Anda di halaman 1dari 15

PENGAWASAN NETRALITAS

APARATUR SIPIL NEGARA


DALAM PEMILU 2024

M. HASBI
KOORDINATOR DIVISI HUKUM DAN
PENYELESAIAN SENGKETA
BAWASLU KOTA PALEMBANG
DASAR
HUKUM
Undang Undang No.5 Tahun Peraturan Pemerintah No.11 Tahun 2017
2014 tentang Aparatur Sipil tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil
Negara.

Surat Menteri PAN-RB No.


Undang Undang No.7 Tahun 2017
B/71/M.SM.00.00/2017 tanggal 27 Desember
tentang Pemilihan Umum.
2017 hal Pelaksanaan Netralitas bagi ASN
pada Pilkada Serentak Tahun 2018, Pileg
Tahun 2019, dan Pilpres Tahun 2019
Peraturan Pemerintah No.42 Tahun
2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps
dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil. Surat Menteri PAN-RB No.
B/36/M.SM.00.00/2018 tanggal 08 Februari
2018 hal Ketentuan bagi ASN yang Suami
Peraturan Pemerintah No.53 Tahun atau Istrinya menjadi Calon Kepala
2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Daerah/Wakil Kepala Daerah Calon Anggota
Sipil. Legislatif dan Calon Presiden/Wakil Presiden

2
UNDANG – UNDANG NO.5 TAHUN 2014
 Pasal 2 huruf f Salah satu asas penyelenggaraan
kebijakan dan manajemen ASN adalah netralitas. (Setiap
Apa itu pegawai ASN tidak berpihak dari segala bentuk
Netralitas pengaruh manapun dan tidak memihak kepada
kepentingan siapapun)
 Pasal 9 ayat (2), Pegawai ASN harus bebas dari pengaruh
dan intervensi semua golongan dan partai politik.

 Pasal 1 Undang Undang No.5 Tahun 2014, ASN adalah profesi


bagi Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja yang bekerja pada instansi pemerintah.
SIAPA SAJA
 PNS adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat
YANG tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh
DIKATEGORIKAN pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
SEBAGAI ASN pemerintahan.

 Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) adalah


warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang
diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu
tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan.

3
Tanggung Jawab
1 Sebagai Pelayan
Publik
Merupakan Objek
Pengawasan 2
Menjaga marwah, ASN tidak
HASIL
Isu netralitas ASN menjadi salah satu
terpengaruh pada kepentingan PENGAWAtidak hanya oleh
obyek pengawasan,
orang perorang atau kelompok Bawaslu, tetapi juga oleh Komisi ASN,
tertentu Sebagai pengayom SAN
dan masyarakat pada umumnya.
MENGAPA
masyarakat, ASN tidak terpengaruh
ASN
sirkulasi kekuasaan politik
HARUS NETRAL

3 Kewenangan dan
Kekuasaan
ASN dengan Kewenangan dan Kekuasaan
yang dimilikinya sangat rentan untuk
dipengaruhi dan mempengaruhi, serta
berpihak pada salah satu pasangan calon.
4
LARANGAN DALAM KAMPANYE
UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 2017
Pelaksana dan/atau Tim kampanye
A. Ketua, wakil ketua, ketua muda, hakim agung pada MA, dan dalam kegiatan kampanye pemilu
hakim pada semua badan peradilan di bawah MA, dan dilarang mengikutsertakan

hakim konstitusi pada MK. Pasal


B. Ketua, wakil ketua, dan anggota Badan Pemeriksa 280 AYAT 2
Pasal
Keuangan
280 AYAT 3
C. Gubernur, deputi gubernur senior, dan deputi gubernur Bank
Indonesia
Setiap orang sebagaimana
D. Direksi, komisaris, dewan pengawas, dan karyawan Badan dimaksud pada ayat 2 dilarang
Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah ikut serta sebagai pelaksana
E. Pejabat negara bukan anggota Partai Politik yang menjabat dan/atau tim kampanye pemilu
sebagai pimpinan di lembaga nonstruktural
F. ASN Pasal
G. Anggota Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara 280 AYAT 4
Republik Indonesia
H. Kepala desa Pelanggaran terhadap
I. Perangkat desa larangan ketentuan pada ayat
J. Anggota Badan Permusyawaratan Desa; dan 2 merupakan tindak pidana
K. Warga Negara Indonesia yang tidak memiliki hak memilih pemilu

5
LARANGAN DALAM
Lanjutan KAMPANYE
UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 2017

(1) Kampanye Pemilu yang mengikutsertakan Presiden, Wakil Presiden, menteri, gubernur,
wakil gubernur, bupati, wakil bupati, walikota, dan wakil walikota harus memenuhi
ketentuan:
Pasal a. tidak menggunakan fasilitas dalam jabatannya, kecuali fasilitas pengamanan bagi
281 pejabat negara sebagaimana diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan;
dan
b. menjalani cuti di luar tanggungan negara.

Pejabat negara, pejabat struktural, dan pejabat fungsional dalam jabatan negeri, serta kepala
Pasal desa dilarang membuat keputusan dan/atau melakukan tindakan yang menguntungkan atau
282 merugikan salah satu Peserta Pemilu selama masa Kampanye.

Pasal (1) Pejabat negara, pejabat struktural dan pejabat fungsional dalam jabatan negeri
283 serta aparatur sipil negara lainnya dilarang mengadakan kegiatan yang mengarah
kepada keberpihakan terhadap Peserta Pemilu sebelum, selama, dan sesudah
masa Kampanye.
(2) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pertemuan, ajakan,
imbauan, seruan atau pemberian barang kepada aparatur sipil negara dalam
lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat.
6
LARANGAN DALAM
Lanjutan KAMPANYE
UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 2017

Pejabat negara lainnya yang bukan berstatus sebagai, anggota Partai Politik
Pasal dapat melaksanakan Kampanye apabila yang bersangkutan sebagai:
299 a. calon Presiden atau calon Wakil Presiden;
Ayat 3 b. anggota tim kampanye yang sudah didaftarkan ke KPU; atau
c. pelaksana kampanye yang sudah didaftarkan ke KPU.

(1)Menteri sebagai anggota tim kampanye dan/atau pelaksana kampanye


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 299 ayat (3) huruf b dan huruf c
dapat diberikan cuti.
Pasal (2)Cuti bagi menteri yang melaksanakan Kampanye dapat diberikan 1
302 (satu) hari kerja dalam setiap minggu selama masa Kampanye.
(3)Hari libur adalah hari bebas untuk melakukan Kampanye di luar
ketentuan cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (2).

7
LARANGAN DALAM
Lanjutan KAMPANYE
UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 2017

1. Dalam melaksanakan Kampanye, Presiden dan Wakil Presiden, pejabat negara,


pejabat daerah dilarang menggunakan fasilitas negara.
2. Fasilitas negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa:

Pasal a. sarana mobilitas, seperti kendaraan dinas meliputi kendaraan dinas pejabat
304 negara dan kendaraan dinas pegawai, serta alat transportasi dinas lainnya;
b. gedung kantor, rumah dinas, rumah jabatan milik Pemerintah, milik pemerintah
provinsi, milik pemerintah kabupaten/kota, kecuali daerah terpencil yang
pelaksanaannya harus dilakukan dengan memperhatikan prinsip keadilan;
c. sarana perkantoran, radio daerah dan sandi/telekomunikasi milik pemerintah
provinsi/kabupaten/kota, dan peralatan lainnya; dan d. fasilitas lainnya yang
dibiayai oleh APBN atau anggaran pendapatan dan belanja daerah.

8
BENTUK – BENTUK
PELANGGARAN NETRALITAS ASN

Melarang/ Menyalahgunakan
Memengaruhi warga
menghalangi Penggunaan fasilitas kewenangan dalam
dengan politik uang
pemasangan alat dan anggaran merencanakan program
untuk memilih paslon dan distribusi bantuan
peraga kampanye negara/daerah
tertentu sosial
paslon tertentu

Memengaruhi/Meng-
Memengaruhi/Meng- Menyalahgunakan Terlibat dalam kampanye
intimidasi
intimidasiperangkat
perangkat kewenangan dalam (menjadi pembicara/jurkam,
Terlibat sebagai Tim
menyediakan rumah sebagai
desa
desauntuk
untukberpihak
berpihak merencanakan tempat kampanye, memobilisasi
Kampanye/Tim Sukses
Paslon
kepada/memilih
kepada/memilih program dan distribusi warga masyarakat untuk
menghadiri kampanye)
paslon
paslon
tertentu
tertentu bantuan sosial

Menggerakkan struktur Membuat kebijakan


birokrasi/Memengaruhi/ dalam bentuk
mengintimidasi para SK :Pegawai Honor,
pegawai bahwan di Mutasi, Rotasi yang
jajaran bersifat politik praktis

9
KOMISI APARATUR SIPIL NEGARA
Tugas:
 Menjaga netralitas pegawai ASN
 Melakukan pengawasan atas
pembinaan profesi ASN
 Melapor pengawasan dan evaluasi
pelaksanaan kebijakan manajemen
ASN kepada Presiden

• Berdasarkan hasil pengawasan, KASN merekomendasikan kepada Presiden


untuk menjatuhkan sanksi kepada PPK yang melanggar sistem merit serta
ketentuan peraturan perundang-undangan.
• Saksi dapat berupa:
– Peringatan
– Teguran
– Revisi, pencabutan, pembatalan penerbitan keputusan, dan/atau
pengembalian pembayaran
– Hukum disiplin untuk PyB
– Sanksi untuk PPK
10
PENGAWASAN NETRALITAS ASN
DALAM PEMILU

• Undang-undang
• Peraturan pemerintah
• Surat Edaran Kementrian/Lembaga Negara Terkait
PENCEGAHAN • MoU
• Sosialisasi Bersama
• KASN melakukan pemetaan potensi pelanggaran
netralitas dan desain pencegahannya

• Pembentukan Gugus Tugas Pengawasan


Netralitas ASN dengan melimbatkan K/L terkait
(Bawaslu, KASN, Kemenpan RB, Kemendagri,
PENINDAKAN Kemenpolhukam).
• Penegakan sanksi dan Pengawasan terhadap
putusan sanksi.
• Limit/kepastian waktu penanganan
11
INDIKATOR NETRALITAS ASN DALAM
KAMPANYE PEMILU

Tidak terlibat
01 sebagai
pelaksana/tim kampanye

02 Penggunaan media sosial tidak


mendukung aktivitas kampanye (like
status paslon, selfie dengan paslon,dll)
ASN tidak
03 melakukan
mobilisasi ASN lain/warga ASN tidak memakai atribut PNS
untuk menghadiri kampanye dalam kegiatan kampanye
04
Tidak membagi – bagi uang
dan/atau materi lainnya kepada
pemilih

12
13
SANKSI TERHADAP PELANGGARAN
NETRALITAS ASN

Pasal 494
Setiap aparatur sipil negara, anggota Tentara Nasional Indonesia dan
Kepolisian Negara Republik Indonesia, kepala desa, perangkat desa,
dan/atau anggota badan permusyawaratan desa yang terlibat sebagai
Pelaksana/Tim Kampanye sebagaimana dimaksud dalam Pasal 280 ayat (3)
dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan denda
paling banyak Rp. 12.000.000,00 (dua belas juta rupiah).

Pasal 547
Setiap pejabat negara yang dengan sengaja membuat keputusan
dan/atau melakukan tindakan yang menguntungkan atau merugikan
salah satu Peserta Pemilu dalam masa Kampanye, dipidana dengan
pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak
Rp36.000.000,00 (tiga puluh enam juta rupiah).

14
TERIMA KASIH
(MATUR SUWON)
BERSAMA RAKYAT AWASI PEMILU
BERSAMA BAWASLU TEGAKAN KEADILAN PEMILU

Anda mungkin juga menyukai