Anda di halaman 1dari 11

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI

MENCIPTAKAN NETRALITAS BAGI APARATUR


PEMERINTAH DALAM MENYUKSESKAN
PEMILIHAN UMUM TAHUN 2024
1 2
Undang - Undang Undang - Undang
Nomor 7 Tahun 2017 Nomor 6 Tahun
tentang Pemilihan 2014 tentang Desa
Umum

3 4
Undang - Undang Peraturan
Nomor 5 Tahun Pemerintah Nomor

DASAR 2014 tentang


Aparatur Sipil
94 Tahun 2021
tentang Disiplin

HUKUM Negara Aparatur Sipil


Negara
Tugas Kepala Desa
Penyelenggaraan urusan
pemerintahan dan Menyelenggarakan
Pemerintahan Desa
kepentingan masyarakat
Melaksanakan
setempat dalam sistem Pembangunan Desa
pemerintahan NKRI Pembinaan Desa
(Pasal 25) Pemberdayaan Masyarakat
PEMERINTAH Desa
(Pasal 26)

Kewenangan DESA
Kewenangan Desa meliputi berdasarkan UU Nomor 6 Tahun
kewenangan di bidang
2014 tentang Desa
penyelenggaraan Pemerintah Desa adalah
Pemerintahan Desa,
pelaksanaan Pembangunan Kepala Desa atau yang
Desa, pembinaan disebut dengan nama lain
kemasyarakatan Desa, dan
dibantu perangkat Desa
pemberdayaan masyarakat
Desa berdasarkan prakarsa sebagai unsur
masyarakat, hak asal usul, dan penyelenggara
adat istiadat Desa
(Pasal 18) Pemerintahan Desa.
Kepala Desa Dalam Pelaksanaan PEMILU
berdasarkan UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

Peran Larangan
Kades dilarang menjadi pengurus partai politik.
Menetapkan daftar pemilih di desa, yang mencakup Kades dilarang ikut serta dan/atau terlibat dalam kampanye pemilihan
warga negara Indonesia yang telah berusia 17 tahun umum dan/atau pemilihan kepala daerah.
atau lebih pada saat pemilihan dan memenuhi syarat Kepala desa dilarang membuat keputusan yang menguntungkan diri
sendiri, anggota keluarga, pihak lain, dan/atau golongan tertentu.
lain yang ditentukan oleh peraturan perundang-
undangan.
Menetapkan tempat pemungutan suara (TPS) di desa,
yang harus memenuhi persyaratan tertentu seperti Dampak
aksesibilitas, keamanan, dan kenyamanan bagi
pemilih. Terjadi konflik kepentingan antara perangkat desa dengan
masyarakat.
Mengusulkan nama anggota KPPS (Kelompok
Menimbulkan terganggunya pelayanan kepada
Penyelenggara Pemungutan Suara) kepada Panitia
masyarakat.
Pemilihan Kecamatan (PPK) setempat.
Mengawasi pelaksanaan pemungutan dan
penghitungan suara di TPS di desa.
Sanksi
Mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi jika
terdapat pelanggaran hukum dalam pemilihan. Kepala Desa yang melanggar larangan dikenai sanksi administratif
berupa teguran lisan dan/atau teguran tertulis.
Dalam hal sanksi administratif tidak dilaksanakan, dilakukan tindakan
pemberhentian sementara dan dapat dilanjutkan dengan
pemberhentian.
Sanksi Kepala Desa
Pelaksana Pemilu

Pelaksana dan/atau tim kampanye dalam kegiatan Kampanye Pemilu


dilarang mengikut sertakan beberapa unsur, diantaranya :
Aparatur sipil negara;
Kepala desa;
Perangkat desa;
Anggota badan permusyawaratan desa; dan Warga Negara Indonesia
yang tidak memiliki hak memilih.

Pidana
Sanksi pidana yang dikenakan jika aparatur desa terbukti
melakukan politik praktis dapat berupa sanksi pidana penjara dan
denda. Pasal 494 menyebutkan, setiap aparatur sipil negara,
anggota TNI dan Polri, kepala desa, perangkat desa, dan atau
anggota badan permusyawaratan desa yang melanggar larangan
sebagaimana dimaksud Pasal 280 ayat (3) dipidana dengan pidana
kurungan paling lama satu tahun dan denda paling banyak
Rp 12.000.000

UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum


Aparatur Pemerintah
NETRAL dan BEBAS DARI
Netralitas dan Peran INTERVENSI Politik
Aparatur Pemerintah dalam
Pelaksanaan Pemilu
Undang - Undang Nomor
5 Tahun 2024 tentang
Aparatur Sipil Negara
Aparatur pemerintah adalah Peran
istilah yang merujuk pada
seluruh pegawai negeri sipil, Perencana, pelaksana, dan pengawas
baik di tingkat pusat maupun di penyelenggaraan tugas umum
daerah. Aparatur pemerintah pemerintahan dan pembangunan nasional
juga mencakup pejabat negara, melalui pelaksanaan kebijakan dan
pelayanan publik yang profesional, bebas
termasuk presiden, wakil dari intervensi politik, serta bersih dari
presiden, menteri, gubernur, praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme
bupati, dan walikota
Netralitas Aparatur Pemerintah /
ASN dalam UU No 5 Tahun 2014

Asas Netralitas setiap


Pasal 2 Huruf F Aparatur Negara/ASN tidak
menyatakan bahwa salah berpihak dari segala
satu asas penyelenggara bentuk pengaruh manapun
negara adalah netralitas dan tidak memihak kepada
kepentingan siapapun
PRINSIP, NILAI DASAR, KODE ETIK DAN KODE PERILAKU

Bertujuan untuk
ASN sebagai PROFESI menjaga martabat dan
kehormatan ASN, Kode
berdasarkan
Etik dan Kode Perilaku
NILAI prinsip
berisi pengaturan
agar pegawai ASN
DASAR memegang teguh nilai
dasar ASN dan selalu
meliputi menjaga reputasi dan
Melaksanaka tugas Menciptakan integritas ASN
sebagai profesional lingkungan non
dan tidak berpihak diskriminatif

UNDANG - UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA


UNDANG - UNDANG NOMOR 7 TAHUN 2017
TENTANG PEMILIHAN UMUM

Pejabat negara, pejabat Pejabat negara, pejabat Larangan sebagaimana


struktural, dan pejabat struktural, dan pejabat dimaksud pada ayat (1)
fungsional dalam fungsional dalam meliputi pertemuan,
jabatan negeri, serta jabatan negeri, serta
kepala desa dilarang kepala desa dilarang ajakan, imbauan, seruan
membuat keputusan membuat keputusan atau pemberian barang
dan/atau melakukan dan/atau melakukan kepada aparatur sipil
tindakan yang tindakan yang negara dalam lingkungan
menguntungkan atau menguntungkan atau
merugikan salah satu merugikan salah satu unii kerjanya, anggota
Peserta Pemilu selama Peserta Pemilu selama keluarga, dan
masa kampanye masa kampanye masyarakat
Pasal 282 Pasal 283 ayat (1) Pasal 283 ayat (2)
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 94
Pasal 5 hurup n TAHUN 2021 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI
memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden,
calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, calon anggota Dewan
Perwakilan Ralryat, calon anggota Dewan Perwakilan Daerah,
atau calon anggota Dewan Perwakilan Ralryat Daerah dengan
Larangan
cara:
1. ikut kampanye;
2. menjadi peserta kampanye dengan menggunakan atribut Hukdis Sedang Hukdis Berat
partai atau atribut PNS; Pasal 13 huruf g Pasal 14 huruf i

3. sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan PNS lain;


4. sebagai peserta kampanye dengan menggunakan fasilitas memberikan dukungan kepada
calon Presiden/Wakil Presiden, memberikan dukungan kepada
negara calon Presiden/Wakil Presiden,
calon Kepala Daerah/Wakil Kepala
5. membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan Daerah, calon anggota Dewan calon Kepala Daerah / Wakil
Perwakilan Rakyat, calon anggota Kepala Daerah, calon anggota
atau merugikan salah satu pasangan calon sebelum, selama, Dewan Perwakilan Rakyat, calon
Dewan Perwakilan Daerah, atau
dan sesudah masa kampanye; calon anggota Dewan Perwakilan anggota Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah dengan cara Daerah, atau calon anggota Dewan
6. mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan
menjadi peserta; Perwakilan Rakyat Daerah
terhadap pasangan calon yang menjadi peserta pemilu kampanye dengan menggunakan sebagaimana dimaksud
sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye meliputi atribut partai atau atribut PNS dalam Pasal 5 huruf n angka 3,
sebagaimana dimaksud dalam angka 4, angka 5, angka 6, dan
pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang angka 7
Pasal 5 huruf n angka 2.
kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga,
dan masyarakat; dan/atau;
7. memberikan surat dukungan disertai fotokopi Kartu Tanda SANKSI
Penduduk atau Surat Keterangan Tanda Penduduk
Pemberhentian dengan hormat tidak atas
permintaan sendiri sebagai PNS.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai