepoi-sepoi yang menina
bobokan para TIMSEL.
TIMSEL terindikasi bekerja hanya mendengar dan menilai para bakal calon dari “Siapa yang
Berkata” dan hasil laporan dari pihak Kepala Kesekretariatan yang sudah jadi rahasia umum
laporan tersebut biasanya berdasarkan “titipan” via dan /atau dari KorDiv SDM sesuai
kepentingannya dan pesanan tanpa mengindahkan Tanggapan Masyarakat atas suatu fakta. Hal
ini tercermin dengan beberapa bakal calon yang bermasalah selalu LULUS di setiap tahapan
TEST padahal sejak dari Tahap Verifikasi Administrasi mereka sudah jelas dan nyata cacat
hukum cq. Surat Pernyataan dan Manipulasi Data dengan sengaja.
Oleh karenanya sejak pengumuman kelululusan administrasi sampai dengan 2 tahapan test
berikutnya menjadi obrolan dari warung kopi hingga LSM, Ormas dan PARPOL yang tak akan
berhenti, bahkan suatu saat akan menjadi BOM WAKTU yang merusak marwah Bwaslu di
kemudian hari bila melihat nama-nama bakal calon yang sudah menjadi RUMOR bakal JADI
telah beredar di tengah masyarakat sejak kelulusan Administrasi untuk Kabupaten Sukabumi
(Nuryamah, Asep Kholik, SE, Rahmat Munandar, Deden Taufik, Faisal Rifa’i). Faisal Rifa’i adalah
keluarga Anzar Kepala Kesekretariatan Panwaslu Kabupaten Sukabumi, makanya Pekerjaan ybs
ditulis sebagai Anggota Panwascam padahal ybs bukan anggota Panwascam. Sedangkan untuk
Kotamadya Sukabumi (Muhammad Aminuddin, S. Kom, Beny H.S dan Yasti Yustia Asih, S.Ip) itu
dapat melenggang dengan mudah dan sempurna tahapan demi tahapan TEST, padahal Bakal
Calon tersebut berdasarkan hasil Polling Masyarakat ( https://strawpoll.com/kaze8r6a )
nilainya sangat rendah dibanding Bakal Calon lainnya disamping mereka mempunyai masalah
yang krusial sebagai Pengurus Partai dan Jabatan Rangkap di suatu Lembaga Negara
(Pendamping Desa & Sertifikasi).
Gonjang-ganjing di tengah masyarakat bertambah ramai karena Kabar Rumor bakal calon yang
JADI baik untuk Kabupaten/Kotamadya Sukabumi tambah menguat, salah seorang Staff
Bawaslu Provinsi yang dikenal dengan sebutan Jambrong datang ke Sukabumi pada malam
minggu dengan “Judul” diundang oleh Nuryamah (Kordiv SDM) dan Anzar (Kepala
Kesekretariatan) pada acara Panwaslu Kabupaten Sukabumi di Hotel Selabintana pada tanggal
4/8/18 padahal dibalik semuanya itu ybs datang membawa kabar dari Zaid (Staff Bawaslu RI)
untuk disampaikan kepada Nuryamah KorDiv SDM bahwa usulnya disetujui “untuk Kabupaten
Sukabumi sebagai Bakal Calon PENGGANTI dari Asep Kholik adalah Saepul Rahman, S.Sy ”
(teman Nuryamah sesama Pendamping Desa periode sekarang) disamping kedatangan ybs
sekaligus untuk “membahas setoran”.
Kesimpulan :
1. Masyarakat
a. Dirugikan secara Materil dan non materil karena uang Negara yang notabene uang
masyarakat terbuang percuma dari hasil kinerja yang penuh rekayasa.
b. Diperkosa Hak Konstitusinya oleh para pihak yang “Repot Nasi” dengan MANIPULASI
2. Partai Politik
a. Dirugikan Hak Konstitusinya baik perseorangan sebagai caleg dan suara partainya,
karena adanya Anggota Bawaslu yang menjadi Pengurus Partai Kebangkitan Bangsa
(PKB)
b. Tercipta suatu iklim politik yang tidak kondusif khususnya bagi calon Legislatif dengan
terbukti saat kemaren ini dalam pengawasan VERFAK, Nuryamah hanya ikut serta saat
VERFAK di PKB saja dalam rangka pengamanan pribadinya agar tidak ketahuan sebagai
pengurus partai tersebut, sedangkan untuk VERFAK Partai lainnya tidak ikut serta begitu
pula saat di KPUD Kabupaten sukabumi, saat tahapan pendaftaran CALEG hanya hadir
saat dari PKB dating kesana.
3. Timsel
Makin jelas aroma KKN tercium baunya dari Tahapan demi tahapan TEST dengan Bakal
Calon yang indikasi pengurus parpol dan double job selalu LULUS. Bisa dikata KKN :
Kong_Kolikong Nilai. Peribahasa orang Saudi di Puncak “Fi Fulus Mulus, mafi Fulus
Mampus”
4. Bakal Calon
a. Cermin dari suatu kualitas kepribadian orang tersebut, bahwa integritas dan dedikasi
dari masing-masing Bakal Calon nilainya jauh di bawah minus karena tujuan utama
mereka menjadi anggota Bawaslu Kabupaten SUKABUMI dengan dan untuk UUD : Ujung
Ujungnya Duit, karena melanggar Surat Pernyataan dan Manipulasi Data
b. Sederhananya, bagi Pengurus PARPOL pasti bekerja untuk Parpolnya dan bagi yang
Double Job tidak akan mendapatkan hasil yang maksimal dalam jalankan TUPOKSI
sebagai Anggota Bawaslu, bahkan cenderung “Yes Man” atau basa Menado DPR – MPR :
Dong Punya Rasa – Me Punya Rasa. “Ayo bergembira buat semuanya mudah asal uang
bicara”
LAMPIRAN 1
A. Bukti Pengiriman
Isi Surat
Hal : Main Mata secara TSM dengan Lagu Lama – Nada Baru
2. Jumlah Calon tidak sesuai dengan TOR dan penyusunan nomor urutnya
• Tim seleksi menetapkan sebanyak 4 (empat) kali jumlah anggota Bawaslu
Kabupaten/Kota yang dibutuhkan yang terdiri dari Kategori Existing, PAW
dan Pendaftar Baru (Hal. 5)
Bila kita Kalkulasi maka ada 2 (dua) pandangan tentang jumlah orang
yang dibutuhkan lulus seleksi :
a. Berjumlah 20 orang [4 x 5 (5 Anggota Bawaslu Kabupaten)] atau
b. Berjumlah 23 orang [4 x 5 (5 Anggota Bawaslu Kabupaten) + 3 Orang
Kategori Exciting]
Sedangkan jumlah yang lulus Administrasi berjumlah 24 orang, (dari
no. Urut 331 sd 353 = 23 orang ditambah satu orang di no.urut 452
an. Ihin Solihin,SE) sementara Kabupaten lainnya selain Kabupaten
Sukabumi hanya berjumlah 23 orang sesuai TOR.
• bagi nama-nama Pendaftar Baru dimasukkan dibawah namanama PAW
diurutkan dari nilai tertinggi sampai dengan terendah berdasarkan
penilaian CV/Daftar Riwayat Hidup bakal calon pada tabel dengan format
... (Hal. 3) :.
Nomor Urut tidak berdasarkan nilai tapi berdasarkan nomor urut
pendaftaran, Hal ini Implementasi
Riva Panwascam
340 Anistriani, Guru Gunung
S.Pd, MM Guruh
Agus
Panwascam
342 Setiawan, Guru
Cibadak
S.Pd
Tugas Baru per 2
Saepul Juni 2008 di
Pendamping
345 Rahman, Wiraswasta Kecamatan
Desa
S.Sy Jampang Tengah
Tidak terdaftar
sebagai Anggota
Anggota Panwascam di
348 Faisal Rifa’i
Panwascam Kab. Sukabumi
(Komisioner)
Karyawan Panwascam
351 Sopiah
Swasta Sukabumi
Kesimpulan :
1. Masyarakat :
a. Melihat beberapa kejadian tersebut di atas, sungguh sangat naïf sekali.
Masyarakat dipertontonkan dagelan politik yang dikemas secara TSM.
b. Ada Link dan Uang sangat Mudah dapat Bocoran bahkan mengatur
Pihak-pihak yang berkompeten. So “Money Talk”
c. Telah terjadi Kebohongan Informasi Public
d. Di Alenia terakhir dari Surat Hasil Pleno LULUS ADMINISTRASI tertulis
“Masyarakat dapat memberikan masukan dan Tanggapan Terhadap
Bakal Calon...” hanya sebuah Slogan pemanis saja karena adanya
Pengaburan Informasi Identitas Calon Anggota Bawaslu