Anda di halaman 1dari 8

Disampaikan Dalam Acara ; WABINAR Pojok Pengawasan yang

Diseenggarakan Oleh BAWASLU Kabupaten Re


ASN PPPK
(Aparutur Sipil Negara)

PNS

(Pegawai Negeri Sipil) Warga Negara Indonesia yang mempunyai syarat tertentu yang
Warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkaat diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tetentu
sebagai pegawai ASN secara tetap oleh pejabat Pembina dalam rangka tugas
kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan pemerintahan
(Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja)

• PELAKSANA KEBIJAKAN
FUNGSI PUBLIK
• PELAYAN PUBLIK
• PEREKAT DAN PEMERSATU
BANGSA dari praktek korupsi, kolusi dan
nepotisme

TUGAS Pasal 2 huruf f UU No 5 Tahun


• Melaksanakan kebijakaan Publik 2014 Tentang ASN “ASAS
yang dibuat oleh pejabat Pembina
kepegawaiansesuai dengan peraturan NETRALITAS”
perundang
undangan
• Membrikan pelayanan publik yang
profesional dan berkualitas DALAM
• Mempererat persatuan dan kesatuan PENJELASAN
negara dan Asas netralitas adalah bahwa setiap
kesatuan RI
ASN tidak berpihak dari segala
Peran bentuk
Pegawai ASN berperan sebagai pemerintahan dan pembangunan penngaruh manapun dan tidak
perencana, pelaksana dan pengawas nasional melalui pelaksanaan kebijakan memihak kepada kepentingan
penyelenggra tugas umum dan pelayanan publik yang profesional siapapun
bebas dari intervensi politik serta bersih
Bebas Konflik Kepentingan
Tidak
Memihak Obyektif

Bebas
Intervensi
Bebas
Pengaruh
Berdasarkan analogi terhadap netralitas keilmuan,
hakekat akan obyektivitas selalu bermakna pada kondisi netral,
maka subtansi netral adalah tidak memihak. Sejatinya kondisi
tidak memihak akan terpenuhi jika berada diluar sistem dan
tidak akan memberikan ruang intervensi kepentigan.
▪ Dalam Pasal 11 ayat (1) UU Federal No 79-FZ ditegaskan;

▪ Bahwa Pegawai Pemerintah tidak boleh menggunkan posisi resminya untuk kepentingan partai

politik, organisasi masyarakat keagamaan, dan lainnya serta untuk mengekpresikan secara
terbuka sikap pegawai pemerintah terhadap perkumpulan tertentu.

▪ Selain dari itu dalam pasal 4 UU federal No. 79 – FZ ; Ditegaskan pula diperlakukan prinsip
perlindungan PNS dari gangguan yang tidak profesional, termasuk didalamnnya adalah
gangguan terhadap profesionalisme kerja dan netralitas PNS
Dalam Pasal 4 Code of Conduct for Ministers, pembatasan hubungan antara PNS dengan pejabat
politik dilakukan secara profesional, ini artinya bahwa tidak diperbolehkan pejabat politik
memberikan pengaruh terhadap promosi jabatan seorang PNS. Namun, demikian pejabat politik
masih diperbolehkan untuk memberikan pernyataan tertulis terhadap kemampuan PNS kepada
Public Service Comission (PSC) sebagai bahan pertimbangan.

Selain itu ada larangan bagi pejabat politik untuk mengarahkan atau meminta PNS untuk
melakukan fungsi yang bertentangan dengan nilai-nilai pelayanan publik Singapura seperti
korupsi, imparsialitas, integritas, dan kejujuran. Pejabat politik juga menghormati tugas PNS
untuk tetap netral dalam segala hal politik dan hal-hal kontroversi publik.
▪ Pasal 3: Kewajiban: butir ke (7), mengutamakan kepentingan negara darapada kepentingan sendiri,
seseorang, dan/atau golongan

▪ Pasal 4 Butir (12) Dinyatakan bahwa setiap PNS dilarang memberikan dukungan kepada calon
Presiden/Wakil Presiden, DPR, DPD atau DPRD dengan cara:

a. Ikut serta sebagai pelaksana kampanye;

b. Menjadi peserta kampanye dengan menggunakan atribut partai atau atribut PNS c. Sebagai

peserta kampanye dengan mengarahkan PNS lain; dan/atau d. Sebagai peserta kampanye dengan

menggunakan fasilitas negara.


1. Kampanye/ Sosialisasi Media Sosial (Posting, Share, kampanye dengan Atribut PNS
berkomentar, Like, dll) 5. Ikut kampanye dengan menggunakan fasilitas Negara
2. Menghadiri Deklarasi Calon 6. Menghadiri Acara Parpol
3. Ikut sebagai Panitia/Pelaksana Kampanye 4. Ikut 7. Menghadiri Penyerahan Dukumgan Parpol ke Paslon
8. Mengadakan Kegiatan Mengarah Keberpihakan (Melakukan 12 menjadi Anggota/Pengurus Partai politik
Ajakan, Himbauan, Seruan, Pemberian Barang). 13. Mengarahkan PNS untuk ikut kampanye
14 Pendekatan ke Parpol terkait Pencalonan Dirinya atau Orang
9. Memberikan dukungan ke Caleg/Calon Independet Kela Daerah
lain
dengan memberikan KTP
15. Menjadi pembicara/Narasumber dalam acara Parpol 16. Foto
10. Mencalonkan diri dengan Tanpa mengundurkan diri 11.
Bersama Paslon dengan mengikuti Simbol tangan/ gerakan yang
Membuat keputusan yang menguntungkan/merugikan paslon
digunakan sebagai bentuk keberpihakan
1. Keterlibatan ASN dalam Kampanye;

2. Money politic;

3. Pemasangan APK (Alat Peraga Kampanye) tidak sesuai ketentuan;

4. Kampanye ditempat terlarang;

5. Black campaign;

6. Mutasi pejabat oleh petahanan sebelum maupun sesudah pilkada;

7. Iklan kampanye tidak sesuai ketentuan Undang-undang

8. Menghalangi penyelenggara pemilihan dlam melaksanakan tugas;


9. Penyelenggara tidak profesional (PPDP tidak melaksanakan tugas sesuai dengan ketentuan); 10. Kampanye

menggunakan fasilitas dan anggaran negara;„


11. Pemalsuan dokumen pencalonan

12. Penyebaran dan pemalsuan surat suara

▪Kepentingan masyarakat terdistorsi


▪Pelayanan tidak optimal
▪Penempatan dalam jabatan cenderung melihat
keterlibatan dalam Pilkada/Pemilu
▪Jabatan di Birokrasi diisi oleh PNS yang tidak
Kompeten

Anda mungkin juga menyukai