Anda di halaman 1dari 30

NETRALITAS APARATUR SIPIL NEGARA

PADA PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL


BUPATI PACITAN TAHUN 2020

BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH KABUPATEN


PACITAN
2020
Dasar Hukum
UU Nomer 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara

UU Nomer 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas UU Nomer 1 Tahun


2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Nomer 1 Tahun 2014 tentang
Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota

UU Nomer 7 Tahun 2017 tentang Pemilu

PP Nomer 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik PNS

PP Nomer 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS

Peraturan Bupati Pacitan Nomor 30 Tahun 2011 tentang Kode Etik Pegawai
Negeri Sipil Kabupaten Pacitan
SE Bupati Pacitan Nomer 800/313/409.21/2020 tentang Netralitas Bagi
Aparatur Sipil Negara Dalam Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah Kabupaten Pacitan
NETRALITAS ASN

Pengertian Bahwa setiap pegawai ASN


tidak berpihak dari segala
bentuk pengaruh manapun dan
tidak memihak kepada
kepentingan siapapun
Pengertian ASN
UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara :
“Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi pegawai negeri sipil
dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah”.

PNS (Pegawai Negeri sipil)


ASN (Aparatur
Sipil Negara)
P3K (Pegawai Pemerintah
dengan Perjanjian Kerja
Perbedaan PNS dan P3K

1. Status kepegawaian :
 PNS : diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap
 P3K : diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu

2. Manajemen :
 PNS : PP Nomor 11 Tahun 2017 diubah dengan PP Nomor 17 Tahun 2020 tentang
Manajemen PNS
 P3K : PP Nomor 49 Tahun 2018 tentang Manajemen P3K
PNS P3K
1. Pengusulan & penetapan kebutuhan 1. Penetapan kebutuhan
2. Pengadaan 2. Pengadaan
3. Pangkat dan jabatan 3. Penilaian kinerja
4. Pengembangan karier 4. Penggajian dan tunjangan
5. Pola karier dan promosi 5. Pengembangan kompetensi
6. Mutasi 6. Pemberian penghargaan
7. Penilaian kinerja 7. Disiplin
8. Penggajian dan tunjangan 8. Pemutusan hubungan perjanjian kerja
9. Penghargaan 9. Perlindungan
10. Disiplin
11. Pemberhentian
12. Jaminan pensiun dan jaminan hari tua
13. Perlindungan
UU Nomor 5 Tahun 2014

salah satu azas penyelenggaraan


Pasal 2 huruf f Kebijakan dan Manajemen ASN adalah
Netralitas

Pasal 4 huruf d
menjalankan tugas secara profesional
dan tidak berpihak
Pasal 5 huruf h Menjaga agar tidak terjadi konflik
kepentingan dalam melaksanakan tugas

Pasal 9 ayat (2) Pegawai ASN harus bebas dari


pengaruh dan intervensi semua
golongan dan partai politik
UU Nomer 10 Tahun 2016 tentang Perubahan
Kedua atas UU Nomer 1 Tahun 2015 tentang
Penetapan Peraturan Nomer 1 Tahun 2014

Pasangan Calon dilarang


Pasal 70 Ayat (1)
huruf b melibatkan ASN, Anggota
Kepolisian Negara RI dan
Anggota TNI
UU Nomer 7 Tahun 2017 tentang Pemilu

PNS harus menjaga netralitas mereka selama tahun politik,


Pasal 282 yakni :
Tahun digelarnya pilkada, pemilu legislatif maupun pemilihan
Presiden.

Pasal 283 Pejabat negara, pejabat struktural,dan pejabat fungsional


dalam jabatan negeri serta aparatur sipil negara lainnya
dilarang mengadakan kegiatan yang mengarah kepada
keberpihakanterhadap peserta pemilu sebelum selama, dan
sesudah masa kampanye.
PP 42 tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa
Korps dan Kode Etik PNS

Pasal 11 huruf c Dalam hal Etika terhadap diri sendiri


PNS wajib :
Menghindari konflik kepentingan pribadi,
kelompok maupun golongan
Kewajiban dan Larangan PNS
(Peraturan Pemerintah Nomor 53 tahun 2010 tentang Disiplin PNS)

17 KEWAJIBAN 15 LARANGAN
(PASAL 3)
(PASAL 4)
PP Nomer 53 Tahun 2010 tentang
Disiplin PNS

PNS dilarang :
Memberikan dukungan kepada calon anggota Dewan
Pasal 4 angka 14 Perwakilan Daerah atau calon Kepala Daerah/Wakil
Kepala Daerah dengan cara memberikan surat dukungan
disertai foto kopi Kartu Tanda Penduduk atau Surat
Keterangan Tanda Penduduk sesuai peraturan perundang-
undangan; dan
PNS dilarang :

Memberikan dukungan kepada calon Kepala Daerah/Wakil


Kepala Daerah, dengan cara:
Pasal 4 angka a. terlibat dalam kegiatan kampanye untuk mendukung calon
15 Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah;
b. Menggunakan fasilitas yang terkait dengan jabatan dalam
kegiatan kampanye; dan/atau
c. Membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan
atau merugikan salah satu pasangan calon selama masa
kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan,
atau pemberian barang kepada PNS dalam lingkungan unit
kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat.
PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 30
TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK
PEGAWAI NEGERI SIPIL KABUPATEN
PACITAN
Nilai nilai Dasar Bagi Pegawai Negeri Sipil:
Pasal 6 Huruf h
Profesionalisme, netralitas, dan bermoral tinggi

Etika terhadap diri sendiri meliputi :


Pasal 11 Huruf c Menghindari konflik kepentingan pribadi, kelompok,
maupun golongan
PNS WAJIB MENGHINDARI KONFLIK PRIBADI,
KELOMPOK ATAUPUN GOLONGAN

Pada masa Pemilihan Gubernur/wakil gubernur, Walikota/wakil walikota,


Bupati/wakil Bupati, PNS dilarang melakukan perbuatan yang mengarah
pada keberpihakan salah satu Calon atau perbuatan yang mengindikasikan
terlibat dalam politik praktis/berafiliasi dengan partai politik , Seperti :

a.
PNS dilarang melakukan pendekatan terhadap partai politik
terkait rencana pengusulan dirinya ataupun orang lain sebagai
bakal calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah
b
PNS dilarang memasang spanduk/baleho yang
mempromosikan dirinya ataupun orang lain sebagai bakal
calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah

c
PNS dilarang mendeklarasikan dirinya sebagai bakal calon Kepala
Daerah/Wakil Kepala Daerah.

d
PNS dilarang menghadiri deklarasi bakal calon/bakal pasangan
calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dengan atau tanpa
menggunakan atribut bakal pasangan calon/atribut partai politik
PNS dilarang mengunggah, menanggapi (seperti like,
e
komentar, dan sejenisnya) atau menyebarluaskan gambar/foto
bakal calon/bakal pasangan calon Keala Daerah, maupun
keterkaitan lain dengan bakal calon/bakal pasangan calon
Kepala Daerah melalui media online maupun media sosial

f
PNS dilarang melakukan foto bersama dengan bakal calon Kepala
Daerah /Wakil Kepala Daerah dengan mengikuti simbol
tangan/gerakan yang digunakan sebagai bentuk keberpihakan

g
PNS dilarang menjadi pembicara/narasumber pada kegiatan
pertemuan partai politik
NETRALITAS ASN

Alasan ASN Melanggar Netralitas

Mengejar jabatan, materi, proyek 43.40%


Ada hubungan keluarga/kerabat 15.40%
Tidak paham regulasi 12.10%
Tekanan atasan 7.70%
ASN tidak berintegrasi 5.50%
Menganggap tidak netral wajar 4.90%
Sanksi lemah 2.70%
Alasan lain 1.60%
Tidak menjawab 6.60%

Sumber : Hail survei Kemenpan RB RI – Agustus 2020


KETUA BAWASLU RI :
ABHAN
1. S/d Agustus 2020 ada 400 kasus yang ditangani Bawaslu

2. Kenapa ASN harus netral

1 Menjamin Profesionalitas
2 Menjamin Pelayanan Publik yang adil

3 Menghindari penyalahgunaan jabatan/kewenangan

4 Menghindari konflik dan perpecahan

5 Menghindari pemanfaatan fasilitas negara untuk kepentingan kelompok

6 Agar Birokrasi tetap terkontrol


Sulit dipisahkan kapan PNS bertindak sebagai Aparatur Sipil Negara,
1 dan bertindak sebagai masyarakat yang memiliki hak suara dalam
Pilkada

Program pemerintah dapat berubah menjadi instrument reward


2
and punishment kepada masyarakat

Timbul diskriminasi pelayanan


3

DAMPAK ASN 4
Timbul simbiose mutualisme antara PNS dengan partai,
sehingga tidak terkontrol
TIDAK
NETRAL Timbul KKN
5
Trend Pelanggaran Netralitas ASN

ASN menggunakan atribut pada saat melakukan fit and propertest 1

ASN mengajak atau mengintimidasi untuk mendukung salah satu calon 2

ASN mendampingi bakal calon melakukan pendaftaran dan fit and propertest 3

4
ASN mendaftar sebagai bakal calon perseorangan
17
ASN mempromosikan diri sendiri atau orang lain

ASN mendeklarasikan diri sebagai calon kepala daerah 21

ASN mendukung salah satu calon 23

26
ASN menghadiri kegiatan silaturahmi/menguntungkan bakal calon
34
ASN sosialisasi bakal calon melalui APK
81
ASN melakukan pendekatan/mendaftarkan diri pada salah satu partai politik
112
ASN memberikan dukungan melalui media sosial/masa
Contoh Riil Kasus Pelanggaran ASN
terkait Netralitas

1. Keikutsertaan dalam acara deklarasi salah satu bakal calon Kepala Daerah
2. Penggunaan Photo dengan atribut PNS atau tanpa atribut pada
Spanduk/Iklan/Reklame terkait pencalonan diri ASN yang bersangkutan.
3. Memposting photo calon peserta Pilkada baik dengan Komentar atau hanya Like
saja di media social
Sikap dan tindakan serta perilaku ASN sebagaimana
Contoh diatas belum dapat dikatagorikan melanggar
ketentuan Pasal 4 angka 15 PP 53 Tahun 2010,
Kalau belum ada penetapan pasangan Calon dan
Kampanye Namun sudah dapat dikatagorikan
pelanggaran nilai dasar, Kode Etik dan Kode
Perilaku sebagaimana tersebut pada ketentuan
Pasal 4 huruf d “Menjalankan tugas secara
profesional dan tidak berpihak”
PENEGAKAN KODE ETIK

PNS yang melakukan pelanggaran kode etik selain


dikenakan sanksi moral, dapat dikenakan tindakan
administratif sesuai dengan peraturan perundang -
undangan

tindakan administratif dapat berupa sanksi hukuman


disiplin

Untuk mencegah adanya keputusan dan/atau tindakan yang dapat


menguntungkan dan/atau merugikan salah satu pasangan calon, bagi ASN
yang ingin mengikuti /mendukung/mencalonkan diri sebagai Kepala
Daerah agar mengambil Cuti Diluar Tanggungan Negara. (CLTN)
26

Hukuman PNS yang


melanggar kode etik
JENIS HUKUMAN
RINGAN
PERNYATAAN
TEGURAN TEGURAN TDK PUAS
LISAN TERTULIS SCR
TERTULIS
28

JENIS HUKUMAN
SEDANG
PENUNDAAN
PENUNDAAN
KENAIAKAN PENURUNAN
KENAIKAN
GAJI PANGKAT 1 TH
PANGKAT
BERKALA
JENIS HUKUMAN BERAT

PENURUNAN PEMBEBASAN PEMBERHENTI PEMBERHENTIA


PENURUNAN AN DGN N DGN TDK
PANGKAT 3 TH ESELON JABATAN
HORMAT HORMAT

Anda mungkin juga menyukai