Materi NETRALITAS ASN Kelompok I PKA 2024
Materi NETRALITAS ASN Kelompok I PKA 2024
NETRALITAS ASN
PENGERTIAN :
Yang dimaksud dengan Asas Netralitas adalah
setiap Pegawai ASN tidak berpihak dari segala
bentuk pengaruh manapun dan tidak memihak
kepada kepentingan lain di luar kepentingan
bangsa dan negara.
(Penjelasan Pasal 2 huruf f UU RI Nomor 20 Tahun
2023)
13
Asas Netralitas ASN
Setiap Pegawai
ASN tidak
Bebas Konflik berpihak dari
Tidak Memihak segala bentuk
Kepentingan pengaruh
manapun dan
tidak memihak
kepada
Bebas kepentingan
Intervensi Objektif
siapapun.
Manajemen ASN
Hazell, Robert, Ben Worthy & Mark Glover. (2010). Impartiality (The Impact of the Freedom of
Information Act on Central Government in the UK : Does FOI work?). London: Palgrave McMillan.
KEBIJAKAN NETRALITAS ASN
DALAM POLITIK
NETRALITAS ASN SEBAGAI AMANAT UU ASN
• Integritas
• Pelaksana Kebijakan publik
• Profesional
• Menyelenggarakan pelayanan
• Netral dan bebas
publik
intervensi politik
• Unsur perekat persatuan dan
• Bersih dari KKN
kesatuan bangsa
*) Data Semester I Tahun 2023
REGULASI NETRALITAS Pasal 11 UU Nomor 20 Tahun 2023 yang
berbunyi :
Pegawai ASN bertugas :
UU 20 TAHUN 2023 a. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat
TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai
dengan ketentuan Peraturan Perundang-
undangan ;
b. Memberikan pelayanan publik yang professional
dan berkualitas ; dan
PP 94 TAHUN 2021 c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara
Tentang Disiplin Pegawai
Negeri Sipil
01 Kesatuan Republik Indonesia.
2. Sosialisasi/ kampanye Media Sosial/ Online Calon (Presiden/ Wakil Presiden/ DPR/ DPD/ DPRD/
Gubernur/ Wakil Gubernur/ Bupati/ Wakil Bupati/ Walikota/ Wakil Walikota )
4. Menghadiri deklarasi/ kampanye pasangan bakal calon dan memberikan Tindakan/ dukungan
keberpihakan.
6. Membuat posting, commet, share, like, bergabung/ follow dan Group/ Akun pemenangan/ calon
(Presiden/ Wakil Presiden/ DPR/ DPD/ DPRD/ Gubernur/ Wakil Gubernur/ Bupati/ Wakil Bupati/
Walikota/ Wakil Walikota )
7. Memposting pada Media social/ media lain yang dapat diakses public, foto bersama dengan :
a. Calon Presiden/ Wakil Presiden/ DPR/ DPD/ DPRD/ Gubernur/ Wakil Gubernur/ Bupati/ Wakil Bupati/
Walikota/ Wakil Walikota
b. Tim sukses dengan menunjukkan/ memperagakan symbol keberpihakan/ memakai atribut partai politik
dan/ menggunakan latar belakang foto (gambar) terkait partai politik/ bakal calon (Presiden/ Wakil
Presiden/ DPR/ DPD/ DPRD/ Gubernur/ Wakil Gubernur/ Bupati/ Wakil Bupati/ Walikota/ Wakil Walikota )
c. Alat peraga terkait partai politik/ calon (Presiden/ Wakil Presiden/ DPR/ DPD/ DPRD/ Gubernur/ Wakil
Gubernur/ Bupati/ Wakil Bupati/ Walikota/ Wakil Walikota )
Dengan tujuan untuk memberiukan dukunagn terhadap partai politik atau calon atau pasangan calon
Presiden/ wakil Presiden/ Gubernur/ Wakil Gubernur/ Bupati/ Wakil Bupati/ Walikota/ Wakil Walikota serta
calon anggota DPR/ DPD/ DPRD.
8. Mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap partai politik atau calon atau
pasangan calon Presiden/ wakil Presiden/ Gubernur/ Wakil Gubernur/ Bupati/ Wakil Bupati/ Walikota/
Wakil Walikota serta calon anggota DPR/ DPD/ DPRD yang menjadi peserta pemilu atau pemilihan
sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan dan
pemberian barang kepada ASN dalam lingkungan unit kerja, anggota dan Masyarakat.
9. Menjadi Tim Ahli/ tim pemenangan/ konsultan atau sebutan lainnya bagi bakal calon atau bakal
pasangan calon Presiden/ Wakil Presiden/ DPR/ DPD/ DPRD/ Gubernur/ Wakil Gubernur/ Bupati/
Wakil Bupati/ Walikota/ Wakil Walikota/ partai politik yang menjadi peserta pemilu atau pemilihan
sebelum penetapan peserta pemilu atau pemilihan.
10. Menjadi Tim Ahli/ tim pemenangan/ konsultan atau sebutan lainnya bagi partai politik atau calon
atau pasangan calon Presiden/ Wakil Presiden/ Gubernur/ Wakil Gubernur/ Bupati/ Wakil Bupati/
Walikota/ Wakil Walikota serta calon anggota DPR/ DPD/ DPRD bagi peserta dan peserta pemilu dan
pemilihan serta penetapan peserta.
11. Memberikan dukungan kepada bakal calon perseorangan (kepala daerah/ anggota DPD) dengan
memberikan surat dukungan atau mengumpulkan fotocopy KTP atau surat keterangan penduduk.
12. Membuat keputusan/ Tindakan yang dapat menguntungkan/ merugikan partai politik atau calon atau
calon pasangan Presiden/ Wakil Presiden/ Gubernur/ Wakil Gubernur/ Bupati/ Wakil Bupati/ Walikota/
Wakil Walikota serta calon anggota DPR/ DPD/ DPRD pada masa sebelum, selama, dan sesudah
masa kampanye.
PP Nomor 94 Tahun 2021 tentang
LARANGAN DAN HUKUMAN DISIPLIN PNS
Pasal 4 huruf c : mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan pribadi, seseorang dan atau golongan ;
Pasal 7 : PNS yang tidak mentaati ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pada 3 s/d pasal 5 dijatuhi Hukuman Disiplin
Pasal 8 :
(1) Tingkat Hukuman Disiplin terdiri atas:
a. Hukuman Disiplin ringan;
b. Hukuman Disiplin sedang; atau
c. Hukuman Disiplin berat
(2) Jenis Hukuman Disiplin ringan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri atas :
d. teguran lisan;
e. teguran tertulis; atau
f. pernyataan tidak puas secara tertulis.
(3) Jenis Hukuman Disiplin sedang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri atas:
g. pemotongan tunjangan kinerja sebesar 25 % (dua puluh lima persen) selama 6 (enam) bulan;
h. pemotongan tunjangan kinerja sebesar 25 % (dua puluh lima persen) selama 9 (sembilan) bulan; atau
i. pemotongan tunjangan kinerja sebesar 25% (dua puluh lima persen) selama 12 (dua belas) bulan.
(4) Jenis Hukuman Disiplin berat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c terdiri atas:
j. penurunan jabatan setingkat lebih rendah selama 12 (dua belas) bulan;
k. pembebasan dari jabatannya menjadi jabatan pelaksana selama 12 (dua belas) bulan; dan
l. pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS.
12
Penjelasan : Pasal 14 huruf i
Hukuman disiplin berat bagi PNS yang melanggar ketentuan
larangan :
Memberikan dukungan kepada calon Presiden/ Wakil
Presiden, calon Kepala Daerah/ Wakil Kepala Daerah,
Calon Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, calon Anggota
Dewan Perwakilan Daerah, atau calon Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 huruf n angka 3, angka 4, angka 5, angka 6, dan
angka 7 dengan cara:
1. sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan PNS lain;
2. sebagai peserta kampanye dengan menggunakan fasilitas
negara;
3. membuat keputusan dan/atau tindakan yang
menguntungkan atau merugikan salah satu pasangan
calon sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye;
4. mengadakan kegiatan yang mengarah kepada
keberpihakan terhadap pasangan calon yang menjadi
peserta pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa
kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan,
atau pemberian barang kepada PNS dalam lingkungan unit
kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat; dan/atau
5. memberikan surat dukungan disertai fotokopi Kartu Tanda
Penduduk atau Surat Keterangan Tanda Penduduk.
13
Pasal 17
1. Presiden menetapkan penjatuhan Hukuman Disiplin bagi PNS yang menduduki:
a. Jabatan Pimpinan Tinggi Utama; dan
b. Jabatan Pimpinan Tinggi Madya yang merupakan Pejabat Pembina Kepegawaian, untuk
semua jenis Hukuman Disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (21, ayat (3), dan
ayat (4).
3. Penjatuhan Hukuman Disiplin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan
berdasarkan usul:
a. Menteri yang mengoordinasikan bagi PNS yang menduduki Jabatan Pimpinan Tinggi Utama;
dan
b. Pejabat Pembina Kepegawaian bagi PNS yang menduduki Jabatan Pimpinan Tinggi Madya
dan jabatan lain yang pengangkatan dan pemberhentiannya menjadi wewenang Presiden.
14
REGULASI NETRALITAS ASN DI PEMILU 2024
ASN Yang Bisa Dikenai Sanksi
1. Pegawai Negeri Sipil (PNS)
2. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja
(PPPK)
3. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara ;
14
BENTUK PELANGGARAN PILKADA/ PEMILU antara lain :
1. Keterlibatan ASN dalam kampanye;
2. Money Politic;
3. Pemasangan APK (Alat Peraga Kampanye) tidak sesuai ketentuan;
4. Kampanye ditempat yang terlarang;
5. Black Campaign;
6. Mutasi Pejabat oleh Petahana sebelum maupun sesudah pilkada;
7. Iklan kampanye tidak sesuai ketentuan Undang-Undang;
8. Menghalangi penyelenggaran pemilihan dalam melaksanakan tugas;
9. Penyelenggara tidak profesional (PPDP tidak melaksanakan tugas sesuai dengan
ketentuan);
10. Kampanye menggunakan fasilitas dan anggaran negara;
11. Pemalsuan dokumen pencalonan;
12. Penyebaran dan pemalsuan surat suara.
16
DAMPAK
17
CAMKAN !!!!!!
34
TERIMA KASIH
20