Anda di halaman 1dari 20

NETRALITAS ASN DALAM PEMILU

NETRALITAS ASN

PENGERTIAN :
Yang dimaksud dengan Asas Netralitas adalah
setiap Pegawai ASN tidak berpihak dari segala
bentuk pengaruh manapun dan tidak memihak
kepada kepentingan lain di luar kepentingan
bangsa dan negara.
(Penjelasan Pasal 2 huruf f UU RI Nomor 20 Tahun
2023)

13
Asas Netralitas ASN

Setiap Pegawai
ASN tidak
Bebas Konflik berpihak dari
Tidak Memihak segala bentuk
Kepentingan pengaruh
manapun dan
tidak memihak
kepada
Bebas kepentingan
Intervensi Objektif
siapapun.

Bebas Pengaruh Adil


Dimensi Netralitas ASN

Pelaksanaan Pemilu (Politik)

Penyelenggaraan Pelayanan Publik


Pembuatan Keputusan/Kebijakan

Manajemen ASN

Hazell, Robert, Ben Worthy & Mark Glover. (2010). Impartiality (The Impact of the Freedom of
Information Act on Central Government in the UK : Does FOI work?). London: Palgrave McMillan.
KEBIJAKAN NETRALITAS ASN
DALAM POLITIK
NETRALITAS ASN SEBAGAI AMANAT UU ASN

PNS SEBAGAI BAGIAN DARI ASN


MERUPAKAN PILAR
PENYELENGGARAAN UU 20 Tahun
Pusat
PEMERINTAHAN 2023 tentang
25 %
Daerah
Aparatur Sipil
(932,04 ribu) Negara (ASN)
75 %
(2,86 juta)
3,79 juta PNS

• Integritas
• Pelaksana Kebijakan publik
• Profesional
• Menyelenggarakan pelayanan
• Netral dan bebas
publik
intervensi politik
• Unsur perekat persatuan dan
• Bersih dari KKN
kesatuan bangsa
*) Data Semester I Tahun 2023
REGULASI NETRALITAS Pasal 11 UU Nomor 20 Tahun 2023 yang
berbunyi :
Pegawai ASN bertugas :
UU 20 TAHUN 2023 a. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat
TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai
dengan ketentuan Peraturan Perundang-
undangan ;
b. Memberikan pelayanan publik yang professional
dan berkualitas ; dan
PP 94 TAHUN 2021 c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara
Tentang Disiplin Pegawai
Negeri Sipil
01 Kesatuan Republik Indonesia.

Pasal 12 UU Nomor 20 Tahun 2023 yang


Pasal 5 huruf N : berbunyi :
Memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, Pegawai ASN berperan sebagai perencana,
calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, calon anggota pelaksana dan pengawas penyelenggaraan tugas
Dewan Perwakilan Rakyat, calon Anggota Dewan Perwakilan umum Pemerintahan dan Pembangunan Nasional
Daerah, atau calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan
dengan cara : public yang professional, bebas dari intervensi
1. ikut kampanye; politik serta berseih dari prsktek korupsi, kolusi dan
2. menjadi peserta kampanye dengan menggunakan atribut nepotisme.
partai atau atribut PNS;
3. sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan PNS lain;
4. sebagai peserta kampanye dengan menggunakan fasilitas
negara
02 PP 94 TAHUN 2021
Tentang Disiplin Pegawai Negeri
5. membuat keputusan dan/atau tindakan yang Sipil
Pasal 13 huruf g tentang hukuman disiplin dijatuhkan
menguntungkan atau merugikan salah satu pasangan calon kepada PNS yang melanggar ketentuan larangan :
sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye; Memberikan dukungan kepada calon Presiden/ Wakil Presiden,
6. mengadakan kegiatan yang mengarah kepada calon Kepala Daerah/ Wakil Kepala Daerah, Calon Anggota
keberpihakan terhadap pasangan calon yang menjadi Dewan Perwakilan Rakyat, calon Anggota Dewan Perwakilan
peserta pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa Daerah, atau calon Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, dengan cara menjadi peserta kampanye dengan menggunakan
atau pemberian barang kepada PNS dalam lingkungan unit atribut partai atau atribut PNS sebagaimana dimaksud dalam
kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat; dan/atau
7
pasal 5 huruf N angka 2
7. memberikan surat dukungan disertai fotokopi Kartu Tanda
Penduduk atau Surat Keterangan Tanda Penduduk.
KEPUTUSAN BERSAMA
MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI, MENTERI DALAM
NEGERI, KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA, KETUA KOMISI APARATUR SIPIL NEGARA DAN KETUA
BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
Nomor : 2 Tahun 2022
Nomor : 800-5474 Tahun 2022
Nomor : 246 Tahun 2022
Nomor : 30 Tahun 2022
Nomor : 1447.1/PMK.01/K.1/09/2022
TENTANG
PEDOMAN PEMBINAAN DAN PENGAWASAN NETRALITAS PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA DALAM
PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM

Maksud dan tujuan Keputusan bersama untuk :


1. Maksud
a. Membangun sinergitas dan efektifitas dalam pembinaan dan pemngawasan netralitas
Pegawai ASN ;
b. Mendorong kepastian hukum terhadap penanganan pelanggaran asas netralitas pegawai
ASN.
2. Tujuan :
c. Terwujudnya Pegawai ASN yang netral dan professional;
d. Terselenggaranya pemilihan umum dan pemilihan yang berkualitas.
LARANGAN TERKAIT PEMILU BAGI ASN
BERDASARKAN KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI
BIROKRASI, MENTERI DALAM NEGERI, KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA, KETUA KOMISI APARATUR
SIPIL NEGARA DAN KETUA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
Nomor : 2 Tahun 2022
Nomor : 800-5474 Tahun 2022
Nomor : 246 Tahun 2022
Nomor : 30 Tahun 2022
Nomor : 1447.1/PMK.01/K.1/09/2022
TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN DAN PENGAWASAN NETRALITAS PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA DALAM
PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM
1. Memasang spanduk/ baliho/ alat peraga lainnya terkait calon peserta pemilu dan pemilihan ;

2. Sosialisasi/ kampanye Media Sosial/ Online Calon (Presiden/ Wakil Presiden/ DPR/ DPD/ DPRD/
Gubernur/ Wakil Gubernur/ Bupati/ Wakil Bupati/ Walikota/ Wakil Walikota )

3. Melakukan pendekatan kepada :


a. Partai politik sebagai bakal calon (Presiden/ Wakil Presiden/ DPR/ DPD/ DPRD/ Gubernur/ Wakil
Gubernur/ Bupati/ Wakil Bupati/ Walikota/ Wakil Walikota )
b. Masyarakat (bagi independent) sebagai bakal calon (DPD/ Gubernur/ Wakil Gubernur/ Bupati/ Wakil
Bupati/ Walikota/ Wakil Walikota )
Dengan tidak dalam status cuti di luar tanggungan negara (CDTN)

4. Menghadiri deklarasi/ kampanye pasangan bakal calon dan memberikan Tindakan/ dukungan
keberpihakan.

5. Menjadi anggota dan/ atau pengurus partai politik.

6. Membuat posting, commet, share, like, bergabung/ follow dan Group/ Akun pemenangan/ calon
(Presiden/ Wakil Presiden/ DPR/ DPD/ DPRD/ Gubernur/ Wakil Gubernur/ Bupati/ Wakil Bupati/
Walikota/ Wakil Walikota )
7. Memposting pada Media social/ media lain yang dapat diakses public, foto bersama dengan :
a. Calon Presiden/ Wakil Presiden/ DPR/ DPD/ DPRD/ Gubernur/ Wakil Gubernur/ Bupati/ Wakil Bupati/
Walikota/ Wakil Walikota
b. Tim sukses dengan menunjukkan/ memperagakan symbol keberpihakan/ memakai atribut partai politik
dan/ menggunakan latar belakang foto (gambar) terkait partai politik/ bakal calon (Presiden/ Wakil
Presiden/ DPR/ DPD/ DPRD/ Gubernur/ Wakil Gubernur/ Bupati/ Wakil Bupati/ Walikota/ Wakil Walikota )
c. Alat peraga terkait partai politik/ calon (Presiden/ Wakil Presiden/ DPR/ DPD/ DPRD/ Gubernur/ Wakil
Gubernur/ Bupati/ Wakil Bupati/ Walikota/ Wakil Walikota )
Dengan tujuan untuk memberiukan dukunagn terhadap partai politik atau calon atau pasangan calon
Presiden/ wakil Presiden/ Gubernur/ Wakil Gubernur/ Bupati/ Wakil Bupati/ Walikota/ Wakil Walikota serta
calon anggota DPR/ DPD/ DPRD.

8. Mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap partai politik atau calon atau
pasangan calon Presiden/ wakil Presiden/ Gubernur/ Wakil Gubernur/ Bupati/ Wakil Bupati/ Walikota/
Wakil Walikota serta calon anggota DPR/ DPD/ DPRD yang menjadi peserta pemilu atau pemilihan
sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan dan
pemberian barang kepada ASN dalam lingkungan unit kerja, anggota dan Masyarakat.
9. Menjadi Tim Ahli/ tim pemenangan/ konsultan atau sebutan lainnya bagi bakal calon atau bakal
pasangan calon Presiden/ Wakil Presiden/ DPR/ DPD/ DPRD/ Gubernur/ Wakil Gubernur/ Bupati/
Wakil Bupati/ Walikota/ Wakil Walikota/ partai politik yang menjadi peserta pemilu atau pemilihan
sebelum penetapan peserta pemilu atau pemilihan.
10. Menjadi Tim Ahli/ tim pemenangan/ konsultan atau sebutan lainnya bagi partai politik atau calon
atau pasangan calon Presiden/ Wakil Presiden/ Gubernur/ Wakil Gubernur/ Bupati/ Wakil Bupati/
Walikota/ Wakil Walikota serta calon anggota DPR/ DPD/ DPRD bagi peserta dan peserta pemilu dan
pemilihan serta penetapan peserta.
11. Memberikan dukungan kepada bakal calon perseorangan (kepala daerah/ anggota DPD) dengan
memberikan surat dukungan atau mengumpulkan fotocopy KTP atau surat keterangan penduduk.
12. Membuat keputusan/ Tindakan yang dapat menguntungkan/ merugikan partai politik atau calon atau
calon pasangan Presiden/ Wakil Presiden/ Gubernur/ Wakil Gubernur/ Bupati/ Wakil Bupati/ Walikota/
Wakil Walikota serta calon anggota DPR/ DPD/ DPRD pada masa sebelum, selama, dan sesudah
masa kampanye.
PP Nomor 94 Tahun 2021 tentang
LARANGAN DAN HUKUMAN DISIPLIN PNS
Pasal 4 huruf c : mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan pribadi, seseorang dan atau golongan ;

Pasal 5 : PNS dilarang :


a. Menyalahgunakan wewenang
b. Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan atau orang lain dengan menggunakan kewenangan orang lain yang diduga terjadi konflik
kepentingan dengan jawabatan ;

Pasal 7 : PNS yang tidak mentaati ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pada 3 s/d pasal 5 dijatuhi Hukuman Disiplin

Pasal 8 :
(1) Tingkat Hukuman Disiplin terdiri atas:
a. Hukuman Disiplin ringan;
b. Hukuman Disiplin sedang; atau
c. Hukuman Disiplin berat
(2) Jenis Hukuman Disiplin ringan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri atas :
d. teguran lisan;
e. teguran tertulis; atau
f. pernyataan tidak puas secara tertulis.
(3) Jenis Hukuman Disiplin sedang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri atas:
g. pemotongan tunjangan kinerja sebesar 25 % (dua puluh lima persen) selama 6 (enam) bulan;
h. pemotongan tunjangan kinerja sebesar 25 % (dua puluh lima persen) selama 9 (sembilan) bulan; atau
i. pemotongan tunjangan kinerja sebesar 25% (dua puluh lima persen) selama 12 (dua belas) bulan.
(4) Jenis Hukuman Disiplin berat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c terdiri atas:
j. penurunan jabatan setingkat lebih rendah selama 12 (dua belas) bulan;
k. pembebasan dari jabatannya menjadi jabatan pelaksana selama 12 (dua belas) bulan; dan
l. pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS.

12
Penjelasan : Pasal 14 huruf i
Hukuman disiplin berat bagi PNS yang melanggar ketentuan
larangan :
 Memberikan dukungan kepada calon Presiden/ Wakil
Presiden, calon Kepala Daerah/ Wakil Kepala Daerah,
Calon Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, calon Anggota
Dewan Perwakilan Daerah, atau calon Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 huruf n angka 3, angka 4, angka 5, angka 6, dan
angka 7 dengan cara:
1. sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan PNS lain;
2. sebagai peserta kampanye dengan menggunakan fasilitas
negara;
3. membuat keputusan dan/atau tindakan yang
menguntungkan atau merugikan salah satu pasangan
calon sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye;
4. mengadakan kegiatan yang mengarah kepada
keberpihakan terhadap pasangan calon yang menjadi
peserta pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa
kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan,
atau pemberian barang kepada PNS dalam lingkungan unit
kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat; dan/atau
5. memberikan surat dukungan disertai fotokopi Kartu Tanda
Penduduk atau Surat Keterangan Tanda Penduduk.
13
Pasal 17
1. Presiden menetapkan penjatuhan Hukuman Disiplin bagi PNS yang menduduki:
a. Jabatan Pimpinan Tinggi Utama; dan
b. Jabatan Pimpinan Tinggi Madya yang merupakan Pejabat Pembina Kepegawaian, untuk
semua jenis Hukuman Disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (21, ayat (3), dan
ayat (4).

2. Presiden menetapkan penjatuhan Hukuman Disiplin bagi PNS yang menduduki:


a. Jabatan Pimpinan Tinggi Madya;
b. Jabatan Fungsional Jenjang Ahli Utama; dan
c. Jabatan lain yang pengangkatan dan pemberhentiannya menjadi wewenang Presiden, untuk
jenis Hukuman Disiplin berat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (4) huruf c.

3. Penjatuhan Hukuman Disiplin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan
berdasarkan usul:
a. Menteri yang mengoordinasikan bagi PNS yang menduduki Jabatan Pimpinan Tinggi Utama;
dan
b. Pejabat Pembina Kepegawaian bagi PNS yang menduduki Jabatan Pimpinan Tinggi Madya
dan jabatan lain yang pengangkatan dan pemberhentiannya menjadi wewenang Presiden.

14
REGULASI NETRALITAS ASN DI PEMILU 2024
ASN Yang Bisa Dikenai Sanksi
1. Pegawai Negeri Sipil (PNS)
2. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja
(PPPK)

Syarat Pelanggaran, apabila memenuhi ketentuan sebagai berikut :


1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri
Sipil ;

2. Keputusan Bersama Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi,


Menteri Dalam Negeri, Kepala Badan Kepegawaian Negara, Ketua Komisi Aparatur Sipil
Negara Dan Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum Tentang Pedoman Pembinaan Dan
Pengawasan Netralitas Pegawai Aparatur Sipil Negara Dalam Penyelenggaraan Pemilihan
Umum tanggal 22 September 2022 ;

3. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara ;

4. Dan Ketentuan Peraturan Instansi masing-masing


MENGAPA ASN HARUS NETRAL:
• Sesuai dengan peraturan perundang-undangan, ASN sejak diangkat
sebagai PNS harus taat melaksanakan segala peraturan perundang-
undangan ;
• ASN sebagai pejabat publik yang berkedudukan sebagai Aparatur
Negara dan melaksanakan fungsi sebagai pelayan publik harus bersikap
profesional, adil, tidak diskriminatif atas dasar kepentingan kelompok,
golongan atau politik.

14
BENTUK PELANGGARAN PILKADA/ PEMILU antara lain :
1. Keterlibatan ASN dalam kampanye;
2. Money Politic;
3. Pemasangan APK (Alat Peraga Kampanye) tidak sesuai ketentuan;
4. Kampanye ditempat yang terlarang;
5. Black Campaign;
6. Mutasi Pejabat oleh Petahana sebelum maupun sesudah pilkada;
7. Iklan kampanye tidak sesuai ketentuan Undang-Undang;
8. Menghalangi penyelenggaran pemilihan dalam melaksanakan tugas;
9. Penyelenggara tidak profesional (PPDP tidak melaksanakan tugas sesuai dengan
ketentuan);
10. Kampanye menggunakan fasilitas dan anggaran negara;
11. Pemalsuan dokumen pencalonan;
12. Penyebaran dan pemalsuan surat suara.

16
DAMPAK

a. Kepentingan masyarakat terdistorsi


b. Pelayanan tidak optimal
c. Penempatan dalam jabatan cenderung melihat
keterlibatan dalam Pilkada/ Pemilu
d. Jabatan di Birokrasi diisi oleh PNS yang tidak
kompeten

17
CAMKAN !!!!!!

 Selalu bersikap Hati-hati dalam berucap, menulis,


bertindak baik dilakukan didalam maupun di luar jam
kerja;
 Netralitas ASN Yes! Berpihak No!
 Jangan tergiur berpolitik praktis dalam Pilkada!
 Jangan tergiur janji “DAPAT JABATAN, apalagi JPTP
atau ESELON II”
 Jadilah ASN yang Integritas, Profesional, Netral, Bersih,
Melayani dan Perekat NKRI

34
TERIMA KASIH

20

Anda mungkin juga menyukai