Anda di halaman 1dari 47

Direktorat Pendidikan dan Agama

Malang, 8 Februari 2018


PENGANTAR

2
DASAR HUKUM

• UU Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara


• UU Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional
• UU Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah
• PP Nomor 40 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Penyusunan Rencana
Pembangunan Nasional
• PP Nomor 90 Tahun 2010 Tentang Penyusunan Rencana Kerja Dan
Anggaran Kementerian Negara/Lembaga
• PP Nomor 17 Tahun 2017 Tentang Sinkronisasi Proses Perencanaan
Dan Penganggaran Pembangunan Nasional
3
PP 17 TAHUN 2017
SINKRONISASI PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

PP 17 Tahun 2017 tentang Sinkronisasi Proses Perencanaan dan Penganggaran


Pembangunan Nasional:
 Bappenas menyusun Prioritas Nasional, Program Prioritas, Kegiatan
Prioritas, hingga Proyek Prioritas
 RKP mengintegrasikan pemanfaatan Belanja K/L, Belanja Non-K/L (Subsidi,
PSO, Hibah Daerah), Dana Transfer Khusus, Dana Desa, dan sumber
pendanaan lainnya
 Pengalokasian pagu baik K/L maupun Non K/L dilakukan Bappenas
bersama-sama Kementerian Keuangan

4
PENEKANAN PENGANGGARAN PADA RKP 2019

 MEMPERKUAT KUALITAS ALOKASI PADA PROYEK PRIORITAS melalui


indikator ketercapaian dan lokasi yang jelas
 MEMPERKUAT SINERGI SUMBER PENDANAAN DI TINGKAT PUSAT Belanja
K/L, Belanja Non-K/L (Subsidi – PSO), Dana Transfer Khusus (DTK), Dana Desa,
PINA dan sumber pendanaan lainnya
 MEMPERKUAT SINKRONISASI DAN HARMONISASI PUSAT DAN DAERAH
termasuk Program/Kegiatan dan penganggaran untuk urusan wajib maupun
pilihan Pemerintah Daerah sesuai dengan pembagian kewenangan yang
menjamin dukungan terhadap tercapainya Prioritas Nasional

5
RKP 2019
KESINAMBUNGAN IMPLEMENTASI MONEY FOLLOWS PROGRAM
2018 2019
Menajamkan
10 PN 5 PN
Prioritas Nasional

30 PP 25 PP

RKP Memastikan Pengendalian Dilakukan


2019
Pelaksanaan Sampai ke Level Proyek
Program (satuan 3)

Menajamkan Belanja K/L, Belanja Non K/L,


Integrasi Belanja Transfer ke Daerah, PHLN,
Sumber Pendanaan BUMN, PINA dan Swasta

2019 adalah tahun terakhir pelaksanaan RPJMN 2015-2019.


RKP 2019 fokus pada optimalisasi pemanfaatan seluruh sumber daya (pemerintah, swasta, perbankan)
untuk mengejar pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan nasional dalam RPJMN.
6
PENGUATAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

RPJMN
RKP 2019 PP 17/2017
2015-2019
• Optimalisasi Pendekatan
pemanfaatan penganggaran berbasis
seluruh sumber program (money follow TEMATIK,
daya program) melalui HOLISTIK,
• Fokus pada penganggaran berbasis INTEGRATIF
program-program kinerja:
prioritas 1. Kerangka DAN SPASIAL
pendanaan
2. Kerangka regulasi
3. Kerangka pelayanan
umum dan investasi.

7
RKP 2019 SEBAGAI PENUTUP KABINET KERJA

2015 2016 2017 2018 2019

Memacu
Pembangunan Memacu
Mempercepat Infrastruktur Investasi dan
Melanjutkan Pembangunan dan Ekonomi Memantapkan
Pemerataan
Reformasi bagi Infrastruktur untuk Pembangunan
Pembangunan
Percepatan untuk Meningkatkan Infrastruktur
untuk
Pembangunan Memperkuat Kesempatan untuk
Pertumbuhan
Ekonomi yang Fondasi Kerja serta Percepatan
Berkualitas
Berkeadilan Pembangunan Mengurangi Pertumbuhan
yang Berkualitas Kemiskinan dan Ekonomi yang
Kesenjangan Berkualitas
Antarwilayah

8
TEMA DAN PRIORITAS NASIONAL
Prioritas Nasional

1 Pembangunan Manusia melalui Pengurangan


Kemiskinan dan Peningkatan Pelayanan Dasar

2 Pengurangan Kesenjangan antarwilayah melalui


Penguatan Konektivitas dan Kemaritiman
“Pemerataan
Sasaran RPJMN:
Gini rasio: 0,36

3 Peningkatan Nilai Tambah Ekonomi melalui


Pertanian, Industri, dan Jasa Produktif
Pembangunan
untuk
Pertumbuhan
Tingkat kemiskinan: 7–8%
TPT: 4–5%
IPM: 71,98

4 Pemantapan Ketahanan Energi, Pangan, dan


Sumber Daya Air
Berkualitas”

5 Stabilitas Keamanan Nasional dan Kesuksesan


Pemilu

Mainstreaming: Revolusi Mental, kesetaraan gender, lingkungan, governance.

9
AGENDA PENYUSUNAN RKP DAN PAGU
INDIKATIF TAHUN 2019

10
Tahap Penyusunan RKP 2019(1)
Tahap Penyusunan RKP 2019(2)
DRAFT “RANCANGAN AWAL RKP 2019”

13
ANALISIS SITUASI

14
Analisis Situasi Pendidikan(2)
Isu Kesenjangan Akses dan Kualitas Pendidikan
Rasio APK Pendidikan Menengah Penduduk Miskin : Kaya
Angka Partisipasi Sekolah (APS) Usia 7 - 18 per Provinsi

Diolah dari Susenas 2016 Diolah dari Susenas 2016


Sekolah/Madrasah terakreditasi minimal B per Provinsi
Rasio APK Pendidikan Menengah Penduduk Miskin : Kaya
Kabupaten di Provinsi DIY

Diolah dari Dapodik dan Emis 2016 Diolah dari Susenas 2016
KONDISI KUALIFIKASI DAN SERTIFIKASI GURU

Jenjang SD/SDLB Jenjang SMP/SMPLB

Jumlah Guru : 1.467.880 Jumlah Guru : 619.058


20,62% Guru Belum S1 9,40% Guru Belum S1
51,55% Guru Belum Sertifikat 49,82% Guru Belum Sertifikat

Jenjang SMA/SMK/SMLB Jenjang TK

Jumlah Guru : 613.905 Jumlah Guru : 316.453


5,98% Guru Belum S1 40,64% Guru Belum S1
56,74% Guru Belum Sertifikat 66,91% Guru Belum Sertifikat

16
KETERSEDIAAN DAN KONDISI SARPRAS DI SEKOLAH
Sarpras Jenjang SD Jenjang SMP Jenjang SMA/SMK
Terdapat 148,169 Satuan Pendidikan Terdapat 37.536 Satuan Pendidikan Terdapat 26.048 Satuan Pendidikan
Sekolah
jenjang SD jenjang SMP jenjang SMA

Terdapat 29,62 % Sekolah yang Terdapat 24,50 % Sekolah yang belum Terdapat 35,96 % Sekolah yang
belum memiliki Jamban memiliki Jamban belum memiliki Jamban
Jamban

Terdapat 45,26 % Sekolah yang Terdapat 26,47 % Sekolah yang belum Terdapat 34,22 % Sekolah yang
belum memiliki Perpus memiliki Perpus belum memiliki Perpus
Perpustakaan

Terdapat 28,22 % Sekolah yang Terdapat 18,78 % Sekolah yang belum Terdapat 24,91 % Sekolah yang
belum memiliki Ruang Guru memiliki Ruang Guru belum memiliki Ruang Guru
Ruang Guru
Data tidak tersedia Terdapat 45,41 % Sekolah yang belum Terdapat 51,84 % Sekolah yang
memiliki Lab IPA belum memiliki Lab IPA
Lab IPA
Kondisi Kerusakan Kondisi Kerusakan Kondisi Kerusakan
Ringan : 587.590 (56,13 %) Ringan : 189.777 (55,42 %) Ringan : 130. 082 (46,56 %)
Sedang : 70.117 (6,69 %) Sedang : 22.065 (6,44 %) Sedang : 8.742 (3,13 %)
Ruang Kelas Berat : 124.030 (11,84 %) Berat : 34.709 (10,14 %) Berat : 13.709 (4,91 %)
Terdapat 6,66 % Sekolah yang belum Terdapat 4,43 % Sekolah yang belum Terdapat 2,36 % Sekolah yang belum
memiliki Listrik memiliki Listrik memiliki Listrik
Listrik
Terdapat 19,16 % Sekolah yang Terdapat 19,10 % Sekolah yang belum Terdapat 15,16 % Sekolah yang
belum memiliki Listrik memiliki Listrik belum memiliki Listrik
Internet 17
Analisis Situasi Pendidikan(1)
Capaian, Sasaran dan Arah Kebijakan Pembangunan Pendidikan

Sasaran 2019
47,5%
Capaian Angka Partisipasi PAUD  Rata-rata lama sekolah penduduk usia di atas 15 tahun 8,8
tahun
Kasar (APK) 2010 - 2016 36,5%
 Rata-rata angka melek aksara penduduk usia di atas 15 tahun 96,1 %
 Prodi perguruan tinggi minimal berakreditasi B 68,4 %
111% 80,9%  Persentase SD/MI berakreditasi minimal B 84,2%
SMA  Persentase SMP/MTs berakreditasi minimal B 81,0%
SD 109% 62,9%  Persentase SMA/MA berakreditasi minimal B 84,6%
 Pesentase Kompetensi Keahlian SMK berakreditasi minimal B 65,0%
 Rasio APK SMP/MTs antara 20% penduduk termiskin dan 20% penduduk terkaya 0,96
90,1% 31,6%  Rasio APK SMA/SMK/MA antara 20% penduduk termiskin dan 20% penduduk 0,60
SMP PT terkaya
80,6% 26,3%  Rasio APK PT antara 20% penduduk termiskin dan 20% penduduk terkaya 0,24
Diolah dari Susenas 2016 dan Forlap Dikti 2016  Persentase guru berkualifikasi minimal S1/D-IV 90,0%

Status Arah Kebijakan:


Akreditasi
1. Mempercepat pelaksanaan Wajib Belajar 12 Tahun dengan memberikan peluang
Satuan
lebih besar kepada anak dari keluarga kurang mampu, anak berkebutuhan khusus
Pendidikan
dan anak di daerah pascakonflik, daerah bencana, dan daerah 3T(tertinggal,
2016
terluar, terdepan)
2. Meningkatkan profesionalisme, kualitas, pengelolaan, dan penempatan guru yang
merata
3. Meningkatkan pemerataan layanan pendidikan tinggi berkualitas, dan
meningkatkan relevansi dan daya saing pendidikan tinggi
4. Meningkatkan akses dan kualitas layanan pendidikan anak usia dini dan
pendidikan masyarakat
5. Meningkatkan kualitas pendidikan karakter dan budi pekerti, pendidikan
kewargaan, pendidikan agama, dan pendidikan keagamaan. 18
Diolah dari Dapodik dan Emis 2016
Analisis Situasi Pendidikan(3)
Isu kualitas pendidik

Persentase Kualifikasi Guru dengan Kualifikasi Minimal S1 Persentase Dosen menurut Kualifikasi Akademik
Sumber: CImago Research Group, 2016
13%
19%

S1 S2 S3

68%

Diolah dari Data Guru Kemdikbud dan Kemenag 2016 Diolah dari data forlap.ristekdikti.go.id

Perbandingan Jumlah Publikasi Ilmiah Indonesia dan Negara Lain

19
Analisis Situasi Literasi
Minat baca masyarakat masih sangat minim

Frekuensi
(%)

Frekuensi membaca surat kabar/ Koran/ Frekuensi membaca buku cetak selain Frekuensi membaca artikel/berita dari
majalah cetak dalam seminggu terakhir kitab suci dalam seminggu terakhir media elektronik dalam seminggu terakhir

Tingkat Kunjungan Masyarakat Sasaran Target


Ya
Tidak (89%) 1%
Nilai tingkat kegemaran membaca masyarakat 49

Ya (11%)
Persentase perpustakaan sesuai standar 2
nasional

Arah Kebijakan:
Tidak
99%
1. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan
perpustakaan berbasis inklusi sosial
Mengunjungi Perpustakaan 2. Meningkatkan literasi informasi terapan dan
Pemanfaatan TBM dalam 3
dalam 3 bulan terakhir (%) inklusif
bulan terakhir (%)
20
Sumber: Susenas MSBP 2015
PEMBANGUNAN MANUSIA MELALUI PENGURANGAN
PN 1 KEMISKINAN DAN PENINGKATAN PELAYANAN DASAR

21
ARAH KEBIJAKAN PN 1
PEMBANGUNAN MANUSIA MELALUI PENGURANGAN KEMISKINAN DAN PENINGKATAN PELAYANAN DASAR
Sasaran: tingkat kemiskinan pada kisaran 7 – 8 persen; IPM menjadi 71,98
dan gini rasio menjadi 0,36 pada tahun 2019

Peningkatan Pelayanan Kesehatan dan Pemerataan Layanan Pendidikan


Percepatan pengurangan kemiskinan
Gizi Masyarakat Berkualitas
a. Memperkuat pelaksanaan bantuan a. Meningkatkan akses dan mutu pelayanan a. Menyediakan pendidik yang berkualitas
sosial dan subsidi tepat sasaran kesehatan dan merata
b. Memperkuat sistem jaminan sosial b. Meningkatkan kesehatan ibu, anak, dan b. Menyediakan afirmasi pendidikan
c. Memperkuat Literasi Untuk keluarga berencana c. Memperkuat kelembagaan satuan
Kesejahteraan c. Mencegah dan pengendalian penyakit pendidikan
d. Melaksanakan Reforma Agraria d. Mempercepat penurunan stunting d. Meningkatkan Kualitas pembelajaran
e. Mempercepat Pemberian Akses Kelola e. Meningkatkan “Gerakan Masyarakat Hidup dan akademik
Sumber Daya Alam kepada Masyarakat Sehat”
melalui Perhutanan Sosial

Peningkatan Akses Masyarakat Terhadap


Peningkatan Tata Kelola Layanan Dasar
Perumahan dan Permukiman Layak

a. Menyediakan akses hunian layak dan a. Memperkuat layanan dan rujukan satu pintu
terjangkau b. Memperkuat integrasi sistem administrasi
b. Menyediakan akses infrastruktur dasar kependudukan dan catatan sipil
permukiman layak c. Mempercepat Pencapaian SPM di Daerah
c. Meningkatkan kualitas lingkungan di
permukiman
PRIORITAS NASIONAL 1:
PEMBANGUNAN MANUSIA MELALUI PENGURANGAN KEMISKINAN DAN PENINGKATAN PELAYANAN DASAR

1
1 Penguatan Pelaksanaan
Bantuan Sosial dan
Pelaksanaan Reforma Agraria

Subsidi Tepat Sasaran Percepatan Pemberian Akses


Kelola Sumber Daya Alam
Percepatan Penguatan Sistem kepada Masyarakat melalui
Pengurangan Jaminan Sosial Perhutanan Sosial
Kemiskinan Penguatan Literasi untuk
Kesejahteraan

55 22
Penguatan Layanan dan Rujukan Satu Peningkatan Akses dan Mutu Pelayanan
Pintu Kesehatan
Peningkatan
Penguatan Integrasi Sistem Peningkatan Tata Peningkatan Kesehatan Ibu, Anak, dan Keluarga
Pelayanan
Administrasi Kependudukan dan Kelola Layanan
Catatan Sipil PEMBANGUNAN MANUSIA Kesehatan dan Gizi Berencana
Dasar
Percepatan Pencapaian SPM di MELALUI PENGURANGAN Masyarakat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Daerah KEMISKINAN DAN Percepatan Penurunan Stunting
PENINGKATAN PELAYANAN
Penguatan “Gerakan Masyarakat Hidup Sehat”
DASAR

4
4 3
3
Penyediaan Pendidik yang Berkualitas dan
Penyediaan Akses Hunian Layak dan Terjangkau Merata PN
Peningkatan Akses Pemerataan
Masyarakat Terhadap Layanan Penyediaan Afirmasi Pendidikan
Penyediaan Akses Infrastruktur Dasar PP
Permukiman Layak
Perumahan dan Pendidikan Penguatan Kelembagaan Satuan Pendidikan
Permukiman Layak Berkualitas
Peningkatan Kualitas Lingkungan di Permukiman Peningkatan Kualitas Pembelajaran dan KP
Akademik

23
PROGRAM PRIORITAS 1
PERCEPATAN PENGURANGAN KEMISKINAN
• KLHK
Bantuan Pendidikan bagi Siswa dan Mahasiswa Miskin


KSP
Kemendes PDTT 1
1 Perluasan Bantuan Pangan Non Tunai
Penyiapan prakondisi masyarakat • Kemendagri
Kemen ATR/BPN Penguatan Penyaluran Bantuan PKH Secara Non Tunai • Kemensos • Kemen PUPR
pedesaan dan kawasan •
• Kemen KUKM pelaksanaan • Kemendikbud • BULOG
Pengelolaan kolaboratif sumber Subsidi listrik daya 450 VA dan 900 VA • Kemristekdikti • Kementan
• Kemenpar bantuan sosial dan
daya hutan bersama masyarakat • Kemenag • Kemendagri
desa dan pengembangan
• Kemendag subsidi tepat Subsidi elpiji 3 kg • Kemen ESDM
usahanya sasaran Dukungan TIK penyaluran non tunai (E-sosial)

55
Peningkatan kapasitas institusi
dan masyarakat dalam usaha 22
perhutanan sosial Penguatan tata kelola Sistem Jaminan
Pemberian Akses 1 Sosial Nasional (SJSN) Kesehatan dan
• Kemen ATR/BPN • Kemen PAN-RB Kelola Sumber Penguatan sistem harmonisasi SJSN Ketenagakerjaan
• Kemendagri • KKP Daya Alam melalui jaminan sosial Perluasan cakupan penerima Jaminan
• KLHK • Kemenko
Perhutanan Sosial PERCEPATAN Kesehatan Nasional dan Jaminan Sosial
• BIG Ekonomi
Bidang Ketenagakerjaan
• Kementan • Kemen KUKM PENGURANGAN
• LAPAN • Kemen PUPR
• Kemendes PDTT KEMISKINAN • Kemensos • Kemenko PMK
• Kemenkes • DJSN
Penguatan Kerangka Regulasi dan • Kemnaker • BPJS
Penyelesaian Konflik Agraria • Kementan Ketenagakerjaan
• KKP • BPJS Kesehatan
44
• Kemensos
Penataan Penguasaan dan Pemilikan TORA
(termasuk pelepasan kawasan hutan) 33 • Kemendikbud
• Perpusnas
• Kemenkominfo

Peningkatan Kualitas Data Pertanahan dan


Legalisasi atas TORA Penguatan Literasi Literasi informasi terapan dan inklusif
Pemberdayaan Masyarakat dalam Pelaksanaan PP
untuk Pendampingan masyarakat untuk
Penggunaan, Pemanfaatan dan Produksi Reforma Agraria
Kesejahteraan literasi sosial
atas TORA
Pemerataan layanan perpustakaan KP
Kelembagaan Pelaksana Reforma Agraria berbasis inklusi sosial
Pusat dan Daerah
24
PROGRAM PRIORITAS 3
PEMERATAAN LAYANAN PENDIDIKAN BERKUALITAS

PP
11 Pendidikan/ Pelatihan Kompetensi Pendidik • Kemendikbud
Penyediaan • Kemenag
Penilaian Kinerja Pendidik • Kemristekdikti
KP pendidik yang • Kemen PANRB
Distribusi dan Pemerataan Pendidik
berkualitas dan • Pemda
merata Sertifikasi Pendidik • Kemdagri
• Kemdikbud
• Kemenag
• Kemristekdikti
• Pemda
• Kemdagri 3
4
4 22
Hasil Penelitian, Publikasi Dosen, Bantuan biaya Pendidikan bagi siswa dan
PEMERATAAN
dan Pengembangan Bidang Peningkatan mahasiswa di daerah 3T dan Papua
Unggulan LAYANAN Penyediaan
kualitas Sarana Prasarana di Daerah 3T dan PT Luar
Penerapan Kurikulum dan pembelajaran dan PENDIDIKAN afirmasi pendidikan Jawa
Pendidikan Karakter akademik BERKUALITAS Pembelajaran kontekstual daerah

• Kemdikbud
• Kemenag
• Kemristekdikti
33 •

Kemen ESDM
Kemkominfo
• Kemdikbud Kem PU PR
Penilaian Mutu Satuan Pendidikan •
• Kemenag • KemdesPDT
• Kemristekdikti Peningkatan Kapasitas Pengelola Satuan Penguatan • PLN
• Kemen PANRB Pendidikan kelembagaan • Pemda
• Pemda Pengelolaan Pendidikan Berbasis Satuan satuan pendidikan • Kemdagri
• Kemdagri Pendidikan

25
PROGRAM PRIORITAS 5
PENINGKATAN TATA KELOLA LAYANAN DASAR
1
PP Pengaduan program terpadu
• Kemensos
Verifikasi–Validasi Data Penduduk • Kemendagri
KP • Kemendagri Penguatan layanan • Kemendes PDTT
• Kemensos
• Kemendikbud
dan rujukan satu pintu Pendampingan Masyarakat
• Kemenkes
• Kemen PUPR
• Kemenkeu
• Kemenko PMK

5
Penataan regulasi dan kelembagaan
untuk implementasi SPM
• Kemendagri • MA (Badilag dan
• Kemensos Badilum)
Peningkatan kapasitas aparatur daerah
Peningkatan Tata • KPPPA • Kemenkominfo
Kemendes PDTT • Kemenko PMK
3 Kelola Layanan Dasar 2

Pengelolaan dan pemanfaatan sumber- • Kemenag • Polri
sumber pendanaan untuk SPM • Kemenkumham • BPJS
• Kemenkes Ketenagakerjaan
Monitoring dan evaluasi SPM Penguatan integrasi • Kemendikbud • BPJS Kesehatan
Percepatan • Kemenlu
sistem administrasi
Pencapaian SPM di
kependudukan dan Percepatan kepemilikan akta kelahiran
Daerah
catatan sipil
Peningkatan pemanfaatan data
kependudukan untuk pelayanan publik

Peningkatan ketersediaan dan kualitas


statistik hayati yang akurat bagi
pembangunan lintas sektor
26
PENINGKATAN NILAI TAMBAH EKONOMI MELALUI
PN 3 PERTANIAN, INDUSTRI, DAN JASA PRODUKTIF

27
ISU STRATEGIS PN 3 (1/2)
Nilai tambah ekonomi dari pemanfaatan hasil pertanian, perikanan dan kehutanan masih
rendah.
• Produktivitas pertanian, perikanan dan kehutanan rendah.
• Skala dan rantai pasok/nilai usaha pertanian, perikanan dan kehutanan terbatas.
• Kualitas dan mutu hasil pertanian, perikanan dan kehutanan belum memenuhi standar bahan baku
industri.
• Diversifikasi produk olahan pertanian, perikanan dan kehutanan masih terbatas.

Nilai tambah dan daya saing produk industri masih rendah.


• Tren pertumbuhan dan kontribusi PDB industri menurun.
• Ketahanan rantai pasok/nilai industri rendah: kekurangan industri hulu dan pendukung,
ketidakharmonisan kebijakan, ketergantungan impor bahan baku dan penolong.
• Produktivitas tenaga kerja industri stagnan.
• Produk industri nasional didominasi produk dengan kualitas dan kandungan teknologi rendah.
• Rendahnya kontribusi produk manufaktur terhadap total ekspor Indonesia.

Penciptaan nilai tambah jasa produktif belum optimal.


• Kesiapan destinasi dan industri pariwisata untuk merespon kunjungan wisatawan dan menyediakan jasa
pariwisata bernilai tambah tinggi dan berkelanjutan masih terbatas.
• Perkembangan ekonomi kreatif dan digital belum dimanfaatkan optimal.
• Ekspor didominasi produk bernilai tambah rendah dan perdagangan dalam negeri belum efisien.
• Kemitraan usaha belum dikembangkan optimal untuk mengatasi missing middle dalam rantai
pasok/nilai.
• Akses pembiayaan usaha produktif yang terbatas.

28
ISU STRATEGIS PN 3 (2/2)

Produktivitas tenaga kerja masih rendah.


• Proporsi tenaga kerja keahlian menengah masih terbatas
• Proporsi lapangan kerja informal masih tinggi dan didominasi oleh tenaga kerja
berpendidikan rendah
• Kompetensi tenaga kerja rendah.
• Kualitas pendidikan vokasi dan relevansinya dengan dunia usaha rendah.
• Jumlah dan kapasitas wirausaha rendah.

Pemanfaatan Iptek dan hasil inovasi untuk peningkatan produktivitas dan


penciptaan nilai tambah masih rendah.
• Jumlah dan kapasitas peneliti dan perekayasa masih terbatas.
• Penelitian dan pengembangan bidang keilmuan penunjang produktivitas masih
terbatas.
• Pengembagan inovasi dan teknologi frontier masih terbatas.
• Hilirisasi hasil litbang dan inovasi masih rendah.

29
ARAH KEBIJAKAN PN 3

1 2 3 4 5

Meningkatkan Mendorong Meningkatkan Mendorong Mengembangkan


ekspor dan nilai percepatan nilai tambah jasa percepatan iptek dan inovasi
tambah pertanian peningkatan nilai produktif melalui peningkatan untuk
melalui tambah industri pengembangan keahlian tenaga peningkatan
peningkatan pengolahan destinasi wisata, kerja melalui produktivitas
produktivitas, melalui perbaikan ekonomi kreatif penguatan vokasi melalui
kualitas, serta iklim usaha, dan digital, dan kompetensi, peningkatan SDM
dukungan peningkatan efisiensi pengembangan iptek,
kelembagaan dan investasi, perdagangan kerja sama dunia pengembangan
sarana prasarana penguatan rantai dalam negeri, usaha dan litbang keilmuan
pasok/nilai, dan peningkatan kewirausahaan strategis,
pemanfaatan ekspor terutama pengembangan
inovasi produk hilirisasi, teknologi frontier,
penguatan serta hilirisasi
kemitraan, dan hasil litbang dan
akses ke inovasi
pembiayaan usaha

30
PRIORITAS NASIONAL 3: PENINGKATAN NILAI TAMBAH EKONOMI
MELALUI PERTANIAN, INDUSTRI, DAN JASA PRODUKTIF
Peningkatan Hasil Pertanian, Perikanan, Penguatan Kelembagaan Usaha
1 Kehutanan dan Jasa Lingkungan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan

Penelitian dan Pengembangan Pengembangan Industri Pengolahan Peningkatan Sarana dan Prasarana
Bidang Keilmuan Strategis Hasil Pertanian, Perikanan, dan Pendukung Nilai Tambah Pertanian
Penunjang Produktivitas Peningkatan Ekspor Kehutanan dan Perikanan
dan Nilai Tambah
Pengembangan dan Pemanfaatan Peningkatan Mutu, Sertifikasi, dan
Teknologi Pengungkit Produktivitas Produk Pertanian
Standarisasi Hasil Pertanian, Perikanan,
dan Kehutanan2
Penyiapan SDM Iptek (Peneliti, 5
Perekayasa) 2
Perbaikan Iklim Usaha dan Peningkatan Investasi
Penguatan Inovasi dan Penguasaan
Teknologi Frontier Pengembangan Iptek Percepatan Pengembangan dan Peningkatan Investasi
dan Inovasi untuk Peningkatan Ekspor Industri Hulu, Non Agro dan Pendukung
Meningkatkan dan Nilai Tambah
Produktivitas PENINGKATAN NILAI Industri Pengolahan Peningkatan Daya Saing Industri Andalan Non
Pangan
TAMBAH EKONOMI
MELALUI PERTANIAN, Fasilitasi Pengembangan 7 Kawasan Industri dan
INDUSTRI, DAN JASA 6 KEK Industri/Logistik
PRODUKTIF
Percepatan Pengembangan 7 Kawasan Pariwisata
4 3 dan 3 KEK Pariwisata
Peningkatan Kerja Sama dengan Dunia Usaha
Penguatan Struktur Ekonomi Kreatif
Penguatan Penyelenggaraaan Diklat Vokasi PN
Percepatan Pengembangan Kemitraan Usaha Mikro dan Kecil
Pemantapan Sistem Sertifikasi Kompetensi Peningkatan Nilai (UMK) dengan Usaha Menengah dan Besar (UMB)
Peningkatan Keahlian PP
Tambah Jasa Produktif
Peningkatan Keterampilan Wirausaha Tenaga Kerja Peningkatan Perdagangan Dalam dan Luar Negeri

Perluasan Akses Keuangan/Pembiayaan


KP

31
PP 4. Percepatan Peningkatan Keahlian Tenaga Kerja:
Usulan Kegiatan Prioritas

Program Prioritas 1
Kegiatan Prioritas Penyusunan standar kompetensi
dan kurikulum
Proyek Prioritas (ProP) Peningkatan Kerja
Sama dengan Pemetaan kebutuhan keahlian
Dunia Usaha
Pengembangan skema kerja sama
vokasi dengan dunia usaha
2
4 4
Pemasyarakatan
Kewirausahaan
Peningkatan kualitas pendidik
Peningkatan Penguatan dan instruktur vokasi
Keterampilan
PERCEPATAN
Pelatihan Penyelenggaraan Diklat
Kewirausahaan Wirausaha PENINGKATAN Vokasi Sarana dan prasarana diklat
KEAHLIAN TENAGA vokasi
KERJA Pelaksanaan diklat vokasi

Pemagangan di industri

Pemantapan
Penguatan kelembagaan
sertifikasi profesi Sistem Sertifikasi
Kompetensi
Pelaksanaan sertifikasi
kompetensi
32
Kementerian/Lembaga yang Berkontribusi di PN 3 (1/2)

No. Program Prioritas (PP) Kegiatan Prioritas (KP) K/L


1 Peningkatan Ekspor dan Nilai 1) Peningkatan Hasil Pertanian, Perikanan, Kehutanan dan Jasa Kementan, KKP, KLHK, Kemenperin,
Tambah Pertanian Lingkungan Kemendag, LIPI, BPPT, BSN, BKPM,
2) Pengembangan Industri Pengolahan Hasil Pertanian, Kemenpar, Kemenhub, KemenPUPR,
Perikanan, dan Kehutanan KemenESDM, Kemenkominfo,
3) Peningkatan Mutu, Sertifikasi, dan Standarisasi Hasil KemenBUMN, Pemda
Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan
4) Penguatan Kelembagaan Usaha Pertanian, Perikanan, dan
Kehutanan
5) Peningkatan Sarana dan Prasarana Pendukung Nilai Tambah
Pertanian dan Perikanan
2 Percepatan Peningkatan Ekspor 1) Perbaikan iklim usaha dan peningkatan investasi Kemenperin, Kemenko Perekonomian,
dan Nilai Tambah Industri 2) Perbaikan struktur industri KemenPUPR, Kemenhub, KemenATR/BPN,
Pengolahan 3) Peningkatan daya saing industri BIG, Kemenperin, Kemeristekdikti, KKP,
4) Fasilitasi pengembangan 7 Kawasan Industri dan 6 KEK KemenKUKM, BKPM, Kemenaker,
Industri/logistik Kemendag, KPPU, KemenATR, Kemendagri,
KemenKUKM, Pemda

3 Peningkatan Nilai Tambah Jasa 1) Percepatan pengembangan 7 Kawasan Pariwisata dan 2 Kemenpar, Kemenperin, Bekraf, BPS,
Produktif KEK Pariwisata KemenKUKM, BP Batam, BP Bintan, BP
2) Penguatan Struktur Ekonomi Kreatif Karimun, BP Sabang, KemenPUPR,
3) Pengembangan Kemitraan Usaha Mikro dan Kecil (UMK) Kemenhub, KKP, Kemenkeu, Kemendag,
dengan Usaha Menengah dan Besar (UMB)
4) Peningkatan Perdagangan Dalam dan Luar Negeri Kemendagri, KemendesPDTT, Kementan,
5) Perluasan Akses Keuangan/ Pembiayaan KKP, KLHK, Kemenristekdikti, Kemenag,
Kemenkominfo, Pemda

33
Kementerian/Lembaga yang Berkontribusi di PN 3 (2/2)

No. Program Prioritas (PP) Kegiatan Prioritas (KP) K/L

4 Percepatan Peningkatan 1) Peningkatan kerja sama dengan Dunia KemenKUKM, Kemenaker, Kemenag,
Keahlian Tenaga Kerja Usaha Kemenristekdikti, Kemendikbud, Kemenperin,
2) Penguatan penyelenggaraaan diklat Kemendagri, Kementerian PPPA, Kemenkominfo,
vokasi KemendesPDTT, KKP, Kemendag, KemenESDM,
3) Pemantapan Sistem Sertifikasi Kompetensi KLHK, KemenPUPR, Kemenhub, Kemenkes,
4) Peningkatan Keterampilan Wirausaha Kementan, Kemenpora, Kemenpar, Bekraf, Pemda

5 Pengembangan Iptek dan 1) Peningkatan kerja sama dengan Dunia Kemenristekdikti, Kemenperin, LIPI, BPPT, BATAN,
Inovasi untuk Meningkatkan Usaha LAPAN, BAPETEN, BIG, Kemenkominfo,
Produktivitas 2) Penguatan penyelenggaraaan diklat KemenKUKM, Bekraf, LKPP, Kemenkes, BPOM,
vokasi Pemda
3) Pemantapan Sistem Sertifikasi Kompetensi
4) Peningkatan Keterampilan Wirausaha

34
SINKRONISASI STRUKTUR PROGRAM
DAN KEGIATAN

35
Hirarki Prioritas Pembangunan

36
Struktur Prioritas Pembangunan

37
PENYELARASAN PERENCANAAN PUSAT DAN DAERAH
Aplikasi SIMLARAS (e-Rakortek)

Proyek Non KL Proyek Non PD


Prioritas Nasional Prioritas Daerah

e-Planning Proyek Daerah Proyek PD e-Planning


KemenPPN/Bappenas Prioritas Nasional Prioritas Nasional Pemerintah Daerah

Rencana Kerja Proyek KL Proyek KL Rencana Kerja


Aplikasi KRISNA Prioritas Nasional Prioritas Daerah
Pemerintah Pemerintah Daerah
(RKP) (RKPD)

Proyek PD
Proyek KL Prioritas Daerah
Rencana Kerja
Reguler
Kementerian/Lembaga
(RENJA-KL)

Output Proyek/ Proyek PD Rencana Kerja


Reguler
Komponen Perangkat Daerah
(RENJA-PD)
38
PENYELARASAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN SASARAN 39
PRIORITAS NASIONAL

CONTOH PENJABARAN PRIORITAS NASIONAL: PENDIDIKAN


Sasaran Provinsi Sulawesi
Sasaran Prioritas Nasional Pendidikan Tahun 2018 Sasaran Nasional Sasaran Kabupaten Buton
Tenggara
 Rata-rata lama sekolah penduduk usia di atas 15 8,7 Tahun ......Tahun ........Tahun
tahun
 Rata-rata angka melek aksara penduduk usia di atas 95,8% ........% .......%
15 tahun
 Prodi perguruan tinggi minimal berakreditasi B 64,8% ........% ........%
 Persentase SD/MI berakreditasi minimal B 81,6% ........% .......%
 Persentase SMP/MTs berakreditasi minimal B 77,9% ........% .......%
 Persentase SMA/MA berakreditasi minimal B 82,8% ........% .......%
 Pesentase Kompetensi Keahlian SMK berakreditasi 62,2% ........% ........%
minimal B
 Rasio APK SMP/MTs antara 20% penduduk termiskin 0,89
dan 20% penduduk terkaya
 Rasio APK SMA/SMK/MA antara 20% penduduk 0,59
termiskin dan 20% penduduk terkaya
 Rasio APK PT antara 20% penduduk termiskin dan 0,48
20% penduduk terkaya

Pemerintah daerah diharapkan dapat menjabarkan sasaran prioritas nasional ke sasaran provinsi dan kab/kota
HAL-HAL YANG PERLU MENDAPATKAN
PERHATIAN

40
Sinergitas Pembangunan Pusat dan Daerah
• Penerapan pembagian kewenangan dan pelaksanaan urusan sesuai UU No. 23 tahun
2014 harus memperhatikan kesiapan sistem dan kapasitas pelaksanaan di masing-
masing jenjang pemerintahan.
• Menu kegiatan dalam Dana Transfer Khusus (misalnya: DAK Fisik) disusun dengan
menghindari duplikasi dengan menu kegiatan di Pusat K/L.
• Pelaksanaan PP No. 2 tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM)
memerlukan sinergi pendanaan antarjenjang pemerintahan.
• Pemindahan wewenang penyediaan sarpras di daerah akan diikuti dengan optimalisasi
pemanfaatan anggaran pendidikan di pusat untuk mendukung peningkatan kualitas
pembelajaran dan mempercepat ketercapaian target akreditasi sekolah/madrasah.
• Daerah diharapkan dapat menjabarkan sasaran prioritas nasional ke sasaran lokal
(provinsi/kabupaten/kota), serta merumuskan program dan kegiatan yang mendukung
pencapaiannya.

41
PENINGKATAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DI INDONESIA

1. Meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan kesepakatan yang sama antarpihak/stakeholder


pendidikan tentang mutu pendidikan:
• Pemahaman mutu pendidikan yang baik seperti apa
• Siapa yang bertanggungjawab dan harus menjalankan penjaminan mutu: kewenangan, tugas dan fungsi
masing-masing komponen (pemerintah pusat, pemerintah daerah, pengawas, kepala sekolah, guru, komite
sekolah, orang tua siswa dan masyarakat)
2. Meningkatkan komitmen yang sama antarpihak untuk menjalankan pendidikan yang bermutu
• Pelaksanaan kegiatan berorientasi mutu, tidak hanya pada tataran memenuhi kewajiban
• Menjalankan program yang terkait langsung dengan peningkatan mutu pendidikan.
3. Koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah dalam rangka penjaminan mutu (memenuhi 8 SNP)
perlu dijalin dengan baik sehingga terjadi sinkronisasi strategi peningkatan mutu Pusat dan Daerah

42
PENINGKATAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DI INDONESIA

4. Memastikan satuan pendidikan menjalankan penjaminan mutu (sesuai dengan 8 Standar nasional
Pendidikan)
• Evaluasi diri satuan pendidikan sebagai upaya pemetaan dan evaluasi mutu (pemahaman indikator, cara
pemantauan dan evaluasinya)
• Membuat perencanaan program dan proses pembelajaran untuk peningkatan mutu berdasarkan peta mutu
satuan pendidikan sampai kepada target capaian yang diinginkan
• Melaksanankan proses pendidikan yang bermutu sesuai dengan yang direncanakan
• Memahami dan memiliki strategi peningkatan mutu agar dapat memenuhi 8 SNP
5. Fasilitasi peningkatan mutu pendidikan oleh Pemerintah Pusat dan Daerah didasarkan pada 8
Standar Nasional Pendidikan (8 SNP)
• Penyediaan data yang komprehensif tentang peta dan evaluasi mutu pendidikan
• Perencanaan program peningkatan mutu didasarkan pada peta mutu sekolah sampai kepada target capaian
mutu yang diinginkan sesuai dengan 8 SNP
• Pendampingan ke daerah dan satuan pendidikan secara komprehensif: whole school approach
• Inisiasi unit penjaminan mutu di daerah

43
PENINGKATAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DI INDONESIA

6. Peraturan perundangan dan mekanisme:


• Review peraturan perundangan untuk ditindaklanjuti dengan penyempurnaan/penyusunan landasan hukum
yang memadai yang mengatur sistem penjaminan mutu, termasuk peran antar pihak dan jenjang
pemerintahan
• Perumusan kebijakan/peraturan yang bersifat operasional: NSPK/kebijakan/regulasi terkait model
penjaminan mutu
• Mekanisme yang efektif dan pelaksanaan yang berjalan secara baik serta berkesinambungan terkait
pengendalian, pemantauan, pengawasan dan evaluasi pada pelaksanaan penjaminan mutu
• Perencanaan penjaminan mutu secara terintegrasi, yang menjadi acuan bagi semua pelaku penjaminan
mutu

44
TERIMA KASIH

45
SASARAN UMUM PEMBANGUNAN MANUSIA MELALUI PENGURANGAN KEMISKINAN DAN
46
PENINGKATAN PELAYANAN DASAR (1)
2014
SASARAN 2015 2016 2017 2018 2019 2020
(BASELINE)
1. Sasaran Percepatan Pengurangan Kemiskinan
a. Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan/KIS (jiwa) 86,4 juta 87,82 91,09 92,38 92,4 107,2 107,2
b. Bantuan Pendidikan/KIP (anak usia sekolah) 11,0 Juta 20,3 Juta 19,7 Juta 19,7 Juta 19,7 Juta 19,7 Juta 19,7 Juta
c. Bantuan Tunai Bersyarat/Program Keluarga 2,8 Juta 3,5 juta 6 juta 6 juta 10 juta 10 Juta 10 Juta
Harapan keluarga
d. Daerah yang menerapkan Bantuan Pangan Non n.a n.a n.a 44 Kota 98 Kota dan Seluruh Seluruh
Tunai 119 Kabupaten dan Kabupaten
Kabupaten Kota dan Kota
e. Subsidi Beras bagi Masyarakat Berpenghasilan 15,5 Juta 15,5 Juta 15,5 Juta 14,05 Juta 5,5 Juta n.a n.a
Rendah (Kepala Keluarga)
f. Target semesta Formal (juta orang) 22,85 24,56 26,73 28,89 27,23* 62,4 65
kepesertaan (belum
Jaminan Sosial termasuk
Bidang TASPEN dan
Ketenagakerjaan Asabri)
(termasuk TASPEN Informal (jt orang) 0,72 0,28 1,37 1,19 2,42 3,5 10
dan Asabri)
g. Bidang tanah yang diredistribusi (bidang) 158.529 51.538 175.000 23.925 350.000 3.899.537 1.500.000

h. Sertipikat Hak Atas Tanah (bidang) 868.130 1.440.165 1.064.151 5.041.432 7.500.000 9.000.000 10.000.000

i. Peta Bidang Tanah (bidang) - - - - 8.000.000 9.000.000 10.000.000


j. Pelepasan kawasan hutan untuk TORA (hektar) - - 707.346 336.244 1.600.000 1.800.000 -
SASARAN UMUM PEMBANGUNAN MANUSIA MELALUI PENGURANGAN KEMISKINAN DAN
47
PENINGKATAN PELAYANAN DASAR (2)
2014
SASARAN 2015 2016 2017 2018 2019 2020
(BASELINE)
3. Sasaran Pemerataan Layanan Pendidikan Berkualitas
a. Rata-rata lama sekolah penduduk usia di atas 8,2 8,3 8,5 8,6 8,7 8,8 8,8
tahun tahun tahun tahun Tahun Tahun Tahun
15 tahun
b. Rata-rata angka melek aksara penduduk usia di 94,1%
(2013) 94,8% 95,1% 95,4% 95,8% 96,1 % 96,1 %
atas 15 tahun
c. Prodi perguruan tinggi minimal berakreditasi B 50,4% 55,9% 58,8% 61,8% 68,4 % 68,4 %
(2013) 64,8%
d. Persentase SD/MI berakreditasi minimal B 68,7% 73,9% 76,5% 79,0% 81,6% 84,2% 84,2%
e. Persentase SMP/MTs berakreditasi minimal B 62,5% 68,7% 71,8% 74,8% 77,9% 81,0% 81,0%
f. Persentase SMA/MA berakreditasi minimal B 73,5% 77,2% 79,1% 80,9% 82,8% 84,6% 84,6%
g. Rasio APK SMP/MTs antara 20% penduduk 0,85 0,86 0,87 0,88 0,89 0,90 0,90
termiskin dan 20% penduduk terkaya (2012)
h. Rasio APK SMA/SMK/MA antara 20% penduduk 0,53 0,58 0,58 0,59 0,59 0,60 0,60
termiskin dan 20% penduduk terkaya (2012)
i. Rasio APK PT antara 20% penduduk termiskin 0,07 0,29 0,36 0,42 0,48 0,54 0,54
dan 20% penduduk terkaya (2012)
j. Persentase guru berkualifikasi minimal S1/D-IV n.a. n.a 75% 80% 85% 90% 90%
5. Sasaran Peningkatan Tata Kelola Layanan Dasar
a. Kepemilikan Akte Kelahiran (%) 68,41 71,59 74,06 76,46 76 77,40 80
b. Akses Penerangan (%) 94,74 95,79 96,84 97,90 98,95 100 100
c. Akses Air Minum Layak (%) 55,70 64,56 73,42 82,28 91,14 100 100
d. Akses Sanitasi Layak (%) 20,24 36,19 52,14 68,10 84,05 100 100

Anda mungkin juga menyukai